Rabu, 08 Februari 2012

Petualangan Alice by Amelia

Hingga berusia enam tahun, Alicia atau yang biasa dipanggil Alice hidup bahagia. Ia hidup tenang beserta ayah dan ibunya di rumah indah di pegunungan. Selalu banyak anak kecil yang bermain bersamanya, ia juga mempunyai halaman rumah yang luas yang digunakan sebagai tempat bermain. Di rumahnya ia juga mempunyai kolam renang, yang digunakannya untuk berenang dan bermain bersama teman-temannya jika musim panas tiba. Untuk anak seumurannya ia memiliki kehidupan yang sempurna. Pada suatu hari, saat akan pergi mengunjungi taman bermain yang baru dibuka, kejadian mengerikan itu terjadi. Saat di jalan menuju taman bermain, terjadi tabrakan beruntun yang menyebabkan kedua orang tua Alice meninggal. Alice yang malang, sebaliknya masih hidup, dan seketika ia mendapati dirinya sendirian dan ketakutan di dunia yang luas dan tidak ramah ini. Rumah indahnya di pegunungan harus dijualnya, dan Alice tidak membawa apa-apa kecuali koper kecil berisi pakaian dan sikat gigi. Selanjutnya ia harus menjalani kehidupan yang kejam ini bersama kedua bibinya. Nama mereka Bibi Marry dan Bibi Emma. Bibi Marry dan Bibi Emma dua-duanya tidak baik untuk mengasuh Alice. Kedua Bibi Alice tersebut sama-sama bertabiat buruk. Mereka tidak pernah memanggil Alice dengan nama aslinya, mereka selalu memanggilnya dengan sebutan “binatang menjijikan” atau “makhluk menyedihkan” dan mereka pastinya tidak pernah membelikan mainan bahkan buku cerita untuk di baca. Bibi Marry, Bibi Emma, serta Alice tinggal di rumah reyot yang aneh di puncak bukit di Inggris. Bukit itu begitu tinggi sehingga dari sudut manapun di halaman Alice dapat melihat ke bawah dan menatap hingga bermil- mil ke hamparan menakjubkan yang terdiri atas hutan dan ladang, ia juga dapat memandang laut dengan garis tipis memenjang berwarna hitam kebiruan. Sayangnya Alice tidak diizinkan oleh kuda bibinya turun dari puncak bukit. Alice tidak pernah diajak keluar rumah oleh Bibi Marry maupun oleh Bibi Emma. Dan tentu saja Alice tidak diizinkan pergi sendiri “Ia akan membuat kacau bila diizinkan pergi sendiri” Kata Bibi Marry. Dan apabila ia membuat kesalahan, maka hukuman-hukuman mengerikan akan datang menimpanya, seperti ia akan dikurung dalam gudang bawah tanah yang dipenuhi tikus selama seminggu, jika ia berani memanjat pagar saja. Halaman rumah itu, yang merupakan keseluruhan dari puncak bukit, besar dan terbengkalai. Satu-satunya pohon disana adalah pohon strawberry yang tidak pernah berbuah. Tidak ada ayunan, jungkat-jungkit, dan yang lebih parah tak ada anak-anak yang diundang ke puncak bukit untuk bermain bersama Alice yang malang. Alice sangat merasa kesepian, pernah ia berkata kepada Bibi Emma “Kenapa aku tidak diizinkan keluar rumah dan bermain bersama anak-anak seumuranku?” Lalu Bibi Emma menjawab “tidak akan ada anak yang ingin bermain bersamamu dasar binatang menjijikan!”. Setelah itu Alice tidak pernah bertanya lagi kepada Bibinya kenapa ia tidak diizinkan bermain keluar rumah. Alice sangat merasa kesepian. Bahkan tak ada anjing atau kucing yang dapat menemaninya. Seiring berjalannya waktu, Alice menjadi semakin sedih, serta semakin kesepian. Setelah kurang lebih tiga tahun Alice tinggal bersama kedua Bibinya, dan suatu ketika kejadian ganjil ini terjadi padanya. Suatu hari seperti biasa ia disuruh bekerja oleh Bibi Marry dan Bibi Emma, kali ini ia di suruh memotong kayu untuk dibakar. Lalu tiba-tiba Alice mendengar suara gemerisik dedaunan. Alice berbalik dan melihat seorang pria tua memakai setelan hijau tua aneh keluar dari semak-semak. Pria itu bertubuh kecil, namun kepalanya besar dan botak serta wajahnya dipenuhi kumis dan janggut hitam acak-acakan seperti bulu sikat. Pria itu berhenti tiga meter jauhnya dari Alice, ia berdiri menyandar pada tongkatnya dan memandang Alice lekat-lekat. Saat ia berbicara, suaranya lambat dan serak. “Mendekatlah padaku bocah kecil, akan kutunjukkan sesuatu yang menakjubkan padamu”. Alice terlalu ketakutan untuk bergerak. Pria itu mendekat tersaruk-saruk dan mendekati Alice. Lalu ia mengeluarkan sesuatu dari kantongnya “Kau lihat ini?” katanya kepada Alice. Lalu Alice melihat benda yang indah dan berkerlap-kerlip. Lalu Pria itu beerkata “Ini adalah Lidah buaya!” Lalu Pria itu memberikannya kepada Alice. “Yang harus kau lakukan sekarang adalah, ambil panci berisi air, dan tuangkan benda ini kedalamnya, lalu setelah matang, kau harus langsung meminumnya, maka hal-hal menakjubkan selanjutnya akan terjadi padamu. Kau tak akan merasa sedih lagi.” Kata Pria tua tersebut. “Sekarang cepat lakukan yang kuperintahkan, dan jangan biarkan benda itu lari darimu, karena jika terlepas maka mereka akan memberikan keajaiban mereka pada orang lain dan bukan kepadamu!” Berikutnya, Alice berlari ke arah rumah secepat kakinya bisa bergerak. Lalu ia melakukannya di dapur. Alice amat bersemangat melakukannya. Namun tiba-tiba, saat melewati pohon strawberry kakinya tergelincir dan ia jatuh terjerembab di tanah. Kantong kertas itu terbuka, ketika menyentuh tanah dan ribuan benda hijau di dalamnya tersebar kemana-mana. Alice segera menjulurkan tangan untuk menyambar beberpa di antarnya yang belum terlambat, tapi mereka lenyap di bawah jari-jarinya. Ya tuhan, pikir Alice. Apa yang akan terjadi jika mereka benar-benar bertemu dengan cacing tanah, lipan, atau laba-laba? Dan bagaimana jika mereka memang menuju ke akar pohon Strawberry? “Cepat berdiri kau dasar binatang pemalas!” ada suara menggelegar tiba-tiba di telinga Alice. Alice sangat terkejut mendapati Bibi Marry memandanginya dengan muka masam. Llalu Alice disuruh melanjutkan pekerjaannya kembali. Alice merasa sangat sedih, karena satu-satunya cara mendapatkan kebahagiaan kembali lenyap. Alice terus berpikir apa yang akan terjadi dengan serangga serangga dalam tanah yang memakan lidah buaya tersebut. Saat itu pula ada suara Bibi Emma yang membuyarkan lamunannya. Bibi Emma memanngil Bibi Marry karena, ada yang aneh dengan pohon strawberrynya. Selama ini Pohon Strawberrynya tidak pernah berbuah, namun sekarang Bibi Emma melihat Pohon Strawberry tersebut mulai tumbuh. “Aku sudah tidak sabar untuk mencicipinya” seru Bibi Emma. “Tunggu dulu” sela Bibi Marry. “Apakah kau tidak lihat bahwa buah strawberry itu terus membesar?” Lalu Bibi Emma berkata “Kurasa sekarang pohon ini sudah berhenti untuk tumbuh” lalu Bibi Marry menambahkan “Bukannya berhenti tumbuh tapi, melambatkan pertumbuhan” “Apakah sekarang waktu yang tepat untuk mencicipinya?” tanya Bibi Emma. “Emma-ku sayang kurasa aku punya ide untuk ini” seru Bibi Marry. Keesokan harinya saat jam makan siang, rumah Bibi Emma dan Bibi Marry ramai dikunjungi oleh orang-orang yang ingin melihat buah strawberry raksasa. “Bayar! Bayar!” Bibi Marry berseru “ Hanya satu shilling untuk melihat strawberry raksasa!” Namun ketika kericuhan ini terjadi Alice yang malang telah dikunci di dalam kamarnya dan tidak diizinkan keluar. Alice hanya bisa memandangi orang-orang tersebut dari balik kaca jendela. Padahal Alice sudah memohon kepada Bibi Marry dan Bibi Emma agar diizinkan bertemu dengan anak-anak lain. Tetapi Bibi Emma dan Bibi Marry tidak mengizinkan. “Kau hanya akan membuat kekacauan saja dasar binatang menjijikan” tukas Bibi Marry. Lalu saat malam harinya Alice disuruh membersihkan sampah yang ditinggalkan kerumunan orang tadi. “Bolehkah aku makan dulu? Seharian ini aku belum makan apapun” sela Alice. “Tidak! Kami terlalu sibuk untuk membuat makanan! Sekarang cepat bersihkan !” teriak Bibi Emma dan Bibi Marry. Lalu Alice keluar dan membersihkan sampah-sampah yang berserakan di sekitar buah strawberry raksasa itu. Alice sangat ketakutan, badannya gemetar. Lalu tiba-tiba keanehan pun terjadi, tempat itu seakan hidup oleh keajaiban. Kaki Alice melangkah terus mendekati strawberry raksasa itu, hingga Alice menemukan lubang yang terdapat di sisi buah strawberry. Nyaris tak menyadari apa yang dilakukannya, seakan kakinya ditarik oleh magnet dengan kekuatan besar, Alice melangkahkan kakinya ke arah lubang tersebut. Betapa terkejutnya Alice bahwa ternyata lubang itu adalah sebuah terowongan. Dengan penasaran Alice menelusuri terowongan tersebut, hingga sampai di bagian tengah buah tersebut. Lalu tanpa sadar Alice menggigit daging buaah strawberry tersebut. “sangat manis, berair, dan amat menyegarkan” ujar Alice. Ketika sampai betapa terkejutnya Alice, ternyata di dalam buah Strawberry raksasa di huni oleh belalang hijau seukuran anjing sedang duduk di sofa, lalu ada Laba-laba raksasa, Lalu di sebelah Laba-laba ada lipan, cacing tanah, cacing cahaya, kepik, dan ulat sutra. Alice merasa dirinya akan pingsan dalam beberapa detik lagi. Lalu Nona Laba-lba berseru “Alice! Sudah lama kami menunggumu, kukira kau takkan datang!” Alice bingung kenapa laba-laba tersebut bisa mengetahui namanya. “jangan takut, kami tidak akan menyakitimu” kata kepik yang ramah. Akhirnya Alice memutuskan untuk bergabung bersama mereka semua. Alice ingin bertanya kepada mereka semua, kenapa mereka mengetahui namanya, tetapi Alice mengurungkan niatnya kembali. Lalu Alice bertanya apa yang terjadi dengan semua yang ada di sini. Lalu Belalang hijau menjelaskan saat di berada di tanah kepik, laba-laba, belalang hijau, cacing cahaya, cacing tanah, tidak sengaja memakan benda berkilau yang jatuh ke tanah. Lalu setelah itu mereka semua membesar hingga menjadi seperti sekarang ini. Lalu Alice pun menceritakan apa yang telah dilakukan kedua Bibinya selama ini kepadanya. Lalu laba-laba serta kepik merasa kasihan kepada Alice. Akhirnya Belalang hijau memutuskan agar Alice tinggal bersamanya di dalam strawberry raksasa ini. Alice pun menyetujuinya. Setelah bercerita panjang lebar, akhirnya Belalang hijau berteriak “waktunya tidur” lalu dengan cepat Laba-laba membuat tempat tidur dari sarang laba-laba. Lalu mereka semua tertidur. Tiba-tiba Lipan berteriak “matikan lampu” lalu Cacing cahay mematikan cahaya lampu di tubuhnya. Alice masih belum mempercayai semua ini. Ia menganggap ini hanya mimpi dan besok mimpi itu akan berakhir. Keesokan harinya Alice masih merasa linglung dengan binatang-binatang raksasa yang baru ditemuinya semalam. Lalu Belalang hijau mengajak Alice berpetualang, ke tempat baru yang menakjubkan. Lalu sedetik kemudian seperti terjadi guncangan di dalam, tiba-tiba saja buah strawberry raksasa menggelinding menuruni bukit semua perabot di dalam semuanya jungkir balik. Bahkan lipan,kepik, laba-laba, bahkan Alice saling menubruk satu sama lain. Di halaman rumah pada detik itu juga, Bibi Emma dan Bibi Marry yang sedang menunggu pengunjung yang datang sangat terkejut melihat buah strawberry raksasa menggelinding menuruni bukit, lalu Bibi Emma dan Bibi Marry yang berada di depannya terbaring pipih di tanah. Buah itu terus menggelinding dengan kecepatan tinggi. Di dasar bukit, strawberry tersebut terus berputar dan berputar hingga akhirnya melewati tebing dan terjun ke laut. Pyur! Strawberry itu menghantam air dengan kekuatan tinggi hingga akhirnya tenggelam seperti batu. Namun kemudian, strawberry tersebut muncul dan mengambang di permukaan air. “Perjalanan kita baru akan dimulai” teriak laba-laba. Alice dan semua penghuni lainnya merasa pusing, karena terus berputar-putar. Tapi sekarang, mereka semua berada di permukaan laut yang tenang. Lalu Belalang hijau menyuruh lipan melihat keadaan sekitar dari puncak buah strawberry. Lalu laba-laba memintal tangga tali panjang untuk menuju puncak. Sementara lipan yang membuat lubangnya. “Aku tak sabar ingin cepat melihat tempat barunya” seru Kepik. “Negri harapan” seru cacing tanah. “Kira-kira, sekarang kita ada di mana?” tanya laba-laba. “Mungkin kitaa berada di negri indah penuh musik” seru ulat sutra. “Atau mungkin kita berada di pinggir laut” seru Alice. Lima menit kemudian mereka semua sudah berdiri di puncak buah strawberry. “Apa yang terjadi” seru kepik “Dimana kita sekarang?”. “Kita berada di tengah lautan” seru Alice. Gelombang besar dan embusan angin kencang telah membawa buah tersebut pergi menjauhi daratan. “habislah kita” seru cacing tanah. “bagaimana ini bisa terjadi?” seru cacing cahaya. “sampai berapa lama kita disini?” tanya lipan “bagaimana jika kita mati kelaparan?”. “Apakah kalian tidak menyadari bahwa perahu kalian ini terbuat dari makanan?” seru Alice “Kalian bisa mengambil daging buah strawberry ini, dan daging ini tidak akan habis selama berminggu-minggu. “oh, kau benar” seru belalang hijau “kita tak akan mati kelaparan”. Lalu semenit kemudian mereka mulai makan dan kembali melihat pemandangan di sekelilingnya. “Lihat apa itu?” tanya Laba-laba “sepertinya itu hiu”seru kepik “lihat, mereka banyak sekali, matilah kita, kali ini kita akan habis dimakan hiu” “Alice apakah kau mempunyai cara untuk menolong kami semua?” tanya belalang hijau. “Aku mempunyai cara, tapi aku tak yakin cara ini akan berhasil atau tidak” jawab Alice. “coba katakan saja, kami akan mengikuti caramu Alice” kata kepik. “Tapi kita tak mempunyai tali yang panjang dan kuat” Alice memberitahu. “Jenis tali apa yang kau butuhkan?” tanya belalang hijau. “Jenis tali apa saja, asalkan panjang dan kuat. “ Kau lupa kita mempunyai ulat sutra, dia aka bisa membuatkan tali yang panjang dan kuat” jawab belalang “kau juga melupakanku, aku juga bisa membuat tali panjang dan kuat sebaik ulat sutra” tambah laba-laba. “Kau bisa membuatnya dengan cepat?” tanya Alice. “ya, secepat yang kau inginkan” jawab laba-laba. Lalu Alice menjelaskan rencanya. Ia akan menarik strawberry ini dari air dengan bantuan ratusan burung camar. Tapi ia harus mempunyai umpan, yaitu cacing tanah. Karena cacing tanah yang bersama Alice adalah cacing tanah raksasa, maka banyak burung camar melihat dan berkumpul di atas buah strawberry. Lalu rencana pertama, cacing tanah dibiarkan sendiri di puncak strawberry sebagai umpan, lalu tiba-tiba seekor burung camar datang menghampiri, lalu kemudian Alice dibantu kepik dan lipan mengikatkan tali tersebut ke leher burung si camar cukup erat. Lalu Alice melakukannya lagi hingga empat ratus camar. Lalu perlahan-lahan buah strawberry raksasa itu terangkat ke udara. “Aku ingin tahu seberapa parah kerusakan yang di timbulkan akibat hiu tadi” kata Alice “Biar aku yang memeriksa ke bawah” seru laba-laba. “Lalu lima menit kemudian laba-laba kembali dan memberitahukan bahwa di bawah tidak terjadi kerusakan yang cukup parah. Paling hanya terdapat bolongan kecil. “Aku tak sabar, akan ke mana kita selanjutnya” seru si kepik. “Pemandangan yang sangat menakjubkan dari atas sini” seru lipan. Strawberry itu terus berayun ke kanan dan kiri mengikuti arah angin. Lalu camar yang mengangkut strawberry itu terbang tinggi menerobos awan. Lalu mereka semua bingung dengan apa yang dilihatnya di atas awan. Ada sekolompok gumpalan putih yang terbuat dari awan dan setinggi manusia kerdil, sedang membuat gumpalan awan dan di kumpulkan dalam sebuah bak penampungan. Lalu laba-laba mengatakan bahwa makhluk tersebut adalah manusia awan. Benar saja, manusia awan itu sedang membuat gumpalan awan yang akan diturunkan ke bumi saat musim dingin. Lalu Lipan mengatai manusia awan itu dengan sebutan “idiot” atau “otak udang” dan tiba-tiba saja ada satu manusia awan yang menyadari keberadaan strawberry raksasa itu. Lalu manusia awan tersebut memperintahkan teman-temannya untuk melempari strawberry raksasa itu dengan gumpalan awan yang telah dibuat. Akhirnya terjadi pertempuran sesaat, hingga akhirnya si camar membawa strawberry raksasa tersebut terbang menjauhi manusia awan. Lalu belalang hijau mengatakan “strawberrynya berlubang!” yang lain pun ikut panik. Sementara itu camar tersebut membawa mereka sampai ke New York, tepatnya di Manhattan. Lalu Alice berkata “lipan cepat putuskan satu tali” lalu lipan melakukannya sebanyak 10 kali. “Kita akan turun perlahan sekarang” seru Alice. Lalu strawberry tersebut mendarat tepat di Empire State Building. Saat mendarat, banyak helikopter yang sudah mengerubungi mereka. Warga kota New York sangat panik dan ketakutan. Mereka kira itu adalah bom serangan dari negara lain yang akan memporak-porandakan mereka. Dan saat mereka tahu bahwa itu bukan bom, mereka semua berlari berhamburan keluar dan melihat benda yang datang itu. Saat mendarat lipan mengeluarkan kepalanya, dan membuat banyak orang ketakutan dan kaget. Lalu tiba-tiba Alice mengeluarkan kepalanya dan memberikan salam kepada warga New York “hallo semua!”. Polisi bertanya kepada Alice dari mana asal mereka. Lalu Alice menceritakan semua kejadian selama perjalanan bersama teman-temannya. Akhirnya Walikota Washington D.C. mengadakan parade untuk menyambut kedatangan mereka semua. Saat mengadakan parade, tiba-tiba ada seorang gadis yang menghampiri dan bertanya “bolehkah aku mencicipi strawberry mu itu?” lalu Alice menjawab dengan tersenyum “boleh, makanlah sesuka mu” lalu selanjutnya semua orang mengerubungi strawberry itu dan memakannya. Hingga 10 ribu orang telah mencicipi strawberry tersebut hingga tak bersisa. Setelah perjalanan yang dilalui Alice bersama teman-temannya, sekarang teman-temannya hidup bahagia semua, dan Alice sendiri hidup bahagia dan ia tinggal di rumah yang diberikan oleh Walikota Washington D.C. dan hidup bahagia. Sekarang Alicia yang dulunya adalah anak paling sedih di dunia setelah kepergian kedua Orang Tuanya, kini ia menjadi anak paling bahagia sedunia. Dan sekarang ia mempunyai banyak teman yang ingin bermain bersamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar