Rabu, 08 Februari 2012

Sissy Juga Manusia by Nesya

“Sissy banguuunn !!” teriak mama sambil mengetuk pintu kamar Sissy dengan keras. Sissy membuka matanya yang masih mengantuk itu perlahan. Ia melirik ke arah jam dinding bulat biru dikamarnya. Pukul 05.00 pagi. Buat apa mama membangunkan jam segini? Biasanya aku kan bangun jam enam. Pikir Sissy. Perlahan ia membuka selimut yang masih menempel di tubuhnya. Lalu berjalan perlahan menuju pintu kamarnya. Dilihatnya mama di depan kamarnya sudah berpakaian rapi. “Sissy.. sekarang kamu mandi dan siap-siap” siap-siap? Memang mau kemana? Tanya Sissy dalam hati. “Kan sekolah masuknya jam 7.30 ma, buat apa mandi sekarang?” “Sissy.. hari ini kamu ada latihan, besok kan kamu udah mulai syuting film terbaru kamu” kata mama. “apa? Latihan? Jam berapa ma?” “jam 7 sih tapi kan berangkat dari rumahnya harus jam 6” “latihannya sampe jam berapa?” tanya gadis 14 tahun kelas 3 SMP itu. “ya ampuuunn Sissy kamu tuh harusnya tau jadwal-jadwal kamu. Masa mama yang harus ingetin terus sih, kamu latihan sampe jam 8 terus dilanjutkan dengan pergi ke kantor majalah “Girl” buat foto cover” jelas mama. “hah? Foto ya? Oh iya.. aduh ma pasti itu bakal lama. Bisa di ganti nggak sih jadwalnya? Soalnya hari kan sekolah” “ya nggak bisa diganti-ganti lha… sekolahnya bolos dulu aja” “ih mama aku ada ulangan kimia ma.. “ kata Sissy dengan nada sebal. “Ya udahlah tinggal susulan kan gampang” “tapi ma..” “udah sana mandi” Sissy dengan terpaksa dan berat hati mengikuti perintah mamanya. Dengan hati sebal Sissy berjalan menuju kamar mandi. Supir Sissy mengendarai mobil menuju tempat Sissy latihan. Sissy yang duduk di belakang dengan mamanya melihat-lihat keluar jendela dengan pikiran yang melayang-layang. Rencananya hari ini ia akan ulangan kimia dan sekaligus susulan matematika dan biologi. Ia sudah sering bolos sekolah karena syuting. Tapi ternyata rencananya gagal total. Hutang untuk ujian susulan bertambah lagi. Dalam waktu cepat ia pun sampai di tempat latihan. Ia segera masuk. 2 jam kemudian Sissy keluar dari tempat itu dan mencari mobilnya. Setelah mendapatkan mobilnya ia pun masuk.”gimana latihannya?” tanya mama. “lancar-lancar aja” kata Sissy datar. “hmm… baguslah kalo gitu, pa sekarang langsung ke kantor majalahnya ya..” kata mama ke pada pa supir. Dengan cepat supir itu mengangguk dan menjalankan mobilnya. “huuuhh…” Sissy mendesah kesal dalam hati. Seharusnya ia tadi kabur saja dan pergi ke sekolah. Pikir Sissy. “mama.. aku foto covernya nanti aja deh, aku ujian dulu di sekolah sekarang” “Nggak bisa Sissy” “ahh capek jadi artis” desah Sissy. “eh kok kamu bilang gitu sih Sy, bukannya bersyukur udah jadi artis”. Sissy tak menanggapi perkataan mamanya itu. Yang jelas Sissy udah bosen dan capek banget jadi artis. Ketika tiba di rumahnya kembali Sissy langsung merebahkan badannya di tempat tidur. Ia melirik jam. Ternyata pukul sebelas. Mungkin ia bisa pergi ke sekolah sekarang. Tapi tetap saja ia ketinggalan ulangannya. Pelajaran kimia kan jam 10.00. Lagi pula satu jam lagi pelajaran selesai. Minggu ini Sissy sudah 2 kali bolos. Minggu kemarin Sissy juga udah 3 hari bolos. Belum lagi kalau ditambahin minggu kemarinnya lagi dan kemarinnya lagi. Wah, total absen Sissy banyak banget. Tapi kalau dipikir-pikir, kapan lagi ada waktu belajar lagi untuknya? Mengingat besok syuting film terbarunya akan dimulai. Berarti ia akan bolos lagi. Huhh… lebih baik datang ke sekolah saja deh sekarang. Pikirnya. Sissy langsung mengganti bajunya menjadi baju seragam. Lalu menuju kamar mamanya untuk pamit. “apa? Sekolah?” “iya ma aku mau ujian” “nggak Sissy nanti kamu capek” mama melarang. “ tapi ma Sissy nggak punya waktu lagi untuk susulan” Sissy memohon. “nggak Sissy kamu nggak boleh sekolah” “mama ayo dong…” “nggak” wajah Sissy berubah menjadi cemberut. Segera ia kembali ke kamarnya. Sissy bener-bener muak dengan apa yang terjadi sekarang. Sissy adalah anak yang gemar belajar. Ia selalu semangat pergi ke sekolah dalam keadaan apa pun. Maka itu Sissy selalu berusaha untuk sekolah dalam kesibukan apa pun. Sissy cukup pintar di sekolah. Setidaknya ranking 3 itu baik. Sekarang itu semua susah untuk Sissy jalankan. Semenjak ia di terima di dunia akting, hidupnya selalu sibuk. Jarang sekolah. Ia melakukan itu semua demi pekerjaannya. Dulu mamanya yang menyuruhnya untuk ikutan casting. Sissy ingin menolak. Tapi ia tak tega pada mamanya. Ia adalah anak satu-satunya yang bisa mewujudkan keinginan mamanya. Lagi pula ia pikir ia tak akan lolos dari casting itu. Tapi ternyata Sissy justru lolos dan sangat di sukai orang-orang. Ia sangat menyesal. Kenapa ia harus jadi artis? Huh. Malamnya, mama masuk ke kamar Sissy yang tidak dikunci. “Sissy, besok kamu udah nggak perlu ke sekolah lagi” Sissy bener-bener nggak ngerti apa yang dibilang mamanya. “maksudnya?” “kamu homeschooling” APA? Homeschooling? Sissy kaget. “Homeschooling?” “iya” “aahh nggak mau” “Sissy ini semua biar kamu nggak ribet” “pokoknya aku nggak mau homeschooling” apa jadinya kalo Sissy homeschooling? Bagaimana ia bisa bertemu sahabat dan teman-temannya di sekolah? Bagaimana rasanya belajar tanpa teman? Pikirnya. “kapan aku homeschooling?” “mulai besoklah..” hah? Apa-apaan ini? “besok ma?” “iya Sy” sekarang Sissy hanya bisa pasrah. Ia tak mungkin melawan mamanya. “ya udah deh” jawab Sissy dengan berat hati. Luna dan Macy alias sahabat-sahabat Sissy datang ke rumah Sissy pada pagi-pagi sekali. “Jadi kamu beneran mau keluar dari sekolah dan homeschooling?” tanya Macy. “iya..” “berarti kita bakal jarang ketemu” kata Luna. “ya iyalah..”. pada saat ini Sissy bener-bener pengen nangis. Ia merasa hari ini seakan hari terakhir bersama teman-temannya. Mata Sissy sudah berkaca-kaca. Ia mengomel dalam hati. “aku benci jadi artis”. Saat omelan itu sedang menggema di otaknya, mamanya keluar dan bicara “maaf ya.. sepertina kalian harus kalian harus pulang, Sissy sebentar lagi akan memulai sekolahnya” “oh gitu ya tante ya udah deh kita pergi dulu” kata Luna dan Macy sambil berpamitan. Setelah Luna dan Macy pergi Sissy berbicara. “ma, ini kan masih jam setengah tujuh, emangnya sepagi itu apa aku harus mulai homeschooling?” “Sissy, kamu jangan asal cari temen dong, masa orang kampung gitu kamu temenin” “maksud mama mereka? Mereka baik kok ma” “bukan masalah itunya Sy” “terus?” Sissy tak mengerti. “kamu jangan main sama anak kampung ya.. “ “mama bilang Luna sama Macy kampung?” “udah pokoknya jangan terlalu deket sama mereka ya” Luna sama Macy kampung? Mama gila. Pekik Sissy. “mereka nggak kampung kok ma mereka…” “SISSY!” mama membentak. Sissy tak berani melawan lagi. Gadis berambut coklat kehitaman itu langsung pergi meninggalkan mamanya menuju kamarnya. Sekolah nggak boleh, temenan sama Luna dan Macy masak juga nggak boleh. Ini keterlaluan. Sungguh keterlaluan. Sissy terus mengomel dalam hati. Kini ia benar-benar membenci pekerjaannya. Sissy ingin kembali menjadi orang biasa. Yang sederhana. Sepertinya saat ia menjadi artis, mamanya berubah seratus delapan puluh persen. Mamanya banyak mengatur. Ya, seperti sekarang ini. Ia harus homeschooling dan dilarang bergaul dengan Macy dan Luna. Sungguh menyebalkan. Tepat jam 08.00 guru privat Sissy datang. Sissy pun memulai belajarnya. “haaaaahh” desahnya dalam hati. Belajarnya sungguh tidak menyenangkan. Dengan berat hati Sissy tetap menjalaninya. Rasanya seperti les privat saja. Habis ini syuting lagi. “aahh” ia menjerit di dalam hati. Sore harinya setelah pulang syuting, ia di beri kejutan lain. Mama menyita handphonenya dan melarang Sissy bekomunikasi pada siapa pun lewat apa pun. Sissy sangat kaget seolah ada batu menimpa badannya. Perasaan Sissy kesal, hancur, sebal, dan bercampur aduk lainnya. Sissy merasa seperti sedang dikurung di sebuah penjara. Malam ini Sissy sungguh kesepian. Tidak ada handphone, laptop, dan juga PR yang sering menemaninya dulu. “apa aku kabur aja ya..? aku nggak bisa hidup kayak gini” baru satu hari saja Sissy udah muak. Bagaimana selanjutnya? “aku rela tinggal di panti asuhan, daripada harus kayak gini” ucapnya dalam hati. Rupanya Sissy benar-benar yakin akan niatnya. Ia berniat melarikan diri dari rumah. Tanpa pikir panjang ia pun berkemas dan keluar lewat jendela diam-diam. Besoknya, mamanya panik ketika tau bahwa Sissy kabur. Mama segera menelpon Sissy namun ia baru sadar kalau kemarin handphonenya ia sita. “aduh bagaimana ini?” Mama Sissy alias bu Nova panik bukan kepalang. Ia mendatangi Luna, Macy dan teman-temannya yang lain tapi tidak ketemu juga. Bu Nova terus mencari keberadaan Sissy. Sissy tenyata kabur ke panti asuhan “BAKTI”. Di sana ia ternyata juga menghawatirkan mamanya. “pasti mama nyariin aku” Sissy ingin pulang. Tapi rumahnya sudah menjadi neraka untuknya. Hidupnya sungguh tak tenang, menurutnya. Setelah ia pikir-pikir lagi, ia sudah sangat menyusahkan mamanya. Lagipula, kenapa ia tak mencoba bicara baik-baik kepada mamanya bahwa ia risih diperlakukan begini? Dan kenapa ia tak coba mengerti bahwa ini sudah resikonya menjadi seorang artis? Dan yang parah, bisa jadi berita heboh kalau sampai ada yang tau ia kabur. Pasti berbagai gosip sudah berkelibat dimana-mana. Sissy tak mau itu terjadi. Apa pun yang terjadi ia akan tetap pulang ke rumah sekarang. Sampai di rumah, mama langsung mendekapnya erat. “Sissy kamu dari mana aja? Kamu udah mama cari kemana-mana tapi nggak ketemu, sekarang semua lagi pada nyariin kamu.” “ma, maafin Sissy ya udah bikin mama susah, tapi aku mohon ma, jangan terlalu ngurusin Sissy, tolong biarkan aku untuk sekolah di sekolahan normal, dan bergaul dengan siapa pun” pinta Sissy. “mama ngelakuin ini karena mama takut kamu capek dan kenapa-napa” “ma, aku nggak bakal kenapa-napa” “kamu yakin?” “yakin banget, justru itu yang aku mau” “ya udah kalo itu mau kamu” mama kembali memeluk Sissy erat. Kelegaan muncul di hati Sissy, kenapa ia tak bilang ini dari dulu? Sekarang ia tidak lagi menyesal telah menjadi artis. Justru ia bersyukur. Kalau saja ia bilang ini dari dulu mungkin ia sudah lega dari dulu. Salahnya Sissy mengapa ia tak mau mencoba? Dan salahnya bu Nova juga yang terlalu mengatur Sissy hingga ia stress.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar