Rabu, 08 Februari 2012

Teman dalam Kegelapan by Angelica

“Bangunlah, matahari pagi yang cerah telah datang menjemputmu. Ia mengucapkan selamat pagi. Aku tersenyum lalu membuka kedua mata ku. Ah tapi semuanya tampak seperti biasanya , sama saja. Gelap, tanpa seberkas cahayaku. Ya, inilah duniaku kurang beruntung. Aku berharap,saat pagi datang, aku akan dapat melihat burung-burung yang berterbangan dan tetes embun di atas dedaunan, aku tidak pernah melihat itubahkan aku tidak tau bentuknya seperti apa dan tapi aku yakin pasti indah bisa melihat dunia. Itu hal biasa bagi anak normal, tetapi tidak biasa bagiku dan , merupakan impian bagiku. Hari ini hari minggu. Aku tak perlu bersiap siap berangkat kesekolah. Aku duduk di meja belajarku, sambil meraba raba huruf braile yang ada didepan ku. Aku lebih senang membaca buku dari pada berjalan jalan. Bukannya takut tersesat, tapi aku takut kejadian dulu terulang lagi. Saat aku sedang bejalan jalan, beberapa anak kecil menghampiriku. Aku dapat merasakan tatapan mereka yang mengejekku. Kemudian mereka mentertawakanku dan teriak, “orang buta! Orang buta!” bahkan mereka melempari ku dengan batu batu kerikil kecil. Sejak saat itulah aku lebih suka mengurung diri di kamar tidak mau keluar rumah dan lebih suka mendengarkan musik klasik. Aku sangat membutuhkan teman, dan akhirnya Liz datang. Aku sangat senang sekali , awalnya aku tidak tahu siapa dia, dan aku memberikan nama yaitu Liz dia menjadi teman berbincang bincang ku dikamar. Saat pertama mengenalnya ia berkata kepada ku “aku ada hanya untuk kamu ,Beryl. Karena itu, aku minta kau tidak mengatakan pada siapapun tentang aku”. Sejak saat itulah kami berteman sangat erat. Liz selalu membangunkan ku dengan kata kata bijaknya. Dan Liz selalu ada disaat aku sendirian didalam kamar. Mama selalu pulang malam. Aku tahu, mama berusaha keras agaar dapat membiayai operasi mataku.ah, seandainya saja papa masih ada... Aku menutup pintu sambil tersenyum “Liz....” “Aku disini...., kau tampaknya sedang bahagia” “Ya, tadi mama bilang, minggu depan aku akan operasi mata! Aku sangat senang sekali Liz” Sunyi, tidak ada jawaban. “Liz? Apakau tidak senang?...” “Ohh, aku senang... hanya saja... aku takut kau tidak mau mengenalku lagi nantinya setelah operasi” “Liz, kau tak perlu khawatir. Siapapun kamu dari mana asalmu pun aku tak mempedulikannya kau adalah sahabat terbaikku!” “Kau akan kaget nantinya , Beryl” “Tidak Liz, kau adalah sahabat terbaikku aku tidak akan pernah meninggalkan mu, kita akan bersama sama” “Kau akan berkata lain , percayalah...” Aku hendak membuka mulutku lagi, tapi Liz tidak mengizinkan ku. “Dunia itu indah, tapi ingatlah jangan terjebak oleh keindahan dunia” “Liz...”. Sunyi, tak ada jawaban kemana Liz?... dan siapakah dia?... SETELAH 1 MINGGU KEMUDIAN PADA HARI BERYL OPERASI Aku terbaring disebuah ranjang. Suara suara alat terdengar ditelingaku, dan mebuat jantugku berdebar, dan takut. Kemudian beberapa orang dan suster berbicara kepadaku agar mengirup napas dari alat yang di taruh di hidungku, itu menggangguku, mereka tetap berbicara kepadaku. Tak lama aku tak dapat jelas mendengarkan apa yang merka katakan. Aku merasa mengantuk. Dan aku pun terlelap. Akutak tahu apakah aku dalam keadaan sadar atau tidak. Yang jelas, aku merasa badan ku terasa ringan sekali. Suasana begitu sunyi. Dan aku pun merasa sedikit takut. “Beryl, ini aku Liz,” tiba tiba Liz berada di hadapanku. “Jangan takut, tenanglah. Sebentarlagi kau akan dapat melihat, kau akan jadi anak yang normal. Kau akan tahu bagaimana indahnya bunga bunga ditaman dan kau akan meihat embun dipagi hari. Aku tahu kau adalah anak yang baik. Jangan lupakan mereka yang pernah senasib dengan mu. Ingatlah betapa sulitnya hidup didalam kegelapan.” Setelah itu semuanya kembali sunyi “Kau sudah siap?... sebentar lai kau akan dapat melihat.” “Ya dokter. Aku cuman terlalu senang” Aku tertawa kecil, jantungku berdebar kencang. Mama menggenggam erat tangan ku. Dokter memegang perban yang menutupi kedua mataku, lalu aku mendengar suara gunting, perbanku mulai dibuka. Aku merasa kepalaku terasa ringan. Berlapis lapis perban lepas dari kepala ku. “bukalah matamu perlahan lahan....” Hatiku semakin berdebar debar. Dan perlahan lahan... aku merasa melihat seberkas cahaya. Lalu , makin kama semuanya tampak lebih jelas. Kulihat seorang wanita cantik dengan wajahnya yang keibuan. Apakah dia..... “Mama?!.... “Oh Tuhan, kau bisa melihat, anakku.. Mama memelukku erat sekali Aku tahiu beliau menangis . “terima kasih dokter!” Dokter itu tersenyum. “berterimakasihlah pada Tuhan beryl, Tuhan lah yang memberikanmu pengelihatan ini kepadamu” Setelah itu dokter pergi dari kamarku, Dan aku teringat LIZ!.. “ Kau ingin melihat Liz?” tanya mama sambil mengambil sesuatu di sebelah tempat tidurku. Dan mataku terbelalak kaget. Sebuah BONEKA.... “Di... dia boneka?” “ya, dia Liz kau sangat menyayanginya kau sering berbica bersamanya. Papamu yang membelikannya sebelum ia meninggal” Aku semakin tak percaya . tiba tiba kulihat bibirnya bergerak seolah olah mengatakan selamat tinggal kepadaku. Apakah ini khayalan ku? Bulu kuduk ku merinding.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar