Rabu, 15 Februari 2012

Hadiah Terindah untuk Kakek by Anissa Whilda Lestari

Saat Lily dan kakaknya Phil mengunjungi rumah Kakeknya untuk meminta Kakeknya datang di makan malam di Hari Ulang Tahun Lily di rumah mereka. “Kakek, datanglah ke rumah kami” kata Phil, namun kakeknya hanya mendecakkan lidahnya “ck-ck”. Kakek begitu keras kepala, dan jika dia benar-benar marah dia akan mendecakkan lidahnya, ck-ck. Dia melakukannya karena dia tidak mau mendengarkan perkataan Phil. “Ayolah datang ke rumah kami, Kek. Kalau kakek ke rumah kami akan aku buatkan kue-kue yang enak dan renyah” kata Lily sambil memohon kepada kakeknya. Padahal Lily tidak bisa membuat kue, tapi dia berjanji jika kakek akan datang makan malam saat Hari Ulang Tahun-nya Lily akan belajar membuat kue yang enak dan renyah. “Selama empat tahun terakhir ini, Kakek tak pernah makan malam bersama kami” kata Phil dengan perasaan yang sedih, “Di hari ulang tahun aku kali ini aku ingin Kakek makan malam bersama kami, aku mohon supaya Kakek bisa datang dan makan malam bersama” Lily memohon lagi dengan hati yang senang, “Selain itu inilah saatnya melupakan apa yang telah membuat Kakek marah beberapa tahun yang lalu.” ucap Phil dengan wajah yang menginginkan Kakeknya datang untuk makan malam bersama. Kakek menatap Phil tajam menusuk, dengan mata birunya yang besar. Sorot matanya yang membuat seluruh keluarga kami ketakutkan setelah beberapa tahun terakhir. Ekspresi wajahnya sperti di ukir dari batu, tidak berubah, tidak selana tahun lalu, dua tahun sebelumnya, dan juga tahun ini. Beberapa tahun lalu Nenek meninggal, jadi Kakek tidak ingin pergi makan malam jika tidak ada Nenek. Kami berusaha agar Kakek datang untuk makan malam, tapi kadang Ayah menyerah jika Kakek tidak mau datang. Kadang ibu dan ayah yang datang ke rumah Kakek untuk datang makan malam bersama saat hari libur atau hari natal tapi tetap Kakek tidak ingin datang. Phil dan Lily merasa sedih jika Kakek tidak datang di makan malam di hari ulang tahun Lily nanti. “Jika terus begini, Kakek akan menghabiskan hari paskah dengan manatap keluar jendela sendirian” ujar Phil dalam hati. Mereka pulang ke rumah dengan hati yang sedih, menurut Phil sudah tidak ada cara lagi untuk merayu dan meminta Kakek untuk makan malam bersama. Beberapa hari kemudian. Lily tidur hingga larut malam untuk membuat hadiah untuk Kakeknya, jadi Lily berharap Kakeknya datang saat makan malam berlangsung setelah menerima hadiah dari Lily. “Kakak? Kakak!!” teriak Lily sambil berlari ke kamar Phil, “ya? Ada apa Lily?” jawab Phil dengan heran, “Apakah Kakak tahu alamat rumah Kakek dimana?” tanya Lily. Phil heran kenapa Lily menanyakan alamat Kakek, “Kenapa kamu perlu alamat Kakek? Apakah kamu ingin memohon lagi ke Kakek?” Tanya Phil dengan heran, “Aku akan mengirim hadiah untuknya. Aku sudah membuat hadiahnya sendiri, aku tidak akan kesana” jawab Lily dengan wajah gembira. “Alamatnya Orange Country, Michigan.” Kata Phil, “Apakah ini tempat yang benar untuk menuliskan alamat Kakek?” Tanya Lily dengan manis “Ya, kamu sudah menulisnya dengan benar.” Jawab Phil sambil tersenyum. “Aku menulis sambil berdoa ‘Kakek, ayolah datang ke rumah kami’ untuk setiap katanya. Aku akan mengeposkan sendiri surat ini. Ayo kak, antarkan aku mengeposkan surat ini.” Ujar Lily dengan senang, “Tapi aku harus mengerjakan PR” kata Phil. “Aku harus pergi sekarang. Begitu Kakek menerima surat ini, pasti dia akan berubah pikiran.” Kata Lily. Mereka sampai di kotak pos terdekat, kotak pos tersebut berada di dekat toko kue dan roti milik Nyonya kinda. Saat Hari Ulang Tahun Lily tiba tidak ada kabar apa pun dari Kakek. “Selamat Ulang Tahun Lily” semua anggota keluarga mengucapkan Selamat Ulang Tahun kepada Lily. Saat pagi hari, Phil mendengar seseorang sedang menyapu halaman ‘Srek-srek Srek-srek’ Phil bingung siapa yang menyapu halaman sepagi ini. “Oh ternyata Lily, kamu sedang apa?” Tanya Phil dengan bingung, “Aku sedang menyapu. Kakek pasti senang jika jalan setapak ini bersih dari daun-daun kering.” Jawab Lily dengan semangat. “Sebaiknya kamu menyerah saja Lily pasti Kakek tidak akan datang” kata Phil dengan yakin, “Kamu piker begitu, Kak?” Tanya Lily. “Kalau begitu kita taruhan saja” ujr Lily, Lily berlari menuju pohon lalu dia mengambil setangkai daun yang banyak “Kakek datang, tidak datang, datang, tidak datang, datang, tidak datang, datang. Datang, Lihat ini Kak.” Kata Lily dengan semangat, Phil merasa malu tapi dia yakin Kakek tidak akan datang. Saat malam harinya, akan malam akan segera di mulai tetapi Kakek belum kunjung datang. “Nah, makan malam dan kue ulang tahun Lily sudah siap.” Kata Ibu, “Bu, kursinya kurang satu.” Ujar Lily “Sudah ada empat kursi di sini untuk kita, saying” kata ayah. “Kita lupa meletakkan kursi untuk Kakek.” Kata Lily sambil menarik kursi, “Cukup Lily. Aku kan sudah bilang kalau Kakek tidak akan datang.” Kata Phil. “Phil, biarkan saja. Bawa satu kursi lagi, seperti maumu, Lily.” Ujar ayah dengan tersenyum. “Sekarang mari kita berdoa, karena ini ulang tahun Lily jadi Lily yang memimpin doa” kata ayah, sebelum Lily berdoa dia melihat ke arah pintu tapi Kakek tetap belum datang Lily mulai merasa cemas. “Ya Tuhan, jauhkan kebencian di hati kami. Hindarkanlah kami dari penyakit iri dan marah. Dan bantulah kakek kami memiliki hati pemaaf yang akan membuatnya kembali kepada kami sekeluarga dan supaya kakek datang di acara ulang tahun ku ini. Kabulkanlah doa kami.” Kata Lily, “Amin.” Sahut Kakek. Lily, Phil, Ibu, dan Ayah kaget ternyata Kakek benar-benar datang. “Rasanya ini makan malam ulang tahun yang tenang. Namun sangat membahagiakan.” Kata Kakek. “Kakek!” ujar Lily sambil berlari ke arah Kakek, “Ayah! Ayah benar-benar datang di ulang tahun Lily.” Kata ayah dengan raut muka yang sangat gembira. “Karena Ulang Tahun Lily yang ke- 7 adalah hari dimana Lily menginginkan orang yang dia saying ada di sisinya.” Ujar Kakek. “Kemarin aku menerima pesan dari malaikat.” Kata Kakek, “Malaikat? Pesan?” Tanya Ibu dengan bingung. “Jujur saja, aku belum oernah bertemu dan melihat malaikat dalam hidup ku. Jadi, samar-samar aku membayangkan malaikat itu muncul, mengepakkan sayap peraknya dalam cahaya terang benderang. Tetapi, malaikat itu datang, memakai jaket biru tua, naik mobil pos merah. Dalam wujud tukang pos. Lalu malaikat itu membawakannku sebuah pesan.” Ujar Kakek. “Pesannya ada dalam amplop biru.” Kata Kakek, “Itu surat yang di kirim Lily” kata Phil kaget “Ah.” Lirik Lily dengan malu. “Dalam surat itu, ada gambar sederhana, yang di buat oleh anak kecil, meja dengan lima kursi. Salah satu kursinya kosong. Sementara yang duduk di empat kursi lainnya di beri nama Ibu, Ayah, Phil, dan Lily. Dan di dada empat orang itu ada gambar hati tapi hati di gambar itu semuanya patah dengan retakan di tengah. Dengan kata lain, pesan ini dari malaikat yang mengatakan kepadaku ‘untuk mengobati hati yang patah ini’” kata Kakek. Ibu dan Ayah terharu mendengar apa maksud dari surat tersebut. Mereka makan malam bersama dengan suasana bahagia dan gembira, setelah makan malam mereka memotong kue ulang tahun Lily mendapatkan hadiah-hadiah bagus dari Ayah, Ibu, Phil, dan beberapa tetangganya, namun dia juga mendapatkan hadiah special dari Kakek yaitu dua gantungan burung merpati. Menurut Kakeknya burung merpati bisa menyatukan hati dengan orang yang kita saying, Lily memberikan 1 gantungan burung merpati tersebut kepada Kakeknya jadi kasih sayang Lily dan Kakeknya selalu terhubung. Seminggu sekali Kakek datang kerumah untuk makan malam atau makan siang bersama, atau Kakek mengajak kamai pergi berjalan-jalan. Beberapa bulan kemudia, Kakek meninggal dunia dengan tenang dalam tidurnya. Ketika Ibu dan Phil sedang membersihkan lemari pakaiannya, Phil menemukan sebuah amplop biru, dengan selembar kertas terlipat di dalamnya itu surat dari Lily. Dan Lily menemukan gantungan burung merpati yang dia berikan kepada Kakek di gantung di dekat foto Kakek dan Lily, Lily menangis terharu melihatnya. Lily membawa gantungan merpati tersebut ke rumah untuk di simpan bersamaan dengan gantungan merpati lainnya. Hari demi hari berganti, Bulan demi bulan berganti, Tahun demi tahun berganti. Tahun ini Lily berumur 8 tahun, saat tahun kemarin saat Lily ulang tahun Kakek datang untuk makan malam bersama namun tahun ini cukup berbeda. Kakek tidak ada untuk makan malam ulang tahun Lily, dia merasa sedih Lily mengambil 2 gantungan merpati tersebut di taruh gantungan tersebut di dekat tumpukan kado. “Aku menaruh gantungan ini di dekat tumpukan kado, seakan Kakek datang dan memberikan aku hadiah” kata Lily dengan tersenyum air matanya jatuh ke pipi mungilnya. “Kakek pasti sedang tersenyum di sana, senyuman Kakek juga hadiah bagi ku.” Kata Lily. Walaupun Kakek sudah tidak ada, namun Lily merasa Kakek masih ada untuknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar