Rabu, 26 Januari 2011

Aryo Mengggiring Bola by Kevin Jeremy

Aryo menggiring bola di atas lapangan rumput yang sangat terpelihara.Ia menggiring bola dengan lincah,dengan keterampilan seorang pemain sepak bola profesional dalam kompetisi liga spanyol.Aryo dari indonesia menggiring,menggocek dan menyundul bola sepanjang lapangan rumput,sepanjang daratan hijau tak bertepi yang menghampar sampai ke cakrawala tiada putus-putusnya.
Aryo menggiring bola dan rambutnya yang panjang terikat seperti Claudio Caniggia melambai dalam embusan angin sabana.Ia memakai kostum putih-putih.kaos kakinya putih dan sepatunya pun putih.Ia tak bersponsor,ia tak berposisi,dan ia bukan anggota kesebelasan mana pun.Hanya di punggungnya saja terlihat tulisan Aryo dengan nomor 0.Ia menggiring bola sepanjang sabana dengan kecepatan berlari seekor kuda Australia.
Lebih cepat dari Ruud Gullit,lebih cepat dari Roberto Baggio,lebih cepat dari Diego Armando Maradona ketika melewati lima pemain inggris dalam Piala Dunia 1986 yang menjadi peristiwa ternama.Inilah gabungan kecepatan Ryan Giggs dan Jairzinho,gabungan ketepatan Michel Platini dan Eric Cantona,serta gabungan keterampilan Johan Cruyff dan Pele alias Edson Arantes do Nascimento.Aryo menggiring bola dengan mempesona.
“Aryo!mau ke mana kamu?”
“Aku mau menjebol gawang,membuat gol dan mencetak skor!”
“Tapi di mana gawangnya?”
“Di ujung dunia!”
Aryo menggiring bola sepanjang lapangan rumput dengan kecepatan lari kuda balap,mencari gawang dengan kiper terhebat di dunia.Sudah seribu jala gawang digetarkanya.sudah seribu kiper terbaik dikecohnya,sudah seribu pemain belakang sekelas Franco Baresi dilibasnya,tapi aryo belum merasa puas jika belum menaklukan kiper yang paling terhebat di dunia.Ia ingin menjebol gawang yang di jaga kiper terhebat di muka bumi,ia ingin membuat gol terindah di dunia,maka diburunya gawang itu,diburunya satu-satunya gawang yang tersisa,meskipun itu terletak di ujung dunia.
Aryo menggiring bola melewati lapangan rumput,melewati jalan tol,melewati jembatan layang,dengan gocekan termahir yang hanya mengundang decakan cik-cik-cik sepanjang jalan raya.Sesekali di tepi jalan ia bertemu dengan seorang pemain kelas dunia yang menantinya,maka dia mengoperkan bola itu padanya,yang segera dikembalikan lagi dengan gaya masing-masing yang tiada duanya.Marco Van Basten mengembalikan dengan kepala,Zico mengembalikan dengan lutut dan George Best masih mampu mengembalikan bola sambil jungkir balik di udara.

Sambil menggiring bola ia melambaikan tangan pada penyambutnya di setiap kota.Sebagai kehormatan,setiap kota mencegatnya dengan sebelas pemain yang mencoba menghalanginya,tapi siapakah yang bisa menahan laju aryo? Bola itu seperti lengket di kakinya,dengan mudah ia bisa memindahkan bola itu ke pundak,lantas ke kepala,untuk dengan mudah kembali lagi ke kakinya.Bagaimana cara menahannya? Sliding tackle seorang Basile Boli pun tak berdaya menghalanginya.
Aryo menggiring bola.Di kiri dan di kanan jalan orang-orang melambaikan bendera dan memujanya.
“Jangan pernah berhenti,Aryo!Jangan pernah berhenti!Engkau satu-satunya harapan kami!”
Aryo menggiring bola mencari gawang di ujung dunia.
“Kiper!Kiper!Di manakah engkau? Aku mencarimu!”
Tapi tiada lagi kiper yang sanggup menghadang tendangannya.Tidak Walter Zenga,tidak Gordon Banks,tidak juga Rene Higuita yang gila.Bahkan gawang pun menjauhi Aryo.Gawang-gawang menjauh,raib,dan tiada lagi di dunia yang fana.Toh Aryo tetap melaju menggiring bola dengan penuh pesona.Dari TV orang-orang mengikuti perjalanan Aryo yang panjang,lewat liputan kamera dari helikopter.Begitulah helikopter itu kadang-kadang merendah dan merekam bagaimana Aryo menggiring bola dari berbagai posisi.
Aryo,pemain sepak bola bernomor punggung 0 dari bukan kesebelasan mana pun telah tiba di tepi sebuah pantai.Dalam cahaya senja yang gemilang,Aryo menggiring bola sepanjang pantai,meliuk-liuk lincah di antara para turis yang duduk menikmati matahari tenggelam.Aryo menendang bola ke arah laut,ia melompat mengejarnya.Para turis yang sedang duduk terpana.Seorang pemain sepak bola berkostum putih-putih dengan nomor punggung 0 menggiring bola di atas ombak seperti sedang berselancar.
Aryo menggiring bola di atas air melaju sepanjang lautan yang bagai tanpa tepi.Helikopter itu terus mengikutinya.Reporter di atas tidak lupa memberitakanya.
“Para pemirsa di rumah,pemain sepak bola Aryo telah tiba di tepi pantai.Para turis mula-mula mengira ia cuma seorang pemain akrobat yang mencari derma.Namun,tiba-tiba Aryo membuat atraksi yang tak penah di duga.Ia menendang bola,lantas melompat mengejar bola itu.Tubuhnya begitu ringan sehingga ketika kakinya menyentuh bola di udara,ia melentingkan tubuhnya ke depan sambil bersalto.Ketika bola itu menyusulnya,ia masih bisa menendang kembali,dan mengejarnya lagi dengan cara yang sama.Luar biasa saudara-saudara,anda tidak akan percaya jika tidak melihatnya sendiri di layar televisi anda.supaya semakin percaya,kami putarkan kembali ulanganya,kali ini dengan gerak lambat.”
Tampaklah pemandangan yang sulit di percaya,Aryo menggiring bola di atas lautan sembari diiringi lumba-lumba.Helikopter itu merendah mengambil gambar dari dekat.Terlihatlah wajah Aryo berseri-seri.
Aryo masih menggiring bola.Tujuh senja dan tujuh lautan telah dilewatinya.Sampai di manakah lajunya akan berhenti? Walau malam tiba,Aryo terus melaju tanpa henti.Ia melaju di padang pasir dalam cahaya bulan sendirian.Dalam embusan badai pasir,Aryo tetap berlari menggiring bola.Ketika bumi telah dikelilinginya maka Aryo mengulangnya lagi,lagi,dan lagi.Aryo berlari sendirian dalam kesepian dalam kesunyian dalam keheningan.Tiada lagi gawang,tiada lagi lapangan,dan tiada lagi suporter.
Aryo menggiring bola dalam kehancuran peradaban.Kota-kota yang dilaluinya telah menjadi puing berasap dan angin berembus membawa bau mesiu.Aryo menggiring bola di tengah pertempuran di tengah ledakan bom yang segera menjadi sunyi kembali ketika terlihat Aryo menggiring bola di antara mayat-mayat berkaparan yang barangkali saja di antaranya ada yang masih hidup.
Aryo menggiring bola dengan tetesan air mata.Helikopter terus membuntutinya dengan setia.Kostum putih-putihnya menjadi merah oleh cipratan darah para korban berondongan tanpa perlawanan.
“Aaaahhh.”
Aryo berteriak melepaskan rasa.Bola masih terus digiringinya dari kota ke kota,menembus kabut,menembus mimpi,dan menembus cahaya gemerlapan.
“Berhentilah,Aryo.Tiada lagi gawang di dunia ini,peradaban sudah runtuh,lingkungan pun sudah hancur tak terutus!”
“Aku tidak bisa berhenti,inilah satu-satunya hal yang masih bisa kulakukan!”
Aryo menggiring bola.Sesekali di samping kiri dan kananya terlihat macan kumbang dan macan tutul mengiringinya sepanjang perjalanan.Pada saat itu,muncul Zinedin Zidane yang melakukan hidding di udara diiringi oleh rekan setimnya yaitu,Luis Figo.Aryo menggiring bola dengan ganas,seperti Roberto Carlos masih muda.
Namun,tiada lagi gawang di dunia.Di layar TV hanya ada Aryo,satu-satunya atraksi yang masih berbau sepak bola.Helikopter merendah dan meninggi mempersembahkan siara live terlama di dunia.Terbangnya helikopter sudah mulai limbung ketika mendekati kutub utara.
Aryo menggiring bola di atas dataran putih.Helikopter meninggi dan merendah kehilangan arah karena Aryo yang berkostum putih-putih,dengan kaos kaki dan sepatu putih,dengan bola yang juga putih sudah tidak kelihatan lagi.Layar TV menjadi hanya putih ketika ke arah mana pun kamera memandang hanya menangkap dataran yang serba putih.
Aryo,pemain dari bukan kesebelasan mana pun dengan nomor punggung 0,masih menggiring bola dengan muka yang yang sedih dan tiada arah.Ia akan terus membawa bola itu dengan semaunya sendiri.sampai-sampai ia siap mencetak gol ke arah lubang ozon yang menganga.

Aryo masih tetap menggiring bola.Ia sudah melewati negeri yang terkenal akan sepak bola,seperti Brasil,Argentina,Perancis,Inggris,dan Spanyol.Sesekali ia berkunjung ke masing-masing negara tersebut,pasti ia akan bertemu dengan pemain bola yang terkenal di negerinya itu masing-masing.
Seperti di Brasil,dia bertemu dengan Ricardo Kaka yang sekarang bermain untuk club Real Madrid.Di Argentina,ia bertemu dengan Lionel Messi yang sekarang bemain untuk club Barcelona yang musim lalu menjuarai piala Eropa.Di Perancis,dia bertemu Thierry Henry yang sekarang juga bermain untuk Barcelona.Di Inggris,ia bertemu dengan pemain yang sangat hebat,yaitu Wayne Rooney yang sekarang bermain untuk Manchester United.Dan di negeri Spanyol,Aryo bertemu pemain terbaik yang sekarang juga bermain untuk Barcelona,yaitu Xavi Hernandes yang tahun kemarin di tunjuk oleh FIFA ketua asosiasi sepak bola dunia yang menjadi gelandang terbaik di dunia.
Aryo masih menggiring bola.Dia melewati pemain-pemain hebat dan terkenal,seperti Rio Ferdinand,John Terry,dan Carles Puyol.Para Kapten ini telah menjadi pemain-pemain terbaik pada tahun 1996-1999.Dengan gampang Aryo melewati para kapten itu dengan mudah.Dia tidak takut walau siapa lawanya,sampai pemain termahal dan pemain yang bergaji tingggi sekali pun.
Aryo menggiring bola tanpa lelah.Dia tidak peduli jika orang lain menghentikannya.Ia ingin tetap menggiring bola dengan semangatnya yang menjujung tinggi.Aryo tidak mempunyai orang tua.orang tuanya sudah tidak ada sejak dulu.Dia tidak ada yang mengasuh.Cita-cita Aryo menjadi pemain bola terkenal seperti Frank Lampard,Steven Gerrard,dan Diego Ribas yang sekarang sedang melunjak kemampuanya.
Aryo anak yang malang.Dia sempat ditemukan dan di asuh oleh bapak tua yang sangat baik.Bapak tua itu bernama Aji Jatmoko.Pak Aji seorang penjual barang bekas.Dia juga mempunyai seorang anak yang sekarang bekerja membantu bapaknya.menjual barang bekas.Setelah dewasa ia sadar akan merepotkan bapak tua itu.Dan akhirnya Aryo pergi begitu saja sendirian di antara rerumputan yang terbang karna terkena angin.
Aryo tidak bisa berbuat apa-apa.Yang hanya bisa dilakukan olehnya adalah meggiring bola.Teman-temanya pun tidak ada.Tidak ada yang mau menemaninya.Aryo terus menggiring bola sampai dia puas.Dia sudah melewati padang pasir,laut,danau,gunung,dan menembus awan.sampai-sampai ia terkejut melihat dirinya yang begitu hebat.Dia terus menggiring bola.Saat ini Aryo belum juga mendapatkan gawang yang di jaga oleh kiper yang sangat terhebat itu.
Aryo terus mencari dengan rasa penasarannya.Dia menggiring bola dengan cepat seperti kuda liar.Ia sangat lincah seperti macan yang mengejar mangsa.Aryo memang hebat,tidak ada yang bisa mengalahkannya.

Living The Dreams by Putu Ananditha Narindra Suambara

Berkisah dari seorang pemuda yang tinggal di pinggiran kota Los Angeles bernama Santiago Munez.
Siang itu, Munez sedang membantu ayahnya yang menjadi tukang kebun di rumah majikannya, Munez yang bermain sepak bola untuk klub lokal Los Angeles Santos F.C itu akan bertanding sorenya. Setelah Munez selesai bekerja ia langsung ke lapangan kampus untuk membela timnya. Walaupun Munez datang terlambat, ia tetap memenangi pertandingan tersebut dengan skor akhir 3-2.
Ternyata pertandingan tersebut dilihat oleh seorang pemandu bakat dari klub terbesar di Benua Eropa Manchester United. Pemandu bakat tersebut bernama Steve Bruce.
Bruce terkesima melihat permainan sepak bola Munez. Pulang dari petandingan tersebut, Bruce menghampiri Munez, ia berkenalan dengan Munez, lalu Bruce memberi tawaran kepada Munez untuk bermain di klub besar Manchester United. Tetapi dengan satu syarat, yaitu ia harus mengikuti percobaan dahulu untuk melihat kemampuannya sampai mana. Munez pun berfikir, tetapi Bruce memberikan waktu untuk Munez berfikir.
Pada saat pulang kerumah, Munez memberi tahu neneknya bahwa ia mendapat tawaran untuk bermain di klub besar Manchester United. Pada saat itu, ayahnya mendengar pembicaraan mereka, lalu ayahnya memotong pembicaraan tersebut lalu langsung membentak Munez, ia tidak boleh pergi kemana pun, karna kalau Munez pergi penghasilan keluarga mereka menjadi berkurang. Pada malam itu Bruce menelpon ke rumah Avram Glazer, sang pemilik klub Manchester United. Saat itu pun mereka sepakat untuk mencoba Munez. Besok paginya Bruce mendatangi rumah Munez, Bruce berkata kepada Munez, kalau dirinya akan di Old Trafford, yang merupakan markas klub besar Manchester United. Sang Ayah pun langsung memotong pembicaraan mereka, ayahnya Munez tidak setuju kalau Munez bermain di klub besar Manchester United, ayahnya berfikiran kalau itu adalah omong kosong belaka. Pada malam harinya, sang nenek menghampiri Munez, ia memberi uang kepada Munez untuk bermain di Manchester United, ternyata sang Nenek sangat mendukung Munez untuk berkarir di dunia Sepak Bola. Pada malam itu juga, Munez berangkat ke Bandara untuk segera menuju London. Setelah 13 jam perjalanan, ia sampai di kota London. Ketika sampai di London, Munez langsung menghubungi Steve Bruce, ia bertanya kepada Bruce, ia harus naik kendaraan apa untuk sampai di Manchester. Ternyata, Munez harus naik Kereta agar sampai di Kota Manchester. Sesampainya di Stasiun, Munez di jemput oleh Bruce. Munez pun menginap di rumah Bruce.





Esok Paginya bruce langsung pergi ke Old Trafford untuk mengantar Munez, tempat latihan sekaligus bertandingnya Manchester United sehari-hari, disana Munez diperkenalkan kepada Avram Glazer, ia langsung di beri latihan, pada saat itu cuacanya hujan, Munez yang tidak terbiasa main di lapangan yang becek itu pun bermain sangat jelek.
Sesudah latihan Munez berkenalan dengan Sir Alex Ferguson, selaku manager dan pelatih United, ternyata Munez sangat beruntung, ia masih di beri kesempatan oleh Ferguson.
Saat Munez pulang ke rumah Bruce, Munez melihat sebuah album foto, siapa sangka, ternyata dulu Bruce adalah pemain bola yang hebat, seminggu kemudian, Munez terpilih menjadi pemain tim cadangan Manchester United .
Ia pun langsung memberi tahu neneknya yang berada di Los Angeles. Saat pertandingan itu tiba, Munez bermain sangat jelek, karna ia ternyata adalah seorang penderita asma.
Ia pun mengakuinya ke Ferguson dan Glazer. Lalu Avram menyuruh Munez meminta izin latihan ke dokter klub.
Ternyata muneh jatuh cinta kepada dokter rumah sakit tersebut, suster rumah sakit tersebut bernama Anna, dalam waktu dua minggu pun Munez akhirnya dapat bermain di skuad utama Manchester United.
Betapa senanganya hati Munez, selain ia dipilih masuk skuad utama, ia juga di berikan nomor punggung 7 oleh Ferguson, karna nomor 7 adalah nomor keramat United.
Nomor tersebut pernah dipakai oleh legenda united sepeti George Best, Eric Cantona, David Beckam, Cristiano Ronaldo dan yang terakhir adalah Michael Owen, lalu kini dipakai oleh Santiaago Munez.
Saat pertandingan melawan Arsenal, United ketinggalan 2-1, berkat gol gelandang asal Rusia Andrey Arshavin Arsenal pun unggul.
Saat itu Ferguson memanggil Munez untuk bermain di lapangan,Munez kaget. Tiba-tiba ia sudah di suruh main. Padahal ini adalah hari pertamannya masuk skuad utama. Ia menggantika pemain sayap United asal Ekuador Luis Antonio Valencia yang saat itu sudah terlalu lelah. Munez bermain sangat gemilang, sehingga ia layak menjadi Man Of The Match pada pertandingan itu. Munez memberikan umpan-umpan matang dari sisi kiri kepada striker asal Bulgaria Dimitar Berbatov dan Striker asal Inggris Wayne Rooney, sehingga gol yang dicetak Berbatov dan Rooney dapat memutar balikan keadaan. yang sebelumnya United tertinggal, kini United berbalik Unggul.
United pulang dengan perasaan senang, setelah menghajar Arsenal dengan skor akhir 3-2 di Emirates Stadium London, Emirates Stadium adalah markas Arsenal.
Dalam perjalanan pulang ke kota Manchester, di bis Munez mengobrol dengan Ferguson, manager sekaligus pelatih Manchester United, ia meminta kepada Ferguson untuk menempatkan posisinya sebagai Striker, karna kalau Munez di tempatkan sebagai Striker akan memudahkan dirinya untuk mencetak banyak gol.
Pada pertandingan selanjutnya, United Bertemu dengan Everton, dalam pertandingan ini Munez di percaya sebagai starter oleh Ferguson, ia dipasangkan oleh striker berbakat Wayne Rooney, ia mencetak debut pertamannya dengan mencetak gol ke gawang Tim Howard, kiper Everton dengan tendangan Volleynya.





Munez membawa timnya meraih kemenangan 3-0 atas Everton di Theater Of Dreams, julukan stadion United yang dapat menampung sampai 76.212 orang. Gol tersebut di cetak oleh Santiago Munez, Wayne Rooney dan Louis Nani. Sisa pertandingan hanya tinggal 2 petandingan lagi, saat ini Manchester United berada di posisi ke-4 klasmen sementara diatas United ada tim Arsenal, Chelsea, dan peringkat paling atas adalah Liverpool. sisa dua pertandingan itu adalah melawan Liverpool dan Chelsea, kedua tim itu adalah tim yang tidak kalah hebat dengan United. Kalau saja United kalah kalah dari tim tersebut, Manchester United tidak dapat melaju ke Liga Champion.
Pertandingan melawan Liverpool pun tiba, para supporter united optimis tim kesayangan mereka akan menang di Anfield, Markas Liverpool. tetapi pada pertandingan tersebut, Ferguson tidak menurunkan Munez, melainkan Dimitar Berbatov dengan Wayne Rooney.
Pada menit ke-17 penyerang dari Liverpool Fernandoo Torres mencetak gol dengan tendangan kerasnya dari luar kotak Penalty ke gawang United yang dikawal Kiper berkebangsaan Inggris Ben Foster. Tetapi tertinggal satu angka dari Liverpool tidak menyudutkan Manchester United. Wayne Rooney menjadi penyelamat kedudukan
Menjadi 1-1 pada menit ke-41.
Kemudian, pada awal babak kedua dimulai, Wayne Rooney di ganjal keras Bek Liverpool Berkebangsaan Inggris Glenn Johnson. Bek dari Liverpool karna itu, Ferguson Pun memasukan Munez untuk menggantikan Rooney.
Munez yang di duetkan oleh Dimitar Berbatov, striker asal Bulgaria. Waktu terus berjalan, kalaupun hasil pertandingan itu seri, Manchester United tetap tidak akan lolos ke :Liga Champion. Pada saat menit ke-80, semua supporter dan pemain United, diam serentak menyaksikan gol dari Steven Gerrard, kapten dari Liverpool.
Tetapi, pasukan Ferguson tidak putus asa. Pada menit ke-86, Dimitar Berbatov dapat menyamakan kedudukan menjadi 2-2 dengan sundulan kepalannya yang terarah dari umpan matang dari sisi kiri yang di tempati oleh Louis Nani. Supporter united pun bergembira. Waktu hamper habis tambahan waktu yang di berikan hanya dua menit. Tepat pada menit ke-91, Santiago Munez dapat mencetak gol dengan tendangan keras dan terarah. Sehingga tidak dapat dihalau oleh Pepe Reina, kiper dari Liverpool. pluit pajang ditiup oleh wasit Mike Riley, wasit yang memimpin pertandinagan tersebut.
Setelah pertandingan tersebut, Munez mendapat telpon dari neneknya di Los Angeles. Ia mendapat kabar buruk kalau ayahnya Munez meninggal karna gagal jantung, Munez pun menjadi sangat sedih. Pada saat latiuhan ia tidak bias berkonsentrasi karena terus memikirkan ayahnya.
Akhirnya Munez diberi motivasi oleh Alexander Chapman Ferguson, nama lengkap Ferguson agar tidak bersedih.
Pertandingan terakhir melawan Chelsea tiba.
United ada di peringkat ke-2 klasmen sementara, pointnya pun sama dengan Liverpool, hanya saja Liverpool menang selisih gol dari Manchester United. Kalau saja di pertandingan ini United menang, mereka langsung menjuarai liga Inggris.






Tetapi, kalau mereka kalah, otomatis Liverpool langsung menjuarai liga inggris . pertandingan di gelar di Old Trafford, markas United. Pertandingan berjalan sangat seru, kedua tim sama-sama kuat, sehingga babak pertama berakhir dengan skor kacamata 0-0.
Babak kedua pun dimulai, pada babak kedua Ferguson menurunkan Munez menggantikan Dimitar Berbatov, Munez diduetkan oleh striker asal Serbia Zoran Tosic.
Wayne Rooney tidak dapat di turunkan karena cidera pada saat melawan Liverpool di Anfield. Pada menit ke-56 Santiago Munez dapat mencetak gol ke gawang Peter Cech akibat kesalahan pemain belakann Chelsea.
Munez merayakan gol tersebut dengan gembira. Pada menit ke-76 Frank Lampard, pemain Chelsea dapat mencetak gol ke gawang united lewat tendangan Bebasnya. Ben Foster tidak dapat menghalau tendangan dari Lampard, dan akhirnya pada menit ke-86. Nemanja Vidic, bek United. Dapat mencetak gol lewat sundulan yang Mengarah ke Pojok kiri gawang Chelsea yang dikawal Peter Cech, dan berkat sundulan itu berbuah gol untuk United. Sisa waktu tinggal 4 menit lagi, sisa waktu 4 menit itu para pemain united lebih memilih bertahan dari pada menyerang. Chelsea lebih menyerang, pemain Chelsea Nicolas Anelka , hamper saja mencetak gol dengan tendangan kerasnya. Beruntung mengenai tiang atas gawang United. Akhirnya waktu yang di tunggu-tunggu tiba. Pluit panjang di tiup wasit Howard Webb. Dengan gembira, United menjuarai Liga Inggris dan lolos ke Liga Champion.
Musim transfer di buka, ternyata Liverpool menawar Munez dengan harga Tinggi. Tetapi Munez sudah menekan kontrak lebih dulu dengan United berdurasi 2 musim. Tes pra-musim tiba, dalam tes pra-musim ini United akan di uji coba dengan penguasa Spanyol, Real Madrid.
Pertandingan di gelar di Old Trafford, di klub Real Madrid, terdapat banyak bekas pemain bintang Manchester United seperti Cristiano Ronaldo, dan Ruud Van Nistelerooy.
Semua pemain sudah memasuki lapangan, Santiago Munez diduetkan dengan Dimitar Berbatov. Pluit panjang di tiup wasit Kazuki Ito, wasit asal Jepang. Permainan dari United maupun Madrid sangat mengesankan, kedua tim menunjukan kualitas mereka. Madrid mengerahkan seluruh pemain bintangnya, seperti Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, Ricardo Kaka, Xabi Alonso, Iker Cassilas, Rafael Van Der Vaart, Dan Gavin Harris. Gol mengejutkan di cetak oleh Rafael Van Der Vaart, gol melalui tendangan jarak jauh, gol tersebut sempat membuat seluruh supporter United terdiam sesaat, tetapi gol tersebut terbalaskan oleh sundulan Dimitar Berbatov. Babak pertama telah usai, kedudukan menjadi imbang 1-1.
Di babak kedua, kedua tim bermain lebih agresif, kedua tim bermain saling menyerang. Gol kedua Madrid dicetak oleh Cristiano Ronaldo pada menit ke-84, gol tersebut membawa keunggulan Madrid 2-1, pada menit ke-87 Santiago Munez melesatkan tendangan jarak jauh lambung dan sangat keras dari jarak 40 meter. Bola mengarah ke pojok kanan gawang Iker Cassilas, tambahan waktu yang di berikan wasit hanya 2 menit. Pada 10 detik terakhir, Michael Carrick yang sedang membawa bola di tackle sangat keras oleh Alvaro Arbeloa. Sehingga sempat mendapatkan perawatan.


Pelanggaran tersebut membuahkan tendangan bebas untuk United. Untungnya jarak antara gawang dengan titik tendangan bebas hanya 21 meter. Sehingga memudahkan untuk mencetak gol. Tendangan bebas itu diambil oleh Louis Nani, pemain warga Negara Portugal. Ternyata tendangan Louis Nani tersebut mengarah ke pojok kanan gawang, tetapi tiba-tiba bola tersebut membelok dan mengecoh kiper Madrid Iker Cassilas. Gol tersebut membawa United menang denga skor akhir 3-2 atas tamunya Real Madrid. Seusai pertandingan tersebut usai, Florentino Perez presiden Madrid langsung menawar Santiago Munez dengan harga 2x lipat lebih besar dari tawaran Liverpool sebelumnya. Tetapi langsung di tolak oleh Avram Glazer, karna Munez adalah masa depan Manchester United. Perez tidak menyerah memburu Munez, maka Perez langsung berbicara kepada Munez, tetapi langsung di tolak dengan Munez, ia senang bermain di Manchester United karna ia di berikan nomor keramat 7 oleh Sir Alex Ferguson, selain di berikan nomor punggung 7. Impian Munez dari kecil adalah bias bermain Sepak Bola di klub elit Liga Inggris. Akhirnya Perez menghentikan perburuan Munez, Perez pun kini mengincar pemain lain, sehabis mendapatkan uang kontrak yang besar, dan gaji yang cukup tinggi, Munez langsung membeli rumah mewah dan membeli mobil Sport Lamborghini Diablo SV. Tes pra-musim kedua United ditantang oleh klub asal Belanda, Feyenord. Pertandingan di gelar di Rotterdam Arena, markas Feyenord. Disana United menang dengan skor telak 3-0. Dua gol di borong Munez, satu gol lagi disumbangkan oleh Wayne Rooney yang baru sembuh dari cideranya yang cukup parah setelah melawan Liverpool di Anfield saat lanjutan kompetisi Liga Inggris musim lalu. Rooney sembuh lebih cepat dari perkiraan, hanya dalam kurun waktu 3 minggu saja dia sudah bias sembuh, jauh dari perkiraan 2 bulan baru sembuh dari cideranya.
Akhirnya musim transfer di tutup. Liga Inggris di mulai kembali, lawan United tidak terlalu sulit, hanya klub promosi Brostol City, United melibas Bristol dengan skor akhir yang pahit 5-0 di Old Trafford. Dua gol kembali di boyong Munez untuk melengkapi , koleksi golnya, 3 gol lagi dicetak oleh Michael Carrick, Louis Nani, dan Park Ji-Sung.
Akhirnya liga champion tiba, United berada di grup D liga champions.
United se-grup dengan Dinamo Kiev, klub asal Ukraina, Glasgow Celtic klub asal Skotlandia, dan FC Kopenhagen, klub asal Denmark. United tidak boleh lengah dengan lawan-lawannya, karena apapun bisa terjadi di lapangan hijau.
Di pertandingan pertama liga champion, United bertandang ke markas Dinamo Kiev, disana united menang dengan skor tipis 1-0. tentunya gol di cetak oleh Santiago Munez dengan memanfaatkan kelengahan kiper Dinamo Kiev Shovkovsky.
Karena suhu yang dingin, permainan United menjadi kurang baik.
Di pekan ke-8 liga inggris, United menemui musuh bebuyutan sekotannya Manchester City, dalam melawan Manchester City, Manchester United Menang dengan skor yang tipis juga 2-1. gol dicetak oleh Berbatov dan Munez, sedangkan gol yang di cetak oleh City hasil dari tendangan keras Roque Santa Cruz.
Di pekan ke-9 liga inggris, United menjamu Fulham di Old Trafford.
Karena United terlalu serius untuk melakoni match day ke-2 Liga Champion
Akhirnya mereka di tahan imbang Fulham 2-2. akhirnya perdandingan ke-2 liga champion di mulai, United akan menjamu Glasgow Celtic, klub asal Skotlandia.
Di babak pertama Celtic lebih mendominasi pertandingan, berbagai serangan di lancarkan para pemain celtic, tetapi hasil itu nihil dan babak pertama berakhir dengan skor kacamata 0-0.

Sebelum babak kedua di mulai, Ferguson mengubah Formasi timnya menjadi lebih menyerang. Dan atas perubahan formasi itu, United dapat unggul 1-0 atas tandukan dari Jhonny Evans, bek tengah muda Manchester United hasil umpan dari Ryan Giggs.
Gol tersebut tercipta pada menit ke-66. Gol kedua United tercipta berkat kerjasama lini depan antara Munez dengan Berbatov, gol tercipta hasil dari tendangan keras Dimitar Berbatov. Setelah pertandingan itu usai, ternyata Munez menderita cidera kaki yang tidak terlalu serius, Munez akan absen selama 1 sampai 3 pekan ke depan. Itu artinya Munez tidak dapat membela United pada liga inggris pekan ke 10 dan 11 dan pada pertandingan liga champion pada saat melawan FC Kopenhagen di Denmark. Pada saat pada saat pekan ke-10 tiba United pun kembali ditahan imbang oleh Wigan Athletic di JJB Stadium. Pada akhirnya Ferguson pun tidak akan terlalu serius untuk melakoni partai liga champion pada saat melawan FC Kopenhagen. Pada partai lanjutan liga inggris pekan ke-11 United dapat menang melawan Hull City di Old Trafford dengan skor fantastis 5-0.
Gol-gol tersebut di cetak oleh Berbatov, Anderson, Vidic, dan dua gol lagi di borong Rooney. 2 hari kemudian partai melawan FC Kopenhagen tiba. Tampaknya Munez sudah dapat di turunkan, tetapi ia tidak fit 100% karna masih ada rasa sakit di kakinya.
Pertandingan itu di menangkan oleh United dengan skor 3-0. Gol-gol tersebut dilesatkan oleh Anderson, Valencia, dan Carrick.
Tak terasa sudah memasuki Bulan desember, pada awal bulan, United akan menjamu Wolverhampton di Old Trafford, United dapat menang dengan skor 2-0.
Dan United lolos dari fase Grup Liga Champion dan akan langsung berhadapan dengan wakil dari Spanyol, Valencia. Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba. United dapat dapat memenangi pertandingan dengan skor 2-1. musim dingin tiba, dan musim transfer pun tiba, United telah lama mengincar kiper CSKA Moskow, Igor Akinfeev. Untuk mendapatkan Akinfeev, United harus bersaing dengan Bayern Munchen, AC Milan, PSV Eidhoven, dan rival sekota Manchester yaitu Manchester City. United menawar Akinfeev dengan harga yang tinggi. Alasan United mengincar Akinfeev karena untuk mencari pengganti Ben Foster yang akhir-akhir ini sering di dekap cidera pada tangan kirinya.
Dan CSKA Moskow akhinya dapat menerima tawaran dari United, Akinfeev diberi nomor bekas Van Der Sar yaitu nomor punggung 1. Akinfeev menandatangani kontrak berdurasi 3 musim, musim transfer di tutup, United akan berhadapan dengan Chelsea dalam lanjutan liga Inggris, dalam pertandingan itu, United menang dengan skor tipis 1-0, gol itu di cetak oleh Antonio Valencia. Pertandingan lanjutan liga champion di mulai, United akan menjamu Valencia di babak 16 besar. United kembali menang dengan skor 3-1, gol-gol tersebut di cetak hattrick oleh Wayne Rooney dan gol tersebut memastikan United lolos ke babak 8 besar Liga Champion. Pada laga lanjutan Liga Inggris, United akan berhadapan dengan Burnley di Turf Moor markas dari Burnley. United takluk 2-1 atas Burley di Turf Moor, tetapi kekalahan itu tidak menyudutkan United. Pada lanjutan Laga Liga Champion, di babak 8 besar United berhadapan dengan Raja Italia, Inter Milan, laga pertama akan diadakan di Giuseppe Meazza markas Inter.
Hari yang di tunggu-tunggu tiba, para pemain United sudah masuk ke lapangan, banyak penonton yang penyaksikan big match antara Manchester United vs Inter Milan.
Ternyata hasil dari pertandingan tersebut adalah seri 1-1. Inter Milan unggul lebih dulu pada menit ke-41 melalui kaki Samuel Eto’o, dan gol balasan United melalui Santiago Munez pada menit ke-61.



Pada laga liga Inggris United akan berhadapan dengan West Ham di Boleyn Ground markas West Ham, United menang telak dengan skor 4-1. dua gol diborong Munez dan dua sisanya lagi di di cetak oleh Rooney dan Fletcher. Pada babak liga Champion Inter Milan akan bertamu ke Old Trafford, untuk menghadapi Inter Milan, para pemain United sedang dalam kondisi siap tempur, mereka siap untuk mengalahkan Inter Milan.
Pada saat pertandingan di gelar 76.212 tiket habis terjual, semua bangku penonton dari yang kelas III sampai yang VVIP pun sudah penuh di tempati para penonton.
Dan pada malam itu pun semua pemain United berpesta setelah mengalahkan Inter dengan skor mutlak 2-1, sama dengan agregat 3-2. gol-gol United di cetak oleh Santiago Munez dan Dimitar Berbatov, dan gol dari Inter disarangkan oleh Wesley Sneijder. Tetapi ada kabar buruk dari kubu United, Tangan Kiri Ben Foster patah usai pertandingan tersebut, tetapi United tidak perlu cemas, karena ada Igor Akinfeev yang ada menggantikan posisi Ben Foster.
Pada pekan ke-35 liga inggris, United akan bertamu ke White Hart Lane, markas dari Tottenham Hotspurs. Pada pertandingan ini adalah pertandingan pertama Akinfeev untuk United. Ternyata Akinfeev bermain dengan sangat Cemerlang, sehingga ia tidak kebobolan pada pertandingan pertamannya, tendangan penalty dari Jermain Defoe dapat di tangkis dengan cermat oleh Akinfeev, di sana United menang dengan skor 3-0 ketiga gol di borong oleh Munez.
Pada babak semifinal liga Champion, United berhadapan dengan wakil Inggris lainnya, yaitu Liverpool, pada laga melawan Liverpool, United kalah 1-0 di Anfield, gol tersebut di sarangkan oleh Fernando Torres.
Pada pekan ke-36 liga inggris secara kebetulan United akan berhadapan dengan Liverpool di Anfield, United menang 2-1 pada laga tersebut, gol di cetak oleh Rooney dan Berbatov, Munez di istirahatkan untuk laga Liga Champion.
Akhirnnya liga champion tiba, kini saatnya United membalas dendam kepada Liverpool, akhirnya dendam itu terbalaskan berkat gol dari Santiago Munez dan Zoran Tosic, United menang dengan skor mutlak 2-0 dan agregat 2-1.
Pada pekan ke-37 liga inggris United akan berhadapan dengan Birmingham City di Old Trafford, pada laga tersebut United menang 1-0, karna kiper dari Birmingham sulit di taklukan, sehingga United hanya mampu menyarangkan satu gol hasil dari sundulan Darron Gibson. Pada pekan terakhir liga inggris, United akan berhadapan dengan lawan yang Mudah, yaitu Blackburn Rovers. Pada pekan ini pun United juga harus bergembira, karena berhasih menambah koleksi piala Liga Inggris ke Old Trafford, nilai United hanya berselisih 5 poin dari Liverpool di posisi runner up klasmen sementara.
United menang dengan mudahnya, United menang 1-0 atas laga tersebut, gol tersebut di cetak oleh Patrick Evra, bek kiri United.
Final Liga Champion tiba, Final diadakan di stadion Velodrome, Perancis.
Final Liga Champion mempertemukan antara Manchester United melawan Real Madrid.
Pada babak pertama United lebih mendominasi pertandingan, tetapi pada babak pertama skor tetap 0-0. pada babak kedua Santiago Munez melesatkan tendangan jarak jauhnya, tetapi masih membentur tiang gawang bagian atas Madrid. Gol yang di tunggu-tunggu tiba, Dimitar Berbatov mencetak gol dengan kepalanya berkat umpan dari Munez dari sisi kiri. United merayakan gol tersebut dengan meriah. Gol tersebut terjadi pada menit ke-72. Madrid pun menambah daya serang mereka dengan mengganti Raul Gonzalez dengan Esteban Granero, Madrid terus menyerang gawang United, tetapi berkat ke hebatan Igor Akinfeev, semua tembakan Madrid dapat di halau dengan baik.
Saking asyiknya menyerang, Madrid melupakan pertahanan, pada akhirnya menjelang menit akhir, gol malah di tambah oleh Munez lewat tendangan volleynya yang mengarah ke pojok kanan atas gawang. Dan pluit panjang di tiup wasit Howard Webb. United berpesta pora di sana pada akhirnya Munez memutuskan bahwa ia hanya akan bermain di Manchester United tidak di klub lain. Karena klub ini adalah impiannya dari kecil…

The End…

Petualangan Loli by Kent

Petualangan Loli


Di sebuah kota kecil hiduplah anak kecil bernama Loli, ia gadis yang pintar namun, orangtuanya menganggap ia seperti kutu yang mengganggu mereka. Loli selalu disiksa oleh orangtua dan kakaknya yang bernama Yoga. ayahnya bernama Jack dan ibunya bernama Lina. Saat ia berumur 4 tahun ia sudah bias membaca dengan lancer.Namun orangtuanya menganggapnya seperti kutu yang menggangu.



Jika Loli ingin membaca buku ia pergi ke perpustakaan di dekat rumahnya, setiap hari ia selalu pergi ke perpustakaan untuk membaca saat ibunya pergi bermain judi, sedangkan ayahnya pergi menjual mobil bekas. Suatu hari ia meminjam buku untuk membaca di rumah, saat ia sedang membaca, ayahnya dating dan merobek buku yang sedang dibacanya.



Karma kesal Loli ingin membalas ayahnya. Saat malam hari ia bangun dan masuk ke dalam kamarmandi ayahnya dan menukar isi shampo dengan cat berwarna kuning. Ia juga memberikan lem pada topi yang biasanya dipakai ayahnya. Saat pagi hari rambut ayahnya berwarna kuning dan sebuah topi menempel di rambut ayahnya.



Saat bu Lina berusaha melepas topi pak jack, pak jack berteriak kesakitan karna rambut kuningnya ikut tertarik. Akhirnya jack berangkat kerja dengan perasaan malu, kejadian ini membuat Loli merasa senang karna tidak diganggu keluarganya selama beberapa hari.



Namun hari yang tenang berakhir karna rambut pak Jack sudah kembali seperti semula. Saat malam hari pak jack sedang bercerita kepada Yoga tentang bisnisnya hari ini. Ia mengajari kepada Yoga tentang matematika agar Yoga bisa meneruskan bisnis ayahnya.


Saatdiberikan pertanyaan Yoga tidak bias menjawab, namun Loli bias menjawab dengan benar namun ayahnya memarahinya. Setelah itu Yoga bertanya kepada ayahnya rahasia sukses menjual mobil bekas. Ayahnya memberitau mereka berdua bahwa rahasianya adalah bubuk kayu.



Lalu Yoga bertanya kembali kepada ayahnya tentang cara kerja bubuk kayu tersebut. Lalu ayahnya memberi tau caranya yaitu taburkan bubuk kayu di dalam oli kotak persneling dan hasilnya mobil berjalan dengan mulus, namun hanya bisa bertahan sekitar seratus mil.



Loli lalu memprotes hal yang dilakukan ayahnya, Loli berkata uang ayahnya adalah uang haram. Kau bodoh, tidak tau berterima kasih , dasar anak goblok balas ayahnya. Karna kesal Loli mencari akal untuk membalas perbuatan ayahnya.saat esok hari ia pergi kerumah temannya, ia meminjam burung beo, ia lalu kembali kerumah untuk menyusun rencana.



Rencananya adalah menaruh burung itu di cerobong asap dengan lebih dulu mengajarinya suara hantu agar saat malam hari keluarganya takut karna suara burung itu. Saat malam hari ia dan keluarganya duduk di meja makan, lalu terdengar suara hantu. Karna ayah dan ibunya takut mereka lari ke kamar mereka, sedangkan kakaknya bersembunyi di bawah meja makan.



Saat pagi-pagi sekali Loli mengambil burung itu agar tak ada yang mengetaui tindakannya. Saat ayah dan ibunya pergi, Loli mengembalikan burung itu ke temannya dan membayar biaya sewa. Saat malam hari tak ada yang menggangu Loli lagi.


Namun secara tidak sengaja ayahnya tau Loli dalang dari semua kejadian itu. Saat malam hari Loli dimarahi oleh keluarganya , dan secara tidak sengaja ayahnya memberitau Loli bahwa ia bukan anak kandung mereka. Kana kesal Loli masuk kamar. Ia sekarang mengerti kenapa ia selalu disiksa, karna ia bukan anak kandung mereka.




Saat itu juga ia melarikan diri melewati jendela. ia ingin mencari ibu kandungnya namun ia tidak tau harus pergi kemana, Loli lalu menumpang pada truk sayur yang menuju kota lain. Setelah sampai ia bingung harus kemana.



Saat sedang kebingungan ia bertemu seorang perempuan yang sedang kesusahan, Loli lalu membantu ibu itu, nama nya adalah bu Rina, karna Loli membantu bu Rina, Loli boleh tinggal di rumah kecil bu Rina, rumah bu Rina kecil hanya seukuran 15 ×10 meter.



Bu Rina bekerja sebagai guru di sebuah sekolah. Karna Loli belum sekolah bu Rina menyekolahkan Loli di sekolah tempat bu Rina mengajar, saat hari pertama Loli mengajar ia bertemu kepala sekolah yang sangat kejam, ia sangat tidak suka anak-anak, ia selalu menghukum apa bila ada murid yang tak bisa menjawab pertanyaannya namanya bu Mina



Di kelas Loli terdapat dua anak yang usil, karna mereka kesak kepada kepala sekolah mereka memasang rencana untuk mengerjai kepala sekolah. Saat istirahat mereka memasang sebuah bom yang berbau sangat busuk, ketika kepala sekolah berada di kantornya tiba- tiba ruangannya berbau busuk.



Karna ia kesal ia langsung mencari siapa yang memasang bom yang sangat bau tersebut, saat tiba di ruangan kelas Loli, kepala sekolahnya menuduhnya yang memasang bom tersebut, meski bu Rina dan Loli sudah berusaha meyakinkan kepala sekolah, tapi Loli tetap dianggap pelaku dan dihukum.



Loli dihukum di sebuah ruangan yang gelap dan mengerikan, setelah ia dibebaskan kedua temannya meminta maaf. Lalu saat Loli dan kedua temannya sedang bermain bu Rina yang sedang berjalan membawa buku yang tebal tersandung buku yang jatuh diambil Loli dengan kekuatan yang aneh, saat itulah Loli baru tau bahwa ia punya kekuatan super.



Saat Loli dan bu Rina sampai di rumah, bu Rina mencerikan kisah bahwa ia adalah saudara dari bu Mina kepala sekolahnya, dan ia bercerita lagi rumah yang ditempati bu Mina dulu adalah rumahnya yang direbut oleh bu Mina saat orangtua bu Rina meninggal..



Dalam hati Loli, ia harus membalas bu Mina dan mengembalikan rumah bu Rina bagaimana pun caranya, esoknya saat Loli sekolah bu Mina sedang mengajar Loli, saat itu juga dengan kekuatan super Loli ia memindahkan kodok dari luar kelas kedalam minuman bu Mina.



Saat bu Mina meminum seekor kodok keluar dari mulut bu Mina, seluruh murit di kelas tertawa dan bu Mina pingsan karna kaget. Karna tubuhnya yang besar butuh delapan orang guru untuk mengangkat bu Mina, selama seminggu bu Mina tidak masuk ke sekolah karna takut hal itu terjadi lagi.



Saat bu Mina masuk kembali, ia menuduh Loli yang melakukan itu, namun guru-guru lain mencoba meyakinkan bu Mina bahwa Loli bukanlah pelakunya. Untungnya bu Mina percaya dan pergi dari ruangan itu, saat ia mengajar di kelas Loli kembali, loli dengan kekuatannya mengelem kursi bu Mina.



Saat bu Mina duduk ia tidak bisa berdiri, lalu dengan susah payah ia berdiri dan akhirnya ia bisa berdiri namun karna lem nya terlalu kuat celana bu Mina robek, hanya Loli saja yang tertawa dengan keras, itu membuat bu Mina marah dan mengejar Loli.



Saat Loli dikejar bu Mina, Loli memakai kekuatannya untuk menulis sesuatu di papan tulis. Tulisannya berbunyi: Mina kembalikan rumah Rina, bayar gaji Rina lalu pergilah dari sini sebelm aku marah dan menjemput mu sebagaimana kamu membuat aku mati , kuawasi kau Mina.





Hal itu membuat bu Mina pingsan. Esoknya bu Mina pergi dan mengembalikan rumah bu Rina dan membayar gaji para guru-guru. Lalu bu Rina diangkat men jadi kepala sekolah. Dan karna Loli anak yang pintar ia langsung naik kekelas yang sesuai dengan nya.



Namun saat itu Loli bertemu dengan ayahnya dan keluarganya, mereka ingin Loli tinggal bersama mereka lagi dan pergi ke kota yang jauh. Bu rina tidak bisa berbuat apa-apa karna loli bukan anaknya.



Saat Loli dan keluarganya bersiap-siap loli mempunyai ide. Ia segera pergi ke rumah bu Rina dan membawa nya ke keluarganya. Loli memaksa keluarganya agar mengijinkan Loli tinggal bersama bu Rina, ayahnya mengajukan persyaratan yaitu bu Rina harus membayar.



Setelah membayar akhirnya Loli bisa tinggal bersama bu Rina, saat itu juga Loli bertanya kenapa keluarganya ingin pergi, lalu bu Rina memberitau bahwa ayahnya melakukan bisnis illegal dan sekarang sedang dikejar polisi.

Patah Hati by Rachel Hardiari K

Pada suatu hari, saya berdiri di depan pintu kamar Jessica dengan perasaan ragu antara ingin membuka pintu kamar tersebut atau tidak. Kakak semata wayangnya itu sudah dua hari tidak keluar dari dalam kamar, kecuali untuk mandi. Nafsu dia juga berkurang, sehingga saya dan mama harus mengantarkan makanan dan memaksanya untuk makan. Penyebabnya? Apalagi kalau bukan patah hati.
Dengan sangat hati-hati Ayu membuka pintu kamar tersebut. Suasana kamar bernuansa warna pink itu berantakan. Kasur dan seprai tidak beraturan lagi, beberapa bantal dan guling terletak di lantai, dan yang lebih parah, lantai kamarnya tertutup dengan tisu yang ia pakai untuk menghapus air matanya.
“Mau ngapain kamu ke sini?” tanya Jessica sambil berbaring di tempat tidur dan menutupi wajahnya dengan bantal. Suaranya serak, nyaris tidak terdengar.
“Aku Cuma mau ngasih tisu, Kak. Persediaan tisu kakak sudah habis, kan?” Ayu meletakan sekotak tisu di samping kakaknya lalu segera keluar dari ruangan itu.
Jessica mendorong bantal yang menutupi wajahnya. Ia berusaha mengangkat tubuhnya agar bisa bangkit berdiri dari tempat tidur dan berjalan menuju meja rias yang ada di dalam kamarnya.
Wajahnya sangat jelek. Matanya selalu ia rawat dengan baik sekarang jadi kusam dan kusut, sama seperti kulit wajahnya. Penampilannya saat ini tidak jauh berbeda dengan orang yang sedang sekarat.
Jessica mengalihkan perhatiannya pada sebuah foto yang dibingkai dengan manis dan terpajang di meja riasnya. Foto itu merekam salah satu kejadian yang ia lewati dengan William. Waktu itu mereka merayakan enam bulan hari jadian di Dufan, dan William meminta tolong pada salah satu pengunjung untuk mengambil foto mereka berdua di depan wahana tornado, yang menjadi favorit keduanya.
Dua hari yang lalu, Jessica memutuskan hubungan mereka, saat ia memergoki William sedang jalan bersama dengan seorang perempuan yang diakui laki-laki itu hanya sebagai teman baiknya. Saat melihat kejadian itu, Jessica langsung menarik tangan William dan mereka bertengkar di lapangan parkir mal tersebut.
“Teman baik ngga perlu gandengan tangan segala?” tanya Jessica dengan nada bicara yang lumayan keras.
“Siapa yang gandengan sih, Jess?” William membela diri
“Ingat, Will. Selama delapan bulan aku pacaran sama kamu, bukan kali ini aku ngeliat kejadian kayak gini,” kata Jessica
“Kamu tuh terlalu cemburuan! Memangnya aku ngga boleh punya temen perempuan? Kamu sendiri selalu aku kasih ijin buat jalan sama tema-teman laki-laki kamu?” kata William
Jessica diam selama beberapa menit, sebelum akhirnya ia mengatakan, “Aku mau kita putus.”
Ada sedikit harapan di hati Jessica supaya William menolak permintaan yang baru saja ia ucapkan tersebut. Setiap kali mereka bertengkar, kata-kata andalan yang selalu Jessica ucapkan adalah ancaman untuk mengakhiri hubungan mereka, dan itu sukses membuat dana merasa bersalah lalu meminta maaf padanya. Tapi ternyata, kali ini ancaman itu tidak ada gunanya.
“Kalau itu mau kamu,” William menatap kedua mata Jessica dengan tenang, “Ya sudah.”
Rasanya sedikit mengingat kejadian itu. Jessica kembali menatap dirinya di depan cermin kemudian segera menghapus air mata yang hendak membasahi pipinya lagi. Ia benar-benar menyesal telah mengucapkan kata-kata “putus” tanpa berusaha untuk membicarakan baik-baik dengan dana.
Apa cara terbaik agar seseorang yang sedang patah hati bisa bangkit dan hidup normal sebelumnya?
Setelah dua hari membolos, hari ini mama memaksa Jessica untuk kembali ke sekolah. Biasanya, setiap kali Jessica hendak pergi ke sekolah, William sudah menunggu di depan rumah dengan motor kesayangannya. Tapi, mulai hari ini, berhubung William sudah bukan lagi menjadi pacarnya, Jessica harus bisa berangkat sekolah sendiri dengan menggunakan angkutan umum yang biasa mangkal di depan kompleks rumahnya.
Setelah dua hari penuh hanya melihat pemandangan kamarnya yang berantakan dan pengap, rasanya sangat segar menghirup udara pagi dan melihat banyak orang yang sibuk bersiap-siap melakukan aktivitas keseharian mereka.
“Jessica,” seseorang menyapa Jessica saat ia sedang duduk di terminal menunggu bus yang datang. Jessica sangat terkejut ketika ia menengok dan mendapati bahwa orang yang baru saja memanggilnya adalah William, mantan pacarnya.
“Eh.” Jessica jadi salah tingkah. “Kamu kenapa naik bus juga?”
“Motor aku rusak, kemarin waktu pulang sekolah nabrak trotoar.”
Jessica melihat pergelangan tangan William yang terluka, kemudian meraih tangan William agar ia dapat melihat lukanya dengan jelas.
“Lukanya nggak parah kok, Cuma di tangan sama kaki saja. Rasa sakitnya juga sudah hilang,” kata William, menebak apa yang ada di dalam pikiran Jessica.
“Kenapa kamu sekolah? Harusnya kamu di rumah saja,” tanya Jessica.
“Aku bosen di rumah,” jawab William singkat. “Kamu sendiri ke mana dua hari ini?”
“Aku.”
William memiringkan wajahnya, menatap wajah Jessica dengan serius. “Ada yang berubah dari penampilanmu. Mata kamu bengkak, muka kamu juga kelihatan beda. Kamu sedang sakit ya?”
Jessica mengangguk pelan. Dalam hati ia berpikir apa Dana sama sekali tidak menyadari kalau perubahan apa yang terjadi pada penampilannya ini adalah akibat dari berakhirnya hubungan mereka?
Sebuah bus akhirnya tiba di terminal. William segera menggandeng tangan Jessica serta menuntun gadis itu masuk ke dalam bis dan menjaganya dari orang-orang yang berdesakan dari saling mendorong. Diam-diam Jessica merasa senang. Muncul sedikit harapan dalam hati agar hubungannya dengan dana bisa kembali seperti sebelumnya.
“Jessicaaaaa!!!” Tiara dan Vena, sahabat dekat Jessica langsung berlari mendekati Jessica begitu ia masuk ke dalam kelas.
“Ke mana aja kau? Dua hari nggak sekolah, nggak ada kabar lagi!” tanya Tiara sanbil membetulkan poninya.
Jessica memperhatikan sahabatnya yang sang feminism itu. “Baru potong poni, ya? Tambah cantik aja, Ra,” dipuji seperti itu Tiara tersenyum dan lagi-lagi membetulkan poni ratanya.
Ketiga sahabat itu tidak bisa mengobrol lebih lama, karena beberapa menit setelah Jessica masuk, bel berbunyi, tandanya kegiatan belajar mengajar akan segera di mulai. Mereka bertiga pun segera duduk manis di bangku masing-masing untuk memperhatikan pelajaran.
Tiara dan Vena belum tahu kalau Jessica dan dana sudah putus. Jessica tidak sempat menceritakannya pada mereka berdua., karena ia sendiri sibuk menangis di dalam kamar sambil menyesali perbuatannya yang telah mengakhiri hubungan mereka terlebih dahulu. Jadi, begitu jam istirahat tiba, menceritakan semua kejadian yang baru ia lewati pada sahabat-sahabatnya. Dan sesuai tebakannya, Tiara dan Vena cukup kaget mendengar kabar itu.
“Sayang banget. Padahal kamu berdua udah jadian selama delapan bulan?” Vena berkomentar. “Kamu berdua cocok banget.”
Jessica hanya mengangkut bahu sambil memasukan satu sendok nasi goreng ke dalam mulutnya. Sebenarnya nafsu makan Jessica masih belum membaik, tapi kedua teman baiknya itu memaksanya untuk makan, bahkan mereka yang memesan dan membelikan nasi goreng untuk Jessica.
“Tapi kalau menurut aku ya itu jalan yang terbaik juga,” ujar Vena. “Soalnya, kamu kan nggak cuma sekali ngeliat dana jalan sama peremuan lain. Masa kamu mau diselingkuhin terus?”
Vena kembali melanjutkan kata-katanya. “Kalau memang cuma jalan-jalan sama perempuan, kamu masih bisa maafin. Tapi, kalau sampai gandengan tangan kayak yang kamu liat ya kamu pantes mutusin dia,” ujar gadis berambut keriting itu dengan jelas.
Semuanya punya kesempatan untuk berubah.
Akhir-akhir ini dana bersikap manis pada Jessica. William masih rajin mengirimkan SMS untuk sekedar mengucapkan selamat pagi, selamat siang, selamat malam, selamat tidur, atau menayakan kabar Jessica.
Ya, mungkin memang benar apa yang Vena katakan. Sudah seharusnya Jessica memutuskan hubungannya dengan William. Tapi, kalau ternyata William benar-benar ingin berubah dan masih ada kesempatan buat bisa balikan lagi, Jessica nggak akan melewatkannya begitu saja.
Malam minggu kali ini, Jessica berharap William akan mengajaknya berkencan. Ke mana saja, yang penting mereka bisa ngobrol dan menghabiskan waktu berdua. Tapi samapai waktu menunjukan pukul 17.00, belum ada kabar sama sekali dari William. Dia juga nggak mengirim SMS atau menelepon seharian penuh, membuat Jessica sedikit kecewa.
Akhirnya, menjelang malam Jessica memutuskan untuk memasang komputer dan mengecek account facebook-nya. Jessica sengaja mengintip profile facebook William, dan ia sangat terkejut ketika melihat wall mantan pacarnya itu penuh dari seorang perempuan yang mengirimkan pesan-pesan mesra. Saat itu juga, Jessica merasa telah dibohongi. Ia meraih ponselnya dan segera menelpon Vena dan Tiara.
“Kalau memang dia lagi dekat sama perempuan itu, kenapa dia juga ngasih harapan buat aku?” Jessica menahan isak tangisnya, sementara Vena dan Tiara duduk di sampingnya dan mendengarkan seluruh curahan hati sahabatnya itu. “Aku udah mikir bakal bisa balikan sama dia., nggak taunya dia malah hampir jadian sama perempuan lain!”
“Udah saatnya kamu lupain dia, Jess,” ujar Vena sambil mengelus rambut Jessica.
Ketiga sahabat itu diam untuk beberapa saat, sampai tiba-tiba saja seseorang mengentuk pintu kamar Jessica.
“Kak,” Ayu muncul di depan pintu kamar kakaknya dengan membawa buku pelajaran matematika, “Boleh aku masuk?”
“Mau ngapain?” tanya Jessica sedikit sinis, membuat saya ragu-ragu untuk masuk ke dalam masuk kamar kakak perempuannya itu.
“Aku cuma mau minta tolong diajarin pelajaran matematika aja, Kak. Hari Senin aku ada ulangan, dan dari kemarin-kemarin ulangan matematika aku nggak pernah bagus, makanya buat ulangan kali ini aku harus bisa dapat bagus. Tapi, kayaknya kakak masih sedih, jadi ya udah deh biar aku belajar sendiri aja,” kata Ayu sambil bersiap-siap untuk menutup pintu kamar.
“Ayu,” panggil Jessica, “Sini, kakak ajarin biar kamu bisa dapat seratus,” ujarnya sambil tersenyum.
Ayu membalas senyum kakak tersayangnya itu kemudian naik ke atas temat tidur dan segera membuka buku pelajarannya. Ia tau Jessica adalah kakak yang pintar, apalagi untuk pelajaran anak kelas 2 SMP seperti ini, pasti Jessica bisa membantunya. Bukan Cuma Jessica yang membantu Ayu sambil sesekali mengajaknya bercanda dan diselingi dengan melakukan keisengan seperti menggelitik gadi kecil itu.
Setelaj selesai membantu adiknya, Jessica memutuskan untuk menghabiskan malam minggu dengan teman-temannya. Dengan bantuan Tiara yang memang pintar berdandan, penampilan Jessica yang kusut diubah menjadi jauh lebih segar. Mereka pergi ke suatu mal. Jalan-jalan, nonton di bioskop, dan juga mencoba restoran baru di mal tersebut.
Putus cibta tidak berarti mengakhiri segalanya. Ia masih punya keluarga, seorang adik yang lucu dan selalu bersedia membelikan tisu ketika ia terus menangis, juga dua orang sahabat yang selalu ada untuk menghiburnya. Dan satu hal yang Jessica percaya adalah bahwa suatu hari nanti ia akan bertemu dengan seseorang yang jauh lebih baik dari William. Seseorang yang tidak akan menduakan atau memberikan harapan palsu untuknya.

Gempa dI Sumatera Barat by Satrio Bayu

GEMPA DI SUMATERA BARAT

Sumatera Barat yang terkenal dengan sebutan ranah minang adalah kota tempat kelahiran temanku. Amir murid kelas IX.1 SMP Cakra Buana Depok adalah murid yang cerdas, sopan dan rajin menjalankan sholat, juga Anissa teman sepermainanku di Komplek BDN Rangkapanjaya Baru Depok.juga anak yang cerdas dan sholehah. Kakek dan neneknya tinggal di Sumatera Barat.

Kakek Amir bernama Aburizal berasal dari Padang Pariaman dan bekerja sebagai petani sedangkan Kakek Anissa bernama Mustafa berasal dari Padang Kota dan bekerja sebagai pedagang pakaian di Pusat Perbelanjaan yang ada di kota Padang.

Setiap bulan ramadhan baik Amir maupun Anissa selalu menjalankan ibadah dengan sempurna baik puasa maupun sholat tarawih di masjid. Sehingga lebaran adalah hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh Amir dan Anissa, utuk pulang kampung bertemu dengan sanak saudaranya.

Seminggu sebelum lebaran, Amir bersama orang tuanya berangkat terlebih dahulu menuju kampung halamannya di Padang dengan naik kapal laut.
Sepanjang perjalanan Amir sangat menikmati keindahan alam terutama laut yang luas dan senantiasa selalu berdo’a kepada Allah SWT dengan harapan semoga dapat segera sampai dengan selamat dan dapat bertemu dengan kakek dan neneknya.

Tiga hari kemudian, giliran Anissa yang pulang kampung bersama kedua orang tuanya.dengan naik pesawat terbang. Anissa selalu senang kalau dia berlibur ke kampung halamannya yang berada di Padang sama seperti Amir, apalagi anissa paling suka ketika perjalanan menuju Padang kota kelahiran ayah dan ibunya. Anissa ingin segera bertemu dangan neneknya karena dia sangat sayang dan dimanja oleh neneknya karena Anissa selalu dibelikan boneka baru setiap pulang lebaran.

Anissa tiba di bandara Minangkabau dan disambut hangat oleh kakeknya yang menjemput di bandara, sedangkan neneknya tidak ikut menjemput karena sedang mempersiapkan masakan makanan kesukaan Anissa yaitu rendang, Anissa langsung terlibat percakapan dengan kakeknya :

Anissa : Assalamu’alaikum kek …. alhamdulillah Anissa sampai dengan selamat. Kok nenek tidak ikut menjemput .. ?

Kakek : Nenekmu tidak bisa ikut karena sedang mempersiapkan makanan kesukaan Anissa yaitu rendang.

Anissa : Aduh kek … Anissa bersyukur selalu dibuatkan rendang oleh nenek … Anissa kangen ingin segera ketemu nenek.

Kakek : Sabar ya … nenekmu juga sudah sangat kangen sama Anissa …. Sebentar lagi kita sampai di rumah

Beberapa waktu kemudian sampailah anissa ke rumah neneknya dan anissa pun berlari mencari neneknya , lalu anissa pun memeluk neneknya

Nenek: Assalamu’alaikum cucuku !! Apa kabar…… nenek sangat kangen sama kamu, nenek sedang masak rendang kesukaanmu … !!

Anissa : Alhamdulillah nek.. Anissa sehat-sehat saja. Terimakasih nenek telah membuat rendang kesukaan Anissa … semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan kepada nenek, amin.

Nenek: Nenek juga punya hadiah boneka untuk Anissa karena Anissa telah menjalankan puasa dan sholat tarawih dengan sempurna.

Anissa : Alhamdulillah nek terimakasih, Anissa sangat suka boneka itu …..

Akhirnya keluarga Anissa bercengkerama dengan sanak saudaranya, saling melepas rindu sambil menyantap hidangan berbuka puasa bersama.

Dua hari kemudian, kapal laut yang ditumpangi Amir dan keluaranya sampai di pelabuhan Padang Pariaman. Amir dan keluarganya langsung mencari angkutan kota yang melewati rumah kakeknya. Setelah satu jam perjalanan, sampailah Amir ke rumah kakeknya.

Amir : Assalamu’alaikum nek …. alhamdulillah Amir tiba dengan selamat sampai rumah nenek, Kakek tidak ada nek … sedang kemana .. ???

Nenek: Oh … kakekmu masih di sawah … sedang melakukan penyemprotan padi agar tidak terkena hama sehingga dapat dipanen pada waktunya.

Tak lama kemudian kakek Amir datang dari sawah dan merasa sangat bahagia karena cucu kesayangannya telah datang berkunjung di hari lebaran sehingga kakek tidak merasa kesepian.

Kakek : Assalamu’alaikum … eh Amir, kapan datang, Ayah Ibumu mana … kakek sangat kangen pada Amir. Bagaimana sekolahmu … kakek dengar Amir rajin belajar dan masih tetap puasa … Alhamdulillah semoga Allah SWT memberikan kekuatan dan kesehatan kepada Amir sehingga menjadi juara kelas lagi … amin.

Amir : Wa’alaikumssalam, kek …. Ayah sedang mandi sedang Ibu di dapur membantu nenek masak gulai nangka. Kek … ada hadiah buat kakek. Ayah belikan kakek sarung, baju koko dan peci baru untuk sholat idul fitri biar kakek kelihatan lebih muda.

Kakek : Alhamdulillah .. kebetulan baju koko dan sarung kakek sudah lusuh .. terimakasih Amir .. sampaikan pada Ayah Ibumu .. kakek sangat senang dengan hadiahnya.

Amir sangat senang pulang ke kampung kakeknya, karena setiap hari bisa membantu kakeknya pergi ke sawah sambil mencari belut.

Setelah satu minggu berlibur ke kampung halaman orang tuanya, Amir maupun Anissa kembali ke Jakarta untuk bersekolah kembali dan menceritakan pengalamannya berlibur selama lebaran kepada teman-temannya.

Matahari sore mulai terbenam dan senja mulai menjelang, tepatnya hari Rabu tanggal 30 September 2009 jam 17.16 setelah menjalankan sholat ashar, Amir dan Anissa menonton televisi dengan film kesukaannya. Tiba-tiba siaran televisi menayangkan terjadinya gempa bumi di Padang dan sekitarnya, dengan pusat gempa di pantai Padang Pariaman.

Sedih bercampur bingung, Amir dan Anissa sama-sama menyimak berita televisi karena baru beberapa hari yang lalu mereka berlibur lebaran di Padang dimana banyak terjadi tanah longsor dan gedung-gedung yang roboh. Amir maupun Anissa berteriak memanggil orang tuanya memberitahukan kejadian tersebut dan mengharap orang tuanya segera mencari informasi keadaan kakek dan nenek mereka.

Dengan kejadian gempa bumi yang begitu hebat 7,6 skala richter, telah memporak porandakan apa yang ada diatasnya, banyak penduduk kehilangan tempat tinggal dan banyak korban yang meninggal dunia yang belum dapat ditemukan jasadnya.

Setiap hari Amir maupun Anissa menyimak berita televisi untuk mencari informasi kondisi kerusakan kota Padang dan sekitarnya sedangkan orang tuanya sibuk menghubungi kakek dan neneknya melalui telepon. Namun karena jaringan telekomunikasi yang rusak kena gempa, maka sangat sulit menghubungi kakek dan neneknya maupun sanak keluarga yang ada di Padang.

Setiap selesai shmaupun Anissa sama-sama berdo’a memohon kepada Allah SWT semoga kakek dan neneknya diberikan keselamatan dan kesehatan karena mereka sangat sayang kepada kakek dan nenknya.

Selang dua hari kemudian, Amir dan Anissa diberitahu orang tuanya bahwa keadaan kakek dan nenek mereka selamat dan sehat walaupun rumah yang ditempati rusak. Saat ini kakek dan neneknya tinggal di tempat pengungsian menunggu keadaan aman.

Alhamdulillah ya Allah, engkau telah selamatkan kakek dan nenek yang kami cintai dan semoga engkau memberikan kesehatan kepada mereka dan masyarakat Padang lainnya sehingga tabah dalam menghadapi musibah gempa bumi dan selalu ingat akan kebesaranMu ya Allah. Semoga musibah yang menimpa mereka menjadikan kekuatan dalam meningkatkan iman dan taqwa serta menjalankan ibadah kepadaMu semakin baik untuk yang akan datang.

Itulah do’a Amir dan Anissa ketika selesai sholat sebagai rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan keselamatan dan kesehatan kepada Kakek dan Neneknya.

Akhirnya Amir maupun Anissa sangat senang mendengar keselamatan kakek dan neneknya dan mereka bisa tidur nyenyak.

Sang Pahlawan Masyarakat By Throva Limbong

Pada suatu pagi yang sunyi, di desa yang terpencil hiduplah seorang laki-laki yang bernama wijaya. Ia diasuh oleh neneknya karena bapak dan ibunya meninggal karena kecelakaan motor. Ia anak yang taat kepada neneknya dan ia juga orang yang taat beragama. Ia mempunyai hati yang sangat baik.

Kemudian, pada keesokan hari, wijaya bermain dengan teman-temannya. selesai ia bermain ia berpamitan kepada teman-temannya untuk pulang ke rumah. Pada saat wijaya sedang berjalan pulang ke rumah ada sebuah rumah yang ia lihat sangat aneh. Ia melihat ada seorang sedang membawa sesuatu masuk ke dalam rumah tersebut. Tetapi wijaya menghiraukan perlakuan dari orang itu.

Pada kesesokan paginya, ia disuruh oleh neneknya untuk membeli sayuran di pasar. Wijaya pun pergi ke pasar untuk membeli sayuran. Pada saat di pasar, ia bertemu dengan teman lamanya yang sudah lama tidak kelihatan wijaya pun sangat senang sekali karena bertemu teman lamanya.

Selesai wijaya berbincang dengan teman lamanya, ia pun membeli sayuran yang disuruh oleh neneknya. setelah ia selesai membeli sayuran, dan lain-lain. Ia pulang ke rumah neneknya tersebut. pada saat ia menuju ke rumah ia melewati rumah yang aneh tersebut. Lagi-lagi ia melihat orang yang kemarin masuk ke rumah kosong tersebut dengan membawa barang yang banyak. Wijaya mulai curiga dengan sikap dari orang tersebut, tetapi ia menhiraukan saja sikap dari orang tersebut. Akhirnya ia sampai ke rumah neneknya dan makan bersama.

Ketika ia sampai di rumah neneknya, ia makan bersama dengan neneknya. Tetapi neneknya menanyakan kepada wijaya “kenapa kau pulang lama sekali wijaya?” kemudian wijaya menjawab pertanyaan dari nenek “wijaya beli sayuran lalu tiba –tiba bertemu teman lama saya nek.” Akhinya mereka melanjutkan memakan makanan tersebut.

Selesai memakan makanan tersebut, wijaya pamitan kepada neneknya untuk pergi sebentar. Neneknya mengizinkan wijaya untuk berpergian. Akhirnya wijaya pun pergi, tetapi pada saat wijaya sedang berjalan melewati rumah aneh itu lagi, ia melihat orang yang sama sedang memasuki rumah aneh itu lagi dengan membawa barang yang banyak.

Wijaya mencurigai orang tersebut sedang melakukan apa, ahkirnya wijaya menghampiri orang tersebut, dan mengatakan kepada orang tersebut “ada apa ini pak?” dan bapak ini menjawab kepada wijaya demikian “tidak ada apa-apa ini Cuma barang-barang bekas yang tidak layak dipakai lagi.” wijaya pun mengerti dan meninggalkan orang tersebut.

Wijaya pun meninggalkan orang tersebut tetapi ia masih mencurigainya. Ia pun berjalan – jalan dan tiba-tiba bertemu temanmya dan mengajak dia bermain akhirnya wijaya pun ikut bermain bersama teman-temannya. Temannya mengajak bermain bermain petak umpet dan wijaya pun ikut bermain pada saat wijaya mengumpat ia melihat orang itu lagi yang ada di rumah tersebut.

Ia makin mencurigai orang tersebut dan wijaya membututi orang tersebut. Pada saat wijaya membututi orang tersebut ia melihat orang tersebut sedang membuka barang yang ada dalam kardus tersebut dan isinya ternyata adalah tumpukan sampah. Ternyata orang yang dicurigai oleh wijaya ternyata adalah orang yang menjaga rumah kosong tersebut.

Akhirnya wijaya melanjutkan permainan mereka sampai selesai. Dan setelah selesai bermain wijaya pun pamitan untuk pulang. Akhirnya ia sampai di rumah neneknya tersebut. Neneknya marah kepada wijaya “kenapa pulang malam-malam?” wijaya berkata kepada neneknya “maaf nek, wijaya abis bermain dengan teman-teman” kemudian neneknya mengatakan lagi demikian “lain kali jangan diulangi lagi ya” kemudian mereka makan bersama. Dan mereka tidur.

Keesokan harinya wijaya bangun dan ia melihat neneknya masih tidur. Dan ia tidak mau mengganggu neneknya tersebut ia pun membuat masak sendiri. Kemudian setelah selesai makan, wijaya membersihkan rumahnya pada saat semuanya sudah selesai dan pada saat neneknya bangun, neneknya melihat kalau semuanya sudah bersih.

Dia menanyakan kepada wijaya “apa ini pekerjaanmu wijaya”? wijaya menjawab “ya nek ini pekerjaan wijaya” neneknya sangat senang sekali melihat wijaya sangat rajin sekali membersihkan rumah. Setelah itu, wijaya berpamitan kepada neneknya untuk pergi ke rumah temannya, dan neneknya mengizinkannya.
Pada saat wijaya berjalan melewati rumah aneh tersebut, ia masih tidak percaya bahwa itu adalah sampah. maka wijaya masuk ke rumah kosong tersebut. Ia melihat banyak kardus yang berserakan di rumah tersebut. Ia mencurigai isi kardus tersebut berisi barang-barang yang aneh.

Akhirnya ia membuka kardus tersebut dan setelah ia membuka, isinya adalah suatu senjata-senjata yang illegal. Ia terkecut melihat isi kardus tersebut dan ia mau melaporkannya ke kantor polisi. Pada saat di kantor polisi ia menjelaskan bahwa di rumah kosong tersebut ada senjata-senjata yang illegal.

Tetapi pada saat wijaya menjelaskan, polisi tidak percaya kalau isi di dalam rumah kosong tersebut berisi senjata-senjata illegal. Akhirnya wijaya pun diusir oleh petugas kepolisian. Wijaya pun bingung haris memberitahu ke siapa. Akhirnya wijaya ingat kalau ia harus memberitahu ini ke pak RT. Akhirnya ia pergi ke rumah pak RT, tetapi, pak RT tidak mempercayai itu.

Wijaya makin bingung harus memberitahu ke siapa. Akhirnya ia memberitahu kasus ini ke teman-teman bermain wijaya. Pada saat wijaya memberitahu kasus ini ke teman-temannya, temanya kaget dan mengatakan kepada wijaya “apakah itu benar wijaya”? kemudian wijaya menjawab “ia saya tadi melihat barang-barang tersebut di dalam rumah kosong tersebut”

Teman-temannya wijaya masih tidak percaya kalau di dalam rumah kosong tersebut isinya adalah senjata-senjata yang illegal. Tetapi wijaya kembali menjawab “kalau tidak percaya ikut saya ke rumah tersebut” akhirnya wijaya dan teman-temanya pergi ke rumah kosong tersebut.

Pada saat ia sudah sampai ke rumah tersebut, wijaya dan teman-temanya memasuki rumah tersebut,dan melihat isi kardus tersebut kosong. Temanya lalu mengatakan kepada wijaya “mana senjata-senjata illegal tersebut?” lalu merasa temannya ini dikerjain akhirnya mereka semua pergi.

Ternyata pada saat wijaya melaporkan ke polisi orang aneh tersebut sudah mengambil senjata-senjata tersebut agar tidak ketahuan oleh semua orang. Wijaya pun bingung senjata-senjata tadi ada dimana? Karena sudah larut malam, wijaya pun pulang ke rumah neneknya dan melanjutkanya besok.
Pada saat keesokan harinya, wijaya pamitan kepada untuk pergi ke rumah kosong tersebut. Akhirnya neneknya mengizinkan wijaya pergi. Pada saat wijaya sampai di rumah kosong tersebut, ia masih tidak percaya bahwa yang dilihat teman-temanya itu bohong. Akhirnya wijaya masuk ke rumah aneh tersebut.

Pada saat ia sudah memasuki rumah tersebut, dan kemudian ia melihat isi kardus tersebut ternyata berisi senjata-senjata. Akhirnya ia kaget melihat isi kardus tersebut, karena kardus yang ia ada, kemudian teman-temanya lihat kosong, dan sekarang ia lihat isinya ada. Ini sangat membingungkan dia.

Tetapi, ini harus diberitahu ke polisi. Pada saat ia sampai di kantor polisi tersebut ia menceritakan kepada polisi tersebut. Polisi tersebut masih tidak percaya, tetapi wijaya meyakinkan dia. Akhirnya polisi tersebut datang ke rumah tersebut. Dengan menaiki mobil polisi.

Pada saat polisi tersebut sampai di rumah kosong tersebut, ia melihat seseorang sedang menyembunyikan senjata-senjata tersebut polisi dengan tegas memperingati kepada orang tersebut untuk angkat tangan. Tetapi orang tersebut malah melarikan diri. Akhinya polisi mengejar orang tersebut.

Pada saat orang tersebut melarikan diri polisi menembak orang tersebut pas di kakinya. Akhrinya orang tersebut tertangkap. Polisi pun meminta maaf kepada wijaya karena tidak mempercayainya. tiba-tiba suasana menjadi ramai dan mereka baru percaya kalau rumah tersebut berisi senjata-senjata illegal.

Tiba-tiba pak RT pu datang dan ia baru mempercayainya kalau isi rumah tersebut berisi senjata-senjata yang illegal dan pak RT langsung meminta maaf kepada wijaya karena tidak mempercayainya wijaya pun memaafkanya. Neneknya datang ke lokasi tersebut dan mendengar bahwa cucunya telah menyelamatkan warga mereka. Neneknya pun sangat bangga sekali kepada wijaya

Kemudian teman-teman wijaya pun meminta maaf kepada wijaya karena tidak mempercayai kalau isi dalam rumah tersebut berisi senjata-sejata illegal dan kemudian mereka berteman kembali da akhirnya mereka bermain kembali seperti dulu. Dan nama wijaya menjadi terkenal.
Nama-nama wijaya masuk ke dalam Koran,tv,dan lain-lain karena ia telah menyelamatkan warga mereka dari senjata-senjata yang membahayakan. Wijaya pun diwawancarai oleh banyak media dan namanya tidak asing lagi dalam Koran dan media lain.

Friend By Yasmin Rifdaniar

friends
Dulu ada dua sahabat, yang dulunya saling setia dan saling menjaga.
Yang satu bernama Zaza dan yang satu lagi bernama Shasha. Mereka sekarang duduk di kelas 3 SMA.
Zaza hidupnya sangat sederhana. Sedangkan Shasha hidup dengan keluarga yang berkecukupan.
Pada suatu pagi yang cerah,mereka berangkat sekolah bersama-sama,menggunakan bis sekolah. Di perjalanan Zaza menceritakan tentang laki-laki yang pernah bertemu dengannya di toko,pada waktu ia berbelanja dengan mamanya. Ia bercerita bahwa laki-laki itu sangat tampan, ia juga bercerita kalau ia berkenalan dengannya. Nama laki-laki itu Victor. Menurut Zaza Victor adalah sosok laki-laki yang perfect. Victor mempunyai mata yang berwarna biru,kulitnya putih, badannya tinggi, mukanya bersih, ia selalu memakai gelang berwarna gelap.
Saat Shasha mendengar cerita itu, Shasha agak curiga denganZaza ,karena laki-laki yang ia ceritakan mirip sekali dengan pacarnya. Shasha mulai ingin menyelidiki Zaza.
Tidak lama kemudian meraka berdua dan teman-temannya yang berada di bis sekolsh sampai di tujuan. Mereka sangat tertib saat keluar dari pintu bis sekolah. 10 menit berlalu, bel berbunyi dengan keras “ Biiieeeeb”.
Anak-anak berlarian masuk menuju kelas masing-masing. Zaza dan Shasha duduk di meja yang berbarengan. Pada saat guru matematika menerangkan, Shasha tidak memperhatikan gurunya, karena Shasha masih berpikir cerita Zaza tadi.
Zaza pun bingung dengan temannya, karena tidak biasanya Shasha melamun dan mencoret-coret buku tulisnya. Zaza bertanya,” Sha, lo kenapa sih ko ga biasanya lo kaya gini?”. Shasha tidak menjawab pertanyaan temannya itu, ia malah menggambar dengan mukanya yang menunjukan kebingungan.
Zaza pun sangat kesal dengan Shasha, karena ia tidak biasanya seperti itu dan tidak menjawab pertanyaan teman sahabatnya sendiri.
Bel berbunyi “ Biiieeeeb”, tandanya mereka pulang.
Sepulang sekolah Shasha langsung menghindar dari Zaza. Zaza mengejar Shasha, tapi sayangnya tidak berhasil. Shasha sudah terlalu jauh.
Di rumah Shasha menangis, karena Shasha takut pacarnya tidak sayang dengannya lagi dan hanya mempermainkannya. Karena Shasha penasaran, Shasha langsung mengambil handphonenya yang ada di tas, dan langsung menelepon pacarnya.
Namun telpon dari Shasha tidak di jawab oleh Victor. Shasha sangat sedih dan takut sekali pacarnya menjadi berubah.
Tapi untungnya Shasha beruntung, 5 menit kemudian Victor menelpon Shasha. Shasha langsung mengangkat telponnya.
Dan mereka berdua berbicara.
Victor: “ Ada apa, kenapa ko kamu telpon?”
Shasha:” Kamu sebenarnya kenapa sih!!!”
Victor: “ Kenapa apanya sih sha.. emang aku kenapa?”
Shasha: “ Yang pertama kenapa tadi telpon aku ga kamu angkat? Yang kedua kamu pernah ketemu sama yang namanya Zaza ga, kalau ga salah kamu ketemu di toko, waktu ia berbelanja dengan mamanya.”
Victor: “ Yang mana? Kapan aku ketemunya? “
Shasha:” Kamu jangan pura-pura ga tau gitu deh, kalau emang pernah ketemu, kamu bilang aja jujur ke aku, aku ga suka sama cowok yang tukang bohong!”
Victor:” Kamu apa-apaan sih nuduh aku sembarangan kaya gitu, tolong ya Sha kamu lebih hati-hati kalau berbicara.”
Shasha:” Iya tapi aku masih ga percaya sama kamu, takutnya kamu bohong sama aku!
” Victor:” Sha kapan sih aku bohongin kamu? Apa aku pernah bohong sama kamu?”
Shasha:” Iya sejauh ini si ga pernah, tapi aku gatau yang sekarang ini kamu bohong apa ga sama aku.”
Victor:” SUMPAH deh Sha aku ga bohong, aku minta maaf deh kalau aku udah buat kamu kesal.”
Shasha:” Iya aku maafin kamu, tapi kamu jangan bohong ya.”
Victor:” Iya aku ga akan bohong, aku janji.”
Akhirnya mereka berdua tidak bermusuhan lagi. Dan kembali berpacaran lagi seperti biasa.
Shasha pun sangat bingung, karena kalau memang Victor tidak berbohong, lalu yang berbohong siapa lagi kalau bukan Zaza. Tapi tidak mungkin sahabatnya berbohong kepadanya, karena sahabatnya itu sudah dari dulu berteman dengannya dan yang Shasha tau Zaza orangnya sangat baik dan selalu menjaga perasaan orang, apalagi sahabatnya yang dari dulu dekat dengannya.
Keesokan harinya anak-anak bersekolah seperti biasa di jemput dengan bis sekolsh, begitu juga dengan Zaza dan Shasha.
Di bis, Zaza mencoba berbicara dengan Shasha.
Zaza:” Hai..”
Shasha:” Hai juga”
Zaza:” Kemarin lo kenapa ko gw panggil ga dijawab, lo marah sama gw?
Shasha:” Ah .. ga ko”
Zaza:” Oo kirain gw lo marah, gw jadi ga enak sama lo.”
Shasha:” Nyantai aja, kemarin gw lagi badmood.”
Zaza:”ok deh..”
Bell berbunyi, ” Biiieeeeb” tanda masuk sekolah. Zaza dan Shasha langsung masuk dan duduk di bangku. Saat bel istirahat Zaza berbicara dengan Shasha.
Zaza:” Sha maaf ya yang kemarin, yang soal gw ketemu cowo di toko itu benar, tapi gw bohong yang soal gw kenalan, gw sebenarya udah kenal dan udah dekat sama dia..”
Shasha:” Mau lo itu apa sih!! Gw ga suka cara lo!!”
Akhirnya Shasha langsung pergi begitu saja meninggalkan Zaza.
Zaza:” Sha tunggu gw belum selesai bicaranya”
Tapi Shasha tidak mendengar Zaza bicara, karena Shasha sudah terlanjur merasa di bohongi oleh teman sahabatnya.
Sesampainya Shasha di rumah, ia bertemu dengan mamanya, mamanya bingung melihat Shasha menangis.
Mama Sya:”Kamu kenapa, ko nangis? Cerita dong sam mama.”
Syasya:”Aku di bohongin sama teman aku ma, sama si Zaza”
Mama Sya:” Kalau kamu nangis terus pulang begitu aja, masalah ga akan selesai Sha. Kamu harus dengar dulu semua baru kamu bisa pergi kalau memang kamu kesal sama Zaza.”
Shasha:” iya ma..”
Keesokan harinya Shasha lupa bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya.
Shasha berangkat dari rumah menuju sekolah tidak menggunakan bis sekolah, kali ini Shasha diantar mamanya.
Sesampainya di sekolah shasha masuk kelas. Di kelas Shasha bertemu dengan Zaza dan Victor.
Shasha bingung, karena bisa-bisanya Victor dengan Zaza berdua. Shasha pun langsung menaruh tas dan pergi, namun Victor mencegatnya dan berbicara:
Victor:” Sha apa-apaan si kamu belakang-belakangan ini ngambek terus. Mau kamu apa sih?”
Shasha:” Aku mau hubungan aku sama kamu sampai di sini aja, aku udah capek kamu ga bisa jagain aku.”
Victor:” Oh ok kalau itu mau kamu, kita putus lagian aku juga udah jadian sama Zaza, Jadi aku ga perlu sedih atau apapun itulah..”
Shasha:” Kamu jahat banget aku benci sama kamu!”
Jam 12 pun berlalu, akhirnya mereka semua pulang sekolah.
Shasha dijemput oleh mamanya menggunakan mobil pribadi keluarganya.
Sesampainya di rumah, Syasya langsung ke kamar. Di kamar Syasya langsung menulis di buku diary, kalau ternyata laki-laki yang di bangga-banggakan itu laki-laki yang jahat.
Tidak lama kemudian bell rumah Syasya berbunyi ” Kriiiiiiing”
Mama Syasya langsung membukakan pintu. Ternyata yang datang Zaza dan Victor. Mereka membawa bingkisan dan kue.Mama Syasya bertanya:
Mama Sya:”Ada apa ya anak-anak, Syanya sedang tidak ingin di ganggu.”
Zaza dan Victor:” Ga ko tante kita perlu banget bicara dengan Syasya, Syasya salah paham”
Mama Sya:” O iya deh, tunggu sebentar ya, tante panggilin dulu”
Setelah mama Syasya menjelaskan tentang semuanya, akhirnya Syasya mau bertemu dengan teman-temannya.
Zaza dan Victor:” Sya maaf kita udah bohongin lo, kita tau kita terlalu keterlaluan kerjain lo. Kita berdua minta maaf.”
Syasya:” Iya tapi kenapa kalian bisa setega ini sih?”
Zaza dan Victor:” Gw berdua ga ada maksud apapun ko Sya, gw cuma mau bilang kita berdua bohong sama lo. Karena gw tau hari ini hari ulang tahun lo, gw sama Victor Cuma kerjain lo aja, semuanya ga benar Sya. Sya happy birthday ya Sya!!”
Syasya:” kalian jahat banget kerjain gw keterlaluan banget ni, liat ni mata gw udah sampai bengkak-bengkak. Capek gw setiap hari harus sabar ngadepin lo berdua. Tapi makasih ya kalian baik banget, kalian masih ingat sama ulang tahunku.
Zaza dan victor:” Iya sama-sama.”
Victor:” Sya aku minta maaf ya aku udah buat hati kamu sakit banget tadi waktu di sekolah,pasti kamu marah banget ya sama aku. Aku tau ko aku memang keterlaluan banget bercanda ga pada tempatnya. Tapi happy birthday ya Syasya yamg cantik”
Syasya:” Iya aku maafin kalian berdua. Tapi khususnya baut Victor kamu beneran ni ga pacaran sama Zaza?”
Victor:”Iya ga lah aku itu cuma sayang sama satu orang, yaitu kamu.
Syasya:”iya aku percaya,aku juga udah maafin kamu ko vic”
Victor:” Jadi sekarang gimana ni sama hubungan kita yang sebenarnya, kamu masih mau jadi pacar aku ga, walaupun tadi aku udah keterlaluan bohongin kamunya?”
Syasya:”Iya aku mau, aku udah terlanjur sayang banget sama kamu.
Akhirnya mereka berdua kembali berhubungan lagi.Setelah itu mereka ber empat,yaitu mama Sya,Syasya,Victor,dan Zaza memotong kue bersama-sama. Mereka semua terlihat bahagia dan senang.
Keesokan harinya Zaza dan Syasya berangkat sekolah berbarengan menggunakan bis sekolahnya.Di jalan Zaza dan Syasya saling bercanda satu sama lain.
Sesampainya di sekolah, Zaza dan Syasya masuk kelas. Tidak lam akemudian bell berbunyi ” Biiieeeeb”. Tandanya bel masuk sekolah.
Saat mereka semua sedang belajar, ada guru yang bernama bu Marni. Bu Marni mengumumkan bahwa ada murid baru yang dulunya pindahan dari Australia.Muridnya Laki-laki. Ternyata laki-laki itu adalah Victor, Zaza dan Syasya kaget melihat Victor pindah sekolah.
Saat bel istirahat Zaza dan Syasya berbicara:
Zaza:” Eh lo ko pindah?”
Syasya:” iya ko kamu pindah Vic?”
Victor:” biar dekat dengan kalian aja, iya aku bosen sekolah di sana”
Zaza dan Syasya:” Asyik deh kita bisa main bareng terus ni.. hehe”
Akhirnya mereka bertiga senang dan gembira.

Perbedaan yang Indah by Zevanya Wenas

Ifa adalah seorang anak berumur 13 tahun yang cukup pintar dalam sekolahnya, ia selalu dapat ranking 1 dalam kelasnya, namun ia bukanlah orang yang berkecukupan, ibunya adalah seorang guru di sekolah negeri yang gaji nya bisa dibilang sedikit. Ayahnya adalah seorang loper koran yang gajinya pun tidak dapat mencukupi seluruh kebutuhan Ifa beserta adiknya Ify. Ifa termasuk anak yang berprestasi di sekolahnya, ia sering memenangkan beberapa lomba cerdas cermat di berbagai sekolah ataupun kompetisi lainnya. Ifa juga anak yang berbakti kepada orangtuanya, ia selalu membantu orangtuanya meringankan biaya sekolah maupun kebutuhannya sendiri tiap hari dengan menabung dari hasil lomba cerdas cermatnya. Suatu hari di sekolah, Ifa dipanggil oleh kepala sekolah dan ditawarkan beasiswa ke sebuah SMA unggulan yang kualitasnya bagus dan biaya nya juga lumayan mahal, ia diberi waktu oleh kepala sekolahnya untuk meminta persetujuan dari orangtuanya.
“Bu.. Pak.. Hari ini aku ditawarin beasiswa ke sekolah unggulan”, kata ifa dengan semangat. “Sekolah apa nak?”, tanya ayahnya. “Itu pak, SMA Cakra Buana itu kan sekolahnya keren banget, terus kan pernah masuk acara TV gitu.. aahh, aku mau masuk situ.. boleh ga bu, pak??”, mohon Ifa. Lalu ibunya menjawab, “Asal kamu bisa beradaptasi di sana, ibu sih setuju-setuju saja….”, perkataan ibunya belum selesai, Ifa pun menyambar “Iya iya iya iyaaaa! Aku pasti bisa beradaptasi.”, ayahnya pun berkata, “Pesan bapak, tingkatin terus prestasimu ya nak.. Bapak bangga sama kamu”. Ifa senang sekali, ia langsung memeluk ibu bapaknya dengan riang. Keesokan harinya, Ifa langsung bilang ke kepala sekolahnya kalau orangtuanya mengizinkan ia untuk mengambil beasiswa itu.
Ketika ia lulus SMP, ia mendapat nilai yang sangat bagus dan ternyata ia mendapatkan nilai tertinggi diantara teman-temannya. Orangtua Ifa sangatlah bangga dengan prestasi yang dicapai oleh Ifa. “Akhirnya gue lulus SMP juga, sekarang masuk deh ke dunia SMA. Hmm, ga sabar deh masuk SMA, pasti temen-temennya seru terus belajarnya lebih asik”.
Sehari setelah ia lulus SMP, ia pergi ke SMA untuk psychotest. Di saat ia masuk ke area kampus, ia melihat mobil-mobil mewah, beserta anak-anak yang penampilannya sangatlah glamor. Di sela-sela perjalanannya ke gedung SMA, ia mendengar beberapa murid yang sedang ngobrol, “Eh, lo liburan sekolah nanti kemana?”, kata anak 1. “Wah, gue kayaknya mau pergi ke singapore deh, biasa belanja disana, kan ada sale gede-gedean tiap tahun, lo mau ikut??” kata anak 2. “Yaaahh, gue ngga bisa, gue mau liburan ke australia sama sepupu gue”. Ifa berfikir di dalam hatinya, “Wow, nih anak-anak kayaknya kaya banget yah, hmm.. gimana nanti kalo temen gue kayak gini? Kan gue ga kayak mereka”. Tapi, ia tetap berikir positif, “Gue masuk sini buat belajar, bukan buat gaya-gayaan. Jadi diemin aja”. Ifa langsung bergegas pergi untuk psychotest.
Ketika Ifa pulang, ia kaget melihat adiknya yang terkapar lemah di tempat tidur. Ia pegang badan adiknya dan menyadari badan adiknya panas sekali. Tanpa berfikir, ia langsung membawa adiknya ke Puskesmas terdekat. Ifa sangat khawatir, ia takut terjadi apa-apa kepada adiknya. Setelah adiknya diperiksa, beberapa lama kemudian dokter memberitahu bahwa adiknya terjangkit penyakit tifus. Ifa sangat kaget, ia langsung pergi ke sekolah, tempat dimana ibunya mengajar dan memberitahukan keadaan adiknya. Ibunya panik dan langsung meminta izin untuk mengunjugi Ify di Puskesmas. Sesampainya Ifa dan ibunya di puskesmas, dokter memberitahukan bahwa Ify harus dibawa ke rumah sakit karena peralatan di puskesmas kurang memadai. Ibunya hanya diam dan berfikir sejenak, “Aduh, pasti kalau Ify dibawa ke rumah sakit, biaya nya lebih mahal”. Ibu berkata pada dokter, “Dok, gimana kalau anak saya dibawa pulang dulu, biar kami sekeluarga yang coba merawatnya”. Akhirnya Ify dibawa pulang oleh ibunya karena biaya rumah sakit termasuk mahal, orangtuanya tidak mampu membayar.
Di sisi lain, ada seorang anak yang bernama Rifan. Ia termasuk anak yang berkecukupan. Ibunya adalah seorang manager bank ternama di Jakarta, sedangkan ayahnya adalah wiraswastawan yang sangat maju usahanya. Rifan tinggal di rumah yang mewah dan apa saja yang ia inginkan pasti dapat diwujudkan oleh orangtuanya. “aduuuh, raport gue jelek banget. Duh gimana ya kalo bonyok gue ngeliat? Bisa mampus gue dimarahin”, Gumam Rifan. Ya, sudah bisa dilihat, Rifan bukanlah anak yang pintar. Rifan adalah anak yang sering memboros-boroskan uang. Rifan juga bukanlah anak yang dapat dibanggakan oleh sekolahnya. Beberapa kali ia ketahuan bolos sekolah, ataupun merokok di area sekolah. Guru-guru di sekolahnya sudah lelah dengan perbuatan Rifan. Rifan juga sudah sering dipanggil ke ruangan kepala sekolah, bahkan orangtuanya sering dipanggil oleh sekolah karena ulahnya. Orangtua Rifan juga sangat sibuk, mereka tidak pernah mempedulikan dia.
Suatu hari, Rifan ditanya oleh ibunya yang terlihat sibuk sedang melihat ke layar Hp, “Kamu nanti masuk SMA mana?”. Rifan menjawab dengan santai “Gak tau ma, terserah aja mau dimana”. “Gimana masuk SMA Cakra Buana lagi? Kan kamu SMP nya disana”, tanya ibunya. “Yaudah, terserah”, jawabnya dengan santai, seolah-olah dia tidak perduli.
Setelah selesai ngobrol dengan ibunya, Rifan langsung pergi menggunakan mobil mewahnya. Rifan pergi ke tempat nongkrongnya, bertemu dengan teman-temannya. Tiba-tiba ada salah seorang temannya berkata, “Eh bro, cobain deh nih”. Rifan bingung melihat sebungkus bubuk yang dipegang temannya, ia bertanya, “Apaan tuh?” dengan nada polos. “Ini tuh kunci kehidupan, bro. Sekalinya lo coba, dunia lo terasa indah deh, percaya sama gue”, rayu temannya yang berusaha menawarkan barang itu. Di dalam fikiran Rifan terdapat dua suara yang berbeda, satu suara berkata, “Ayolaaaah, tuh barang kayaknya menarik cuy, coba sekali aja gaada ruginya kan? Kalo lo gasuka yaudah tinggal lo buang”. Di sisi lainnya, “Fan, lo udah cukup bermasalah di sekolah, cukuplah disekolah aja. Lo tau kan tu barang apa? NARKOBA bro! Lo kayak ga pernah denger aja efeknya. Sekalinya lo coba pasti hidup lo kebuang percuma!”. Rifan terdiam sejenak, lalu berkata, “Ehm, kayaknya ngga deh, sorry ya”, katanya sambil berjalan kearah mobilnya dan pergi sementara teman-temannya menertawakan dia.
Dua minggu kemudian, liburan sekolah selesai. Saatnya memasuki sekolah yang baru, jenjang yang lebih tinggi bagi Ifa. Pagi-pagi dia sudah bangun dan bersiap-siap masuk sekolah baru. “Wah, hari ini gue masuk sekolah baru. Senengnyaaaa”, kata Ifa dengan perasaan girang. Semua perlengkapan sekolah sudah lengkap, bajunya rapih, buku pelajaran pun rapih terorganisir di dalam tas. “Bu, Pak, aku pergi sekolah dulu yaa”, kata Ifa berpamitan pada orangtuanya.
Sangatlah berbeda dengan Rifan. “Mas, bangun mas, udah jam berapa, hari ini kan hari pertama mas masuk sekolah, jangan sampai telat”, kata Iyem pembantunya. Dengan perlahan, Rifan membuka matanya dan melihat jam dinding di tembok tepan tempat tidurnya yang menunjukkan pukul 07.15 pagi. Rifan panik, langsung berlari ke kamar mandi, mandi secepat mungkin. Setelah mandi, ia langsung memakai seragam dan tidak memperhatikan seberapa rapih penampilannya. Lalu ia mengambil tas, menaruh sebuah buku dan langsung pergi ke sekolah menggunakan mobilnya.
Suasana di sekolah dimana Ifa bersekolah lumayan ramai. Ifa masih kagok dan tanpa sadar ia menabrak seseorang, “Eh, maaf gue ga sengaja”, kata Ifa memohon maaf. “Makanya, kalo berhenti jangan di tengah jalan, jadi nabrak kan tuh!”, sahut seorang anak yang cantik, dan kelihatannya sangat sombong. “Iya, maaf gue masih kagok disini”, jelas Ifa. Anak itu langsung pergi dari hadapan Ifa bersama dua temannya. Di dalam hati Ifa, ia berfikir, “Gila, sombong banget tuh cewek, hmm.. sabaaaarr”. Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya. “Sabar ya, tuh cewek namanya Bella, ia termasuk anak yang eksis di sekolah. Dia cantik, terus lumayan pinter, dia juga pujaan banyak cowok dari SMP. Tapi sayang, dia tuh sombong banget, suka milih-milih temen gitu. Dia cuma temenan sama anak yang kaya dan terkenal gitu deh”, jelasnya. “Oooh, pantesan”, kata Ifa. “Oh iyaa, gue lupa kenalan. Nama gue Ifa, kalo lo?”, Tanya Ifa. “Gue Dhea, salam kenal ya”, katanya. Akhirnya Ifa mendapat teman juga di sekolah barunya.
Mata Ifa tiba-tiba tertuju pada seorang cowok yang lewat didepannya. “Eh, Dhe, itu cowok namanya siapa?”, Tanya Ifa. Dhea menjawab, “Ohh, itu namanya Rifan. Dia seangkatan sama gue waktu SMP”. “Ehm, lumayan ganteng juga yah dia”, kata Ifa tanpa sadar. “Emang sih dia ganteng, tapi sifatnya tuh ga bener, Fa. Dia tuh waktu SMP pernah di skors sama sekolah gara-gara dia ketahuan ngerokok di area sekolah, terus anaknya juga ga pernah dapet nilai bagus soalnya dia kelewatan banyak banget materi”, jelas Dhea. Ifa tak menyangka apa yang didengarnya.
Bel pun berbunyi, kepala sekolah SMA memberikan pengarahan kepada anak-anaknya. Setelah itu, saatnya pembagian kelas. Salah seorang guru berkata, “Iya, saatnya penbagian kelas. Bagi anak yang ibu sebut namanya, harap berkumpul di sebelah kanan ibu”. Nama Ifa pun disebut, beberapa lama kemudian nama Dhea juga disebut, setelah beberapa lama, nama Rifan pun terpanggil. Di dalam hati Ifa, ia senang sekelas dengan Rifan.
Suasana di kelas sangat sunyi karena para murid tidak mengenal satu sama lain. Tiba-tiba wali kelas memasuki ruangan dan berkata, “Selamat pagi anak-anak, nama saya Ibu Yani. Saya adalah wali kelas kalian. Berhubung kalian belum mengenal satu sama lain, ibu ingin kalian mencatat nama dan nomor telfon tiap anak di kelas ini agar kalian lebih kenal satu sama lain”. Seluruh nama telah Ifa catat kecuali nama anak yang duduk di belakang, yaitu Rifan. Ifa dengan malu berkata, “Ehm, halo. Nama gue Ifa, nama lo siapa?”. Rifan memandangnya dan berkata, “Gue Rifan. Eh, sekalian nomor telfon lo ya”. Ifa tak menyangka kalau dia sedang berbicara dengan seorang cowok yang dia kagumi sejenak. Rifan mulai melirik Ifa, dan tanpa sadar Rifan mengajak Ifa untuk ngobrol bersama. Ifa mendapat teman baru lagi di SMA baru nya.
Bel istirahat pun berbunyi, Ifa dan Dhea berjalan bersama keluar kelas. “Eh, Fa, gue ke toilet sebentar ya. Lo tungguin gue”, kata Dhea sambil berjalan ke kamar mandi. Tiba-tiba Rifan datang dan menyapa Ifa, “Eh, ngapain lo disini sendirian?”. “Hahaha, gue nungguin temen gue lagi di toilet”, kata Ifa. Rifan berkata, “Ke kantin bareng yuk”. Ifa kaget mendengar apa yang barusan dikatakan oleh Rifan, tanpa sadar iya meninggalkan Dhea yang masih di kamar mandi.
Selama perjalanan ke kantin, Ifa dan Rifan ngobrol bersama. “Ehm, lo SMP dimana, Fa?” Tanya Rifan. “Gue tuh lulusan SMP negeri, gue masuk ke sekolah ini juga gara-gara beasiswa”, jelas Ifa. “Ohh, emang bonyok lo kerja apa Fa?”, Tanya Rifan. “Nyokap gue tuh guru SD negeri di deket rumah. Bokap gue juga kerja nya jadi loper koran”, jelas Ifa. Rifan menyadari kalau Ifa adalah anak yang kurang mampu. Tiba-tiba Ifa bertanya “Eh, kata anak-anak disini lo tuh banyak masalah ya waktu SMP?”. “Iya, Fa. Lagipula bonyok gue ga perduli juga gue mau ngapain”, jelas Rifan. Ifa baru menyadari kalau Rifan adalah anak yang kurang perhatian dari orangtuanya. “Jangan gitu juga lah, Fan. Gitu juga mereka tuh orangtua lo, durhaka loh”, jelas Ifa. “Itulah gue, Fa”, kata Rifan.
Bel pulang sekolah berbunyi. Ifa sedang berjalan pulang sendirian, tiba-tiba disebelahnya berhentilah sebuah mobil dan kaca mobil itu terbuka, terlihatlah wajah Rifan yang berkata, “Ifa, sendirian aja? Pulang bareng gue aja yuk?”. Ifa berkata, “Gak usah Fan. Gue bisa naik angkot sendiri”. Namun Rifan memaksa, akhirnya Ifa diantar pulang oleh Rifan.
Sesampainya mereka di rumah Ifa, ia mengajak Rifan masuk untuk sekedar berbincang. Ketika Ifa masuk ke dalam rumah, ia melihat adiknya terbaring lemah di lantai. Ifa dan Rifan panik melihatnya. Rifan langsung menggendong Ify ke dalam mobil dan mereka pergi ke puskesmas terdekat. Selama Ify diperiksa dokter, Rifan bertanya kepada Ifa, “Fa, emang adek lo sakit apa?”. Ifa menjawab, “Adik gue kena penyakit tifus Fan. Sebenernya udah disuruh dokter dirawat di rumah sakit aja, tapi keluarga gue ga mampu biayain kalo dirawat di rumah sakit”. Rifan prihatin dengan keadaan Ify. “Fan, gue ke toilet bentar ya”, kata Ifa. Beberapa lama setelah Ifa pergi, dokter pun keluar dan berkata pada Rifan, “Keadaan adik Ify memang sudah termasuk parah, namun berhubung orangtuanya tidak mau membawa dia ke rumah sakit, saya berikan resep obat yang wajib diminum olehnya tiap hari. Obat ini membantu adik Ify cepat sembuh walaupun hanya di rawat di rumah”. Rifan berkata, “Makasih ya dokter”. Rifan tau kalau keluarga Ifa termasuk keluarga yang tidak mampu, jadi ia langsung pergi ke apotik dan mengambil serta membayar obat yang diperlukan oleh Ify. Rifan langsung mendatangi Ifa yang sedang berjalan ke arah tempat Ify diperiksa dan berkata, “Nih obatnya Ify”, sambil memberikan kantong plastik yang berisi obat-obatan Ify. “Loh kok jadi lo yang bayarin sih, Fan? Aduh gue ga enak banget, udah sini gue gantiin uangnya”, sambil mengambil dompet dari kantong bajunya yang tentu saja tidak akan cukup untuk membayar obat-obatan itu. “Udah, Fa”, sambil memegang tangan Ifa yang sedang membuka dompetnya, “Biar gue yang bayarin, anggep aja ini hadiah dari gue buat lo”. Ifa dan Rifan tersenyum bersama.
Malam hari di kamarnya, Rifan termenung sendiri. Fikirannya tertuju pada Ifa, temannya itu. “Wah, Ifa lumayan juga ya. Cantik, sederhana, apa adanya. Loh, kok gue jadi mikirin dia? Apa mungkin ya, gue suka sama dia? Ya wajar juga gue suka sama dia. Tapi, apa dia ngerasain perasaan yang sama kayak gue?”, kata Rifan didalam fikirannya. “Ah, gue sms aja deh tuh anak”.
Di malam yang sama, Ifa sedang menemani adiknya. Tiba-tiba fikirannya teralih kepada Rifan yang telah banyak membantunya. “Rifan tuh baik banget ya, dia mau aja bayarin obat-obatan kamu, Fy. Dia juga lumayan ganteng sih, tapi sayangnya dia masih ga bisa fokus ke pelajaran di sekolah. Apa aku coba bantu dia aja ya? Aku bakal bikin dia berubah, ga akan jadi anak badung lagi”, kata Ifa yang berbicara kepada adiknya, padahal adiknya sedang tidur. Tiba-tiba HP Ifa berbunyi, ternyata ada SMS masuk dari Rifan yang bertuliskan, “Hai Fa, lagi apa lo? Kok gue tiba-tiba kefikiran sama lo ya? Hehehe”. Senyum yang lebar terlihat dari wajah Ifa. Percakapan mereka di SMS pun berlanjut.
Pagi hari, Ifa berangkat sekolah dengan penuh semangat. Sesampainya ia disekolah, ia bertemu dengan Dhea, dan berjalan bersama ke kelas. “Eh. Fa, kok lo waktu itu ninggalin gue sih pas gue lagi di toilet?”, Tanya Dhea. Ifa menjawab, “Aduh, iya Fa, kemarin itu gue ketemu Rifan, terus dia ngajak gue ke kantin bareng”. “Hah? Lo sekarang jadi deket sama Rifan?”, Tanya Dhea kaget. “Iya Dhe, kemarin aja gue balik bareng sama dia, terus dia bantuin gue beli obat buat adek gue”, jelas Ifa. Dhea menjawab, “Cyeeaaa, sekarang Ifa sama Rifan tooh?”. Ifa dan Dhea tertawa bersama. Di dalam hati Ifa, ia memang manyukai Rifan.
Saat jam pelajaran dimulai, Ifa tidak bisa terlepas dari Rifan. Kemana ada Rifan, disitu pasti ada Ifa. Bagitu juga sebaliknya. Dari kedekatan mereka, bisa terlihat rasa sayang diantara mereka.
Ifa tetap ingin mengubah sikap Rifan, salah satu caranya adalah dengan membuat Rifan niat belajar dan membantu Rifan konsenterasi. “Fan, udah sini belajar yuk, gue bantuin”, kata Ifa sambil memegang tangan Rifan yang sedang memegang pensil, kehilangan konsenterasi belajarnya. Dengan waktu yang singkat, Ifa dapat membuat Rifan konsenterasi belajar kembali. Rifan pun senang dengan peranan Ifa di dalam kehidupannya. Ia menyadari kalau Ifa berusaha membuat dirinya menjadi seseorang yang berguna. Rifan sendiri juga menyadari kalau dirinya memang perlu bantuan. Rifan berkata pada Ifa, “Fa, makasih ya udah mau bantuin gue. Gue ngehargain bantuan lo. Tolong bantu ubah diri gue ya, biar semua bisa bangga sama gue dan ga nilai gue sebagai anak badung kayak dulu”. Ifa sangat senang dengan perkataan yang barusan Rifan ucapkan, “Iya Fan, pasti kok gue bantu semaksimal mungkin. Nah, nomor 1 kan lo udah ngerti cara ngerjainnya, sekarang lo coba nomor 2 tapi kerjain sendiri ya”, kata Ifa sambil mengajari Rifan.
Sepulang sekolah, Rifan pulang dan melihat Ibunya yang sedang duduk di ruang tamu. “Ma, aku pulang”, kata Rifan. “Tumben kamu pulang cepet, Fan”, kata ibunya. Rifan terdiam sejenak, lalu duduk di sebelah ibunya. “Ma, maafin aku ya kalau dulu aku sering bikin mama kecewa dengan sikap aku disekolah yang badung. Aku mau berubah sekarang, biar mama juga bangga sama aku”, kata Rifan sambil memandang ibunya. Ibunya menjawab, “Seharusnya mama yang minta maaf. Dulu mama terlalu sibuk, sampai perhatian mama ke kamu sangat kurang, maaf ya nak”, kata ibunya sambil memeluk Rifan yang hampir mengeluarkan air mata. Berjuta terimakasih ingin sekali Rifan ucapkan ke Ifa, yang telah membantunya. Tanpa berfikir, ia pergi mengendarai mobilnya ke rumah Ifa.
Sesampainya di rumah Ifa, Rifan melihat Ifa sedang duduk termenung di teras rumahnya. Rifan datang dan duduk di sebelahnya lalu berkata, “Hai Fa”. Ifa kaget melihat pujaan hatinya duduk di sebelahnya, menatapnya penuh arti lalu berkata, “Fa, makasih ya selama ini udah mau bantuin gue ubah diri gue yang dulunya….. sampai ga bisa gue bayangin”. “Iya, sama-sama Fan”, kata Ifa. Jantung Ifa dan Rifan berdetak kencang, tiba-tiba Rifan berkata pada Ifa, “Fa, gue sayang sama lo. Lo udah buat gue berubah, beda sama yang dulu. Lo juga sederhana, cantik, pinter lagi. Tiap hari gue mikirin lo terus, dan tiap gue ada di deket lo, gue pasti nyaman. Lo mau ga jadi pacar gue?”, kata Rifan sambil menatap mata Ifa. “Gue juga ngerasain hal yang sama kayak lo, iya gue mau”, kata Ifa. Ifa dan Rifan menjadi sepasang kekasih. Ifa selalu membantu Rifan dalam pelajaran sekolahnya.
Kehidupan Rifan yang termasuk berkecukupan sangatlah berbeda dengan kehidupan Ifa yang sederhana. Kehidupan berkecukupan tidak menjamin seseorang untuk berhasil menggali prestasi, contohnya Rifan. Namun, kehidupan Rifan dapat diubah oleh seorang sederhana yang memang berprestasi.
Ifa memang anak yang sederhana, namun itu tak menghentikannya untuk terus berprestasi. Usaha keras Ifa mengubah Rifan juga sangatlah baik dan akhirnya berbuahkan hasil. Ifa tidak mementingkan perbedaan diantara mereka, namun akhirnya perbedaan itu dapat menjadi perbedaan yang indah buat Ifa dan Rifan.

Emilly Anastasia by Ireina Natasya

Aku,Emilly Anastasia Pratama tedaftar sebagai murid kelas XI.2 di sekolh elite, Rezisca High School. Bisa dibilang aku termasuk anak paling beruntung karena memiliki orang tua sukses yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hariku. Kedua orang tuaku adalah pasangan pengusaha tersukses dan terkaya di Jakarta, perusahaan mereka pun sudah terkenal di seluruh Indonesia. Seperti kata orang, aku terkenal dengan kekayaan orang tuaku, tetapi aku tidak mau di judge sebagai anak yang memanfaatkan kekayaan orang tuanya semata. Aku juga ingin sukses seperti mama dan papa.
Terlepas dari itu semua Emily merasa kesepian karena orang tua mereka tidak pernah punya waktu untuknya. Setiap hari orang tuanya selalu pergi keluar kota bahkan keluar negeri untuk mengurusi perusahaan mereka. Dan sejak umur tujuh tahun Emily diurus oleh pembantu yang sudah ia anggap seperti ibnya sendiri, Bi Inah. Bisa di bilang Bi Inah inilah yang selalu ada di sisi Emily.
“Mil,..Emilly..ada Nuno tuh !!”, teriakan Gita menyadarkanku dari lamunanku.
Spontan aku berdiri dan berkata, “ Mana ?!!”, diikuti dengan tertawa puas dari Gita dan Bella
“Sial !! ganggu aja lo berdua !!”, dengan wajah kesal aku berteriak kepada mereka
“Lagian pagi-pagi udah ngelamun ! Ngelamunin apa si,neng ?”
“Oh gue tau ni ! lo pasti lagi ngelamunin pangeran lo ya?! Itu tuh prince Nuno Merdhitian ! ya kan ??”, sosor Gita dengan nada menggoda.
Sekilas tentang Bella dan Gita. Bella adalah sahabatku dari aku SMP dan orang tua kami pun sudah dekat dari dulu. Bella selalu memberiku nasiahat yang dapat mengelurkanku dari masalah. Sedangkan Gita, ia temanku semenjak aku masuk SMA ini. Gita memang agak telmi tapi dia selalu bisa menghiburku disaatku sedih. Aku tidak pernah menyembunyikan sesutu dari mereka bahkan masalah tentang orang tuaku sampai dengan aku suka dengan Nuno. Begitu juga mereka.
“Aaah !! Apaan si lo berdua! Kafe aja yuk !!”, usulku untuk menghindari tuduhan-tuduhan mereka.
Ya..mereka benar! aku memang sedang melamunkan Nuno, cowok yang hampir setahun menjadi incaranku. Saat aku masuk kesekolah ini dialah orang pertama yang aku lihatdan semenjak itulah aku mulai suka dengannya.
Pada saat perjalanan ke kafe aku melihat Nuno sedang bermain gitar aula, suara gitarnya sangat lembut didengar. Aku pun sempat berhenti sebentar untuk mendengarnya bermain gitar. Namun karena Gita dan Bella terus menggodaku, akhirnya aku melanjutkan langkahku menuju kafe.
“Mil, persaan lo ke Nuno tuh gimana si ?”, tanya Bella membuka percakapan.
“Ya... gimana ya ? ?Gue sendiri ga tau..kadang dia deket banget sampe gue kira kalo gue tuh bisa ngejangkau dia, tapi kadang dia juga suka jauh sampe-sampe gue harus lari untuk ngeliat bayangan dia”, jawabku sejujurnya.
“Tapi lo masih ngarep ?”,sambung Gita.
“Mmm...kalo ngarep si iya ! Tapi gue rasa dia ga ada respon sama sekali..”
“Ya udah..lo jangan nyerah dulu ! Gue yakin lama-lama Nuno pasti sadar !”, Gita menegarkanku.


“Non,Non Emilly.. sarpan,Non. Udah di tungguin Nyonya sama Tuan, Non.”, suara Bi Inah di sertai ketukan pintu kamarku.
“Iya,Bi ! lima menit lagi aku turun..”,sahutku.
Dengan gontai aku berjalan menuruni tangga menuju ruang makan.
“Hai sayang ! kok lemes banget sih!”, sapa Pama.
“Kamu kecapean, Mil ?”, sambung Papa.
“Engga cuma lagi males aja!”, sahutku seadanya.
“Oh..mmm..Mil, Mama sama Papa ga bisa ikut makan malam lagi soalnya kita harus keluar kota dan mungkin baru bisa pulang besok pagi atau mungkin lusa.”, jawab Mama tanpa rasa bersalah.
“Emang kapan sih Mama sama Papa punya waktu buat aku ?!!”, jawabku ketus sambil mengambil kunci mobil dan berangkat ke sekolah tanpa pamit.
Dari kejauhan aku mendengar Mama dan Papa berteriak memanggil namaku namun aku tetap berlalu tanpa memikirkan ucapan mereka.


“Emily..Mil..!!”, suara Nuno memanggil namaku.
“Nuno ? Kenapa ?”, jawabku bingung.
“Engga, aku cuma mau minta tolong bantuin PR Fisika. Aku belom ngerjain nih ! ga ngerti. Ajarin dong !”, dengan tampang memelas.
“Oh..PR yang dari Pak Rizky !”, jawabku salting.
Kami belalu menuju kelas dan mulai mengerjakaan PR Fisika bersama. Dan setelah hampir satu jam PR terselesaikan dengan wajah lega kami membereskan buku-buku yang berserakan di meja kami.
“Wuiih! Akhirnya selasai juga !! thanks banget ya !kalo ga ada lo terancam dijemur deh ni gue !”
“Mangkanya kalo main Futsal jangan sampe lupa waktu !”
“Iya..”, jawab Nuno sambil mengelus-elus rambutku.
“Pulang sekolah ada waktu ga ?gue mo ngajak lo lunch di kafe gue !ya..itung-itung balas budi sekalian promosi..hehehe!”, ajak Nuno.
“Yaah gue ada janji sama anak-anak!”
“Oh ya udah ajak aja mereka !kan makin rame makin asik !”
“Yakin nih ? Ngga ngerepotin ? Gita sama Bella tuh makannya Banyak loh !hahahaha”
“Wees !sembarangan lo !”, Gita tiba-tiba muncul disela-sela percakapanku dengan Nuno.
“Ehm..Ehm..kayanya asik bener ni ngobrolnya !kaya orang pacaran aja pagi-pagi udah berduaan!ganggu gak kita ?”, cerocos Bella.
“Apaan sih lo !orang kita abis ngerjain PRnya Pak Rizky.ya ga,No ?”, sambil melihat Nuno untuk meminta dukungan.
“Iya..orang kita nggak ada apa-apa !mmm.. Oh iya kita mo ngajak lo berdua lunch di kafe gue, mau ga ?”
“Boleh-Boleh !”, jawab mereka hampir serempak.
“Ya udah ntar ketemu di parkiran ya !”, jawab Nuno sambil berlalu menuju kelasnya dan disertai bel masuk.


Bel kembali berbunyi empat kali pertanda berakhirnya seluruh pelajaran. Kami bertiga(Aku,Gita,Bella) langsung menuju tempat parkiran dan Nuno pun sudah bersender di samping mobil BMW merahnya.
“Lama banget si lo semua ! gue udah lima jam tau nungguin..”
“Lebay lo ! Salahin tuh Pak Beni !”, bela Gita.
“Udah-udah ayo ah ! gue udah laper ni..”, Sahut Bella.
“ Bel, kamu bawa mobil ?”, tanya Nuno lembut hingga membuatku cemburu.
“mmm..gue bareng Emily kok !!”, sahut Bella dan menatapku penuh penyesalan.
Di mobil Bella sibuk meminta maaf kepadaku atas kejadian yang membuatku cemburu tadi. Di dalam hati aku aku berkata dengan galau, “memang suka dengan Nuno tapi aku juga ga boleh egois, Nuno kan bukan siapa-siapa aku ! tapi Bella juga seharusnya juga bisa ngehindar dia kan tahu aku suka sama Nuno !!”
“Mil, please dong jangan marah !”, bujuk Bella.
“Iya gue maafin !”, masih dengan wajah kesal.
“Ya udah kao gitu senyumn dong, neng !”, goda Bella dan aku pun hanya buang muka.
Di kafe aku hanya menjadi ‘kambing conge’ melihat Bella dan Nuno sedang asik mengobrol. Akhirnya aku pun memutuskan pulang lebih dulu.
“Eh, gue cabut dulan ya !!”, dengan nada ketus.
“Loh ko balik si ?”, tanya Nuno.
“Tau kenapa si lo ?”, sambung Gita.
“Males gue ! hari ini orang-orang pada nyebelin semua!!!”, jawabku sewot dan menatap Bella penuh kemarahan.
Aku berlalu menuju mobil namun Nuno mengejarku dan meraih tangaku.
“Lo kenapa si kok tiba-tiba ngambek gini ??”
“Males aja disana cuma jadi ‘kambing conge’ !!”
“Berarti lo ngerasa dong kalo kamu itu kambing !hahahaha..”
“Jayus banget si lo !”jawabku sambil masuk mobil.
“Eh mo kemana ? Ikut dong !”
“Lah terus mobil lo gimana ?”
“Ah gampang nanti suruh supir yang ambil..”
“Nah terus Bella sama Gita gimana ?”
“Tenang aja ! Udah sana..”, suara Gita mengikhlaskan aku pergi dengan Nuno.
“Tuh kan ?! Sini gue yang bawa..”, jawab Nuno dengan senyum kegirangan.

Di perjalanan menuju rumahku..
“Stop..stop..stop !!nanti dulu gue mo minum es kelapa..”, memberhentikan Nuno.
“Hah ?!lo yakin mo minum es kelapa di pinggir jalan gini ? Ga jijik apa lo ? Kotor gini juga..”
“Aaah lebay lo !! cobain dulu deh baru coment..”
“Yaa..tapi digubuk gini lo yakin ?udah gitu lo ga takut apa kena debu jalanan gini ?”
“Udah deh..ayo ah !!”, jawabku sambil menarik tangan Nuno dan memaksanya untuk turun.
Tempat ini adalah salah satu tempat favoritku untuk melepas penat di hati. Walau hanya berupa gubuk tetapi pemandangan sawah di belakangnya membuat tempat ini menjadi tempat yang cocok untuk bersantai.
“Kenapa ko ngeliatin gue kaya gitu banget ?!”, tanyaku bingung melihat sorot matan Nuno padaku.
“Hah? Ngga. Bingung aja ko bisa sih anak Pak Berry Ardi Pratama, pengusaha terkenal se-Indonesia, mau minum es kelapa di pinggir jalan gini ?!..”
“Lebay banget sih lo !! kan yang pengusaha bokap gue bukan gue. Lagian di sini tempatnya enak. Pemandangannya oke, ga terlalu jauh juga dari rumah gue..”
“Iya si..”
Karena keasikan ngobrol, tak terasa kita disana sudah hampir satu jam dan jam pun sudah menunjukkan pukul 17.00 dan itu pertanda waktunya kami bergegas pergi dan pulang.

“Thanks ya udah nyupirin gue..Oh ya lo balik gimana ? Atau lo mo pake mobil gue dulu ?”
“Ngga usah !Tuh supir gue udah jemput..”, jawab Nuno sambil menunjuk mobil kesayangannya yang baru datang.
“Udah ya aku pulang.. besok pagi aku jemput ya ?!”, tawar Nuno.
“Mmm.. Oke tapi jangan telat ya !”
“Oke jam tujuh aku udah sampe sini..”
Akhirnya Nuno berlalu dengan mobilnya. Aku pun gembira dengan sikap Nuno yang semakin lama semakin baik denganku. Saking gembiranya aku sampai jatuh terpeleset kerena loncat-loncat seperti anak 5 tahun.
“AAAW !!”
“Hati-hati, Non ! lantainya baru bibi pel..”, dengan lembut Bibi memberiku peringatan.
“Oke bi !aku ga kenapa-kenapa cuma merah doang dikit !”
“Non..Non ada-ada aja !”

“Non, ada temennya di depan nungguin.”, panggil bibi sambil mengetok pintu kamarku.
Aku tahu itu pasti Nuno karena kemarin Ia sudah janji untuk menjemputku.
“Ya Bi !tunggu. suruh masuk aja dulu..”
“Udah, Non tapi ga mau..”
“Oh ya udah bentar lagi aku turun..”
Tak lama dari Bibi, aku pun turun menemui Nuno.
“Mil, kamu ga sarapan dulu ?”, tanya Papa.
“Engga nanti Emily sarapan di jalan aja !”
“Kunci mobil kamu mana ? Tumben ga bawa mobil !”, tanya Mama.
“Ngga, aku dianterin sama temen, Ma !”
“Siapa Gita atau Bella ?”
“Nuno, Ma !”
“Nuno ?? pacarmu ?”, tanya Papa lagi
“Buakanlah ! Nanti deh kalo Mama sama Papa ada waktu buat aku, aku kenalin !”
“Kalo gitu besok ajak dia ngumpul di villa kita gimana ? soalnya besok Mama sama Papa ambil cuti lima hari..”, ajak papa.
“Hah ?? Serius ?!! Oke..oke !mmm tapi boleh ajak Gita sama Bella gak ?”, jawabku senang.
“Ya bolehlah, sayang !”, Mama mengizinkanku.
“Ma,Pa, makasih ya ! Kalian bisa ngeluangin waktu buat aku..”
“Iya, Mama sama Papa juga mionta maaf ya soalnya kita ngorbanin kamu demi pekerjaan..”, sesal Mama.
“Iya ! kita selalu nyukupin kamu dengan uang tapi kasih sayang ga pernah kami cukupin. Maaf ya, sayang ! mulai sekarang kita janji bakal ngeluangin waktu buat kamu ”, Papa pun ikut menyesal.
Aku pun tak kuasa untuk mengeluarkan air mata dan memeluk mereka.
“Udah ya Ma, Pa aku berangkat dulu ga enak uadah di tungguin sama Nuno..”
“Hati-hati ya, sayang ! salam buat Nuno !”
“Ia, Ma !”, jawab ku sambil berlalu.
Di depan aku melihat mobil Nuno sedang di parkir.
“Lama banget si !! aku nungguin sejam tau!!”
“Maaf deh !!”
“Kamu abis nangis ya ? Kenapa ? Kamu ga boleh berangkat bareng aku ya ?”
“Nggalah bukan ! Udah ga usah di bahas ! oh iya Mama sama Papaku besok ngajak Kamu, Gita, sama Bella ke villa keluargaku di daerah Bandung. Kamu bisa ga ?”
“Bella juga ikutkan ? Pasti bisalah !”
“Lo suka ya sama Bella ?”, tanyaku.
“Hah..Ngga..Ngga..”, jawabnya sambil senyum-senyum.

Setelah sampai di sekolah aku dan Nuno bertemu Bella dan Gita yang baru turun mobilnya masing-masing.
“Bel,Git..”, panggilku.
“Eh, cie..cie.. jadi kalian udah jadian ?! traktir dong !ya minimal..2 pasang bajulah !”, goda Gita.
“Apaan si lo! Orang kita ga jadian juga !”, belaku.
“Bukan ‘ngga’ tapi ‘belom’ kali !!”, tambah Bella.
“Aaaah ! oh iya BoNyok gue ngajakin lo ke villa di Bandung mungkin nginep kali !”
“Wuidihh !kebeneran banget gue emang lagi suntuk banget di rumah, BoNyok lagi pada pergi. Ayo ah! Kapan ?”, jawab Bella semangat.
“Besok. Gue jemput lo berdua..Lo bisa ka, Bel ?”
“Bisalah ! Tenang aja !”
“Bella biar gue yang jemput aja !”, Nuno menawarkan diri.
“Terserah lo deh !!”, jawabku ketus.

“Mil,Emilly..kamu udah siap ?”, panggil Mama.
“Udah.. Tapi Mama sama Papa duluan aja ! Aku mo jemput Gita dulu..”
“Mil, nih..”, Papa menyodorkanku kunci mobil lengkap dengan surat-suratnya.
“Apaan nih, Pa ?”,jawabku bingung sambil membaca surat-surat mobil tersebut.
“HAAH ?!! Ini kan mobil Mercy V6 yang aku mau !! Tapi aku pernah baca di majalah kalo mobil ini limited edition dan harus indent dulu sekitar 8 bulan. Papa ko bisa dapet si ?”
“Kamu masih inget kan sama Om Mark ? PresDir di kantor pusat Mercy, yang dulu Papa kenalin sama kamu. Papa minta bantuan dia. Dan katanya tinggal sisa dua di pusat. Ya udah Papa ambil aja satu buat kamu. Terus papa minta dipercepat jadi 2 minggu dan Papa juga minta dikirim sekaligus plat nomornya !”, jelas Papa panjang lebar.
“Udah kamu liat dulu sana barangnya di depan. Biar Bi Inah yang bawain barang-barang kamu.”
“OKEEE !!”, jawabku senang sambil menuju garasi.
Sampai di garasi memmang benar aku melihat mobil Mercy berwarna biru muda ber-plat nomorkan B 3 MIL
“Gimana oke ga ? Papa yang modif khusus buat kamu lengkap sama warna kesukaan kamu !”
“Oke banget, Pa !! Aku ga sabar buat ‘nunggangin’ ni mobil !!”
“Ya udah sana berangkat ! Kan kamu mo jemput Gita dulu. Koper kamu udah Bi Inah masukin ke bagasi.”, suruh Mama.
“Ya udah aku jemput Gita dulu ya !!”, sambil berpamitan dengan Mama dan Papa.

“Wuidiih !! Mobil baru lo, Mil ?”, tanya Gita speechless.
“Iya !! udah ayo ah ! Ntar keburu macet lagi !!”
“Si Bella gimana ? udah di jemput belom sama si Nuno ?”
“Udah.. tadi dia SMS gue..”
“Oh, ya udah !”

“Akhirnya sampe juga !!Wuiih villa lo gede banget ya ! Perasaan villa gue ga segede gini !”, Gita lega setelah menepuh perjalanan selama 2 jam.
Mama dan Papa sampai lebih dulu. Setelah hampir sepuluh menit kemudian mobil Nuno tiba.
“Cieee..cieee kayanya ada yang pake mobil baru nih !!”, Nuno
“Ini pasti Nuno. Pacarnya Emil ya ?Ganteng ya, Pa ?”, Mama bicara seadanya.
“Sama ya kaya mudanya Papa ?!”, jawab Papa dengan percaya diri diikuti tertawa Mama.
“Mama !!Apa-apaan si ?!!Orang dia bukan siapa-siapa aku !”, belaku.
“Eh, Om, Tante..”, sapa Nuno sambil memberi salam, diikuti Bella dan Gita.
“Ya udah masuk..masuk..! Jangan kelamaan diluar..”, Papa mempersilahkan.
Malamya kami mengadakan pesta barberque. Mama, Aku, Bella, dan Gita mendapat tugas mempersiapkan daging. Sedangkan Papa dan Nuno mendapat tugas memanggang.
“Mil.. Mana dagingnya ?”, teriak Papa.
“Iya.. Tunggu !! Nih..”, jawabku sambil menyodorkan piring penuh daging.
Setelah hampir tengah malam kami menyudahi pesta barberque. Mama dan Papa pun masuk ke kamar lebih dulu sedangkan kami yang masih muda masih menikmati indahnya malam.
“Mil.. gue ngantuk nih ! Temenin dong !!”, paksa Gita.
“Iih tidur aja sendiri sana !!”
“Aaah ! Ayo !!!”, tarik Gita.
Mau tak mau aku pun menemani Gita dan meninggalkan Nuno dan Bella berduaan.

“Mil..Eilly !! Bangun !!”, Gita membangunkanku.
“Ko lo bisa masuk sini ?!!”, aku pun kaget melihat Gita ada disampingku.
“Lo lupa ngunci tau !”
“Oh, iya..ya ! Ada apaan si lo bangunin gue pagi-pagi gini !”, teriakku tak terima.
“Ga..abis gue sendirian ! Bella sama Nuno lagi pacaran !
“HAAH ?!! PACARAN ??”, teriakku kaget setengah mati.
“Loh ?emang lo belom di kasih tau ya ? Mereka kan jadian semalem..Ups !”, Gita keceplosan.
“Semalem ?!!!”, tanyaku .
“Iya.. tapi jangan bilang-bilang mereka ya ! Soalnya kata mereka, gue ga boleh kasih tau lo !”
“Tapi selama ini kan kita selalu terbuka dan ga ada yang disembunyi-sembunyiin !”
“Gue ga tau ..”
“Emilly,Gita !! Sarapannya udah siap !”, panggil Mama
“Iya ..Ma!”, sambil menuruni tangga.
“Hai, Mil !”, sapa Bella.
“Pagi, Mil !”, sapa Nuno.
Mengingat perkataan Gita, aku pun hanya tersenyum ketus.
“Nuno, abis makan ini temenin Om lari pagi mau gak ?”, Papa mengalihkan suasana.
“Boleh Om !! kebetulan badan udah lama ga digerakin, nih !!”,
“Eh, abis makan kita ke kebun belakang yuk !”, ajak Gita.
“Boleh!”, Bella.
“Gimana, Mil ??”, tanya Gita.
“Terserah lo !”, jawabku tanpa ekspresi.

“Mil, lo ngerasa ada yang gue sembunyiin ga ?”, tanya Bella membuka percakapan.
“Iya !! Tapi gue ga tau apaan ?”, jawabku jujur.
“Oke gue mo jujur tapi lo jangan marah ya ?! Janji ?”, rayu Bela.
Aku pun sempat berfikir sejenak dan di dalam hatiku berkata “apa aku bisa janji agar tidak marah ?? Karena aku thu apa yang mau Bella katakkan..” tapi aku pun berjanji kepada mereka.
“Oke gue janji !”
“Sorry ya gue ga ikut-ikutan ! Gue cukup jadi saksi bisu..”, kata Gita takut akan terjadi perang dunia antar Aku dan Bella.
“Iyaa..”, jawab Bella.
“Udah cepetan ! Apaaan ?!”, jawabku tak sabar.
“Sebenernya..gue..Eh, maksudnya gue sama Nuno..”, jawab Bella terbata-bata.
“Apaan si ?!”, tanyku tak sabar.
“Gue sama Nuno udah jadian..”
“HAAH ? Tapi kan lo tau gue sayang sama Nuno ?!! Kenapa lo..”,
“Gue minta maaf banget, Mil. Gue sendiri ga tau kenapa bisa jatuh cinta sama Nuno..”
“Gue ga nyangka sahabat gue dari kecil yang gue percaya banget tapi malah nusuk gue dari belakang !!”
Hatiku hancur. Semua perasaan bercampur dalam hatiku. Marah, sedih, kecewa.. Tapi di satu sisi dia sahabatku. Bermacam-macam pertanyaan ada di hatiku “Aku sayang sama Nuno tapi Bella sahabatku. Aku ga boleh egois sekarang posisi Nuno bukan siapa-siapa aku. Siapa yang harus aku pilih sahabat atau cinta ?” karena tak kuat aku pun pergi.
“Mil.. Lo mo kemana ?”, teriak Gita.
“Ke tempat di mana orang-orang bisa ngertiin gue !!”
Aku pun berlalu dengan wajah kecewa dan membawa mobilku tanpa tujuan. Aku masih bingung akan memilih Bella atau Nuno. Mereka orang yang aku sayang..
“Kenapa sih gue harus dihadapin masalah kayak gini ?!!”, tanyaku dalam hati sambil menangis.
Suara handphoneku berbunyi dan ku lihat di panggilan masuk Mama menelfonku.
“Kenapa, Ma ?”
“Kamu kemana, Mil ? Temen-temenmu pada nyariin tuh.. ”
“Aku cuma lagi nyari udara segar sekalian nge-tes mobil. Tapi ini udah mo pulang kok, Ma..”
“Oh..ya udah cepetan ya ! soalnya kita mo siap-siap pulang..”
“Iya..”, dibarengi menutuup telfon.
“Gue harus ngomong apa sama Bella dan Nuno ?”, aku mulai berbicara sendiri.
“Gue ga boleh egois !! Lagian masih banyak cowok-cowok yang laen tapi kalo sahabat ga ada yang bisa gantiin ! Udahlah gue ikhlasin aja !!”

“Kamu dari mana aja sih, Mil ? Temen- temenmu pada nyariin tuh..”, tanya Mama ketika aku baru memasukkan mobil ke garasi.
“Ngga, aku cuma nyari udara segar, Ma.. Emang siapa aja yang nyariin aku ?”
“Bella sama yang lainnya pada nungguin kamu di taman belakang !”
“Oh ya udah aku ke sana dulu ya, Ma..”, jawabku sambil berlalu menuju taman belakang.

Saat aku jalan menuju taman aku masih ragu akan keputusanku “ Apa mungkin aku rela melihat Nuno ‘jalan’ dengan sahabatku sendiri, Bella”
“Mil, lo kemana aja sih ??”, pertanyaan Gita memecah lamunanku.
“Eh, ngga gue cuma abis jalan-jalan nyari udara segar..”, jawabku setengah sadar.
“Oh..Mil lo tau ga si Bella sama Nuno putus tau !!”
“Putus ? Kenapa ?”
“Mungkin ga enak sam lo kali..!”
“Sekarang mereka dimana ?”
“Di kamar masing-masing.lagi pada beres-beres.”
Aku pun langsung diselimuti oleh rasa penyesalan dan sesuai informasi yang ku dapat dari Gita, aku pun langsung pergi menuju kamar Bella.
“Bel, kenapa lo putus sama Nuno ?!”
“Gue udah ga ada feel lagi sama Nuno,Mil..”
“Lo bohong !!”
“Tadi pagi lo bilang, kalo lo sayang sama Nuno. Kalo emang alesannya karena gue, gue udah ikhlas kok, Bel !”
“Tapi..”
“Bel, lo ga usah ngebohongin diri lo sendiri..”
Bella pun tak kuasa menahan diri untuk menangis dan memelukku dengan erat.
“Lo bener, Mil. Gue masih sayang sama Nuno.. Thanks ya, Mil ! Lo udah ngeikhlasin Nuno buat gue.. ”
“Ya udah lo beres-beres aja dulu ! biar gue sama gita yang ngomong sama Nuno..”
Di perjalanan menuju kamar Nuno aku berfikir bahwa inilah akhir cerita cintaku.. Mencintai tanpa di cintai...
“Nuno !!”, teriakku begitu melihat Nuno memesukkan barang-barangnya ke bagasi mobilnya.
“Eh, Emilly ! udah baikan nih, ceritanya sama Bella?”
“Iya dong !”, cerocos Gita.
“No, gue minta maaf ya ! Karena keegoisan gue lo jadi putus sama Bella.. Gue nyesel banget. Dan gue mohon sama lo jangan putus sama Bella soalnya Bella sayang banget sama lo dan gue tau lo juga pasti masih sayang kan sama Bella ?”
“Ya..tapi..”
“Please, No !!” , potong aku dan Gita.
“Ya..lo bilang aja sama Bella gue mo balikan sam dia.”
“Thanks ya, No !”, jawab kami berbarengan sambil tertawa senang.

“Mil, thanks ya ! Lo udah bantuin gue balikkan sama Nuno..”, ungkap Bella ketika ingin memasuki mobil Nuno.
“Iya thanks banget ya, Mil !”, Nuno tak mau ketinggalan berterima kasih padaku.
“Eiits !!Enak aja terima kasih doang ! Pokoknya lo harus teraktir gue !!”
“Mo di traktirin apa si ? Makan ?”, tanya Nuno.
“Traktirin gue baju minimal 2 stel di butik langganan gue !”
“Baju lo kan udah banyak, Mil !”, protes Bella.
“Haah?! Bisa-isa duit gue abis nih cuma buat beliin lo baju !”, protes Nuno.
“Biarin aja ! Kalo nggak..”
“Iya..iya..”, potong Nuno.

“Mil, lo ga apa-apa ?”, tanya Gita di dalam mobil.
“Kalo gue bilang ‘ga apa-apa’ berarti gue munafik, Git !! Tapi Bella sahabat gue dari kecil dan gue ga mungkin banget milih Nuno. Dan sesakit hati apapun gue, gue ga bisa musuhan sama Bela !”
“Lo yang sabar ya ! masih banyaak cowok yang laen !!”
“Ya udah lah !!se engganya gue udah seneng dengan perubahan Bokap-Nyokap gue..!”