Rabu, 15 Februari 2012

Menjadi Terkenal by Farrel Naufal

Suatu hari di tengah hiruk pikuknya kota Jakarta, hiduplah seoranganak bernama Budi. Ia hidup dalam keluarga yang kurang mampu,rumahnya berada di pinggiran rel kereta. Ayahnya Budi bekerja sebagaiseorang pengamen, dan pastinya tidak banyak uang yang dia dapatkan.Uang itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya yaitumakan, membayar kontrakkan rumahnya, untuk membayar sekolahnyaBudi, dll. Setiap hari Budi bersekolah di SMP 10 Jakarta. Di sekolahnya, iabukanlah anak yang pintar dan ia bukanlah anak yang bodoh, ia adalahanak yang biasa saja. Namun ia merasa iri dengan teman-temannya, karenake sekolah ia hanya memakai sandal sebagai alas kaki sedangkan teman-temannya yang lain memakai sepatu. Sedihnya, ia selalu dikatai oleh teman-temannya. Budi bukanlah orang yang mudah meredam amarahnya,sesekali saat ia tidak bisa menahan emosinya, ia membalas perkataannyadengan nada yang keras. Namun selalu ada seseorang yang melerainya,yaitu adalah sahabat tebaiknya budi. Namanya adalah Asep, ia adalah orangyang hidupnya kurang mampu sama seperti dengan kehidupannya Budi.Itulah sebabnya ia menganggap Budi sebagai salah satu sahabatnya, Budisangat senang karena ia selalu ada disaat dia mengalami kesulitan di dalamhidupnya. Selain itu, Asep adalah teman sebangkunya Budi.Kemampuannya Asep kurang lebih sama seperti Budi. Mereka selaluberbagi saat ada kesulitan. Jam 12 pun telah tiba, saat itulah Budi dan Asepbergegas pulang ke rumahnya masing-masing. Setiap pulang sekolah, mereka sudah berencana untuk pergi kelapangan. Mereka pergi kesana untuk melepas rasa stress mereka saat disekolah tadi, dengan bermain layangan atau berbaring di bawah pohon danmemandangi langit yang di hiasi oleh awan. Namun kali ini merekamemutuskan untuk bermain layangan. Mereka pun mengambil layanganmereka di rumah dan segera bergegas menuju lapangan dengan waktu yangtelah mereka rencanakan sebelumnya. Akhirnya mereka sampai juga ditempat yang mereka rencanakan tepat pada waktunya. Hari itu merekasangat beruntung karena angin yang berhembus tidak terlalu kencang dantidak terlali pelan juga. Tanpa menunggu lama lagi, mereka langsungmenerbangkan layangan mereka masing-masing. Layangan mereka berduaterbang ke langit sampai tidak terlihat saking tingginya layangan ituterbang. Beberapa menit kemudian,awan pun bergerak perlahan-lahan danlayangan mulai terlihat. Namun, Asep terkejut karena layangannya hilangentah kemana. "jangan sedih sep, aku mau memberikan layanganku untuk mu" kata Budi. "terimakasih Bud, kau memang sahabat terbaik yang pernahku miliki" kata Asep. "tentu saja sep, sebagai seorang sahabat, kita harusmenolong satu sama lain". Mereka pun langsung melanjutkan kegiatanmereka. Tanpa terasa, mereka bermain hingga matahari terbenam. Saatitulah mereka menyudahi kegiatan mereka dan bergegas pulang ke rumahuntuk beristirahat. Di rumah, budi langsung mandi untuk membersihkan badannya.Karena lapar, ia mengambil sepiring nasi dengan 2 buah tempe gorengsebagai lauknya. Setelah kenyang, dia merapihkan buku-buku sekolahnyadan belajar dibawah cahaya lilin. Maklumlah di rumah Budi tidak adalistrik. Memang sangat beresiko jika kita mengandalkan lilin sebagaisumber cahaya, namun hal itu tidak menghentikan semangat Budi untukterus mencari ilmu. Ia tidak tidak menghiraukan jika ia belajar dibawahsinar lampu atau pun cahaya lilin, yang hanya dia inginkan adalah menjadiseseorang yang pintar dan berguna bagi setiap orang yangmembutuhkannya. Budi juga punya cita-cita, yaitu ia ingin menjadi seorangdokter, karena ia berfikir bahwa seorang dokter bisa berpenghasilan tinggitetapi yang terpenting adalah ia ingin bisa mengubah kehidupannyamenjadi orang yang mampu dan sederhana. Setiap hari ia selalu berangan-angan memiliki rumah yang lebih layak dan bisa diterima dengan teman -teman sebayanya. Namun ia mencoba belajar untuk mensyukuri segalasesuatu yang telah diberikan oleh yang maha kuasa. Lalu ia segera tiduruntuk memulihkan tenaganya untuk keesokan harinya. Matahari pun telah menampakkan dirinya, Budi sudah bersiap-siapdengan memakai seragam sekolahnya dan memakai alas kakinya. Denganpenuh semangat ia berjalan menuju sekolahnya dengan berjalan kaki sejauh1 kilo meter. Kaki Budi sudah terbiasa untuk berjalan sejauh itu, jadi iatidak merasakan kelelahan. Lalu nampak dari kejauhan, tetlihat asep sedangberjalan menuju sekolah. Akhirnya mereka berjalan berdua menuju sekolahhingga ke kelas mereka. Dengan penuh semangat mereka mencari ilmu.Dan seperti biasa, Budi selalu diejek-ejek oleh teman-teman yang lain padasaat istirahat, untungnya ada sahabatnya yang selalu disampingnya.Perlahan-lahan ia mencoba untuk menahan diri dari segala cemoohantemannya itu, ia pun tidak memperdulikan cemoohan tersebut. Bel punberbunyi, kini saatnya untuk pulang. Seperti biasa, Budi selalu pulang bersama sahabatnya. Dan merekamerencanakan untuk pergi ke lapangan setelah pulang sekolah ini. Ditengah jalan, mereka melihat keramaian. Karena penasaran, merekabertanya kepada salah seorang saksi mata. Katanya telah terjadi sebuahkecelakaan antara sebuah mobil dengan seorang pengamen. Budi sudahmemiliki firasat yang buruk tentang ayahnya, maka dari itu ia segeramendatangi keramaian tersebut. Setelah dilihat, sesosok mayat tergeletakdisana. Budi langsung terkejut saat diketahuinya ayahnyalah yangtergeletak disana. Air mata pun tak bisa tertahan lagi, budi menangisikepergian ayah yang ia sayangi untuk selama-lamanya. Asep pun langsungmenenangkan budi "sudahlah bud, dia sudah pergi untuk selamanya, tidakada gunanya kau menangisinya. Tenangkanlah dirimu bud". Setelahmendengarkan ucapannya Asep, perlahan-lahan air mata budi mulaiberhenti. Lalu gitar ayahnya ia ambil dan dibawanya pulang. Budi langsungbercerita dengan ibunya dengan perasaan sedih. Ibunya sangat sedihmendengar pernyataan yang dikatakan budi. Beberapa jam kemudian, Budimendoakan ayahnya yang sudah tiada, lalu ayahnya pun dimakamkan.Semua pelayat pun telah pergi kecuali Budi. Ia sangat sedih semenjakkepergian ayahnya. "ayah, aku akan menggantikan mu di keluarga inisebagai pencari nafkah. Aku akan belajar memainkan gitar yang engkautinggalkan ini dan akan ku cari uang sebanyak-banyaknya sebisaku"katabudi dalam hatinya. Setelah itu ia meninggalkan makam ayahnya itu sambilmenangis. Sampai di rumah ia melakukan aktivitas seperti biasanya, tetapi hariini ia tidak makan seperti biasanya, karena ayahnya belum mendapatkanapa-apa hari ini. Jadi hanyalah garam dan nasi saja yang hanya bisa iamakan saat ini. Lalu ia belajar dan tidur. Saat tidur, ia selalu memikirkansaat-saat bersama ayahnya. Ayam telah berkokok, kini saatnya ia pergi ke sekolahnya. Budi yangbiasanya bersemangat, kali ini dia nampak sedih sejak kemarin. Ia punbertemu dengan Asep. Di jalan, Budi berbincang-bincang dengan Asep.Budi masih membicarakan kejadian yang kemarin namun Asep mencobamemberikan nasihat-nasihat kepada budi. Sesampainya disekolah, iamencoba mendengarkan guru dan mencoba memendam perasaan sedihnyaitu sampai jam sekolah berakhir. Akhirnya jam sekolah pun telah usai, seperti biasanya merekamerencanakan untuk pergi ke lapangan. Lalu mereka pulang ke rumah. Dijalan, budi melihat sebuah buku tentang cara memainkan gitar dan Buditeringat akan perkataannya saat di makam ayahnya. Budi ingin sekalimembeli buku tesebut, namun ia tak mempunyai cukup uang. Lalu iaberlali menuju rumahnya dan memecahkan celengan yang berisitabungannya sejak 2 tahun yang lalu. Budi langsung berlari kembali ketoko buku tersebut sebelum ada orang yang membeli buku yang budiinginkan. Akhirnya Budi sampai dan tanpa basa-basi langsung membelibuku tersebut. Di lapangan Asep menunggu Budi yang tak kunjung datangke lapangan. Beberapa menit kemudian, terlihat budi sedang berlari menujulapangan dengan membawa sebuah buku di tangan kirinya dan membawagitar peninggalan ayahnya di tangan kanannya. Budi langsung memintamaaf kepada Asep karena tidak tepat waktu dengan rencana yang sudahditentukan. "kenapa kau membawa gitar peninggalan ayahmu kesini?"tanya Asep. "aku akan menggantikan posisi ayahku dalam keluargaku!"Budi menjawab dengan nada yang keras. Budi pun perlahan-lahan mulaimengerti cara memainkan gitar berkat buku yang dibelinya tadi. Asep jugamembantu budi dalam memberikan motivasi-motivasi kepada Budi agarbudi tidak cepat menyerah dan selalj berusaha agar mencapai yang iainginkan. Hanya dalam beberapa jam saja, Budi sanggup memainkan gitarwalaupun itu disertai dengan sedikit kesalahan, dan ia akanmengembangkan kemampuannya itu. Budi senang sekali karena sekarangdapat memainkan gitar dan besok ia merencanakan untuk melakukanaksinya di jalanan. Keesokan harinya setelah pulang sekolah, ia mengamen di jalanandengan penuh suka cita. Setiap harinya jika Budi sedang beruntung, ia bisamendapatkan Rp. 20.000. Jika dihitung-hitung lumayanlah untuk makandan membayar keperluan sehari-harinya. Kadang juga ia tidakmendapatkan apa-apa dari mengamen. Namun pada suatu hari ditengah kemacetan, ia mengamen. Iamencoba mendatangi mobil demi mobil untuk mencari uang. Namun saat iamendatangi salah satu mobil, ada orang yang berkata "hei nak, suara darigitarmu itu sangatlah memanjakan telingaku ini. Kebetulan aku adalahseorang pemilik studio rekaman. Maukah kau ikut denganku untukmembuat sebuah rekaman? Dengan membuat rekaman, kau bisamendapatkan banyak uang". "hmm... Baiklah jika itu bisa membantuperekonomianku" jawab Budi. Lalu Budi langsung masuk ke mobil tersebutdan membuat rekaman di studio. Beberapa bulan kemudian setelah pembuatan rekaman, Budidipanggil ke studio melalui telepon rumahnya. Lalu ia pergi kesana denganmembawa gitarnya. Disana Budi langsung dijabat tangannya oleh pemilikstudio "selamat nak, rekaman anda laris manis. Rekaman anda sudah terjualseharga Rp. 100.000.000" kata pemilik studio. Budi tidak bisa berkata apa-apa, ia langsung sujud sebagai tanda bahwa ia sangat bersyukur. Lalu iapulang dengan mengantongi uang yang tidak sedikit dengan rasa senang. Setelah pulang, ia mengabarkan ibunya. Budi pun tidak ingin berfoya-foya dalam menggunakan uang itu. Yang pertama dia lakukan adalahmengontrak ke rumah yang lebih baik dan membeli sesuatu yang iainginkan, yaitu sebuah sepatu. Setelah itu hasil pendapatannya, ia tabungdan ia tidak ingin menjadi seseorang yang sombong. Suatu hari iamengunjungi makam ayahnya dan berkata "ayah, aku telah membuktikanbahwa aku bisa mengubah perekonomian keluarga kita". Kini Budi dan keluarganya sudah hidup lebih baik, dan budi sudahtidak lagi mengamen. Kini ia fokus belajar untuk menggapai cita-citanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar