Rabu, 15 Februari 2012

Impian by Ayu Khairunnisa

Suatu sore di rumah Shelly seperti biasa bersama Manda, Risty, dan Vicka mereka berempat selalu menari bersama disana. Mereka sama-sama hobby menari dan menyanyi, karena itu mereka membentuk suatu group bersama. Selain hobby menari dan menyanyi mereka berempat juga sama-sama suka dengan drama dan music-musik dari korea, mereka sering berlatih menari sambil menonton drama korea bersama-sama. Risty yang sedang asik dengan laptop nya tiiba-tiba berteriak “Eeeh, ada audisi dance gitu! Pemenangnya bakal mewakili Indonesia di kejuaraan dance international gitu di Jepang, ikut yuuk!” “Jepang? Aah menggiurkan! Kapan audisinya?” saut Manda. “Bentaar, gue cari dulu” jawab Risty sambil menggerakkan kursor laptopnya. “Kalo menang lumayan tuh, Jepang looh deket korea. Bisa aja dilirik sama label besar dari Korea kan. Terus dikontrak jadi artis K-Pop deh kita haha” kata Shelly sambil berjalan mendekat ke Risty. “Audisi nya bulan November ini di Balai Sarbini, kalo mau ikut bisa daftar online gitu kirimin data peserta biasa kirim lewat email selambat-lambatnya tanggal 30 September. Yang udah daftar, lebih lanjutnya bakal dikabarin lewat email nanti” kata Risty sambil menatap laptopnya. “Kirim langsung data-data kita Ty sekarang!” kata Shelly ke Risty. “Ngga izin orang tua dulu?” Tanya Vicka. “Nanti aja kalo kita lolos terus mau dibawa ke Jepang baru pake izin, ini masih di Indonesia kok” jawab Risty. “Gue kirim nih ya?” lanjut Risty. “Woaah, Jepang tunggu kami!” teriak Manda. Dua bulan kemudian, saat audisi semakin dekat mereka berempat semakin serius berlatih. Selama 2 bulan ini, setelah pulang dan setiap hari sabtu mereka selalu berlatih dan telah menyiapkan semuanya. Saat sudah memasuki bulan November mereka menerima email bahwa audisi akan diadakan tanggal 15 November. “Tanggal 15 ke Balai Sarbininya pake mobil gue aja ya. Gue udah izin ke orang tua gue kok” kata Vicka. “Izin tentang lomba ini juga? Besok gue juga izin deh, minta doa restu” jawab Shelly. “Gue izin ngga izin pasti dibolehin kok hahaa” saut Manda. “Gue juga izin deh, biarpun ngga yakin sama jawaban ayah gue nantinya” kata Risty. “Kita doain semoga kali ini diizinin deh ya sama ayah lo Ty, amiin. Oke tanggal 15 pake mobil gue yaa” kata Vicka. Risty, Manda, Vicka, dan Shelly adalah anak dari keluarga yang kaya. Tapi Risty ayahnya sangat mengawasi apa yang Risty lakukan. Tapi bagi Risty, itu semua sangat mengganggunya. Ayahnya selalu mengaturnya, dia harus menuruti semua yang ayahnya katakan. Ayahnya tidak mengerti Risty, tidak membiarkan Risty menekuni hobbynya, dan yang paling ditakutkan ayahnya melarang Risty menari. Makanya Risty takut meminta izin pada ayahnya, ia takut tidak diizinkan. “Gue sama Manda udah diizinin Ty, lo jadi izin kan? Jangan bilang lo ngga izin lagi?” sms dari Shelly yang mengagetkan Risty. “Haduuh, bilang ngga ya? Atau minta izin sama eyang aja yaa. Hmmh, besok pagi gue bilang deh” kata Risty pelan. Pagi harinya saat Risty melihat ayahnya yang sedang duduk di meja makan bersama kakak dan neneknya Risty langsung lari dan ikut duduk disana. “Mmmh, Yah..” Risty mencoba membuka percakapan. “Kenapa Ty?” jawab ayahya. “Risty…, Risty boleh ikut lomba dance sama Shelly, Manda, sama Vicka yah? Kalo menang nanti bakal wakilin Indonesia di Jepang yah, boleh ya?” Tanya Risty. “Dance?” kata ayahnya sambil berhenti memakan sarapannya. “Jepang dek? Gilaa bakal salut total kakak kalo kamu sampe bisa menang terus ke Jepang” kata kakaknya. “Nggak! Ayah udah berapa kali bilang ke kamu sih, berhenti dance! Belajar yang bener, mau dibilang apa nanti kalo ayahnya pebisnis anaknya ada di dunia dance?” Larang ayahnya. “Yaah, itu hobby aku, cita-cita aku. Emang kenapa sih? Manda, Vicka, Shelly juga orang tuanya pebisnis tapi mereka masih bolehin anaknya untuk jalanin hobbynya, kenapa ayah…” bantah Risty yang langsung dipotong ayahnya. “Pokoknya, kalo ayah bilang enggak ya enggak! Kamu nilai aja masih ngga bener mau ikut kaya gitu?” jawab ayahnya. “Ayah, aku selalu nurut kalo ayah suruh kan yah! Please kali ini biarin aku lakuin apa yang aku mau, biarin aku ngejar cita-cita aku yaah” minta Risty. “Nurut? Ayah udah suruh kamu berhenti dance dari dulu ya! Sampe sekarang apa? Kamu ngga berenti kan malah mau ikut kaya gini?” jawab ayahnya. “Ayaah…, eyaang bantuin aku yang…” pinta Risty pada neneknya. “Man, biarin aja dia ikut. Selama ini Risty kan udah nurutin apa yang kamu bilang, kamu coba sekali ikutin apa yang dia mau” kata neneknya kepada ayah Risty. “Tapi kan ma…” jawab ayah Risty yang langsung dipotong oleh Risty. “Ayah tolong, Risty janji akan lakuin semua yang Ayah suruh tapi jangan suruh aku berenti dance yah” bujuk Risty. “Tanggal 7 ini kamu ujian kan? Kamu bisa naikin semu nilai kamu? Kalo kamu bisa ayah akan izinin kamu ikut lomba itu” kata ayahnya. “Bisa, Risty bisa yah! Makasih ya yaah” kata Risty sambil memeluk ayahnya lalu ia berangkat ke sekolah. Diantara mereka berempat, Risty memang paling kurang kalau masalah pelajaran. Nilainya selalu dibawah ketiga temannya. Saat jalan menuju ke sekolah Risty berpikir dalam hatinya “Gimana bisa, ujian besok nilai ku harus naik semua, waktunya tinggal seminggu” “Risty…” panggil Shelly “Hai Shel” jawab Risty “kenapa ngga bales sms? Lo jadi izin ngga? Diizinin ngga?” Tanya Shelly. “Izin kok, udah diizinin kok” jawab Risty “Aaaah, Alhamdulillah. Ke kelas yuk kasih tau yang lain” ajak Shelly. Sesampainya dikelas, Manda dan Vicka sudah ada disana. Lalu Shelly memberitahu kalu Risty sudah diizinin untuk ikut lomba itu. Sore harinya dirumah Manda saat mereka menonton drama korea, tiba-tiba Risty bersuara saat semua sedang serius nonton. “Mmm, gue boleh minta tolong sama kalian nggak?” Risty memulai. “Apa Ty?” Tanya Vicka. “Ayah gue, ngizinin gue ikut lomba kalau gue bisa naikin semua nilai gue di ujian besok” cerita Risty. “Pake syarat toh?” Tanya Manda “Nilai kalian semua kan diatas gue, kalian mau bantuin gue ngga? Bikin nilai gue di standart KKM minimal dalam waktu seminggu ini” pinta Risty. “Mmm, kita sekalian belajar bareng aja” kata Shelly. “Iyaa, Vick lo kan paling pinter lo bantuin kita juga ya vick” jawab Manda “Okee, jadi sekarang kita ngga Cuma latihan dance doang tapi sambil belajar bareng yaa. Tenang aja Ty, kalo lo mau serius seminggu pun lo bisa kok pasti!” jawab Vicka. “Makasih ya semuaa…” kata Risty. Keesokan harinya, mereka berempat setelah pulang sekolah memulai belajar bersama, setelah belajar mereka baru mulai latihan dance. Satu hari sebelum ujian dimulai, Risty merasa takut, dia takut kalau usahanya selama seminggu ini tidak cukup untuk membuat semua nilainya naik. “Jangan takut Ty! Seminggu ini lo udah berusaha kan, percaya deh kalo udah berusaha tuhan pasti kasih yang terbaik kok” kata Vicka yang berusaha membuat Risty tenang. “Iya Ty, jangan terlalu stress nanti malah ngga bisa konsen kalo stress. Relax Ty!” kata Manda. “Makasih yaa, kalian udah bantuin gue” kata Risty. “Kalo nilai lo berhasil naik, syukuran bisa Ty? Traktir kita gituu hahaha” goda Shelly. “Gampang lah ituu” jawab Risty. Seminggu sudah berakhir, ujian mereka pun telah berakhir. Di hari terakhir ujian, sepulang sekolah mereka berempat langsung latihan terakhir mereka sebelum lomba di mulai. “satu dua, satu dua, tiga empat, lima empat…, hitung Vicka pelan sambil melatih gerakannya. “Yaa, ini latihan terakhir kita sebelum lomba pertama dimulai. Semoga kita lolos terus masuk babak berikutnya dan Jepaaang, kami dataang haha” seru Shelly. “Semoga nilai Risty naik juga, jadi kita lolos seleksi nilai Risty naik dan ayahnya ngizinin Risty sampe ke Jepang nanti amiin” kata Vicka sambil menghentikan gerakannya. “Amiiin, makasih semuaa. Besok ngumpul dimana?” Tanya Risty. “Rumah gue aja langsung, kan pake mobil gue kan” jawab Vicka. Keesokan harinya, mereka berempat sudah berkumpul di kamar Vicka dan mulai dandan. “Jam 3 nih yuk, jam 4 kita harus disana loh” kata Manda. “Gue grogi” kata Vicka. Saat mereka sudah sampai di Balai Sarbini, Risty sebagai perwakilan dari mereka lalu ke tempat pendaftaran memberikan data mereka dan mengambil nomer peserta. “Kita nomer 2” kata Risty. “Aduuh, cepet banget?” Tanya Vicka. “Lebih cepat lebih baik Vick” kata Shelly. MC pun mulai membuka acara, memberikan sambutan dan memanggil peserta pertama. Dua tahun lebih tua dari Shelly, Risty, Manda, dan Vicka, mereka berempat memperhatikan gerakan peserta pertama dan sesekali mengomentari gerakannya. “Peserta kedua, dimohon bersiap di belakang panggung” suara panitia yang memberitahu membuat mereka berempat terkejut. “Hmmh, bismillah” kata Vicka sambil menahan nafas. Selesai penampilan dari peserta pertama, juri memberi komentar Shelly berusaha mendengar apa yang juri ucapkan tapi tidak bisa terdengar dengan jelas. Yang ia dengar hanya bahwa menurut juri peserta pertama kurang lepas saat dance tadi. “Peserta yang barusan menurut jurinya kurang lepas, kita harus semangat, yang lepaas yaa!” kata Shelly. “Ini dia peserta ke dua, ada Shelly, Manda, Risty, dan Vickaa!” suara MC yang memanggil mereka ke panggung. Lalu mereka pun mulai menari berusaha menampilkan yang terbaik yang telah mereka latih selama dua bulan ini. Saat di akhir gerakan mereka, penonton memberi tepuk tangan yang sangat meriah. Para juripun sepertinya suka dengan penampilan mereka berempat. Para juripun mulai mengomentari penampilan mereka. “Pembuka yang sangat spectacular! Saya suka gerakan kalian, kalian berempat adalah paket yang sangat lengkap, saya rasa kalian patut diperhitungkan untuk ke babak selanjutnya” pujian dari juri pertama. Juri kedua dan ketiga pun setuju dengan komentar juri pertama. Setelah turun dari panggung mereka merasa lega dan senang mendengar jawaban para juri. “Kita tinggal nungguin pengumuman siapa yang lolos doang kan nih?” Tanya Shelly. Tiba-tiba hp Risty berbunyi, kakaknya menelfon dan menyuruhnya untuk cepat datang ke kantor ayahnya, karena akan ada pertemuan keluarga dengan rekan bisnis ayahnya. Risty pun tidak bisa menolak dan harus menurutinya. “Aduuh, gimana yaa. Mmm, gue disuruh nyusul ke kantor ayah gue nih, gue pulang duluan nggak papa kan?” Tanya Risty. “Lo mau naik apa Ty? Kita kan kesini nya pake mobil Vicka” Tanya Manda. “Naik taksi aja, duluan yaa maaf ngga bisa ikut nunggu hasilnya. Nanti kalo udah keluar hasilnya telfon gue yaa dada” kata Risty sambil berlali kecil. “Hati-hati Ty!’ kata Shelly. Di dekat kantor ayahnya ternyata macet, Risty yang sudah ditunggu ayahnya pun memilih turun dari taksi dan menyebrang jalan. Saat Risty mau menyebrang HPnya berbunyi, ia membuka tasnya sambil menyebrang jalan dan mencari HPnya. Saat ia mendapatkan HPnya ia langsung mengangkat telfon itu dan tanpa disadarinya ada mobil dengan kecepatan sangat tinggi kini hanya beberapa meter dari tubuhnya. Risty spontan kaget dan melepaskan HP itu dari tangannya, ia pun tertabrak mobil itu dan tubuhnya terseret beberapa meter. Ayahnya yang menelfon pun bingung, telfonnya tersambung tapi tidak ada suara Risty sama sekali. Ayahnya mematikan telfonnya lalu mencoba menelfon ulang. “Risty dimana kamu?” Tanya ayahnya “Maaf bapak, bapak ini ayahnya kan?” Tanya polisi yang ada di sekitar tempat kejadian dimana Risty kecelakaan. “Iya, anda siapa ya? Kenapa menjawab telfon anak saya?” Tanya ayah Risty yang mulai khawatir. “Bapak, anak bapak baru saja mengalami kecelakaan di depan kantor Tetro pak” jawab polisi itu. “Apa? Di depan kantor saya? Modus penipuan kah ini?” jawab ayah Risty. “Tidak pak, saya dari pihak kepolisian, sekarang anak bapak dibawa ke rumah sakit Pertamina pak. Bapak atau keluarganya mohon silahkan menuju ke RS Pertamina pak” jawab polisi nya. “Baik, terimakasih saya segera kesana” jawab ayah Risty sangat panik. Dengan segera ayah Risty meminta maaf kepada rekan bisnisnya karna harus segera pergi. “Aldo kamu cepat siapin mobil!” ayah Risty menyuruh kakak Risty. “Mau kemana pa?” Tanya Aldo. “Adek kamu kecelakaan, kita ke RS pertamina sekarang” jawab ayah Risty sambil mengambil tasnya. Saat ayah dan kakak Risty menuju ke rumah sakit, saat itu juga pengumuman hasil lomba diumumkan. Manda, Shelly, dan Vicka mulai gemeteran sambil berharap yang terbaik untuk mereka. Shelly sudah siap menggenggam HP nya untuk menelfon Risty sesegera mungkin. “Baik, kami akan segera mengumumkan hasil pemilainan juri. Tapi sebelumnya saya akan mengumumkan untuk babak selanjutnya, pemenang pertama dan kedua pada hari ini nantinya akan bertemu lagi dan bersaing lagi untuk memperebutkan juara sebenarnya yang nantinya akan dikirim ke Jepang mewakili Indonesia” kata juri membuka saat pengumuman. “Aduuh, juara 2 hari ini juga ngga papa deh yang penting lolos ke babak selanjutnyaa” kata Manda. “Dan juara ketiga jatuh kepada…., Joanna dan Cathrine dari Surabaya. Juara keduaa…., jatuh kepada Wulan, Ica, dan Putri dari Bandung. Dan yang kita tunggu-tunggu pastinya, juara pertama jatuh kepadaaaa…” “Kita! Kita! Manda, Risty, Shelly, Vicka!” kata Manda pelan. “Juara pertama, jaatuh kepadaa…, Risty, Manda, Shelly, dan Vicka” lanjut sang MC. “Aaaa, aaah ya Tuhaan aaah Vick, Nda kita menang!” teriak Shelly. “Telfon Risty Shel” kata Vicka. “Kepada semua pemenang dimohon untuk naik ke atas panggung” panggil MC. “Nanti aja ya, kita disuruh naik tuh” kata Manda. Mereka pun naik untuk menerima hadiah dan penghargaan. Sementara itu sesampainya ayah dan kakak Risty di rumah sakit mereka langsung lari ke Unit Gawat Darurat untuk mencari tahu tentang Risty. Lalu seorang polisi dan dokter mendekati ayah Risty. “Dokter, anak saya gimana dok?” Tanya ayah Risty khawatir. “Tidak ada yang mengancam nyawanya, hanya saja tulang kakinya remuk dan ini saya takutkan jika dipertahankan akan membahayakan Risty sendiri nantinya” jawab dokter “Maksud dokter? Jalan terbaiknya gimana dok?” “Amputasi pak” jawab dokter pelan. “Amputasi? Apa ngga ada cara lain? Kalo amputasi itu artinya dia akan cacat permanen kan, dan amputasi sama aja menghancurkan mimpinya menjadi dancer!” ayah Risty dengan nada sedikit membentak. “Apa bapak gila? Disaat seperti ini masih memperdulikan mimpi anak bapak menjadi dancer? Jika dipertahankan lebih lama akan membahayakan dan nanti nya pun pasti harus amputasi “ jawab dokter dengan nada tinggi juga. “Ngga, saya yakin pasti ada cara lain selain amputasi dok! Tolong dok” kata ayah Risty sambil mengambil HP nya lalu menelfon saudaranya yang ada di Australia. Ayah Risty meminta saudaranya mencarikan dokter ahli tulang terbaik untuk anaknya, dan memintanya untuk mengantar dokter tersebut ke Indonesia secepatnya. Setelah menerima hadiah Manda, Shelly, dan Vicka lalu mencoba menelfon Risty tapi terus menerus tidak diangkat. Karena tidak diangkat, akhirnya Shelly memilih untuk menelfon Aldo. “Halo kak Aldo” kata Shelly “Iya, ini siapa ya? Jawab Aldo. “Ini shelly temennya Risty kak, Risty kemana ya kak aku telfon ngga diangkat-angkat kak? Dia sama kakak kan?” Tanya Shelly. “mmmh, Risty masuk rumah sakit dek. Dia kecelakaan tadi?” jawab Aldo. “Apa? Rumah sakit mana kak? Kondisinya gimana ya ampun Risty” kata Shelly panik. “RS pertamina dek, kamu ngga usah kesini dulu ya. Disini masih kacau soalnya. Kalau mau jenguk besok aja yaa, in iudah malem juga kan” kata Aldo. “Oke kak, makasih ya kak” Manda dan Vicka bingung dengan nada suara Shelly yang berubah. Lalu Shelly memberi tahu Manda dan Vicka kalau Risty kecelakaan. Tiga hari kemudian dokter dan saudara Risty dari Australia datang dan langsung memeriksa Risty. “Tidak butuh amputasi, kita bisa operasi tapi ini akan memakan waktu yang cukup lama” kata dokter Josh. “Baiklah, langsung saja operasi secepatnya” kata ayah Risty. Saat Risty berada di dalam ruang operasi, Aldo mengirim SMS untuk Shelly. Aldo memberi tahu Shelly keadaan Risty. Setelah membaca SMS itu Shelly, Manda, dan Vicka langsung menuju ke rumah sakit. “Syukurlah operasi berjalan lancar, kedepannya mungkin masih ada satu atau dua operasi kecil untuk mengganti pen di dalam tulangnya. Dan waktu pemulihannya cukup lama, pastikan dia tidak menggunakan kakinya terlalu banyak sampai dia benar-benar sembuh” kata dokter Josh begitu ia keluar dari ruang operasi. “Terimakasih banyak dokter, dokter sangat banyak membantu kesembuhan anak saya” kata ayah Risty. Di dalam ruang rawat nomer 121 disana sudah ada Manda, Vicka, dan Shelly juga Aldo. Manda, Shelly, dan Vicka sudah berada di rumah sakit sejak satu jam yang lalu saat Risty masih belum sadar. Selama satu jam disana, mereka mendengar semua ceritanya dari Aldo. “Risty, ya ampun lo kok bisa kaya gini sih?” kata Vicka. “Gue masih bisa nge dance kok, kalo tahap pemulihan udah selesai” jawab Risty. “Beruntung kemaren lo ngga jadi di amputasi. Dokter awalnya bilang kalo lo harus segera diamputasi, tapi ayah bilang kalo lo diamputasi artinya itu sama aja ngehancurin impian lo jadi dancer. Makanya ayah manggil dokter dari Australia” cerita Aldo singkat member tahu Risty. “Ayah? Ayah bilang kaya gitu kak? Ayah…?” jawab Risty sambil mulai menangis. “Ayah lo yang selama ini ngelarang lo untuk nge dance, sekarang ngelindungin mimpi lo untuk jadi dancer Ty” kata Shelly. “Ayah dimana sekarang? Panggil ayah kak!” kata Risty sambil menangis. Saat Aldo memanggil ayahnya, Manda, Shelly dan Vicka memberi tahu Risty kalau mereka meraih juara pertama di perlombaan tanggal 15 kemarin. Risty sangat senang. “Kedepannya kalian harus menang lagi ya, kalian harus sampe jepang!” kata Risty sambil menangis. “Ngga Ty, kita bakal nunggu sampe lo sembuh kok” jawab Manda. “Ha? Kita udah latihan 2 bulan ya, jangan karna gue kalian mundur doong” kata Risty “Kita latihan 2 bulan bareng kan, kalo kita harus ke jepang ya kita harus bareng juga dong Ty. Udah kita kan masih bisa ikut yang tahun depan Ty” kata Shelly. “Ngga! Kesempatan ngga datang dua kali kan, kalian ngga boleh ngundurin diri!” jawab Risty. “Risty, kita dari awal bareng dua bulan ini juga kita latihan bareng sampe akhir pun kita harus bareng. Lo sembuh dulu baru kita ke Jepang bareng yaa” kata Vicka. “Tapi kan…” Risty mencoba mengelak. Saat ayah dan kakak Risty datang, Manda, Vicka, dan Shelly langsung berdiri dan mempersilahkan ayah Risty untuk mendekat ke Risty. “Ayah…” panggil Risty sambil menangis. “Masih sakit ya kakinya?” Tanya ayahnya. “Ayah…, ayah makasih banyak ya ayah. Kakak udah cerita semua, makasih ya ayah sampe manggil dokter Josh buat aku. Ayah ngelindungin mimpi aku, makasih Ayaah“ “Nilai kamu bagus, makanya ayah izinin” kata ayahnya sambil menghapus air mata Risty. “Ayah ngambil raport duluan kemaren, dan yaa itu cita-cita kamu ayah tau sekarang, orang tua itu ngga boleh menghalangi cita-cita anaknya kan. Orang tua harus ngedukung anaknya” lanjut Ayah Risty sambil tersenyum. “Ayah..” “Udah jangan nangis, untuk audisi yang kemaren kamu harus mundur dulu ya Ty. Kamu baru bisa nge dance lagi kalo kamu udah sembuh total, mungkin butuh waktu 6 bulan lebih” kata ayah Risty. Vicka lalu keluar dan mengambil laptop yang ada di mobilnya, lalu Vicka mengirim email tentang pengunduran diri mereka berempat. Setelah mengirim email Vicka langsung kembali ke ruangan RIsty. “Ty, seleksi kedua tuh 3 bulan lagi dan kaki lo butuh 6 bulan lebih untuk sembuh. Kita bakal nungguin sampe 6 bulan lebih itu kok” kata Shelly. “Ngga bertiga harus ngelanjutin!” kata RIsty. “Kita udah ngundurin diri kok Ty” kata Vicka sambil membuka pintu kamar. “Kita masih bisa ikut yang tahun depan kan, mungkin aja tahun depan akan dibikin pemenangnya ke korea dan yah tahun depan kita bisa bikin yang lebih baik kan” lanjut Vicka. “Vick, Nda, Shel…” panggil Risty. “Lo cepet sembuh ya, biar satu tahun lagi kita bisa ikut bareng-bareng” kata Manda sambil tersenyum. “Makasih banyak ya Nda, Shel, Vick” kata Risty sambil menarik tangan Manda, Shelly, dan Vicka. Dua bulan kemudian Risty menjalankan operasi yang kedua kalinya dan setelah operasi dia menjalankan theraphy sampai 7 bulan. Sembilan bulan setelah kecelakaan itu Risty pun mulai sembuh dan mulai berlatih berjalan kembali. Risty juga mulai berkumpul bersama Manda, Shelly, dan Vick lagi. Mereka mulai berlatih dance bersama lagi. Lalu mereka merekam video saat mereka sedang dance, dan Risty iseng meng uploadnya ke account youtube nya. Tanpa di sangka satu label besar dari korea melihat dan tertarik dengan mereka berempat. Lalu perusahaan label itu memberikan beasiswa sekolah seni di Kirin Art School di Korea dan mengontrak Manda, Shelly, dan Vicka. “Jalan kita ngga disangka kan Ty” kata Vicka “Kalo lo ngga kecelakaan dan kita tetep ikut audisi itu, sekarang kita pasti di Jepang. Jadi yaa lo kecelakaan sebenernya ada hikmah nya Ty, kita di Korea sekarang! Ngga lama lagi kita bisa debut Ty!” kata Shelly sambil merangkul Risty. “Itu dia, semua kan ada hikmahnya dan mungkin ini hikmah dari kecelakaannya Risty. Batal ke Jepang tapi kita bisa ada di Korea akhirnya..” manda menambahkan. Risty haya tersenyum mendengar kata-kata ketiga sahabatnya. Akhirnya mereka belajar lebih banyak tentang seni dance dan menyanyi di Kirin Art School, dan label yang mengontrak mereka berempat menjanjikan akan membuat mereka berempat menjadi bintang sukses. Dua tahun kemudian, mereka berempat pun melakukan debut pertama mereka di Korea. Dan mereka menjadi penyanyi dan dancer terkenal di Korea.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar