Rabu, 08 Februari 2012

Nataline by Farah Dwi Satya

Pagi itu Nataline, atau yang sering di panggil Alin sudah selesai sarapan pagi dan bersiap untuk berangkat ke sekolah, tapi sebelum alin berangkat dia selalu pamit kepada mama dan papa nya. Alin berangkat ke sekolah selalu diantar oleh supirnya, yaitu pak maman. Di perjalanan Alin hanya sibuk membaca majalah yang baru di terimanya tadi pagi. Alin sibuk melihat beberapa model fashion terbaru. Alin memang menyukai desain dan photography. Sesampainya di sekolah Nataline turun dari mobil, semua orang yang ada di sekitar sekolah menatap ke arah Alin. Alin memang cantik, kulitnya putih, tinggi, langsing, dan rambutnya panjang, jadi tidak heran kalau banyak yang menatapnya. Alin pun turun dari mobil dan melewati pintu gerbang, aroma parfum nya tercium dan sangat wangi. Saat Alin berjalan menuju ke kelas tiba-tiba ada temannya yang bernama Celine menghampirinya. “Nataline!!!” Celine berteriak memanggil Nataline. “Apa? Bisa nggak suaranya diperkecil? Berisik tau!” “Hehe maaf Nataline” “Iya, ada perlu apa emang?” “Kamu udah ngerjain tugas biologi belum?” “Udah dong” jawab Nataline dengan santai, dia memang rajin mengerjakan tugasnya. “Hmm...” Celine tersenyum dengan muka yang sok imut. “Yayaya, aku tau maksudnya” Nataline sudah hafal bahwa Celine akan meminjam buku tugasnya. Karena Celine paling malas mengerjakan tugas, apalagi tugas biologi. “Makasih ya Nataline” “Iya, sama-sama. Lain kali usaha sendiri ya, Cel” Akhirnya Nataline dan Celine berjalan menyusuri lorong dan menuju ke kelas mereka. Pelajaran pertama adalah pelajaran biologi, jadi Celine harus cepat-cepat menyalin tugasnya Alin. Dan beberapa menit kemudian bel masuk pun berbunyi dan pelajaran pertamana pun dimulai. *** Bel pulang pun berbunyi, Alin segera menelpon pak maman agar tidak menjemputnya siang itu, karena Alin akan mencari objek baru untuk koleeksi foto-fotonya. Siang itu Alin sendirian, ya memang Alin selalu sendiri kalau mau hunting foto. Alin sudah membawa baju ganti dan segera menggantinya di ruang ganti sekolah. Setelah itu, Alin menyiapkan kameranya, itu adalah hadiah ulang tahun dari papa dan mamanya. Setelah berganti baju Alin langsung berjalan menuju taman kota. Dia berniat untuk mencari objek disana. Setelah sampaidi taman kota, Alin duduk di kursi yang berada di bawah pohon, yang berniat untuk beristirahat sejenak karena dia capek setelah berjalan dari sekolahnya, walaupun tidak terlalu jauh. Siang itu memang panas, Alin melihat ada kedai ice cream di seberang taman, dan ingin membelinya. “Mba, ice cream vanilla satu ya” “Oke, sebentar ya” jawab penjual ice cream sambil mengambil pesanan Alin. “Hm, kedai ice cream ini buka sampai jam berapa ya mba?” tanya Alin iseng. “kalau hari biasa sampai jam enam sore, kalau weekend sampai jam tujuh malam” “Ohh gitu ya” “ini nak ice cream nya, awas hati-hati nanti tumpah” kata si penjual kepada Alin. “Terima kasih, ini uangnya” jawab Alin, dan Alin langsung bergegas kembali ke taman. Belum sempat aku merasakan ice cream itu, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang sedang memegang kamera tidak sengaja menyenggolku, dan ahasil ice cream itu pun terjatuh mengenai baju laki-laki itu. “Opss, sorry ya” kataku refleks. “Mm, iya nggak apa-apa kok. Lagian aku juga yang salah” jawab laki-laki itu dengan lembut. “Tapikan itu salah aku, gara-gara aku baju kamu kotor” Jawab aku dengan cemas. “Harusnya aku yang minta maaf, tadi itu aku lagi fokus ke kupu-kupu itu, jadi aku ngga tahu kalau ada kamu di samping aku” “Hm, tapikan...” belum sempat aku meneruskan kata-katanya, laki-laki itu pun memotongnya. “Yasudah, sekarang kita duduk disana dulu aja” jawab laki-laki itu sambil menunjuk kursi yang berada di bawah pohon di dekat kolam ikan. “Hm, oke” Mereka berdua berjalan menuju kursi tersebut. Walaupun aku dan dia belum saling kenal, tapi menurut aku dia itu orangnya baik. “Oh iya, ini aku punya tissue basah, siapa tahu bisa ngilangin kotor yang ada di baju kamu” Alin memberikan tissue basah kepada laki-laki itu. “Maaf yah jadi ngerepotin kamu, padahal ini salah aku” “Iya nggak apa-apa kok, aku juga seneng bisa ngebantu kamu” “Hehe, makasih ya. Oh iya kita kan belum kenalan, nama kamu siapa?” “Iya ya, haha. Nama aku Nataline, panggil aja Alin. Kamu siapa?” jawab Alin. ‘Namaku Alex. Oh iya, Lin. Kamu ngapain jam segini ada di taman?” “Aku mau hunting foto aja, abisnya males dirumah, pasti nggak ada orang dirumah” “Ohh kamu juga suka photography ya, Lin?” “Iya, itu hobby aku. Selain suka desain, aku juga suka photography “ “Wah sama dong, aku juga suka photography . Lain kali kita hunting foto bareng yuk!” sepertinya Alex sangat senang punya teman baru yang sama-sama hobby photography “Boleh, kamu lebih suka ke tanaman, pemandangan, hewan atau apa?” “Semuanya aku suka, tapi lebih tertarik sama tanaman. Memangnya kenapa?” “Oh, nggak apa-apa. Ohya di halaman rumahku ada beberapa tanaman unik dan bagus buat dijadiin objek foto, mau lihat?” “Wah seru juga ya, boleh kok, dengan senang hati” Alex menerima tawaran Alin dengan wajah tersenyum. “Haha, oke deh. Oh iya ngomong-ngomong kamu kelas berapa?” “Kelas 2 SMA, kamu?” “Kelas 1, hehe. Sekolah dimana?” “Di SMA 25, kamu?” “Loh sama? Hahaha” Aku kaget ternyata Alex satu sekolah denganku. “Loh? hahaha” “Aku kok jarang lihat kamu ya, Lex?” “Aku baru masuk, baru seminggu yang lalu” “ohh pantesan, hehe” Setelah asik berbincang-bincang, tidak terasa sudah mau sore. Akhirnya Alin menelpon pak Maman untuk menjemputnya di taman tempat biasa Alin berada. Alex pun pulang dengan menggunakan mobilnya. *** Malam harinya, Alin segera memindahkan foto-foto yang dari kamera dia ke laptop miliknya. Malam itu Alin mempunyai ide baru untuk desain baju, tas, coveer buku atau majalah. Dan semua idenya itu langsung di sebuah kertas kosong. Sebenarnya mama dan papanya Alin tidak menyetujui hobby Alin itu, karena mama dan papanya berangapan bahwa hobby Alin tersebut dapat mengganggu nilai pelajarannya. Tapi Alin tetap saja melakukan semua hobbynya itu walaupun dilarang oleh kedua orang tuanya. Alin ingin menunjukkan bahwa dia bisa melakukan itu semua, dan dia ingin membahagiakan orang tuanta dengan hobbynya itu. Saat Alin bosan, dia selalu mmbaja majalah dan melihat-lihat model baju yang sedang in untuk mencari inspirasi. Tidak sengaja dia membaca sebuah pengumuman di majalah tersebut. Ikutilah lomba membuat cover majalah yang bertema ‘Holiday’. Sebagai hadiahnya, karya hasil desain akan dijadikan untuk cover majalah edisi berikutnya. Pendaftaran dimulai dari tanggal 13-20 Maret 2010. Wah lumayan nih, besok aku harus mendaftarkan diri, siapa tahu karyaku terpilih dan mama dan papa senang. Sekarang aku harus mulai membuat rangkaian covernya dulu nih. Setelah melihat-lihat majalah, Alin sangat lelah, dan dia berniat untuk tidur. Pada saat itu jam dinding kamarnya menunjukkan pukul 9 malam, Alin pun langsung tidur. *** Pagi harinya, setelah selesai sarapan Alin berangkat ke sekolah. Di perjalanan Alin sibuk menghafalkan materi pelajan bahasa inggris, karena hari ini ada ulangan. Sesampainya di sekolah, Alin sudah di sambut dengan Alex yang baru sampai juga. Mereka berjalan menuju ke kelas mereka masing-masing. “Pagi Alin” Sapa Alex. “Pagi juga Alex, oh iya nanti istirahat temenin aku makan siang yah di kantin. Sekalian ada yang mau aku omongin, oke?” “Oke deh, aku ke kelas duluan ya. Sampai ketemu nanti” Akhrinya mereka berdua berpisah, Alex menuju kelasnya, Alin pun juga. Pelajaran pertama hari itu adalah bahasa inggris, Alin pun masih melanjutkan menghafal materi untuk ulangan nanti. Saat sedang membaca buku, tiba-tiba Celine datang menghampiri Alin. “Hallo cantik” Celine datang tiba-tiba da membuat kaget Alin. “Hallo juga, bisa nggak kamu nggak ngagetin aku kayak gitu? Duh ganggu aja deh kamu” Jawab Alin dengan kesal. “Iya –iya aku minta maaf deh Lin, abisnya kamu serius banget sih baca bukunya. Emangnya ada apa ya?” “Aduh Celine, kamu nggak ingat apa hari ini ada ulangan bahasa Inggris? Makanya jangan sibuk sama handphone terus” “Oh iya! Aku baru inget, hehe makasih ya Nataline sudah mengingatkanku” Celine duduk di sebelah Alin dan langsung mengeluarkan buku bahasa Inggrisnya. *** Bel istirahat berbunyi, ternyata Alex sudah menunggu Alin di depan kelasnya Alin. Mereka berdua langsung menuju ke kantin bersama. “Oh iya Lex, tanggal 13 nanti kan ada lomba desain cover majalah. Aku mau ikut, tapi aku bingung nih mau desain apa. Kamu bisa bantu aku nggak?” Alin langsung memulai pembicaraan. “Mm, temanya apa dulu Lin?” “Holiday” “Aku punya ide!” Alex tersenyum lebar. “Apa itu?” Tanya Alin penasaran. “Kamu suka hunting foto ke beberapa tempat kan? Kamu pergi aja ke tempat-tempat yang cocok untuk tema perlombaan itu. Apa perlu aku temenin hehe” “Oh iya ya, haha kamu bisa aja, yaudah kamu temenin aku yuk hari sabtu ini” “Siap bos! Hahaha” Setelah berbincang-bincang tentan lomba itu dengan Alex, Alin pun kembali ke kelas. *** Suatu hari, Alin berniat untuk hunting foto bersama Alex, tapi pasti mama dan papa tidak akan memberi izin. Alin bingung harus mencari alasan apa lagi. Terpaksa dia harus berbohong kepada kedua orang tuanya itu. “Ma, Alin mau kerumah Celine dulu ya” Pamit Alin. “Oke sayang, jangan pulang sore-sore ya, bilang ke pak maman untuk mengantar kamu ya” “Oke ma” Setelah sampai didepan rumah Celine, ternyata Alex sudah menunggu Alin. Mereka berdua langsung berangkat ke sebuah tempat yang bagus untuk dijadikan bahan untuk membuat cover majalah. *** Pada saat itu jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, Alin belum juga pulang. Mama Alin menelpon rumah Celine untuk menanyakan Alin. “Hallo, selamat sore. Bisa berbicara dengan Celine?” Suara yang sudah tidak asing lagi di dengar oleh Celine, itu suara mamanya Alin. “Sore tante, ini aku Celine. Ada apa ya tante?” “Maaf menganggu Celine, disitu ada Alin tidak? Tadi siang dia izin maukerumah kamu. Tapi sampai sekarang dia belum pulang juga” “Kerumahku tan? Dari tadi siang Alin nggak dateng kesini kok. Aku saja baru pulang les” “Iya tadi dia izin gitu sama tante. Waduh kemana ya Alin? Kamu tahu tidak?” “Tidak tante” “Oh yasudah maaf ya tante ganggu kamu” “Iya nggak apa-apa tante” Celine menutup telponnya, dia kaget mengapa Alin berbohong seperti ini kepada mamanya. Padahal dia tidak pernah seperti ini sebelumnya. *** Sesampainya dirumah, mama Alin sudah menunggunya diruang tamu. “Malam Nataline” Sapa mama yang sedang duduk di kursi ruang tamu. “Malam mah” “Katanya kamu tidak akan pulang sore? Kamu malah pulang malam. Dari mana saja kamu?” “Dari rumah Celine kok mah” Jawab Alin santai. “Dari jam berapa kamu disana?” “Jam 12 siang ma, emangnya kenapa?” “Sejak kapan kamu mulai berbohong kepada mama? Tadi mama telpon ke rumah Celine katanya dirumah dia tidak ada kamu, Celine juga baru pulang les. Mana kamera kamu? Sini biar mama sita. Seenaknya kamu pulang malam seperti ini Cuma gara-gara kamera” Mama tiba-tiba marah. “Hm ma jangan ya, please ma” Alin membujuk mama supaya kamera nya tidak diambil. “Sini!” Tiba-tiba mama mengambil kamera Alin. Selama satu minggu mama menyita kamera Alin. Alin tidak bisa melanjutkan karya nya untuk lomba itu. Alin sangat putus asa dan sudah tidak bisa melanjutkan karya nya itu. Padahal lomba itu lusa akan segera dimulai. Terpaksa Alin tidak bisa melanjutkan karyanya itu. *** Satu minggu kemudian, perlombaan itu pun telah dilalui Alin. Sekarang saat yang paling menegangkan bagi Alin, hari ini penentuan siapa yang karyanya akan terpilih untuk menjadi cover majalah. Alin meminta Alex untuk menemaninya ke tempat pengumuman majalah itu. “Lex, beberapa menit lagi mau diumumin nih siapa pemenangnya. Aku takut ngga menang nih” Alin mengeluh dan sangat grogi. “Yaudah kamu sabar aja ya, kamu harus optimis dong” Alex menyemangati Alin yang hampir putus asa itu. “Iya Alex, makasih ya support nya” Alin tersenyum kepada Alex. Tidak terasa sekarang adalah waktunya pengumuman itu dibacakan, Alin sangat cemas dan berdoa supaya karyanya terpilih. Pada saat pembawa acara itu menebutkan nama pemenangnya dan ternyata itu Alin, Alin pun sangat tidak menyangka kalau karya dia yang terpilih sebagai pemenangnya. “Pemenangnya adalah...Nataline dari Jakarta. Kepada Nataline dipersilahkan naik ke atas panggung” Seorang pembawa acara itu menyebutkan nama Alin dan mempersilahkan Alinuntuk naik ke atas panggung. Alin sama sekali tidak menyangka bahwa kerja kerasnya selama beberapa hari ini tidak sia-sia, karyanya terpilih dan akan dijadikan cover majalah edisi bulan depan. Setelah menerima hadiah, Alin turun dari panggung dan langsung menuju ke Alex. “Alex! Makasih banget ya, atas bantuan kamu karyaku ini berhasil, aku ngga tau kalau nggak ada kamu aku udah putus asa mengerjakan ini semua” Alin menghampiri Alex dan langsung memeluknya. “Iya sama-sama Nataline” Alex pun membalas pelukan dari Alin. *** Sesampainya dirumah, Alin langsung menuju ke kamarnya dan berganti baju, hari cukup melelahkan baginya. Setelah selesai ganti baju, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya. “Iya masuk aja” “Hallo anakku sayang, mama ganggu kamu nggak?” Tiba-tiba mama dan papa datang ke kamar Alin. “Hai mama, papa. Ada apa ma? Pa?” “Mama dengar kamu ikut lomba desain cover majalah ya? Terus karya kamu terpilih untuk menjadi cover majalah itu bulan depan?” Tiba-tiba mama menanyakan tentang lomba itu. “Loh mama tahu dari mana?” Jawab Alin sambil menundukan kepalanya. “Nggak usah sedih gitu Nataline, mama sama papa senang kok karya kamu bisa terpilih. Mama bangga sama kamu nak” “Wah benar ma? Asikkk” Alin memeluk papa dan mamanya. “Iya, selamat ya. Kamu sudah membuat papa bangga sama kamu Nataline” Papa membalas pelukan Alin. “Oh iya, dibawah ada temen kamu tuh. Dia sudah nungguin kamu daritadi” “Siapa pa? Kok papa baru ngasih tahu aku sih? Kan kasihan dia nungguin aku lama banget” “Papa baru ingat, yaudah sekarang kamu turun dulu, temuin temen kamu” “Oke deh pa!” Alin segera turun dan menuju ke ruang tamu. Ternyata yang datang itu Alex dan Celine. mereka datang untuk memberi selamat kepada Alin atas keberhasilannya itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar