Senin, 13 Februari 2012

Joni Blakblakan by Airlangga Setya HP

Ada sebuah kampus, kampus itu sudah tua sekali, hanya beberapa mahasiswa yang kuliah di kampus tersebut, kalau tidak salah hanya 30 mahasiswa yang berkuliah di kampus tua tersebut. Dahulu banyak sekali tragedi menakutkan. Sampai sekarang momen – momen tersebut masih diingat sekali oleh Joni. Joni, dia adalah mahasiswa yang sampai sekarang belum ada niat untuk pindah kampus, hanya karena ia masih ingin tahu banyak hal – hal aneh di dalam kampus tua itu. Pagi hari sekitar jam 5 subuh, hari masih gelap, Joni dan teman – temanya langsung pergi ke kampus itu. Jaka, Dion, dan Andika itulah nama teman – teman Joni. Saat perjalanan ke kampus itu, mereka mendengar suara anak nangis di belakang pohon besar yang di kenal angker itu. Pohon itu dahulu banyak yang menjagainya, arwah – arwah yang mati penasaran. Dan Joni pun menghampiri anak nangis tersebut. Dan ternyata sesosok anak kulitnya pucat sekali dan mulutnya di penuhi darah berliuran. Joni pun langsung lari ke teman – temanya. Dan ia melanjutkan perjalanan tersebut. Saat sampai di kampus tua tersebut hanya ada OB membersihkan halaman kampus itu dan 5 satpam di pos. Bell masuk berbunyi dan Joni pun masuk kelas. Saat pelajaran, Joni merasa tak enak badan, kepala dia pusing sekali. Akhirnya ia izin untuk ke UKS, dan saat di UKS suster bilang ia tidak terkena penyakit apapun, Joni pun bingung dan ia balik ke kelasnya. Sekitar jam 5 sore bell pulang berbunyi, saatnya Joni dan teman – temanya pulang. Joni berencana untuk mencari mahluk – mahluk halus yang ada di sekitar kampus tersebut bersama tiga temanya. Sekitar jam 7 malam, Joni dan teman – temanya memulai pencarian itu. Di kampus itu ada sebuah lantai yang tidak boleh di masuki, yaitu lantai 5, karena dulu ada tiga orang yang mati disana karena gantung diri di kamar mandi. Joni dan teman – temanya pun nekad memanjat pagar itu. Dan permainan pun dimulai. Joni berpencar dengan teman – temanya. Dia ingin mengetahui lebih banyak hal aneh di dalam lantai 5 itu. Saat ia memasuki salah satu kelas disitu iya melihat bayangan aneh, Joni yang penasaran itu iya menghampiri tembok yang ada bayangan aneh tersebut. Ternyata ada yang memegang pundak Joni dari belakang. Ternyata temanya yang memegang. Mereka pun menghentikan pencarianya. Jam menunjukan jam 10 malam, Joni pulang hanya sendiri, karena ia habis dari apotek, di tengah perjalanan ia mendengar suara berbisik di telinganya. Joni bingung di jalan itu hanya ada dia seorang. Joni langsung lari ketakutan ke rumahnya. Esok harinya ia libur karena hari sabtu. Joni berencana duduk di bawah pohon besar itu, ia menuggu hal – hal aneh mengahamprinya. Akan tetapi hari masih terang, Joni ingin tidur dahulu di rumahnya. Saat ia tertidur ia bermimpi berada disebuah rumah besar yang dikelilimgi asap –asap. Dan sedikit asa retaka di bagian tembok – temboknya. Joni di dalam mimpi itu ia tidak mengetahui dirinya siapa, dan ia mencoba jalan menuju rumah tua itu. Suasana di sana gelap gulita, hanya rumah misterius saja yang dapat terlihat oleh Joni. Joni hanya sediri dan pikiran Joni adalah ingin ke dalam rumah itu tapi ia ada rasa takut. Joni pun nekad untuk memasuki rumah tersebut. Saat memasuki rumah itu tiba – tiba “duaarrrr!!!!” pintu rumah itu tertutup sendiri dengan kencangnya. Joni langsung merinding dan tidak bisa bergerak. 1 menit berlalu, Joni baru bisa menggerakan badanya tersebut. Badan Joni merinding tidak karuan, akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari rumah tersebut. Akan tetapi apa yang terjadi?, pintu itu tidak bida terbuka, dan Joni memutuskan untuk ke lantai dua. Joni melihat bayangan aneh melaju dengan kencang, Joni makin merinding. Dan ia jalan ke suatu ruangan yang pintunya sudah terbuka. Saat dia masuk dia melihat lagi bayangan aneh yang tadi itu, dnan dia mendengar suara tangis wanita yang sangat kencang di balik pintu kamar mandi. Dan Joni menghampiri tangisan tersebut. Saat itu Joni ragu, ingin membuka pintu itu atau tidak, karena ia di selimuti hawa merinding dan penasaran. Karena ia bernama Joni ia pun membukanya. Di temukan lah wanita tersebut sedang menangis dengan memakai baju panjang berwarna putih dan di sambung dengan rambut hitam panjang. Joni menghampirinya “mbak, kenapa nangis?” Joni pun menanyanya. Akan tetapi wanita itu tetap menangis dan suara tangisan itu sedikit berubah menjadi suara kuntilanak. Joni penasaran. Dan ia melihat muka wanita tersebut, muka itu di penuhi darah – darah, dan mulut wanita itu robek. Joni langsung lari dan menuju kebawah dan ingin keluar tapi tidak bisa. Akhirnya ia pun menuju tempat dimana suara kuntilanak itu tidak terdengar. Apa yang terjadi tempat itu adalah salah satu kuburan yang ada didalam rumah tersebut. Dia hanya diam dan sedikit ketakutan. Tiba – tiba iya mendengar ada sesuatu meloncat – loncat, dan suara itu makin mendekat. Ternyata ada sesosok pocong yang ada di balik badan Joni. Akan tetapi Joni tadak menyadarinya. Saat ia mencium bau – bau aneh iya langsung mundur satu langkah. “tapp” langkah itu terhenti setelah ia menginjak hal aneh. Di litany ternyata ada pocong di hadapan muka Joni. Dia kaget tidak karuan akhirnya ia terbangun dari mimpi itu. Dan iya langsung terjatuh dari kasurnya. Di lihatnya jam, ternyata hampir pukul 11 malam. Orang tua Joni sudah tertidur semua begitu juga dengan kakaknya. Joni pun ingin melakukan rencana ia tersebut sebelum tertidur. Akan tetapi ia masih merinding ketakutan sahabis mimpi itu. Tetapi Joni memberanikan diri untuk melakukan rencana tersebut. Pintu gerbang sudah di tutup kembali oleh Joni. Joni berjalan menuju pohon tua angker itu tersebut. Di perjalanan ia mendengar suara nyanyian sinden bernyanyi. Ternyata Joni pernah mendengar nyanyian ini, ini adalah nyanyian untuk memanggil mahluk – mahluk halus. Joni yang dulu tidak sama sekali mempunyai rasa takut, setelah ia mendengar lagu ini, ia merinding sangat ketakutan, karena Joni sangat takut sekali dengan lagu itu. Dahulu saat ia bersekolah SMP ia mengikuti study tour ke Bali, saat perjalanan, di bis bersama teman – temanya, ia sering mendengar lagu itu bersama teman – temanya untuk menakuti salah satu temanya. Dan saat itu ia kehilangan suaranya, sama sekali ia tidak bisa berbicara apapun, dan ada dua teman wanitanya yang sangat baik membantunya dia berbicara dengan orang. Akhirnya setelah 1 hari kemudian ia bisa berbicara kembali. Dan Joni kapok untuk tidak lagi mendengar lagu itu. Joni pun sangat merinding sekali, untung lagu itu sudah menghilang. Dan Joni melanjutkan perjalananya. Pohon itu sudah di depan mata Joni dan permainan pun dimulai. Ia duduk selama 5 jam, kebetulan di situ gelap gulita, ia membawa senter dan snack kecil. Dan ia menuggu selama 15 menit tidak ada apa – apa, akhirnya ia melihat atas, disana tidak ada apa – apa, Joni mulai bosen dan ingin mengelilingi pohon tersebut, saat ingin bangun, ia mendengar suara sesuatu jatuh dari atas pohon. Saat itu juga ia bediri dan mau melihat apa yang jatuh dari atas pohon. Ternyata itu hanya buah yang sudah busuk. Saat Joni melihat ke atas, ternyata sesosok kuntilanak menatap wajahnya si Joni. Hati Joni merinding akan tetapi ia harus melakukan recana yang ia bikin. Joni kembali duduk dan mesenter – senter ke bagian atas pohon. Dan kuntilanak itu masih melihat Joni dengan tajam. “pergi kau!!!!!!” kata Joni. Dan mahluk itu akhirnya menghilang entah tau kemana. Akhirnya hati Joni pun kembali lega. 3 jam berlalu, jam menunjukan pukul 02:00 saatnya Joni kembali pulang. Ditengah perjalanan Joni mendengar kembali lagu itu, hati Joni merinding sekali, ia ingin cepat – cepat lari dan masuk rumahnya, akan tetapi ada yang seperti memegang kaki Joni hingga susah digerakan, saat ia menengok ke belakang ternyata ada sesosok kuntilanak yang di penuhi darah di matanya. Joni pun pingsan, saat itu ia bermimpi berjalan – jalan dikuburan dengan di kelilingi mahluk – mahluk halus, akan tetapi Joni tidak sama sekali mempunyai rasa takut dengan setan – setan itu. Akhirnya ia menemukan suatu kuburan bolong, saat ia ingin melihat tiba – tiba ada seorang nenek tua bertongkat menghampirinya, “nak.. kalau kamu melihat kuburan itu kau tidak akan selamat” kata nenek, “kenapa, Nek?” dijawab oleh Joni. “begini ceritanya. Dahulu sebelum nenek meniggal, nenek sering sekali melihat kuburan itu dimana pun nenek berjalan, sama persis bentuknya, dan nenek bertanya kepada orang – orang, mengapa tidak di bersihkan saja itu kuburan?, perkataan orang – orang sama semua, karena takut melihatnya”. Dan Joni tidak jadi melihatnya. Saat itu juga Joni terbangun dari pingsanya tersebut, ia berada di taman yang tidak terawat, daun – daun berimbunan disana, dan saa dia bangun, ada kuburan yang sama seperti di dalam mimpinya. Joni khawatir dan bulu kudunya merinding. Nenek itu pernah bilang ke dia untuk tidak boleh melihatnya. Akan tetapi rasa penasaran Joni tidak tertahan. Dan dilihatnya kuburan itu. Ternyata ia masih berada di dalam mimpi, saat terbangun, Joni tidak mau lagi uji nyali atau apapun yang berhubungan dengan hantu. dan akhirnya Joni pindah rumah dan pindah dari kampus yang banyak arwah gentayangan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar