Rabu, 08 Februari 2012

Silent Regret by Fidha Syaumi

Di suatu pagi, di sebuah sekolah, udara dingin terasa menusuk kulit. Ada seorang lelaki bernama Yazky. Tubuhnya tegap, tampan, di gilai oleh banyak wanita, rambutnya hitam, kapten bakset di sekolahnya dan sangatlah eksis di kalangan sekolahnya. Ia berjalan melewati lorong lantai 2 untuk menuju kelasnya XII.2. Tepat sekali, kebetulan hari ini adalah hari senin. Saatnya apel di lapangan. Anak-anak kelas XII sangat malas untuk apel di senin pagi hari. Saat upacara berlangsung, di kenalkanlah seorang perempuan murid baru di kelas X yang bernama Qeenan, dia murid pindahan dari sekolah lain di Jakarta. Umurnya baru 15 tahun, rambutnya panjang terurai, warnanya hitam kecoklatan dan sedikit begelombang. Matanya yang besar, hidung dan mulutnya yang lumayan kecil telah menarik hati sang pangeran sekolah yaitu Yazky. Dia jatuh cinta pada pandangan pertama oleh Qeenan. Setelah upacara selesai, Yazky mencoba untuk menemui Qeenan dan berkenalan. “hai, kamu Qeenan anak kelas x.2 kan?” tanya Yazky. Qeenan pun tidak menjawab sepatah kata pun. “kok ngga di jawab sih? Apa suara ku kurang jelas?” Yazky bertanya lagi. Lagi-lagi Qeenan tidak mejawabnya. Yazky pun kesal dan meninggal kan Qeenan sendiri. Tiba-tiba kedua temen barunya Qeenan, Shalum dan Rany datang menghampiri Qeenan. Shalum dan Rany adalah orang dikelasnya yang pertama kali menyapa Qeenan. Shalum adalah anak orang kaya yang baik hati dan tidak sombong. Tubuhnya ramping, rambutnya hitam yang membuat mata semua orang tertuju padanya, tapi dia sedikit centil. Beda lagi dengan Rany, dia gadis sederhana yang ramah, gampang banyak mempunyai teman, dan selalu ceria. Rambutnya pendek sebahu, dan dia sering juara di kelasnya. “Hai Qeenan, gue Shalum dan ini di sebelah gue Rany. Kita bakalan sekelas lho di X.2” seru Shalum. Qeenan hanya berbicara sedikit saja “hai juga”. Shalum dan Rany berpikiran kalo Qeenan orang yang sangat pemalu. “yasudah kalo lo nggak mau jawab, gue tau kok lo emang anak pemalu, tapi lo mau kan jadi temen kita berdua?” tanya Rany. “iya, tentu saja aku mau, harap maklumin aku ya Shalum sama Rany” jawab Qeena dengan senyuman ramah. Mereka pun masuk kelas dan memulai pelajaran. Ketika di kelas, Qeenan di perkenalkan lagi oleh wali kelas mereka bu Marni. Qeenan merasa senang berada di kelas barunya. Karena orang-orang di kelasnya sangatlah ramah dan murah senyum kepada Qeenan. Setelah beberpa jam mengikuti pelajaran, bel jam istirahatpun berbunyi. Qeenan, Shalum, dan Rany langsung menuju warung dekat kelas mereka untuk membeli camilan. Kebetulan sekali, Yazky dan teman-temannya sedang bermain basket di lapangan tepat depan warung Qeenan, Shalum, dan Rany duduk. Sekelibat Yazky pun langsung memandangi Qeenan terus, tanpa tersadar kalo temannya, Rivio melemparkan bola basket kepadanya. Dan tiba-tiba Yazky pun terkena lemparan bola bakset tepat di kepalanya. Ia pun terjatuh dan mengeluh kesakitan. Orang-orang di sekitarnya hanya mentertawakan yazky, tanpa satu orang pun orang yang menolongnya. Yazky pun langsung berdiri gagah, supaya Qeenan menganggapnya cowok yang kuat. Tapi hal itu tak membuat Qeena terkesan sekali pun. Bel masuk pun berbunyi, Qeenan dan teman-temannya pun masuk ke kelas. Saat pelajaran di mulai, Shalum melihat sosok laki-laki di jendela belakang kelas. Dan ternyata itu adalah Yazky. Dia berada di situ untuk melihat Qeenan. Sekolahpun berakhir, bel pulang sudah berbunyi tiga kali. Qeenan, Shalum, dan Rany pun berjalan menuju kantin untuk makan. Sesampainya di kantin, tepat sekali mereka duduk di samping meja temannya Yazky yaitu, Rivio. Rany yang mengaguminya sejak pertama kali beremu sangatlah senang. Disiu Rany bercerita kepada Qeenan dan Shalum tentang perasaannya kepada Rivio. Dari pandangannya Rivio pun, Shalum tau kalo Rivio juga jatuh hati kepada Rany. Tapi Rivio hanya bisa diam, dan menunggu tanggal yang tepat untuk menyatakan cintanya kepada Rany. Rany dan Rivio memang sudah dekat dari awal Rany masuk sekolah. Mereka sudah sering bbm-an sejak lama. Setelah beberapa menit, tiba-tiba Yazky datang dan duduk di depan Rivio. Yazky tidak sadar kalau meja di sebelah itu adalah meja Qeenan. “eh yo, lu liat Qeenan ngga? Ko ngga liat dia ya? Daritadi kan gue nyariin dia” ujar Yazky dengan suara keras. “(muka biasa sok keren, pura-pura ngga denger)........”, Rivio pun terdiam. Yazky pun bingung, ada apa dengan si Rivio. Yazkypun melihat sekelilingnya, dan di saat itulah Yazky baru menyadari bahwa di sebelah kanan mejanya ada Qeenna duduk. Ia pun malu, dan diam saja. Setelah selesai makan Qeenan, Shalum, dan Rany pergi dari kantin. Yazky dan Rivio mengikuti dari belakang tanpa sepengetahuan mereka bertiga. Sebenarnya Qeenan sudah mengetahui bahwa ada mereka berdua di belakangnya. Tapi Qeenan tidak berani memberi tahu kedua temannya. Yazky dan Rivio mengikuti mereka sampai luar sekolah. Qeenan, Shalum, dan Rany eaiki angkot untuk meuju rumah Rany. Mereka berniat untuk nyelesaikan tugas kelompok di rumah Rany. Yazky dan Rivio mengikutinya dengan menggunakan mobli Yazky. Setelah beberapa lama.. “Ah sial!! Gue ketinggalan mereka! Gimana dong yo?” bentak Yazky. “yah lo mah ky, makanya jangan mikirin Qeenan mulu lo!” ujar Rivio. “yaudah deh, besok aja lagi kita buntutin mereka. udah ketinggalan ini kan” ujar Yazky, “gue mau ngelanjutin ngelukis dulu di rumah, amu ikut ngga lo yo?” tambah Yazky. “iya dah gua ikut lu aja, dari pada gua bosen di rumah” kata Rivio. Merekapun langsung menuju rumah Yazky tanpa memikirkan Qeenan dan Rany. Sesampainya di rumah Yazky, ia langsung mengambil kanvas dan alat-alat lukis lainnya. Dia akan melukis wajah Qeenan yang cantik bagaikan malaikat di matanya. “lo mau buat apaan dah ky?” tanya Rivio sambil memandangi wajah Yazky yang terus tersenyum seperti orang sakit jiwa. “yah masa lo ngga tau sih? Pasti lo tau lah yo. Jangan pura-pura oon deh” celetuk Yazky. “oh, iya ya. Si angel lo itu kan?” tanya Rivio melirik ke Yazky. “dih ko angle? Qeenan bloon. Ko jadi angle sih? Emang di sekolah kita ada yang namanya angle ya?” “heh yang bloon siapa sih sebenernya? Yang gue, maksud tuh ‘angle’ lo, malaikat elo oon!!!” bentak Rivio dengan muka kesal. “ooooh gitu toh bilang dong dari tadi. Udah tau gue lagi serius ngelukis, malah di ajak ngobrol” ujar Yazky. “alah, omong aja lu, bilang aja sebenenya lu ngga ngerti kan? Ngles aja deh lo ky. Dasar aneh. *belom ngelukis apa-apa, apa yang mau di seriusin sih?* (sambil berbicara dalam hati)” Sindir Rivio. “iya deh, terserah lo aja deh yo. Biar lo seneng” ujar Yazky. Setelah beberapa lama, lukisan Yazky sudah tahap mewarnai. Yazky pun mengambil cat warna dan mulai mewarnai lukisan tersebut dengan perlahan-lahan. “yo, serius amat sih lo ngelukisnya? Muka lo sampe ngga nyantai gitu” ujar Rivio. “iya lah gue serius, kan buat lomba nanti. Gue harus bisa menangin lomba itu nih” seru Yazky. “oh iya ya ada lomba lukis dua hari lagi. Asik deh, semoga menang ya lo ky!” seru Rivio. Keesokan harinya, Yazky datang ke sekolah pagi. Ia datang awal untuk menunngu Qeenan datang. Beberapa menit, Qeenanpun datang sendiri. Yazky pun langsung menghampiri Qeenan dan menyapanya. “hai Qeenan, selamat pagi. Gue sengaja lho dateng pagi buat nungguin lo. Kita sarapan bareng yuk. Gue traktir deh” ujar Yazky dengan pasti permintaan dia akan di kabuli oleh Qeenan. Qeenan tidak menjawab satu kata pun. Tidak ada satu katapun juga dari mulutnya yang keluar. Qeenan pun terus berjalan melewati Yazky. Yazky pun mengejar Qeenan dan bertanya lagi. “eh ko pertanyaan gue ngga di jawab? Apa suara gue kurang keras? Apa perlu gue ulang lagi?” seru Yazky. Qeenan pun tidak menghiraukan Yazky, ia terus berjalan menuju kelasnya. Yazky pun kesal, dia terus bertanya dalam hatinya, kenapa Qeenan tidak menjawab pertanyaannya. Sesampainya Qeenan di kelas, dia melihat sudah ada Shalum dan Rany di kelas sedang berbincang. Qeenan pun di ajak ngobrol oleh mereka berdua. “eh nan bintang lo apaan sih? Gua lagi mau nyocokin nih” seru Shalum. “aquarius” jawab Qeenan. “hmm lu berarti ngga cocok sama Yazky tuh. Soalnya aquarius itu paling ngga cocok capicorn. Bintangnya si Yazky kan capicorn” ucap Shalum. “iih apaan sih lu sha. Jangan gitu dong, dia kan kemaren baru cerita di rumah gue. Bokap nyokapnya dia cerai kan juga sama kaya dia karena beda bintang. Jadi janga bahas lagi ya Shalum ku sayaaang” cerita Rany. “oh iya ya lupa gue. Maaf baget ya Qeenan, lupa gue hehe” jawab Shalum dengan muka bersalah. Qeenan pun pergi meninggalkan mereka berdua. “tuh kan Shaaaa, dia jadi pergi, lo sih sha oon banget” ucap Rany. “ya maaf, lupa gue kan Ran” ujar Shalum. Mereka berdua pun segera menghampiri Qeenan yang berada di kamar mandi. Dan berbicara kepada Qeenan “nan sorry ya, gue ga maksud buat ngingetin lo tentang itu” ujar Shalum. “iya gapapa ko’ jawab Qeenan. Malam harinya, Yazky sedang berada di kamar dan berbicara sendiri. “ah gimana ya? Si Qeenan gue deketin Selalu ngehindar. Emang ada yang salah apa sama gue? Kurang apa sih gue? baik iya, ganteng iya. Hmm apa karna gue bau? Ngga deh kayanya”ucap Yazky. “apa gue udahin aja ya? Tapi gue ga bisa kalo ga suka sama dia. Gue udah terlanjur sayang banget sama Qeenan. Ah tapi besok kan lukisan gue bakal di di pajang di pameran. Disitu gue harus bisa ngeyakini Qeenan kalo gue bener-bener sayang sama dia” Beberapa hari kemudian, acara pameran perlombaan lukisan di mulai. Seorang guru menyuruh para siswa siswi untuk ke aula sekolah. Qeenan, Rany, dan Shalum Disana mereka melihat sebuah lukisan yang mirip dengan Qeenan. Saat di baca di bawah lukisan itu, ternyata yang membuatnya adalah Yazky. “kok bisa ya Yazky ngelukis si pendiem itu, si Qeenan. Waaaah berarti bener kata gue, Yazky tuh udah cinta banget sama lo Qeenaaan’ seru Shalum. Qeenan hanya diam dan memandangi lukisan itu. Tiba-tiba ada suara dari peakers berbicara. “ya, ini lukisan ada tiga kontestan. Yaitu, Indah dari kelas XI, Yazky dari kelas XII, dan yang terakhir dari Bowo kelas XII. Dan yang menang adalah Yazky1 dari kelas XII.2” Yazky pun langsung menuju ke atas panggung dan berbicara. “lukisan ini saya buat seseorang yang saya sayang. Walaupun dia pendiam, orangnya dingin, tapi saya menyukai dia. Saya melukis lukisan itu karena saya suka dengan wajahnya dia yang selalu membuat saya tersenyum setiap harinya” ujar Yazky. Qeenan pun merasa senang mengetahui kalau Yazky menyukai dia. “wah wah cie Qeenan itu lukisannya spesial lho buat lo, cie cie Qeenan. Harusnya lo seneng doang nan” ujar Rany Qeenan pun hanya tersenyum malu. Pipinya merah merona. Seminggu setelah perlombaan itu berlalu. Tetapi Qeenan tidak melihat Yazky lagi, padahal sekarang Qeenan sudah bisa menerima Yazky. “Rany, ehm aku mau nitip sesuatu dong ke Qeenan. Ini dari si Yazky. Tololng kasihin ke dia ya” ujar Rivio. ‘hmm oke deh yo, nanti aku kasihin ke Qeenan. Oh ya kok seminggu ini aku ga liat Yazky ya? Kemana sih dia? Si Qeenan nyariin tuh” jawab Rany. “yah gitu deh, pokoknya dia nanti bakalan balik. Aku duluan ya, aku kebebelet. Dah Rany” ucap Rivio. “ih tunggu dulu yo, ah vio mah. Yah elah di tinggalin kan” ujar Rany. Rany pun langsung menemui Qeenan dan Shalum. “Qeenan, nih ada titpan dari Yazky. Gatau deh itu apaan. Oh ya tadii pas gue tanya ke Rivio, dia gatau kenapa si Yazky ga masuk”ujar Rany. Qeenan pun mengambilnya, dan akan membukanya pada saat di rumah. Tapi tiba-tiba ada yang berbicara di speaker sekolah. “inalilahi wainailaihi rojiun. Telah menginggalnya siswa dari kelas Xii.2 yang bernama Yazky, di sebabkan karena penyakit kankernya yang di idapnya sudah lama. Maka dari itu di perkenan kannya, dari setiap kelas, satu orang mewakili kelasnya untuk pergi melayat ke rumah duka. Terima kasih atas perhatiannya” Qeenan pun lari ke kelas dan menangis. Dia menulis sesuatu di buku hariannya. “ya Allah kenapa mesti terjadi sih. aku sebenernya udah sayang banget sama dia sejak lama. Tapi akaunya aja yang salah. Aku nyesel banget ngga ngasih tau dia dari lama. Ya Allah aku udah ga bisa ngapa-ngapain sekarang. Dia udah ngga ada lagi. Aku bener-bener menyesal sekarang!!” tulis Qeenan di buku hariannya sambil menangis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar