Rabu, 15 Februari 2012

Rencana yang Sempurna by Megah Rizqullah Pratamadia

Aku sendiri pun tidak tahu dimana aku berada, hal terakhir yang aku ingat hanya aku membunuh seorang yang memakai baju formal dengan medal kemiliteran memakai pistol yang tidak tahu bagaimana sudah ada saja di saku jas-ku. Aku tak tahu bagaimana bisa ada sebuah pistol dan mengapa aku menembaknya. Aku sendiri tidak sadar apa yang sedang aku lakukan. Dan sekarang aku berada di tempat yang gelap, dekil, basah dan berkerangkeng. Aku tahu, ini pasti sebuah tempat penahanan bagi kriminal – kriminal kelas kakap seperti aku. Aku coba mengingat semua hal sebelum aku dijebloskan ke sini. Tetapi hanya sedikit sekali yang kuingat. “ah! Mungkin kalau aku sedikit beristirahat dapat memulihkan pikiran dan ingatan ku!” ucap-ku dalam hati. Baru saja aku berbaring sekitar 10 menit-an, tiba-tiba saja ada orang berbadan tegap, besar dan memakai baju berwarna biru membuka kerangkeng-ku dan membentak “Keluar! Sekarang waktunya sidang untuk mnentukan hukuman-mu!”. Dengan cepat orang itu mengangkat-ku, aku-pun diseret keluar tempat dekil dan basah itu. Melewati lorong yang gelap dengan orang yang mengerang kesakitan. Disini seperti penjara di film-film yang sering kutonton di layar televisi. Sesekali aku melihat ke-kanan untuk melihat kondisi orang-orang yang ada disini sambil diseret oleh orang yang sepertinya petugas sipir. Pandangan mereka lesu, seperti tidak punya harapan untuk hidup. Sedikit-sedikit aku mulai mengingat apa yang terjadi kepadaku sebelumnya. Samar-samar kulihat pintu yang dibaliknya ada cahaya terang, kupikir itu adalah alam luar. Ketika pintu dibuka, kusadari bahwa itu bukanlah alam luar, melainkan tempat sidang. Semua orang bersorak “Sialan kau!!”, “Bunuh saja Dia!!”, yang lainnya sepertinya sedang mengumpat-umpat dan mengeluarkan kata-kata yang menurutku sangat tidak manusiawi. Orang-orang sepertinya sangat membenci-ku. Ada sekitar 50 orang yang menghadiri sidang-ku saat itu. Lama-kelamaan semuanya menjadi hening. “Aku telah membunuh siapa!? Apa yang telah aku lakukan!? Mengapa jadi begini!?” semua pertanyaan itu keluar begitu saja dengan lantang di ruang sidang, layaknya aku seorang yang tidak ber-dosa. Tentu saja aku tidak ingin disalahkan, walaupun memang aku yang melakukannya tetapi aku tidak merasa melakukannya! Semua terjadi begitu saja! Bahkan aku tidak ingat bagaimana itu bisa terjadi!. Hiruk-pikuk yang menulikan telinga kembali terjadi, semua orang berdebat, sampai akhirnya hakim-pun memulai sidang-nya. “Nama Andrew Watson, umur 24 tahun, lahir di seattle tanggal 24 juli 1986. Apakah semua yang saya sebutkan itu benar?” Tanya hakim. “ya, Benar!” Jawab ku. “Anda ditetapkan menjadi tersangka utama dalam kasus pembunuhan agen federal, apakah benar anda telah membunuh orang itu dengan pistol yang ada di saku jas anda?” Tanya hakim lagi. “ Saya memang membunuhnya, tapi..” belum selesai aku berbicara, “Mengapa anda membunuhnya!?” bentak hakim itu dengan keras. Dengan cepat bulu kuduk-ku berdiri dengan pertanyaan itu. “A.. aku tidak tahu..” jawab-ku. “Bagaimana bisa tidak tahu!? Padahal anda jelas-jelas telah membunuhnya!?” “………….” Aku hanya diam lesu mendengar itu. Aku tahu aku pasti dijatuhi hukuman yang sangat berat. “terdakwa Andrew Watson telah diputuskan oleh dewan akan dijatuhi hukuman gantung!” langsung saja semua orang berteriak kegirangan. Aku telah menduga ini, mental-ku sangat turun, aku tidak punya harapan untuk hidup lagi. Semua pikiran negative itu memenuhi otak-ku. “sebelum waktu eksekusi, anda diberi waktu kompensasi selama 20 hari! Buatlah waktu itu berharga bagi anda!” ucap hakim itu. Dengan cepat 2 orang ber-badan tegap tadi menarik-ku keluar dari ruang sidang, membawa-ku ke dalam sel ku. Aku tertunduk takut dan malu didalam sel ku. Yang ada dipikiran ku hanya lah bagaimana caranya agar aku tidak mati. “Bagaimana pun caranya aku tidak boleh mati disini!! Hidup ku masih panjang!!” bentak ku dengan keras. Tiba-tiba saja ada yang berbisik dari sebelah kanan ku. Baru kusadari ternyata sel ini untuk 2 orang. “sepertinya kita bernasib sama.. siapa nama-mu nak?” bisik orang itu. “nama-ku? Nama-ku Andrew. Anda siapa?” balas-ku. “namaku mario doppelganger. Aku hanyalah pembunuh sahabat-ku sendiri.” Kata orang itu. “Bagaimana bisa kau membunuh sahabat-mu sendiri?” Tanya-ku dengan polos. “Itu semua hanya-lah jebakan pemerintah. Aku tidak benar-benar membunuhnya. Aku hanya dijebak oleh sekumpulan orang-orang yang tidak ingin melihatku dan sahabatku sukses. Mereka hanyalah sampah.” Gumam-nya. “sepertinya cerita kita mirip… ceritakanlah lebih lanjut.”. “Semuanya berawal dari bisnis untuk melihat dan mengganti masa lalu dengan sebuah mesin yang kurancang bersama-nya. Cara kerjanya sangatlah rumit, membutuhkan 4 tahun penuh dengan 7 ilmuwan dan 5 profesor fisika lulusan universitas oxford untuk membuatnya. Kami semua ber-pendapat bahwa kita mampu mengubah masa lalu dan masa depan dengan membelokkan memori sekumpulan orang. Kami hanya melanjutkan karya-karya orang terdahulu yang sedikit cacat. Mungkin kau sering mendengar bahwa banyak orang yang ingin membuat time portal seperti ini dan menghilang dengan tiba-tiba. Kebanyakan mereka dibunuh dengan diam-diam atau ada insiden kecil yang membuatnya tersesat di dunia parallel pada saat uji coba dan tidak menemukan jalan keluar. Pada saat pembuatannya, kami sudah menduga bahwa akan ada agen federal yang datang dan merebut semuanya. Tapi kami tak menyangka bahwa akan ada yang dijadikan kelinci percobaan, dan dia-lah sahabatku… aku diperintahkan untuk menghidupkan perangkat itu, padahal sudah kukatan ber kali-kali kepada mereka bahwa mesin ini belum sempurna. Dan juga listrik yang dibutuhkan sangat besar, dan kami tidak mempunyai cukup energi untuk melakukan uji coba pertamanya. Tetapi tetap saja mereka memaksa untuk mengujinya. Pada saat aku hidupkan time portal itu, sekumpulan listrik-listrik pun bermunculan keluar dari dalam portal dan menghisap semuanya dengan sangat cepat sehingga terjadi halo. 3 detik setelah mesin dinyalakan dan sahabat-ku sudah setengah terhisap ke dalam mesin itu dan seketika listrik seluruh kota mati total, tidak sanggup menahan tingginya pasokan listrik yang dibutuhkan mesin itu. Dan kepalanya tidak terkirim ke masa lalu. Kepalanya putus tanpa badan. Itu adalah hal yang sangat mengerikan yang aku lihat. Aku-pun dipenjara bersama yang lain karena kasus pembuatan senjata missal tanpa izin pemerintah. Mereka keparat.. menuduhku sembarangan. Dan aku dijatuhi hukuman mati 5 hari mendatang” cerita-nya panjang lebar. “aku juga sepertinya telah dijebak oleh pemerintah dengan cara menghipnotis dan menghilangkan masa lalu-ku. Aku menuntut balas dendam!” balasku. Kami berdua mempunya alur dan pemikiran yang sama. Sama-sama menuntut balas dendam dan bertekad untuk keluar dari tempat sampah ini. Dan kami berdua pun membuat rencana untuk keluar dari tempat penahanan ini. Waktu kami hanya 5 hari sebelum Mario di eksekusi mati. Waktu untuk makan kami gunakan untuk mencari alat-alat, waktu bebas diluar kami gunakan untuk melihat-lihat lewat mana kami akan keluar dan mencari informasi dimana kami dapat menemukan gudang senjata. Waktu kerja kami gunakan untuk mencari tahu jadwal penjaga-an malam. Semua rencana telah kami buat dengan matang. “Saatnya beraksi” ucapku dalam hati. Aku sudah tidak sabar ingin keluar dan balas dendam terhadap orang yang telah membuat ku jadi seperti ini. Jam 10 tepat saat lampu dimatikan, kami mulai beraksi. Kerangkeng aku buka dengan cara memakai kawat yang telah aku sisipkan kedalam kantong saku-ku sewaktu makan siang. Kami menyelinap melalui lorong utama. Diujung lorong utama kami lihat seorang petugas sedang ber-patroli mundar-mandir kesana-kemari. Saat ia lengah, dengan sigap dan cepat ku pukul bagian belakang kepala petugas itu, ia mati dengan seketika. Perjalanan kami lanjutkan ke gudang senjata yang terletak di lorong sebelah kanan dari tempat petugas yang telah kami lumpuhkan. Semua rencana sejauh ini berjalan sangat mulus. Sedang tidak ada penjaga malam ini, karena kami etelah melihat semua jadwal penjagaan di penjara ini. Saat kucoba membuka pintu gudang senjata, ternyata pintu nya dikunci. Mario langsung panik, rencana kami sedikit berantakan karena gudangnya dikunci. Aku berpikir sejenak, dan kusadari bahwa petugas itu pasti membawa kunci nya jika hanya dia yang berjaga malam ini. Saat kuperiksa, ternyata benar bahwa ia membawa kuncinya. Dan kami membuka gudang senjata-nya. Pemandangan pertama yang kulihat adalah banyak sekali senjata disini. Bagaimana mungkin bisa sebanyak ini. “Aapa jangan-jangan sebagian besar sedang cuti atau beribur?” pikirku dalam hati. Ah! Pasti pelarian kali ini akan menjadi lebih mudah. Dengan cepat kami ambil senjata api dan amunisi secukupnya dan keluar lewat pos utama yang berada di lorong ujung ke-2 paling kanan. Sesampainya di pos utama, kami lihat tidak ada penjaga dan lampu nya dimatikan, dugaanku benar. Pasti mereka semua sedang di bebas tugas-kan. Kami pun lari melewati pos utama dan bertemu dengan jeruji besar yang menghalangi pemandangan kami. “Bagaimana cara membukanya?” bisikku. “coba pakai kawat yang tadi!” bisik Mario dengan keras. Sudah kucoba selama 10 menit mengoyak-ngoyak lubang kunci gerbang ini, tidak ada yang terjadi. “kita coba tembak saja dengan senjata api. Pasti berhasil” Mario member saran. “suaranya pasti terdengar sampai luar Mario!” bentakku agak keras. Tiba-tiba saja Mario mengarahkan senjata api nya ke lubang kuncinya dan menembakannya. “dor! Dor!” 2 tembakan Mario lepaskan ke pintu itu. Dan terbuka! Dan ajaibnya, tidak ada satu pun penjaga yang datang ke arah kami! Ini sebuah mukjizat!. Sesampainya di luar tempat kami bermain dan beristirahat biasanya, sangat amat gelap! Sampai-sampai dinding pun tidak terlihat! Dan tidak ada satu pun penembak jitu yang sedang ber-patroli. “Ini benar-benar pelarian yang mudah!” pikirku. Kami pun memanjat melalui tumbuhan menjalar yang terdapat di sisi barat lapangan. Dan melewati dinding penjara. Sesampainya diluar pekarangan penjara kami langsung lari dan menemui seseorang yang sudah kami telepon. Dan kami pun kabur ke tempat yang sangat jauh. Dan membuat rencana lain untuk menghancurkan pemerintah dan dewan Negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar