Kamis, 16 Februari 2012

Catatan Harian Rizal by Nauval Lutfan

suatu hari di Indonesia, depok, hiduplah seorang anak miskin berumur sembilan tahun yang bernama Rizal. Rizal hidup sendiri karena orang tuanya meninggal disaat dia berumur 6 tahun. Rizal bekerja menjadi pengamen jalanan. Dia biasa mengamen didekat lampu merah. Rizal biasa mengamen menggunakan gitar kecil. Rizal belum pernah terkena razia anak jalanan, waria, dan pengemis sebelumnya. Ketika rizal sedang mengamen dipenggir jalan, dia heran karena semua pengemis, waria, dan anak jalanan berlarian. Karena rizal tidak tahu apa yang terjadi, Rizal pun tidak berlari, dan diapun tertangkap razia tersebut dan dibawa ke panti asuhan. Saat dipanti asuhan, Rizal banyak menimbulkan masalah seperti bolos pelajaran. Walaupun dia sering membuat masalah, Rizal senang sekali karena dia memiliki teman sebaya. Saat dia masih hidup di jalanan, dia tidak pernah memiliki teman sebaya. Dia selalu diperintah dan dimintai uang hasil jerih payahnya dari mengamen. Setelah tiga tahun dia tinggal dipanti asuhan, tiba tiba diadakan acara pencarian bakat anak yang biasa disebut PBA. Banyak anak dari panti asuhan tersebut yang mengikuti audisi PBA. Namun hanya beberapa saja yang lulus, yaitu Jaka dengan kemampuan menyanyinya, Heri dengan kemampuan bermain drumnya, Ahmad dengan kemampuan bermain bassnya, dan Rizal dengan kemampuan bermain gitarnya. Lalu merekapun dibuatkan sebuah band. Merekapun berdiskusi untuk menamakan band mereka. Rizal ingin menamakan bandnya the Rizzle, Jaka ingin menamakan bandnya the jackers, heri ingin menamakan the troopers, tetapi ahmad setuju setuju saja dengan nama yang mereka ingin kan. Merekapun berjalan jalan di taman sambil memikirkan nama yang tepat. Lalu omongan merekapun terdengar oleh orang asing yang ternyata adalah seorang produser band band terkenal seperti Destruction Overdrive. Produser tersebut bernama Fauzi. Dan produser tersebut datang menghampiri mereka dan berkata, “halo anak – anak, apakah kalian sedang membutuhkan nama band dan seorang produser?”. Anak – anakpun berkata, ”kami membutuhkan keduanya pak”. Lalu pak Fauzi mengusulkan nama band milik Rizal, Jaka, Ahmad, dan Heri adalah Rindu Order. Merekapun setuju dengan nama band tersebut. Pak Fauzi segera mengajak mereka ke studio musik untuk berlatih bermain musik. Setelah berlatih dengan lagu band lain, merekapun siap berlatih dengan lagu mereka sendiri. Akhirnya pak Fauzi membuatkan mereka lagu. Setelah lirik dan nada lagu mereka jadi, merekapun mencoba lagu ciptaan pak Fauzi. Ternyata mereka bisa. Langsung saja pak Fauzi mengajak mereka ke studio rekaman. Setelah lagu mereka jadi, pak fauzi mendaftarkan mereka untuk tampil di acara 17 agustus-an. Setelah sekian banyak mereka mengikuti konser, merekapun mendaftarkan diri ke konser musik akbar yang bernama Sumber Musisi. Setelah mereka memainkan lagu pertama mereka, merekapun menciptakan banyak lagu menarik beraliran rock, pop, dan slow rock. Setelah orang – orang mengetahui dan menyukai lagu ciptaan mereka, mereka membuat rekaman lagu mereka dan menjualnya ditempat – tempat seperti mall, pasar, dan toko peralatan musik. Karena terlalu laku dipasaran, banyak orang yang mengunduh lagu tersebut. Akhirnya merekapun memiliki pasangan masing – masing dan hidup sukses. Tetapi mereka sangat merindukan semua orang – orang yang membuat mereka menjadi seperti sekarang. Terutama Rizal, dia merindukan teman – teman pengamennnya, orang tuanya, dan pak ustad dipanti asuhan. Lalu Rizal, Jaka, Heri, dan Ahmad berkumpul di panti asuhan. Merekapun mengenang masa – masa saat mereka kecil yang ingin nama bandnya digunakan. Setelah itu, mereka pergi ke rumah orang tua mereka masing – masing yang masih hidup dan berterimakasih karena membesarkan mereka dengan cara yang terbaik. Karena Rizal tidak memiliki orang tua, diapun pergi ke tempat dia tinggal saat dia masih kecil, yaitu di gubuk kecil yang sudah tua. Saat dia menengok rumah lamanya, dia bertemu dengan penghuni baru rumah tersebut dan memberikan gubuk kecil tua tersebut ke orang yang menghuni gubuknya. Karena Rizal merasa iba terhadap teman – teman pengamen lamanya, Rizalpun membuka lapangan pekerjaan seperti pertanian kepada mereka. Teman – temannyapun senang dan rizal juga ikut mendapat keuntungan dari usahanya tersebut. Rizalpun akhirnya menjadi orang yang dermawan, baik, dan kaya raya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar