Rabu, 15 Februari 2012

Kata Maaf yang Terlambat by Kaila Biancha Andrena

Suatu ketika, di sebuah perusahaan, ada seorang gadis yang cantik yang bekerja sebagai tukang bersih bersih di perusahaan tersebut. Gadis itu bernama Santi. Ia terlahir sebagai gadis yang hidup serba berkecukupan bersama orang tuanya. Ia bekerja di perusahaan tersebut sudah hampir 1 tahun. Ia bekerja disitu untuk membiayai obat ayahnya yang sekarang sedang sakit. Di perusahaan itu, ia terkenal sebagai pegawai yang teladan. Sehingga ia juga kenal dekat dengan hampir semua pegawai di perusahaan itu. Terutama dengan pemilik perusahaan itu dan juga anaknya. Suatu hari,saat itu,saat ingin pulang kerumahnya, ia memakai baju santai namun tetap terlihat rapi, dengan rambutnya yang digerai,ia terlihat cantik. Saat sedang menunggu angkutan umum, ada sebuah mobil yang berhenti di depannya. Ternyata itu adalah mobil anak dari pemilik perusahaan tempat ia bekerja. Keesokan harinya, ia lupa membawa seragam cleaning servicenya. Namun karena ia sudah kenal dekat dengan manager perusahaan itu, ia diperbolehkan bekerja tanpa seragam. Karena untuk pulang dan mengambil seragamnya,rumah Santi bisa di bilang lumayan jauh. Saat ia sedang beristirahat di kantin kantor, ia melihat seorang pria yang tampan sedang memesan makanan. “Ia mau duduk dimana lagi? Kantin ini kan penuh kalau jam istirahat” kata Santi dalam hati. Tak lama, pria itu melihat lihat kursi di kantin itu dan akhirnya ia berjalan menuju meja Santi. Santi terlihat bingung namun ada rasa senang juga. “Bolehkah aku duduk disini?” ujar pria itu. “Hmm..bo..leh” kata Santi dengan nada sedikit gugup. Saat makan, mereka tidak mengobrol ataupun berbicara sedikitpun. Namun akhirnya pria itu berkata, “Kau kerja disini?” “Iya..” Jawab Santi. “Namaku Radit..Namamu siapa?” kata pria itu.. “Aku Santi..” Jawabnya.. “Kau bekerja disini?” Tanya Radit. Tiba-tiba terlintas di pikiran Santi, bahwa ia malu dengan statusnya yang bekerja sebagai tukang bersih-bersih perusahaan. Akhirnya iapun berbohong. “Ya, aku sekretaris pemilik perusahaaan ini..Bagaimana dengan kau?” “Ooh..Aku hanya ingin bertemu dengan temanku” Kata Radit. Setelah selesai makan, merekapun kembali berpisah. Namun mereka saling tukar nomor telepon. “Aduh bagaimana ini? Apa aku harus berbohong terus dengan Radit? Ia pria yang baik. Aku pikir ia adalah teman yang baik.” Kata Santi dalam hati. Radit adalah teman dari anak pemilik perusahaan yang bernama Dito. Namun Santi tidak tau. Santi masih sangat muda. Ia baru lulus SMA. Tapi orang tuanya tidak bisa lagi membiayai sekolahnya. Selain itu juga, ayah Santi sedang sakit sehingga tidak bisa bekerja dan Santi yang menggantikannya. Dimalam hari, saat ia sedang melamun, handphone nya berbunyi. Ia mengajak Santi makan siang besok. Santipun bingung. “Gak mungkin kan aku memakai seragam cleaning service ku?” Kata Santi bingung. Santi hanya menjawab iya. Namun ia tidak tau apa besok ia akan menemui Radit. Keesokan harinya, ia tidak menemui Radit. Ia beralasan bahwa ia sedang sibuk. Saat ia sedang menyapu lantai, Radit sedang duduk di lobby. Santi terkejut dan ia langsung pergi dari tempat itu karena takut ketauan kalau ia adalah tukang bersih-bersih. Saat pulang, ia menceritakan semuanya ke teman dekatnya yang bernama Shinta.. “Apa ia masih muda?” Tanya Shinta. “Sepertinya ia masih seumuran denganku. Mungkin juga ia lebih tua dariku 1 tahun.” Jawab Santi. “Ia orang kaya.. ia sangat baik padaku. Menurutku, ia adalah teman yang baik.” Lanjut Santi. “Kalau begitu kenapa kau tega ngebohongin dia?” Tanya Shinta. “Entahlah apa yang ada di fikiran ku saat itu. Nanti pasti aku akan jujur dengannya. Tapi nanti. Tidak tau kapan..” Kata Santi.Sudah 3 hari Santi tidak bertemu dengan Radit. Itu karena Radit tidak bekerja di perusahaan itu. Tapi, Santi juga bersyukur. Karena ia tidak terus-terusan berbohong pada Radit. Di sisi lain, Santi juga penasaran siapa teman Radit yang selama ini sering ia temui di kantor itu. “Aaah tapi apa urusanku? Yang pasti temannya itu adalah orang yang kaya dan berpendidikan. Tidak seperti ku yang hanya lulus SMA” ujarnya dalam hati. Setelah jam kerja sudah selesai, ia pulang. Dan karena perutnya terasa lapar, Santi berenti di jalan untuk membeli nasi goreng. Saat sedang memesan, tiba-tiba ada mobil berhenti di depannya. Itu adalah mobil Radit “Sedang apa kau disini?” Tanya Santi. “Aku melihat kau sedang disini, jadi aku mampir. Apa ingin kuantar pulang?” kata Radit. “Tidak perlu..” jawab Santi. Santi malu jika Radit mengetahui rumahnya yang sederhana. Entah sampai kapan Santi akan berbohong dengan Radit. Santi menunggu waktu yang tepat. Dan juga ingin mempersiapkan dirinya kalau mungkin nanti Radit akan menjauhinya dan akan marah besar kepadanya. Itulah sebabnya Santi tidak mau jujur dulu ke Radit. Ia masih ingin menjadi teman Radit. Radit adalah orang yang baik. Saat sedang bekerja, Santi melihat Radit sedang berbicara dengan Dito. “Ternyata teman yang Radit maksud selama ini Dito? Bagaimana ini? Bagaimana kalau Radit bertanya soal aku yang mengaku sebagai sekretaris? Bagaimana kalau Radit tau duluan kalau aku membohonginya? Aku harus jujur secepatnya dengan Radit !” Ujar Santi.. Santi segera menelepon Radit.. “Bisa temui aku nanti malam di taman dekat aku membeli nasi goreng kemarin?” Tanya Santi.. “Mengapa tidak sekarang? Aku sedang di kantormu sekarang..” Ujar Radit.. “Tidak.. aku sedang sibuk sekarang..” “Okay akan aku temui kau nanti..” “ya.. sampai bertemu..” Santi mematikan handphonenya. Waktunya pun tiba. Waktu dimana Santi ingin jujur soal kebohongannya selama ini. Jantungnya berdetak dengan cepat. Ia tidak ingin kehilangan Radit. Santi tdak ingin kehilangan teman sebaik Radit. Walaupun ia baru kenal, tapi Radit sudah mengisi hari-hari Santi dengan penuh tawa. Walaupun selama ini Santi sedang berbohong pada Radit. “hmm..entahlah. aku akan pasrah sekarang kalau Radit sangat marah dan tidak ingin menemui ku lagi nanti..” Kata Santi dalam hati. 1 jam berlalu.. Radit tidak datang-datang. Handphonenya pun berbunyi.. “Radit..” namun saat diangkat, itu bukan Radit. Itu Dito. “Ada apa?” Tanya Santi dengan perasaan yang takut.. “Tega sekali kau.. Kau telah membohongi Radit.” “Mengapa kau tau? Maafkan aku..” Tanya Santi.. “Mungkin sulit untukku memaafkanmu. Karena kau sudah membohongi sahabat ku sendiri. Kemarin Radit bertanya soal sekretaris pemilik perusahaan.. Namun aku katakan bahwa tidak ada sekretaris yang bernama Santi. Adanya cleaning service. Akhirnya aku tunjukkan Santi yang aku maksud. Itu kau.. dan benar.. yang dimaksud Radit itu kau..” Jelas Dito.. “Mengapa Radit tidak bilang padaku?” “Ia takut kau malu..” “Sekarang dimana Radit?” “Ia di rumah sakit. Ia mengalami kecelakaan lalu lintas saat ingin menemuimu.” Kata Dito. Santi langsung mematikan teleponnya dan berlari ke rumah sakit. Air matanya pun menetes. Ia menyesal karena tidak jujur dengan Radit dari dulu. Sesampainya di rumah sakit, Santi melihat Dito. “Dito…” Sapa Santi. “Mau apa kau kesini?” Tanya Dito dengan nada agak marah dan cemas. “Tolong tunjukkan kamar Radit.. kumohon..” “Jangan ganggu dia..” Jawab Dito.. “kumohon Dito.. aku ingin meminta maaf padanya.. kumohon.. maafkan aku Dito..” “baiklah. Tapi hanya sebentar..” Dito pun menunjukkan kamar Radit. Radit masih sadar. Namun ia hanya terbaring lemas di tempat tidur. Santi ingin menjelaskan semuanya pada Radit. Namun Radit harus segera dioperasi. Sehingga ia hanya bisa tersenyum untuk menyemangati Radit. Radit pun mengangguk lemas. Air mata Santi tetap jatuh melihat Radit tertidur lemas diatas tempat tidur rumah sakit. Ia teringat saat ia sedang bersama Radit. Saat ia membohongi Radit. Iapun menangis. “Kau tidak pulang?” Tanya Dito.. “Aku ingin menunggu Radit sampai ia selesai dioperasi..” “Ini sudah malam.. kau pulang saja..Jangan egois” “Bagaimana dengan kau? Kau tidak pulang?” Tanya Santi pada Dito. “Aku sudah berteman dengan Radit sejak kecil. Orang tua kami pun bersahabat. Radit tinggal di Singapore. Jadi selama ia disini, akulah yang menjadi keluarganya. Maka dari itu kau pulang saja,sudah malam.” Ucap Dito..Di rumah, Santi tidak bisa tidur gara-gara memikirkan keadaan Radit. “Santi.. sampai kapan kau akan melamun disitu?” Tanya ayahnya dari kamar. “Iya ayah.. aku akan tidur sekarang.” Jawab Santi. Tapi di kamarnya, Santi tetap tidak bisa tidur. Ia tetap memikirkan keadaan Radit dan ia memikirkan Dito yang marah padanya.. “Apa yang harus aku lakukan? Dito sekarang marah padaku..” Kata Santi dalam hati. Keesokan harinya, ia kerumah sakit. Keadaan Radit semakin memburuk. Ia tidak sadar saat selesai dioperasi. Santi pun duduk terdiam di depan Radit. Ia bingung apa yang ingin dia lakukan. Akhirnya ia mencoba menjelaskan semua kebohongannya selama ini. Ia menjelaskan semuanya sambil menangis. Dan ia berkata “semoga kau mendengar semua penjelasanku..” saat ia kembali ingin melanjutkan penjelasannya, dokter tiba-tiba masuk untuk memeriksa keadaan Radit yang semakin memburuk. Diluar, ia dan Dito terlihat sangat cemas. “Dito.. aku meminta maaf padamu..” ucap Santi.. “Kau sudah membuat Radit begini. Karena kau meminta ia untuk ketaman, ia menjadi kecelakaan.” Santi hanya terdiam. “Baiklah kalau kau tidak memaafkanku..” Kata Santi. Ia terlihat sangat cemas. Namun ia tetap berpikir positif bahwa Radit akan sembuh. “apa kau sudah minta maaf padanya?” Tanya Dito. “Belum sempet. Dokter keburu masuk.” Jawab Santi. Mereka menunggu sangat lama. Dokter terus mengobati Radit yang semakin memburuk keadaannya. Santi akhirnya menyuruh Shinta untuk datang menemaninya. Hingga Shinta datang, dokter belum keluar keluar dari kamar Radit. Tak lama, dokter pun keluar dengan wajah yang murung. “ia tidak bisa bertahan..” ucap seorang dokter. Santi menangis dan ia menyesal. Mengapa ia telah membohongi Radit.. ia sudah terlalu banyak membohonginya. Dan yang sangat ia sesali, ia belum sempat meminta maaf pada Radit. Walaupun ia yakin, Radit sudah memaafkannya. Keluarga Radit pun datang. Ketika Radit dimakamkan, Santi sudah berenti nangis dan saat semua orang pergi, tinggal Santi dan Dito disitu. “Dito..apa kau masih marah?” Tanya Santi.. “Mungkin..” Jawab Dito singkat.. “maafkan aku..” “Hmm..baiklah.. dan setelah ku fikir fikir, ini sudah menjadi kehendak yang diatas. Kau tidak salah. Namun kau juga salah mengapa tidak jujur pada Radit dari dulu..” Ucap Dito. “Ya memang ini telat..Aku sangat menyesal..” “Sudahlah..” Ujar Dito..Santi meminta maaf diatas makam Radit. Lalu Dito berkata “Ia sudah memaafkan mu. Ia bilang begitu padaku sebelum ia kecelakaan. Namun ia ingin kau meminta maaf padanya. Walaupun kau tidak sempat. Tapi setidaknya kau sudah meminta maaf disini..” ucap Dito. Akhirnya, Santi,Dito dan Shinta bersahabat. Santi sekarang kuliah. Ia tidak lagi bekerja sebagai cleaning service. Dito yang membiayainya kuliah. Santi bekerja sebagai sekretaris Dito. Ia bekerja sambil kuliah. “Radit.. aku sekarang menjadi sekretaris sungguhan. Seandainya aku sempat jujur kepadamu sebelum kau meninggal..” Ucap Santi di makam Radit. Ia ditemani Dito dan Shinta juga. Akhirnya mereka bertiga pun bersahabat walaupun tidak ada Radit. Tetapi mereka akan ingat terus pada Radit.. Tapi mereka yakin, Radit pasti selalu ada di samping mereka..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar