Senin, 13 Februari 2012

Perjalanan Terhenti by Ken Widagda

Suara seru bersorak dari sebuah mobil sedan berwarna merah, jogo,dodo,dan amir ingin pergi ke luarkota hanya untuk bersenang-senang. Dodo dengan serunya menyalakan radio di mobilnya dengan suara keras. Seharusnya mereka masuk sekolah sekarang tetapi dengan enaknya mereka bolos dan pergi ke luar kota tanpa izin orang tua. “dodo… kira-kira ibu kita nyariin gak ya? Dodo menjawab dengan enaknya “pastilah namanya juga orang tua “ Mereka langsung melanjutkan bersenang-senang tanpa memikirkan orang tuanya. Tetapi amir berfikir dia masih kasihan kepada ibunya karena dia masih mempunyai janji pada ibunya untuk mengantarkan ibunya ke bank. Amir pun dengan mendadak berubah pikiran dia merasa menyesal karena ibunya tinggal sendiri di rumah karena di tinggal ayah nya. ‘temen –temen “ kita balik aja yuk? Jawab amir sambil tergesa-gesa, hah!...... memangnya kenapa mir kok tiba-tiba mau pulang? Jawab dodo sambil kebingungan. Ibu saya do…! Memangnya kenapa mir…. ibu kamu”? sendirian di rumah” sambil menundukan mukanya.” Yah….. itu mah salah sendiri kenapa ikut-ikutan jawab jogo sambil mengendarai mobil . Tidak peduli jogo langsung melanjutkan perjananya tanpa pedulikan amir. Amir merasa seperti tidak di pedulikan oleh teman-temannya dia hanya berdiamdiri di sepanjang jalan amir tidak mengobrolkan sedikitpun ke teman-temannya sedangkan jogo dan dodo senang tertawa-tawa. Saat pukul 4 sore mereka sudah berhasil keluar dari kota Jakarta merekapun mampir di sebuah tempat peristirahatan untuk istirahat “Sekarang kita kemana?” “Kita pergi ke jogja sekalian belanja” Amir menjawab sambil tersenyum Ke Jakarta aja!!! Gimana? Kamu aja sono naik becak!!! Seru dodo sambil bergurau Selesai istirahat mereka melanjutkan perjalanan kembali. mereka tidak menyadari bahwa hari sudah menunjukan pukul 9 malam mobil mereka juga tidak diisi bensinnya. Mereka sampai di sebuah desa pedalaman yang mereka tidak tau arah nya. “Go…! Kita ada dimana nih?” Jogo langsung melihat GPRSnya “Gak tau dah do?” “coba tuh Tanya sama pak tani!” “maaf pak mau Tanya !” “ya dek ada apa?” “ini daerah mana ya pak? saya kurang tau” “ooooo ini daerah desa malampang” “kira- kira keluar dari desa ini jauh gak pak?” “jauh sekali! Ade harus lewatin hutan-hutan sama Desa-desa kecil” “oooo yaudah makasih ya pak?” “ya de sama-sama” Suara gemuruh hutan dan suara-suara jangkrik terdengar di telinga mereka bertiga jalanan tampak sepi tidak ada orang satu pun yang berjalan mobil jogo melintas dengan pelannya melalui jalan itu jogo tidak sengaja menoleh kea rah ukuran bensin ternyata persedian bensin mereka tidak cukup untuk keluar dari desa malampang. Terlihat dari kejauhan mereka bertiga melihat sebuah warung kopi yang ukuran warung nya kecil dan suasana tempatnya di tengah hutan dan udara dingin. Saat mereka mampir untuk menenangkan diri mereka melihat warung kopi ini hanya menjual sedikitnya kopi dan ubi goreng. “mau minum kopi dek? Tanya ibu penjual kopi sambil tersenyum- senyum. “ada yang mau minum kopi? Tanya jogo sambil menatap amir dan dodo “gak! Gak doyan kopi “sama! Gak doyan kopi Mereka pun hanya duduk-duduk sambil mengobrol dengan penjaga warung itu sambil menyantap ubi goreng saking kelelahannya amir tertidur pulas di dalam mobil jogo. “mir bangun!!!” “ada apa? Tanya amir sambil mulutnya “mobil nya mogok! kita cari penjual eceran” Akhirnya mereka pun jalan pada tengah malam sambil kebingungan mencari tukang bensin eceran. Mereka berfikir bahwa tidak ada yang jualan bensin tengah malam mereka meninggalkan mobilnya begitu saja tanpa ada yang jaga karena takut sendirian. Setengah perjalanan mencari bensin eceran mereka menyusuri sebuah jembata kecil tanpa ada pegangannya jembatan itu hanya di sinari lampu pijar yang redup di sampingnya sedangkan disebrang jembatan itu ada sebuah kuburan tua yang kotor,tidak terawat,dan gelap mereka bertiga kebingungan saat ingin pergi ke sebrang jembatan itu karena mereka takut melewati kuburan yang gelap itu. Setelah melewati jembatan itu mereka melihat sebuah papan yang sudah rusak dan dirayapi bertuliskan pemakaman umum desa malampang, tampak banyak kuburan yang sudah kotor dan terkikis tanah. Tidak lama setelah mereka melihat papan mereka merasa tubuhnya merinding. “Kok jadi merinding sih?” Tanya dodo sambil memegangi lehernya “iya kok jadi merinding?” “katanya kalo merinding tiba-tiba ada setan lewat” seru amir sambil menakut-nakuti “jangan nakut-nakutin sekarang kita udah ada ditengah-tengah kuburan tua!” “lari…………….!!! Teriak jogo sambil tertawa. Mereka bertiga lari membabi buta tidak peduli sekelilingnya kuburan yang gelap. Merekapun jauh dari mobil nya karena saat berlari berlawanan arah dari posisi mobil akhir nya mereka keluar dari kuburan tua itu sampai di sebuah pasar malam yang tidak terlalu ramai. Tiba-tiba dari belakang amir ada yang menepuk bahu amir. “apa benar kalian bertiga amir, dodo, dan jogo?” “ya memang benar kami bertiga amir, dodo, dan jogo, ada apa ya pak” “Ikut kami!” jawab laki-laki itu “memang nya kami bertiga salah apa pak?” “pokok nya ikut kami!” Akhirnya laki-laki berjaket hitam itu membawa amir, dodo, dan jogo ke mobilnya. Ternyata laki-laki berjaket hitam itu polisi yang selama ini mencari mereka bertiga akhirnya mereka bertiga pulang dengan jeweran orang tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar