Demi kebergunaan karya2 siswa SMP yang pernah saya ajar (Yapan Indonesia, Budhaya St Agustinus, Cakra Buana, dan Yadika 12), blog ini diupayakan sebagai sarana pendokumentasian. Ke depan karya2 yang terkumpul berupa cerpen, drama, puisi, atau apapun akan diupload di blog ini. Semoga berguna demi pembelajaran siswa-siswa lainnya.
Rabu, 08 Februari 2012
Sepasang Mata Merah by Vinza Kuntara Nugraha
Pada suatu hari remaja berjalan membuat pikiran dia berjalan menuju rel yang sangat dekat dengan rumahnya
Di atas rel yang lengang terpisah dengan lainya,lelaki telanjang dada
Dan mata merah basah ,berjalan sendiri dan tetap gelisah .
Matanya nanap gemetar memandang jauh ke depan .seperti melihat dua jalur kereta yang menyatu ujung –ujungnya di kejauhan ,juga ujung-ujungnya di kejauhan
Juga ujung-ujungnya yang terbias embun dan seolah gemetar.
Pada saat ini……….
Meja makan porak-poranda dan ada seorang lelaki dan perempuan
Yang lelaki tinggi lagi besar, berkumis melintang dan lebat ,bermata bundar
,merah menyala , seperti terwaris pada lelaki kurus yang telanjang dada . alangkah garang dan pemberangnya dia,
Yang perempuanya pendek walau tidak kalah tambunnya. Berwajah bundar seolah lembut,tapi alangkah kerasnya dia.
Yang lelaki membanting serbet putih di atas meja ,sambil matanya terbuka menyala dan seluruh kumisnya ikut bergetar seolah berkata:”Bi-na-tang kau adanya!”
Yang perempuan diam tidak bicara ,Cuma ditariknya taplak meja yang panjang,juga berwarna putih ,dan binasalah seluruh yang teratur rapi di atasnya .
Alangkah indahnya……….
Porak poranda!
Dan bukan salah anak kecil itu ,anak yang mewarisi mata merah ,kalau telah disaksikannya seluruh peristiwa ,dari balik daun pintu rumahnya yang setengah terbuka .
Lelaki kecil bermata merah batal pulang dan lari ke luar .Seraya diambilnya sebongkah batu dan dilemparkanya ke atas atap rumahnya , anak itu
pun jalan menignggalkanya.
Sampainya……………
Ke dapur rumah nenek tercinta .Dilahapnya seekor anak ayam seutuh-utuhnya ,sambil sang nenek mempesiangi kulit mangga ranum,yang juga untuknya !
Mangga ini pun lenyap ke dalam perutnya tanpa tersisa . Lelaki kecil bermata merah itu kenyang ,puas dan tertawa, seraya dilemparkanya biji mangga yang tersisa itu keluar . Jatuhnya di halaman belakang Nenek yang terbuka, di balik semk rindang, dekat sumur bertimba gantung yang juga sudah tua .
Di pusat kota , lapangan RT namanya ada sebelas anak bergulung-gulung
Sedang main kejaran dengan angin.
Lelaki pewaris mata merah dengan dada terbuka dan sudah dewasa, masih berjalan menyusuri jalan kereta, sambil menjempit buku di ketiaknya .Baju yang disandanganya semula sudah dipakainya, dan dada itu tidak lagi terbuka .Namun sang mata masih tetap nanap ke depan,dan……. . Biji mangga tumbuh menjadi umbi di bawah semak di dekat sumur tua .
Lelaki kumis melintang di kamar tidur dengan istrinya.Dan di balik pintu kamar yang sedikit terbuka,sepasang mata sang anak yang merah menjadi saksinya!.
Umbi biji mangga yang tumbuh ,telah menjadi pohon kecil dekat sumur tua .Sang Nenek memeluk bocah bermata merah depan pintu dapur rumahnya.
Sebuah smash yang teramat sangat sengit menghantam bola badminton di lapangan terbuka,dipukul seorang anak yang sudah remaja ,remajanya si anak bermata merah saga!.
Gadis-gadis remaja di pinggir lapangan sama berteriak gembira mengelu-elukanya,tapi lawanya yang jauh lebih tua dapat mengembalikanya .Remaja mata merah kembalikan lebih sengit bola itu ,namun sang lawan kembali dengan susah payah mengembalikanya .
Pertandinganya pun berlanjut .Remaja menjadi seolah menyala matanya , gemetar matanya serta sekujur tubuhnya .Remaja yang pantang menyerah dan pantang putus asa, JANGAN MENYERAH.
Maka sekali lagi bola yang melambung tinggi sekali ini dengan pandang bulu ditebasnya .Semacam petir yang Cuma sekilas bola itu jatuh di sisi lawan tanpa berhasil ditahanya.
Sang Remaja melompat gembira ,sementara remaja-remaja putrid bersorak –sorai menyambut kemenanganya .
Remaja mata merah segera lari ke luar lapangan langsung mendapat putri tercantik yang berada di sana,bernama Dea.Putri ini langsung dikecup pada pipinya ,membuat orang-orang tua menjadi terkejut melihatnya .Putri ini langsung lantas dilarikanya pulang ,meninggalkan semuanya yang jadi Cuma sanggup menggeleng-gelenkan kepala,bahkan ada yang berpelutuk “Cinta Monyet”.
Masih dalam sorak –sorai bergembira remaja sampai di rumah .Tidak ditemuinya baik Ibu maupun Ayahandanya.remaja jadi kelihatan curiga ,dengan serta-merta kabur keluar.
Di sebuah rumah yang lain,akad nikah baru saja berlangsung .Dan astaga ………sang remaja menyaksikan sang ayah berkumis melintasmemeluk permpuan lain yang masih muda ke dalam kamar.lalu dalam hati pemuda ini berkata bapaku mencari isti lagi.
Langit seolah runtuh di atas kepala remaja bermata merah.Dia jalan lalu berjalan yang sudah mulai rintik hujan yang membashi bumi.seolah mau berpacu dengan angin ,sampai tersungkur kejang dia di atas pasar ,di tepi pantaidengan selingan debur ombak yang berderu-deru di tepi pantai.
Nenek dan Kakek duduk terdiam berdua di halaman depan tanpa bunyi ketika cucu kesayangan datang. Kedua orang tua ini seolah sedang menunjang beban seberat langit di atasnya .Keduanya bahkan tidak kuasa membuka suara ketika sang cucu menanyakan ibunya.
Sang cucu ,remaja pewaris mata merah ,jadi berlari lagi ke dapur belakang dan dapat menyaksikan :Di sana ,depan dapur di pekarangan belakang, dekat sumur tua dan di bawah pohon mangga yang sekarang sudah menjadi besar tinggi dan rimbun,sang ibu tersdu sendiri teramat sedih dan sunyi.
Maka tak tersisa bekas perjuanganya di lapangan badminton yang barusan diraihnya ,juga tidak tersisa kegembiraaan bekas mengecup putrid paling cantik tadi.Anak yang sedang remaja itu terkulai di tiang penggerek bendera di wajahnya bermukuim kegelisahan dan dendam kesumat yang sangat terhadap ayahnya!.
Ombak laut dekat rumahnya menghantam butiran sebuh kapal nelayan yang sedang menjaring ikan dilaut luas dengan bengisnya .Wajah remaja itu dengan serta –merta menjadi dewasa dengan ombak dan badainya sendiri Dia bahkan menolak ajakan sang ibu yang mengikutinya ketika yang terakhir ini mengajaknya masuk ke dalam kabin:
“Biarkanaku sendiri, ibu”katanya kepada ibunya .”Yang ini bukan apa apa karena aku tahu ,aku masih akan mengdapi badai cobaan dan siksaan yang belum aku pernah ra sakan dan dan membuat aku kuat dari sejuta kali perjalanan hidup yang kurasakan sebelumnya”.
Wajah gelisa darilelaki bermata merah masih juga berjalandi atas rel kereta . Beberapa kali kakinya terantuk batu dan bantalan-bantalan kereta ,tak dipedulikanya.Matanya tetap mmandang ke depan seolah sedang memperhatikan perjalanan nasibnya yang bagai roda pedati yang kadang di atas dan kadang dibawah.
Lalu dengan celana flannel hitam ,jas putih dan dasi kupu-kupu gagah sekali dia seperti bang haji Rhoma Irma yang sedang mendedangkan lagu dang dut.dia berdansa.Namun,betapapun santai dan syahdunya suasana ,satu halyang krentara tak dapat dihapus pada mata dan wajah anak yang sudah dewasa ini adalah bahwa itu mata atau wajah anak yang terus gelisah .
Setelah itu
Jam dinding berdentang satu kali. Ibu yang sendiri terbangun dari tidurnya ,dan menemukan tempat tidurnya anaknya masih kosong.”.Ibu jadi mengambil selendang hangat dan menutupi punggungnya .dengan itu dia lantas jalan ke luar rumah, duduk termangu di luar rumah di depanmenunggu sang anak.
Ibu sudah terlena di luar ,ketika pulanglah dia si anak hilang remajaa membangunkan ibu nya dan membimbinnya masuk.
Remaja memasuki kamar ,sesudah menaruh ibunya di tempat tidur.sebuah kamar yang smpit yang dipenuhi buku di atas meja ,di lemari ,di atas kasurdan diatas dimana-man dalam perabot rumahnya .Dibukanya segera jas dan dasinya , sesudah itu anak ini tenggelam dalam membaca ,sampai shubuh datang.
Sang anak terkejut melihat ibu berdiri di depan pintu kkamarnya. Ibu yang terus melaju menggapai kepalanya dan mengkais –kais rambutnya .Ibu yang lantas berkata:”Ayahmu sudah enam bulan tidak mengirim uang belanja hingga dapur tak ngebul”
Sang anak jadi diam tanpa kata sambil membantingkan buku di tanganya ke atas meja.
Maka dia sekarang sudah bukan anak lagi ,bukan remaja, juga bukan dewasa .Dia adalah Lelaki!.Tapi esok harinya ,remaja itu pun ternyata sudah tegak di lading, memakai topi putih .Menanti dia di sana dengan gigih ,yakin perempuan gemuk yang manis itu pasti akan datang di tempat itu.
Dia benar ,karena tiba-tiba dari arah kampung sebelah depan ,datang perempuan itu membawa bakul untuk tempat sayuran .Perempuan ini menjadi terhenti langkahnya di tengah pematang ,seketika dia melihat remaja menantinya .Dia bahkan kemudian berbalik dan melarikan diri dari tempatnya tegak .
Remaja terkejut melihat ini ,tapi dia tidak putus akal .diapun lari mengejarnya .Maka terj adilah. Main kejar-kejaran di tengah jalan ,sampai akhirnya remaja berhasil melampaui perempuan itu dan menghadanya di depan.Ternyata perrempuan gemuk ini cukup garang ,karena masih terengah-engah dia pun marah karena dikejar sang remaja.
Ternyata dia salah orang.
Di lapangan RT,anak –anak sedang bermain dengan teman sebayanya dan ketika itu datanglah kedua orang tua itu sudah berbaikan dan akhirnya anak itu pun senang melihat kedua orang tua berbaikan. kisah pun berakhir.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar