Rabu, 08 Februari 2012

Keno Djimon by Putri Anggiaris

Kenzo Djimon, seorang anak laki-laki yang hidup di Pine Buff, Arkansas. Sejak kecil ia sudah tinggal sebuah panti asuhan, walaupun sebenarnya ia masih memiliki seorang ibu. Tetapi Kenzo terakhir bertemu ibunya pada hari ulang tahunnya yang ke-10, itu pun hanya beberapa jam, Kenzo kecil pun selalu merasa kesepian. Saat kesepian biasanya Kenzo datang ke ibu panti asuhan yaitu, Bu Charoline untuk sekedar bercerita-cerita atau bermain bersama, maka Kenzo sudah menganggap Bu Charoline sebagai ibunya sendiri karena beliau merupakan sosok yang penuh dengan kasih sayang. Namun sekarang ia telah berumur 15 tahun, dan telah tumbuh menjadi remaja yang rajin dan penuh dengan keingintahuan. Di sekolah Kenzo hanya memiliki beberapa teman dan ia sering disebut dengan sebutan kelompok minoritas yang berisi anak-anak miskin, jelek, dan dianggap tidak memiliki kemampuan apapun. Hari ini Kenzo bangun kesiangan karena semalam suntuk ia mengerjakan tugas unutk pelajaran sastra. Hal tersebutlah yang kemudian membuat Kenzo kesiangan pagi ini, sehingga Kenzo berangkat ke sekolah sendirian. Kenzo berangkat ke sekolah dengan berjalan pagi, karena jarak antara panti asuhan dengan sekolah tidak begitu jauh. Ketika tiba di depan gerbang sekolah Kenzo merasa takut akan dikerjai karena di sana ada sekelompok anak-anak yang bertingkah kasar terhadap anak-anak lainnya. Tapi karena bel masuk sudah mau berbunyi, Kenzo memberanikan diri untuk berjalan saja melewati mereka. Benar saja apa yang Kenzo khawatirkan akhirnya terjadi, pemimpin geng itu Alex datang menghampirinya dan mengambil bekalnya serta mendorongnya sampai terjatuh, kedua teman Alex, Sam dan Rex pun tertawa dan juga meludahinya. Walaupun di dalam hatinya ia merasa sangat marah, Kenzo berusaha untuk sabar dan tidak mau melaporkan kejadian tersebut kepada siapapun. Di kelas semua teman Kenzo sudah menunggu, mereka pun langsung mengeluarkan buku pelajaran sambil berbincang-bincang. Saat jam istirihat tiba Kenzo hanya bisa melihat yang lain makan, sementara ia hanya duduk terdiam. Apalagi setelah pulang sekolah ia masih harus bekerja di salah satu restoran sebagai pelayan. Saat bel masuk berbunyi, pelajaran pun kembali dilanjutkan tetapi wajah Kenzo sudah pucat karena ia dari kemarin malam belum makan apapun dan ia menjadi tidak focus kepada pelajaran yang sedang diajarkan. Karena sangat pucat teman Kenzo yang bernama Carl merasa kasihan dan membelikannya sebungkus roti, Kenzo akhirnya menjadi sedikit bertenaga dan langsung pergi menuju tempat kerjanya di restoran Cleo. Perjalanan dari sekolah ke restoran memakan waktu 30 menit apabila berjalan jadi Kenzo memilih untuk naik bus. Sesampainya disana, Kenzo langsung menuju ke loker karyawan untuk berganti pakaian serta memasukkan barang-barangnya ke dalam loker. Hari ini tamu yang datang sedang meningkat sehingga Kenzo menjadi sedikit kewalahan serta kelelahan. Di tengah jam kerjanya, tiba-tiba ada teman Kenzo yang memberitahu bahwa ada telepon dari panti asuhan. Kenzo pun langsung bergegas menjawab telepon tersebut, ternyata itu dari Zoey teman panti asuhannya yang memberitahu kalau Bu Charoline tiba-tiba pingsan dan sedang dibawa ke rumah sakit Sui oleh ambulans. Dengan perasaan yang sangat panik Kenzo langsung mengambil barang-barangnya dan berlari ke rumah sakit, karena untungnya rumah sakit tersebut tidak terlalu jauh jaraknya dari restoran Cleo. Dengan napas yang tersengal-sengal ia langsung menuju ke meja resepsionis dan bertanya tempat dirawatnya Bu Charoline, suster tersebut langsung memberitahu kalau beliau sedang berada di ruang UGD. Di depan pintu UGD sudah ada Zoey dan beberapa teman panti asuhan yang sedang duduk sambil menuggu kabar dari suster ataupun dokter yang akan keluar untuk memberitahu keadaan Bu Charoline. Kenzo kemudian duduk di sebelah Zoey dan bertanya apa yang terjadi sampai akhirnya beliau bisa berada di UGD. Zoey menceritakan bahwa siang tadi bunda sedang duduk di kursi goyangnya, kemudian bunda pergi ke dapur dan Zoey mendengar suara yang berdebam, lalu ia langsung berlari untuk melihat dan bunda sudah tergeletak tak sadarkan diri di lantai dapur, Kenzo hanya bisa menghela napas setelah mendengar apa yang telah terjadi. Tak lama seorang dokter keluar dari ruang UGD dan berkata bahwa Bu Charoline sudah meninggal dan tidak bisa tertolong dari penyakit kanker yang telah lama menggerogoti tubuhnya tersebut. Semuanya langsung terduduk lemas, karena tidak ada yang menyangka beliau akan pergi secepat ini. Setelah mengurus semua surat-surat dan beberapa keperluan yang dibutuhkan Kenzo yang dibantu teman Bu Charoline langsung dimakamkan besok paginya di pemakaman setempat. Seusai dari pemakaman Kenzo merasa benar-benar kesepian karena sudah tidak ada sosok seorang ibu yang mendampinginya lagi. Ia juga merasa bingung dengan keadaan panti asuhan, karena sekarang ini sudah tidak ada donator yang mau menyumbang ke panti asuhan lagi setelah bunda meninggal. Sebab pekerjaan sebagai seorang pelayan tidak akan bisa membiayai sekitar 15 anak yang ada di anti asuhan. Karena memikirkan semua adik-adik yang ada di panti asuhan, Kenzo berencana untuk mengakhiri sekolahnya dan mengadu nasib di Los Angeles. Saat mendengar rencana Kenzo, Zoey langsung tidak setuju karena dia khawatir dengan apa yang akan Kenzo alami apabila ia ke sana dan ia memberitahu Kenzo bahwa bunda pasti juga tidak ingin ia melakukan itu semua. Tanpa memperdulikan kata-kata dan perasaan Zoey, dua hari setelah pemakaman, Kenzo sudah melakukan berbagai persiapan seperti surat lamaran dan beberapa berkas lainnya serta sejumlah uang dari tabungannya. Sesampainya di Los Angeles, Kenzo bingung karena tidak tahu apa yang pertama ia harus lakukan. Sambil berjalan untuk melihat tempat mana yang membuka lowongan kerja, Kenzo juga mencari kontrakan yang sangat murah untuknya. Namun, sampai malam hari ia juga belum menemukan keduanya. Perasaan putus asa menjadi sedikit mucul di dalam ahti Kenzo, tetapi ia berusaha untuk tegar dan terus berusaha mencari pekerjaan yang layak. Malam ini Kenzo memutuskan untuk tidur di sebuah binatu. Berhari-hari ia tidak mendapatkan pekerjaan apapun. Di suatu siang, Kenzo bertemu seorang laki-laki yang menawarinya pekerjaan, tetapi lelaki itu juga berkata bahwa ia harus membayar sejumlah uang terlebih dahulu sebelum bekerja di suatu perusahaan. Karena kepolosannya, tanpa berpikir panjang Kenzo langsung memberikan semua sisa uang yang ada di kantongnya. Setelah membayar Kenzo diberikan kartu nama lelaki itu serta kartu nama perusahaannya dan dia juga disuruh orang tersebut untuk menunggu selama beberapa hari sampai semua proses yang berlangsung selesai. Siang ini Kenzo sedang duduk di taman kota sambil mengamati pemandangan yang ada, tapi ia sedang kelelahan tertidurlah ia di bangku taman dengan nyenyaknya. Tetapi, saat baru bangun Kenzo mencari handuk kecinya yang ada di tas ranselnya. Tapi ia tersadarkan bahwa tas ranselnya sudah tidak ada lagi di sebelahnya, Kenzo terus mencari tasnya di sekeliling taman, tetapi tetap saja ia tidak dapan menemukan tasnya. Kenzo akhirnya mulai berpikir apakah keinginannya mengadu nasib di Los Angeles adalah pilihan yang salah?. Tapi ia tetap bersabar menunggu semuanya, lama-kelamaan Kenzo merasa ada yang tidak benar dengan orang yang menawarinya pekerjaan. Seperti caranya berpakaian dan berbicara tidak seperti orang terpelajar. lima hari kemudian, Kenzo memutuskan untuk menelpon orang itu, tetapi tidak ada yang mengangkat. Kenzo kemudian mencari alamat kantor yang diberikan orang itu, tapi setelah ia cari-cari alamat kantor tersebut ia masih tidak menemukan lokasinya. Ia pun bertanya kepada seorang polisi tentang alamat itu, tetapi polisi itu mengatakan bahwa tidak ada alamat seperti itu di Los Angeles. Perasaan Kenzo saat itu juga langsung hancur karena ditipu. Dan sekarang ia merasa putus asa karena sekarang semua uang yang ia tabung selama bertahun-tahun telah habis begitu saja. Tadinya ia berpikir setelah memberikan semua uangnya kepada lelaki itu, maka hidupnya akan menjadi lebih baik. Tetapi apa mau dikata sekarang ia hanya menjadi orang yang luntang-lantung tidak jelas, bahkan bisa dibilang ia adalah seorang gelandangan atau tunawisma. Sambil merenungkan apa yang akan dia lakukan setelah ini, Kenzo duduk-duduk di tangga depan sebuah toko seni. Lalu ada seseorang yang mengenakan jubah hitam melewatinya dan masuk ke dalam toko. Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari dalam toko dan laki-laki itu berlari keluar dari toko. Seorang wanita keluar dan berteriak bahwa ia baru saja dirampok. Kenzo berlari dengan kencang untuk mengejar orang itu, dengan sigap Kenzo menarik jubah orang itu. Orang itu terjatuh dan Kenzo segera mengambil dompet wanita tadi yang ada di saku jubahnya. Tetapi orang itu tidak terdiam begitu saja, orang itu malah memukul Kenzo, karena sudah tidak tahu harus melakukan apalagi saat terjatuh Kenzo mengambil sebilah kayu yang ada di sebelahnya dan memukul penjahat tersebut. Lalu Kenzo langsung berlari kembali ke toko seni yang tadi untuk mengembalikan dompet wanita tersebut, wanita tersebut sangat berterima kasih atas pertolongan Kenzo. Kemudian wanita itu memperkenalkan dirinya, namanya Anastasia. Ia adalah pemilik toko seni itu. Sebagai tanda berterima kasih, Anastasia mengajak Kenzo untuk makan siang di sebuah restoran. Lalu Anastasia bertanya bahwa Kenzo itu berasal dari mana dan sedang apa di Los Angeles. Lalu sambil melahap makanan yang ada, Kenzo menceritakan kalau ia dari Pine Buff sebuah kota yang keras dan sekarang ia sedang merantau ke Los Angeles untuk mencari pekerjaan yang layak agar bisa membiayai seluruh adik-adiknya yang ada dip anti asuhan. Mendengar cerita Kenzo, Anastasia terkesan dan Anastasia juga menawari sebuah pekerjaan kepada Kenzo yaitu, menjadi keamanan di sebuah perusahaan global. Namun Kenzo yang tadinya bersemangat ketika ditawari pekerjaan, tiba-tiba saja menjadi murung mendengar ia akan diperkerjakan di sebuah perusahaan. Itu semua akibat Kenzo pernah ditipu saat ditawari pekerjaan di perusahaan, sekarang ia menjadi sedikit trauma. Anastasia yang baik hati pun berpikir tentang pekerjaan apalagi yang ia bisa berikan kepada Kenzo. Kemudian di pikirannya tersirat kejadian tadi, ia akhirnya menawarkan Kenzo untuk bekerja di toko seninya sebagai penjaga toko. Mendengar hal itu Kenzo sangat senang dan langsung menyetujui tawaran Anastasia. Sepulang dari restoran Anastasia langsung mengajak Kenzo untuk pergi ke toko seni. Di toko seni Anastasia langsung menjelaskan apa yang menjadi tugas Kenzo selamat bekerja dan Anastasia juga menjelaskan barang-barang mana saja yang dijual dan yang tidak dijual Setelah mendengar semua instruksi dari Anastasia, dengan sikap malu-malu ia bertanya apakah ada kamar mandi di toko itu karena ia belum mandi selama beberapa hari. Mendengar pertanyaan Kenzo yang sangat polos, Anastasia tertawa mendengarnya dan langsung memberitahu lokasi kamar mandi. Setelah mandi, Kenzo pergi ke ruang toko untuk mulai mengerjakan tugasnya. Lalu tak lama, Anastasia berpamitan pergi karena ada urusan di luar sehingga semua tanggung jawab ada di Kenzo. Setelah Anastasia pergi, Kenzo mulai mengamati karya-karya seni yang ada di toko itu, kemudian ia melihat lukisan yang bergambarkan seorang anak kecil sedang berjalan bersama ibunya di sebuah tempat yang sangat indah. Gambar itu mengingatkannya kepada bunda, dan membuatnya kembali bersemangat untuk melakukan tujuannya awal ia pergi ke ke Los Angeles. Hari itu, toko sedang sepi, kemudian Kenzo mulai berjalan-jalan mengelilingi toko dan menemukan gudang tempat penyimpanan beberapa kanvas, kuas, beberapa kotak cat minyak bekas, dan ada beberapa karya seni yang terlihat sangat lusuh di sudut ruangan itu. Kemudian ia mengambil sebuah kanvas dengan kuasnya dan sekotak cat minyak bekas. Tapi saat ia mau mengeluarkan isi cat minyak, isinya tidak juga mau keluar ternyata isi dari cat minyak tersebut sudah kering. Lalu Kenzo mencoba semuanya, tetapi semuanya sudah kering dan ada juga yang sudah habis terpakai. Lalu di sudut ruang yang lain ia menemukan sebuah botol saus tomat yang tidak terpakai. Karena sedang iseng saja, Kenzo mengambil saus tomat yang ada di pojok dan membawanya. Lalu Kenzo teringat bahwa sekarang ia sedang bertugas menjaga toko. Maka Kenzo membawa kanvas, kuas, dan botol saus tomatnya ke toko dan ia menaruh barang-barang tersebut di lantai dekat meja kasir. Lalu ia melihat-lihat botol saus tomat itu dan main melempar-lempar botol. Tapi tiba-tiba botol saus itu tumpah ke kanvas, Kenzo kemudian membayangkan kalau semua saus yang tumpah adalah cat minyak. Lalu ia memakai kuasnya dan membuat sebuah lukisan, tetapi setelah jadi menurut dia itu hanya samapah jadi Kenzo menaruh lukisan buatannya di sudut toko. Selang setengah jam ada seorang kakek-kakek dengan balutan jas yang terlihat sangat mewah turun dari sebuah mobil Mercedes. Kemudian kakek-kakek itu berjalan ke arah toko dan masuk. Dengan segan Kenzo bertanya, “apakah ada yang bisa saya bantu?”. Kemudian kakek-kakek itu tidak menjawab dan langsung melihat lukisan-lukisan yang dipajang di toko. Dibelakangnya Kenzo mengikuti untuk member informasi tentang lukisan yang dipajang. Tiba-tiba kakek-kakek itu berkata, “siapa yang membuat lukisan itu?”. Dengan bingung Kenzo kembali bertanya, “maaf pak, lukisan yang mana yang anda maksud?”. Kakek itu menjawab, “lukisan yang ada di sudut itu”. Lalu Kenzo menjawab bahwa ialah yang membuat lukisan tersebut. Kakek itu kemudian memperkenalkan diri, kakek itu bernama Albert. Beliau merupakan seorang kolektor lukisan dan merupakan orang yang sering membantu para pelukis muda yang berbakat untuk menggelar pameran. Kemudian kakek bertanya, bahan untuk membuat lukisan tersebut, karena menurut kakek Albert bahan untuk membuat lukisan itu terlihat tidak asing tetapi ia tidak tahu bahan baku apa yang dipakai Kenzo. Lalu Kenzo memberitahu, bahwa lukisan yang ia buat terbuat dari saus tomat. Sang kakek sangat terpesona dan kagum melihat lukisan itu , sehingga kakek itu mau membeli lukisan Kenzo sebesar Rp 100.000.000,-. Mendengar perkataan sang kakek, Kenzo terkejut ia tidak menyangka ada orang yang mau membeli lukisannya. Apalagi kakek itu mau membelinya dengan harga setinggi itu. Kenzo akhirnya menyetujui tawaran sang kakek. Dan sang kakek juga menawarinya untuk melanjutkan sekolah dan sang kakek juga berencana untuk memasukkan karya Kenzo ke dalam pameran lukisan terbesar tahun ini di Inggris. Kenzo pun mengambil semua kesempatan itu, dan ia juga tak lupa berpamitan dan berterima kasih kepada Anastasia. Tetapi sebelum berangkat ke Inggris, Kenzo tidak lupa dengan saudara-saudaranya yang ada dip anti asuhan. Sebab sebelum pergi ke Inggris Kenzo menyempatkan diri kembali ke Pine Buff. Sesampainya di panti asuhan semua anak menyambut Kenzo dengan bahagia. Dan sekarang keadaan panti asuhan membaik dan Kenzo dapat melanjutkan pendidikan serta karirnya yang sekarang sedang naik daun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar