Rabu, 08 Februari 2012

Pencarian Yang Melelahkan by Adhy Eko Sampurno

Terkisah di sebuah hutan di bawah kaki gunung Fuji hiduplah seekor burung Kolibri bernama Codi. Ia adalah anak yang sebatang kara ketika iya di lahirkan orangtuanya meninggalkanya tanpa sebab, oleh karna itulah iya bertekat untuk mencari ke dua orangtuanya untuk menanyakan alas an kenapa mereka meninggalkan Codi sendirian di dalam hutan pada saat iya baru di lahirkan. Sekarang umur Codi menginjak hampir 10 tahun dan iya merasa sudah cukup tua untuk memulai perjalananya mencari ke dua orangtuanya. Keesokan harinya setelah bangun pagi dan mempersiapkan semua bekal perjalanan Codi bersiap siap untuk berangkat menuju Osaka terlebih dahulu. Perjalanan menuju Osaka sangatlah berat sehingga iya harus beristirahat terlebih dahulu di sebuah pohon ex yang sangat besar, di pohon itu Codi bertemu dengan sepasang burung Gereja bernama Ling dan Lang mereka berdua adalah burung gereja yang sangat riang, Ling dengan keahlianya menyanyi membuat suasana di sekitarnya menjadi sangat tenang dan hening, sedangkan Lang dengan leluconya yang pasti menggelitik seluruh orang yang mendengar ucapanya pasti akan tertawa terbahak bahak. Oleh karena melihat keceriaan ke dua burung Geraja itu maka Codi si burung Kolibri akirnya memutuskan untuk menginap sehari dirumah kedua burung itu yaitu adalah pohon Ex yang sangat besar itu. Mjam demi jam di habiskan Codi dengann tawa canda dan kesenangan karena terhibur dengan nyanyian dan guyonan Lng dan Lang hingga tak terasa hari mulai tak bersinar lagi, dan Codi pun tidur. Keesokan harinya Codi berpamitan kepada Ling dan Lang untuk melanjutkan perjalanan, sebelum Codi pergi dari rumah ke dua burung Gereja itu Ling sempat bertanya ke pada Codi, “hei burung mungil sebenarnya apa yang engkau cari dalam perjalananmu ?” Ling bertanya. Tapi tiba-tiba Codi menjawab sambil meneteskan air matanya, “aku sedang mencari kebenaran dan aku sedang mencari asal mulaku”. Mendengar ucapan Codi kedua burung gereja itu bertanya-tanya dalam hati, “sebenarnya apa maksud perkataan Codi ?”, tetapi mereka tidak sempat bertanya karna Codi sudah terlanjur pergi dari rumah mereka untuk melanjukan perjalanan. Di tengah perjalanan Codi bertemu dengan seekor burung Pelatuk yang sudah sangat tua iya sudah tidak sanggup untuk melubangi pohon lagi sehingga iya tidak bisa membuat sarangnya sendiri, melihat kemalangan burung tua itu Codi jadi merasa kasihan sehingga mencoba untuk menolong Pelatuk tua itu “hai kake tua apakah ada yang bisa saya bantu ?” tanya codi, tetapi burung Pelatuk itu tidak menjawab sepatah katapun, lalu codi bertanya dengan kata-kata yang sama hingga tiga kali. Karna tidak mendapatkan jawaban Codi pun tidak bertanya lagi tetapi langsung membantu kakek itu membuat sarang. Tidak terfikir olehnya ternyata membuat sarang di dalam pohon itu sangatlah sulit sehingga membutuhkan waktu berjam jam. Tetapi karena terbiasa hidup mandiri Codi dengan cepat dapat mengerti cara membuat sarang itu setelah iya bertanya ke pada burung pelatuk yang terbang melintasi kepalanya, akirnya sarang itupun jadi walau pun tidak terlalu sempurna, setelah sarang itu jadi Codi langsung bersiap siap untuk melanjutkan perjalanan tetapi kake tua langsung berteriak ,”Tunggu dulu burung muda” kakek itu berkata, lalu codi menjawab “ternyata kau dapat berbicara juga, ada apa kau memanggil namaku dengan berteriak seperti itu ?”. lalu kake tua itu memaksa Codi untuk bermalam di sarang barunya yang sebenarnya adalah sarang yang di buat oleh codi sendirian . setelah difikir fikir akirnya codi pun bermalam di sarang baru itu kedua burung itu saling mengobrol tentang kepribadianya masing- masing, hingga kake tua itu baru tau kalau ternyata Codi adalah burung kolibri yang malang. keesokan harinya codi berencana melanjutkan perjalananya sebelum berangkat kake tua itu member Codi sebuah informasi bahwa disebelah Utara kota Osaka terdapat sebuah pahon Sakura besar yang dihuni oleh seekor burung Kolibri bernama Chi chi, dan iya menyuruh Codi untuk bertanya kepadanya di mana letak kelompok kolibri berada. Dengan informasi yang sangat berharga itu Codipun melanjutkan perjalananya, hari demi hari di tempuhnya dengan gigih dan tanpa ada rasa lelah akhirnya iya pun sampai di Osaka pada pagi buta dan mengunjungi rumah Chi chi sesuai yang dikatakan oleh burung pelatuk tua itu, dan ternyata benar chi chi adalah seekor burung Kolibri yang sama seperti codi, disana iya bertanya tanya tentang aktivitas dan tujuan kelompok kolibri saat ini dan ketika iya tahu jawabanya, itu membuatnya kaget dan merasa sedih ternyata tujuan kelompok Kolibri saat ini adalah kaki gunug fuji yang ternyata adalah tempat tinggal Codi Mendengar informasi itu Codipun menagis dan sempat frustasi, tetapi berkat bantuan dan dorongan semangat dari Chi chi Codipun berhasil bangkit kembali dan sempat menginap di rumah Chi chi keesokan harinya Chi chi bercerita kepada Codi bahwa iya pernah kehilangan ank laki-lakinya itu di sebabkan karena padasaat Chi-chi sedang mengerami telurnya terjadi kebakaran hutan dan menyebabkan iya harus meninggalkan telu-telurnya, sehingga secara tidak langsung Chi chi dan Codi adalah dua burung kolibri yang malang atu bernasib sial, tetapi karna rasa ingin bertemu orangtua yang sangat kuat Codi pun akan kembali menempuh jalan pulang ke gunung Fuji dengan di temani oleh chi chi Perjalanan pulang di tampuh dengan rute jalur yang berbeda dari perjalanan menuju Oska karena jalur pulang yang saat ini rutenya lebih dekat dan lebih aman, di tengah perjalanan Chi chi merasa haus sehingga iya harus berhenti di sebuah sungai yang airnya cukup deras di sana iya beristirahat cukup lama sehingga iya tertidur pulas, Tiba tiba saat chi chi dan Codi tertidur pulas dating seorang pemburu dengan membawa anjing dan senapan laras panjang, pemburu ini sangatlah lihai iya selalu mengamati sudut sungai dan langit agar tidak ada satu pun binatang buruan yang terleoas dari penglihatanya. Tentu saja nyawa codi dan Chi chi sangatlah terancam bahaya, tetapi untungnya mereka segera terbangun ketika mendengar suara anjing pemburu itu menggonggong keras yang menandakan anjing itu mencium bau seekor binatang tanpa disangka oleh Chi chi dan Chodi ternyata bau yang tercium oleh anjing itu adalah bau mereka berdua, langsung saja mereka berdu lari tunggang langgang ketakutan mereka tidak bisa terbang karna apabila mereka terbang maka mereka berdua akan menjadi sasaran empuk pemburu yang memegang senjata. Codi dan Chi chi ketakutan karena mereka bingung bagaimana cara mereka keluar dari masalah besar itu tetapi akirnya keberuntungan menyelamatkan mereka berdua, pemburu dan anjingnya teralihkan pandanganya ke langit karena melihat imigrasi besar-besaran yang dilakukan oleh ratusan bebek rawa, nasib Codi dan chi chi terselamatkanlah. Perjalanan dimulai kembali Codi merasa kasihan kepada chi chi karna chi chi belum sempat istirahat maka Codi menyuruh chi chi untuk singgah sebentar di sebuah pohon bambo. Saat bersinggah di pohon itu Codi tidak sadar bahwa pohon itu di huni oleh seekor ular python yang sangat besar dan kebetulan sekali pada saat itu ular python sangatlah lapar. Sekali lagi nyawa Codi terancam bahaya iya harus bisa menyelamatkan nyawanya dan nyawa sichi chi tetapi pada saat codi dan chi chi ingin terbang, ular python itu menyambar kearah kaki chi chi dan berhasil melilit chi chi, dengan sangat kebingungan codi mencari cara untuk menyelamatkan chi chi dari bahaya tetapi iya tidak bisa berbuat apa-apa dikarnakan badan ular yang sangat besar dan kuat sehingga iya sulit menarik chi chi dari remasan ular phyton itu. Melihat muka chi chi yang sudah lemas dan hampir tidak sadar codi menangis sambil berteriak. Codi sangat marah dengan memberontak dan kasar Codi mencakar cakar muka ular phyton hingga berdarah, karena merasa kesakitan dan tidak bisa melihat ular phytonpun kehilangan sadar dan tanpa di sengaja melepaskan chi chi dari lilitannya sehingga ular besar itu kehilangan mangsanya. Codi dengan sigap menyambar chi chi yang jatuh ketanah dengan sigap lalu membawanya terbang jauh meninggalkan pohon bamboo dan ular phyton itu, melihat kondisi chi chi yang buruk dan lukanya yang cukup parah Codi terpaksa harus membawa chi chi kesebuah hutan yang banyak di huni oleh burung Beo, hutan itu sangatlah lebat dan rimbun tetapi dekat dari hutan itu banyak pemukiman manusia yang bayak melakukan aktivitas di dalam hutan itu. Codi langsung mencari tempat untuk menidurkan chi chi dan berusaha untuk mencari pertolongan, dan untungnya ada seorang burung beo yang sangat baik hati iya mau memberikan tumpangan rumah agar chi chi dapat beristirahat di atas kasur dan juga iya mau menolong menyembuhkan luka chi chi, codi merasa amat bersukur iya akhirnya keluar rumah dan berjalan jalan untuk melihat sekeliling hutan tetapi apa yang dia lihat pada saat iya berjalan jalan, iya melihat seorang manusia dengan teganya mebakar hutan dan menebang pohin seenaknya saja, tentu saja Codi langsung terbang balik ke dalam rumah burung beo dan memberitaukan bahwa hutan akan di musnahkan oleh manusia, mendengar perkataan Codi yang mengagetkan itu Burung beo chi chi dan codi langsung terbang meninggalkan hutan itu. Tidak terasa mereka berdua chi chi dan codi telah mengalami banyak persoalan selama melakukan perjalanan tetapi mereka selalu berhasil melewatinya dengan selamat mungkin saja itu hanya faktor keberuntungan atau mungkin adalah factor ke uletan dan keberanian mereka berdua. Tetapi kali ini mereka terjebak di tenga hutan yang telah terbakar bersama burung Beo, untungnya burung beo sangat hafal seluk beluk hutan tempat tinggalnya iya mengajak Codi chi chi untuk pergi kebawah pohon jati yang sangat besar dan masuk ke dalam kolongnya lalu ikutilah terowongan kecil itu maka Codi dan chi chi akan keluar jauh dari hutan yang terbakar. Tanpa membuang waktu Codi langsung mengikuti petunjuk burung beo dengan menggendong chi chi,di dalam terowongan itu sangatlah sempit dan atap atapnya runtuh codi sempat tertimbun oleh reruntuhan tanah itu tetapi iya berhasil di tolong oleh tikus tanah yang baik hati, dan keluarlah codi berserta chi chi di punggungnya’ Perjalanan di lanjutkan kembali Codi dengan membopong chi chi terbang kea rah gunung fuji sebentar lagi mereka akan sampai. Ternyata cuaca langit di sekitar gunung uji sangatlah buruk angin bertiup sangat kencang dan dingin membuat chi chi mengalami hilang sadar itu di akibatkan luka yang sangat parah di tambah terkena angin dingin yang tak bersahabat, Codi menangis sambil kebingungan tak ada yang bisa menolong nyawa chi chi satu satunya jalan adalah dengan membawanya ke kaki gunung fuji dan meminta tolong ke pada kelompok kolibri yang sedang imigrasi, tetapi itu sangat mustahil karna cuaca Yang tidak mendukung tapi apa boleh buat codi pun mengambil resiko itu iya terbang sambil membopong chi chi melewati cuaca buruk. Perjalanannya sangat berat dan hampir membekukan mereka berdua tapi untungnya mereka berhasil sampai ke kaki gunung fuji dengan nyawa hampir melayang, Codi berhasil bertemu dengan kelompok kolibri yang iya cari selama ini tetapi tidak ada satu pun yang mengakui Codi anak mereka, dengan sangat terpukul Codi menangis sambil memeluk tubuh chi chi, dengan suara kecil yang kurang jelas chi chi berkata sambil berbisik ke telinga codi,”Codi kaulah anak ku, akulah yang meninggalkanmu di hutan pada saat kau lahir dan keluar dari telurmu, maafkan aku Codi ”. mendengar kata kata itu Codi menjadi menangis dan iya merasa bersalah karena ternyata selama ini orang yang iya cari dalam perjalanan adalah orang yang menemani perjalananya, dan ternyata orang yang bisa memberikan penjelasan kenapa Codi si burung kolibri harus hidup sendirian adalah chi chi yang menurut codi adalah teman perjalananya . Tetapi sekarang orang itu sudah tiada dan meninggalkan Codi sendirian kini codi harus menerima bahwa iya di tinggalkan dan sendirian tanpa adanya orang yang menemani hidupnya, itu semua karna tanpa alasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar