Rabu, 08 Februari 2012

Mimpi by Imaniar Safira

Namaku Diandra Puspita Anggraini. Aku bersekolah di salah satu SMAN favorit di Jakarta. Hari ini aku berulangtahun, aku ingin sekali mewujudkan semua mimpi-mimpiku, semuanya itu berawal dari mimpi kan? Makanya janganlah takut untuk bermimpi………… pikirku dalam hati. Keluar dari pintu kamar aku sudah disambut oleh ayah, ibu dan kakakku “HAPPY BIRTHDAY YAAAA” aku sangat senang walaupun hanya sederhana tetapi memang momen seperti ini yang kutunggu dimana semua keluargaku berkumpul dengan utuh. Aku anak yang sederhana tinggal dirumah yang sederhana dengan keluarga sederhana juga. Setiap hari aku pergi bersekolah dengan angkutan umum semuanya tak ada yang berubah di hari ulangtahun ku. Aku tetap menjalani hari ku seperti biasa, aku tidak mempunyai teman yang banyak seperti Alya. Aku hanya punya Dito dan Tita sahabat ku yang selalu ada di kala aku butuh mereka. Tetapi aku tidak menyalahkan keadaan ini karena memang sudah takdirku begini. Sesampainya disekolah aku juga sudah disambut oleh kedua sahabatku ini. “wey ndra traktir dong!” canda Dito. Aku hanya membalas dengan senyuman kecil dibibirku. Hmm sudahlah aku harus mulai hari spesialku ini dengan senyuman. Bel pulang pun berbunyi aku langsung bergegas pulang kerumah untuk mengirim cerpenku ke redaksi Majalah Be Yourself untuk di lombakan tetapi tiba-tiba Dimas cowok yang paling ganteng dan popular itu memanggilku dengan ramah. “ANDRAAAA! Ikut gue yuk, gue pengen ngomong sesuatu sama lo” ajak Dimas. Aku pun mengangguk-anggukkan kepala bertanda aku menerima ajakannya. Aku sangat bingung atas dasar hal apa ia ingin berjalan denganku ya memang saat kita masih SMP aku dan dia sudah bersahabat tapi kukira dia sudah tidak mau lagi bersahabat denganku. “oh iya happy birthday ya andra” kata Dimas “iya thanks ya hmm sebenernya kita mau kemana sih, Dim?” tanyaku dengan nada ingin tahu. “ada deh liat aja ntar tapi yang pastinya aku pengen ngomong sesuatu yang penting ke kamu.” Jawaban dimas malah makin membuatku bingung apa coba maksudnya aku tidak tahu harus berkata apa aku hanya bisa bertindak normal dan menyembunyikan perasaan ku kalau aku senang banget bisa mengobrol bersama dimas lagi. Akhirnya kami sampai disebuah tempat yang misterius, aku tak pernah kesini. “kita udah sampai, ayuk turun. Udah gapapa lagi aku ga bakal berbuat jahat sama kamu kok” entah mengapa aku percaya saja dan mengikuti semua ajakannya.”aku sering kesini ndra kalo aku lagi bĂȘte bosen” curhat dimas. “oh gitu, kamu ngapain ngajak aku ke tempat rahasia kamu. Emang kamu ga takut kalau rahasia kamu kebongkar sama aku” tanggap aku dengan nada nakal. “hahaha kamu ini lucu banget sih, udah sekarang kita serius ya. Ndra, aku suka sama kamu dari kita SMP kamu mau ga jadi pacar aku? Kamu mau ga?” Tanya dimas dengan nada mengharap. Aku tak tahu harus berkata apa aku benar-benar kaget “kenapa harus aku Dim? Kamu kan ganteng pujaan semua cewek lagi disekolah. Kenapa ga sama Alya? Dia kan cantik popular lagi sama kaya kamu” tanyaku dengan nada gugup. “karena aku cuma sayangnya sama kamu, kamu tau ga? Aku tuh pengen ngomong ini dari dulu dari kita masih kelas 2 SMP tp kamu udah pacaran sama si Aldo itu. Hati aku sakit banget ndra waktu itu. Kamu tau ga kenapa aku pengen sekolah di SMAN yang sama kaya kamu, itu karena aku pengen selalu deket kamu aku pengen selalu jagain kamu dan aku juga udh ngerencanain ini dari waktu kita perpisahan SMP aku pengen ngomong ke kamu pas hari ulangtahun kamu” jelas Dimas sambil menggenggam tanganku erat seakan akulah satu-satunya wanita didunia ini. “apa? Sumpah dim aku ga nyangka ternyata kamu nyimpen perasaan ini ke aku. Aku seneng banget dengernya. Aku terima kamu kok jadi pacar aku tapi satu hal yang perlu kamu tau jangan pernah nyakitin aku ya” jawab aku dengan wajah tersipu malu. Dan akhirnya hari itu aku jadian sama Dimas. Hari ulangtahunku ini menjadi sangan spesial aku senang banget. “Dim, pulang yuk! Aku mau ngirim cerpen nih buat di lombain” pintaku pada dimas. “cie penulis haha ayo deh apa sih yang enggak buat kamu”. Sepulang dari redaksi majalah aku langsung menelepon Dito dan Tita, mereka kaget sekali dan mereka juga senang mendengar kabar itu. Aku berharap esok hari menjadi hari yang terbaik dalam hidupku dan aku juga berharap kalau cerpenku itu bisa menang dan aku bisa menjadi penulis cerpen remaja terkenal. Esok harinya aku pergi ke sekolah bersama Dimas. Semua orang sangat kaget dan tak menyangka aku bisa jadian sama dimas hahaha aku sih senaaaang banget tapi Alya ga pernah senang dengan hubunganku. Alya itu bapaknya adalah editor di majalah Be Yourself aku pun langsung menyamparinya dan bertanya kapan pengumuman Lomba Cerpen Remaja diumumkan. “emang lo ngirim ndra?” Tanya Alya. “iya aku ngirim Al, kasih tau aku ya kapan pengumumannya aku ga sabar nih”. “oh, oke deh sip pasti nanti gue kasih tau” jawab Alya. “oh jadi si andra itu ngirim cerpennya toh, ah isengin ah lagi siapa suruh ngerebut Dimas dari gue, biar rasain lo! Makanya jangan sok cantik! Hahaha ” kata alya dalam hatinya. Sudah tiga hari aku menunggu pengumuman itu sungguh aku sangat tidak sabar. Akhirnya aku putuskan untuk mendatangi kantor majalah Be Yourself aku minta ditemani dimas. Sesampainya disana aku langsung menemui bapak Editor bapaknya Alya. “pak, saya mau tanya pengumuman lomba cerpen remaja kapan diumumkan?”. “namamu siapa?”. “nama saya Diandra pak, tiga hari yang lalu saya menirim cerpen saya ”. “apa nama cerpenmu?”. “senyuman kecil, kapan pak diumumkan?”. “pengumumannya sudah diumumkan kemarin. Mungkin kamu tidak menang”.”oh begitu, makasih ya Pak. Saya permisi dulu” aku pergi meninggalkan kantor itu dengan hati hancur berkeping-keping. Aku cerita dengan dimas dan ia berkata “yaudah ndra, kamu jangan gampang nyerah gitu dong. Perjalanan hidup kamu masih panjang. Aku bakalan selalu support kamu kok, kalo kamu perlu bantuan bilang aku aja dengan senang hati pasti aku bantu sebisa aku.” Aku senang sekali dimas menyupportku, aku sayang sekali dengannya. Aku tambah tak ingin kehilangannya. Sudah empat bulan hubunganku berjalan dengan dimas dan sudah 15 kali aku mengirim cerpenku dengan judul yang berbeda ke redaksi majalah yang berbeda juga. Tetapi sampai sekarang aku belum menerima telepon dari redaksi majalah itu kalau cerpenku diterima dan masuk majalah. Namun aku tidak pernah menyerah, justru ini malah makin membuatku terus berkarya. Seiring berjalanannya waktu, dimas berubah 180 derajat dari awal kami jadian. Dia sudah tidak pernah memberi perhatian kepadaku dan juga ia sudah jarang berkomunikasi denganku. Aku bingung sekali apa yang telah terjadi padanya. Tetapi aku selalu percaya dan berfikir positif padanya. Saat disekolah ia menatap ku seperti musuh, aku tak tahu mengapa ia jadi begini. Belakangan ini aku mendengar gossip kalau Alya sering jalan bareng Dimas, aku tidak pernah percaya akan hal itu karena aku selalu percaya dia. Setiap malam aku menelponnya tetapi jawaban ini yang selalu aku dengar “apa sih sayang? Udahlah kamu percaya aja sama aku, aku ga selingkuh kok sama Alya. Waktu itu memang aku jalan berdua sama dia, tapi itu semua kebetulan. Udah percaya aja sama aku, aku sayang banget sama kamu. Aku tidur dulu ya capek. Kamu juga tidur ya, byeeee. Oh iya kayanya besok aku ga bisa jemput kamu deh soalnya aku harus berangkat pagi banget buat ngurusin OSIS sama Mading.” Benar-benar berubah, apa secepat ini ia bosan denganku apa harus secepat ini aku kehilangan dia. Aku benar-benar membutuhkan supportnya. Aku capek menunggu cerpenku yang tiada kabarnya. Sudahlah aku percaya saja sama dia, aku mau istirahat dulu. Baru saja sebentar aku tertidur, telepon berbunyi. “halo” jawab aku dengan nada malas. “Ndra, ini gue Dito. Besok bareng gue aja ya berangkatnya, sekalian gue mau ngomong penting sama lo. Besok gue jemput jam 7 ya. Oh iya maaf kalo udah ganggu tidur lo”. “ah elu Dit, oke deh gue tunggu, iya gapapa kok. Gue tidur lagi ya, bye”. Telepon langsung kututp dan aku meneruskan tidur nyenyakku. “ANDRA! Andra!” teriak seseorang dari luar rumahku. Saat kubuka pintu ternyata Dito sudah dating, akhirnya aku pamit dengan kedua orangtuaku dan berangkat dengan Dito dengan mobilnya itu. “hmm lo mau ngomong apa sih”. “jadi gini ndra, hmm tapi lo jangan sedih ya. Waktu itu gue ngeliat Dimas lagi jalan sama Alya di mall. Mereka mesra banget dan yang bikin gue kaget, gue ngeliat Alya nyium pipinya Dimas.” “maksud lo apa sih Dit? Lo mau bikin hubungan gue sama Dimas hancur? Udah deh gue ga mood berangkat sama lo. Gue mau turun di halte depan.” “ndra, gue bilang ini karena gue sayang elu karena kita temen ndra. Gue Cuma ga mau lo sakit hati gara-gara dimas. Please percaya gue, gue ga mungkin bohong.” “ah udah deh, lo turunin gue ga atau engga gue buka pintu trus gue loncat.” “oke oke, gue turunin lo, tp kalo ada apa-apa sama lo. Jangan salahin gue! Gue udah nyoba bilang yang sebenernya sama lo.” Dengan wajah kesal aku turun dari mobil Dito dan menunggu angkutan umum. Sungguh aku sangat tidak percaya, teman yang aku sayangi bisa membuat fitnah seperti itu. Hati ku sangat hancur, mataku tak sanggup menahan air mata yang ingin bercucuran ini. Aku tidak tahan dengan perubahan dimas. Dan akhirnya saat di hari hubungan kita lima bulan aku bertanya dengannya. “Dim, kamu kenapa sih? Kamu udah ga sayang sama aku? Kamu udah bosen sama aku? Udah jujur aja.” Kataku sambil menahan air mata yang ingin jatuh. “oke, gue jujur sebenernya gue udah bosen sama lo. Gue udah ga sayang sama lo. Lo udah ga penting buat gue. Kita putus” jawab dimas dengan nada emosi. Tanpa berkata apa-apa aku berlari sekencang-kencangnya dengan wajah penuh air mata. Aku tertabrak Dito dan ia nampak sangat bingung mengapa aku menangis. Dito langsung memelukku dengan hangat dan ia berkata “bener kan apa kata gue? Yaudah sekarang kita pergi dari sini ya. Lo harus nenangin diri lo. Gue anter ya.” Dito bener! Aku nyeseeeeeel banget ga percaya sama dia. Kalau aja waktu itu aku percaya sama dia mungkin aku ga bakal sesakit ini. Dito mengajakku ke suatu tempat yang sangat nyaman. Disana aku teriak sekencang-kencangnya menangis menjerit sekuat-kuatnya dengan sandaran Dito yang begitu hangat membuat aku tak ingin lepas. Malampun tiba, aku pulang diantar Dito. “makasih ya Dit. Kalo aja gue ga ketemu elo pasti gue udah mati kali.” Kataku dengan nada pasrah. “asal lo tau ndra. Sebenernya tadi itu gue ngikutin elo. Gue udah punya firasat buruk makanya gue ngikutin elo ” jawab dito. Aku sangat berterima kasih dengannya dan ia pun pulang kerumah. Aku terus menangis dikamar. Dua hari berturut-turut aku tidak menulis cerpen. Otakku sangat mentok. Aku tidak bisa berfikir. Air mataku berasa sangat kering dan ingin berganti menjadi darah akibat sering menangis. Mataku sangat bengkak. Perutku lapar tetapi aku tak nafsu untuk makan. Aku tahu aku sangat bodoh melakukan ini untuknya. Mulai hari ini aku membuang semua kenangan manisku dengannya. Aku lupakan semua janji-janji manisnya, aku mulai lembaran baru dalam hidupku. Aku berniat untuk refreshing ke toko buku sendirian. Aku membeli banyak bacaan seperti novel, komik, majalah, dll untuk mengisi liburanku yang hampa ini. Keluargaku pergi ke malang namun aku menolak untuk ikut dengan alasan ingin menulis cerpen dirumah. Alanglah senangnya mereka mengerti dan paham maksudku. Sesampainya dirumah, dito meneleponku dania berkata ia ingin main kerumah ku. Dengan senang hati aku menjawab iya. Selagi menunggu Dito, aku membaca novel yang telah kubeli. Ditto pun datang, aku bosan membaca novel lalu aku membaca majalah Be Yourself. “masih aja ndra baca majalah itu” kata ditto. “abis majalah ini bagus sih. Bukan berarti gue kesel sama alya trus gue ga boleh beli majalah ini dong” jawab aku sambil tertawa dan kami pun tertawa bersama-sama. Saat melihat rubrik cerpen aku membaca cerpen “senyuam kecil” aku langsung kaget bukan main dan aku berkata pada dito “Dit, ini cerpen gue. Sumpah ini cerpen gue. Gue punya copyannya di flash disk gue. Lo pernah baca kan cerpen gue yang ini. Waktu itu lo sama Tita yang baca sebelum tita pergi ke Aussie.” Kataku sambil menunjuk-nunjuk cerpen itu. “iya iya gue inget!!!! Mungkin aja lo menang kali.”. “kalo gue menang pasti gue udah ditelpon. Wah ada yang ngga bener nih. DITTTT liaaaaaaat penulisnya bukan nama gue tapi ALYA PUTRI INDAH” seruku dengan wajah kaget. “yaampun berarti si Alya udah ngaku-ngaku ini cerpen dia ndra. Lo harus berbuat sesuatu. Lo harus datengin majalah itu” saran ditto. “percuma to, ayahnya alya itu yang punya majalah ini jadi ya kemungkinan kecil banget dia bakal percaya sama gue.” Aku pun merenung aku bingung harus melakukkan apa. Tiba-tiba handphone ku bergetar ada sms! Yang bertulis “Lo liat kan ndra, siapa yang menang sekarang? HAHAHA gue selalu menang ndra gue ga pernah kalah, alya gitu. Gue selalu dapetin semua yang gue mau. Sekarang gue udah jadian sama Dimas, rasain tuh penderitaan gue. Oh iyaaa mendingan lo beli majalah gue deh trus lo liat tuh cerpen baru gue SENYUMAN KECIL. Bagus banget ya cerpen gue hahaha rasain tuh!!!!” aku langsung kaget aku ingin menangis, apakah aku karma? Tetapi karena apa, aku tak pernah melakukuan hal ini pada siapapun. Ditto pun membaca sms itu dan ia berkata kalau aku harus ke redaksi majalah itu dan mengatakan yang sejujurnya. “lo gila apa? Udahlah dit, gapapa. Gue ngalah aja, gue juga masih bisa kok ngirim cerpen gue ke majalah lain” kataku dengan nada agak sedikit naik. “kok lo berubah ndra? Mana andra yang gue kenal dulu, mana andra yang ga pernah nyerah. Lo tuh payah ndra baru segitu aja tingkat kesabaran lo? Tuhan tuh sekarang lagi nguji elo ndra segimana besarnya keberanian lo ngebela kebenaran. Sumpah gue kaya ga kenal elo, lo payaaaaaah! Atau jangan-jangan lo bukan andra sahabat gue yang gue kenal lagi. Sadar woy ndra sadar, hidup emang keras tapi lo ga boleh nyerah. Lo biarin mata lo bengakak Cuma buat cowok brengsek kaya DIMAS. Lo relain lo ga ikut ke malang Cuma gara-gara DIMAS dan sekarang lo relain mimpi lo jadi penulisterkenal gara-gara ALYA. Yaaampun mana kekuatan lo ndra. Lo inget ndra gue selalu bantuin elo karena gue sahabat elo.” Kata ditto dengan nada tinggi. “lo bener dit. Mental gue mental tempe. Gue ga boleh nyerah gitu aja. Gue bakal buktiin kalo gue bisa. Emang mereka fikir gue cewek bego yang bisa dicampakkin dan dibohongin gitu aja. Gue bakal bilang yang sebenernya. Ayo dit kita pergi gue bakal ngomong sama si bapaknya alya itu biar dia tau kalo anaknya udah nyuri karya oranglain” jawab aku dengan nada semangat. “nah gitu dong, itu baru temen gue. Gue bangga sama lo. Ayo gue antar lo”tanggap ditto dengan wajah sangat senang. Aku dan dimas pun pergi ke kantor redaksi majalah Be Yourself. Aku langsung bertemu dengan bapak edoitor majalah itu dan aku berkata “pak, saya diandra. Bapak masih inget saya? Saya yang waktu itu menanyakan kapan pengumuman lomba cerpen diumumkan” kataku dengan sungguh berani. Ditto melihat keberanianku dan ia sangat kagum. Ia menemaniku menemui bapak itu. “oh kamu nak. Ada apa?”. “saya mau bilang kalau cerpen di edisi majalah kali ini adalah cerpen saya bukan cerpen anak bapak yaitu alya putrid indah saya bisa jaa…..”. “itu semua bohong, Pah. Aku yang ngarang itu Pah. Papa harus percaya sama aku.” Kata alya dengan seenaknya mempotong kataku. Ia datang dengan Dimas, ini semakin membuat hatiku hancur. “aduh papa ga tau yang mana yang benar. Papa pusing” jawab ayah alya. “saya bisa buktiin kok, Pak kalau itu memang karya saya. Saya punya copyan cerpen itu. Saya bawa flashdisk saya, kalau bapak mau lihat bisa saya tunjukkan” belaku dengan berani. “boleh, saya mau lihat” jawab ayah alya. Dimas hanya diam, ia menatapku aku membuang muka karena aku sangat kesal dengannya. Ditto pun membantuku memasang flashdisk itu. “ini pak. Bapak bisa lihat” kataku. “ah pah, itu kan bisa jadi dia ngetik dari majalah pah.” Kata alya dengan nada sangat meremehkan aku. “al, lo bisa liat al itu ada tanggalnya tanggal dimana perlombaan dimulai. Tanggal 19 Juli tanggal gue ulangtahun tanggal gue jadian sama Dimas” belaku dengan nada sangat berani. Ayah alya percaya denganku. Alya tak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya diam dan ia mengajak dimas pergi namun dimas tak mau. Alya pun dibawa pulang oleh ayahnya. Aku sangat lega bisa bicara ini semua. Dimas mengajakku pergi keluar dan berbicara denganku. Awalnya aku menolak, namun ditto menyuruhku unutk ikut dengannya. Aku pun dibawa ke sebuah taman dan ia bekata “ndra, sumpah aku nyesel, kamu mau kan nerima aku lagi?”. “sorry ndra, gue emang ga bisa bohong kalo gue masih sayang sama lo. Tapi hati gue udah ketutup buat lo. Jadi please jangan deketin gue lagi. Gue ga suka.” Jawab aku. “please bdra kasih gue satu kesempatan lagi. Gue janji gue ga bakall ngulangin ini semua”. “sorry, gue ga bisa Dim. Lagian gue udah bisa ngelupain lo dan gue udah punya seseorang yang lebih buat gue ngersa nyaman aman dan dia selalu ada kalo gue butuhin dia”. “siapa ndra? Siapaaaaa?”. “lo ga perlu tau. Itu ga penting. Sekali lagi sorry. Gue balik dulu ya. Bye.” Aku pergi meninggalkan dimas, aku tau bagaimana sakitnya hati dimas tapi aku juga ga bisa menerimanya kembali. Keesokkan harinya aku pergi jalan dengan ditto, aku menerima telepon dari sebuah penerbit novel dan ia menawarkanku untuk membuat novel yang akan diterbitkan olehnya dengan jangka waktu sebulan. Aku langsung menerima tawaran itu. Betapa bahagianya aku, langsung aku memeluk ditto dengan erat aku tak sadar jika memeluknya. Tetapi aku juga tak sadar kalau aku sayang dengannya. Ia selalu menemaniku membuat novel. Hingga akhirnya novelku jadi dengan waktu dua minggu. Sungguh cepat, tanpa lama-lama aku langsung menuju kantor penerbit LifeSyle dan ia sangat suka dengan novelku. Katanya novelku akan diterbitkan dua minggu lagi. Aku meminta untuk penerbit LifeStyle mencantumkan nama Dito sebagai penyupportku dan mereka menyutujui itu. Dua minggu kemudian, novelku terbit. Rupanya novelku sangat laris dan aku diminta untuk diwawancarai sebuah majalah terkenal. “Mbak andra, apa benar novel ini kisah nyata mbak?” Tanya wartawan itu. “kebetulan memang benar mas kalau cerita nove itu memang kisah nyata saya” setalah lama berbincang-bincang aku disuruh unutk memeberikan sebuah pesan. “Jadi teman-teman kalau kalian ingin menjadi sesuatu. Kalian haru terus berusaha! Jangan pernah menyerah. Kegagalan memang sering terjadi namun jadikanlah kegagaln itu motivasi untuk menjadi lebih baik. Pasrah adalah tindakan yang sangat bodoh jadi teruslah bermimpi dan wujudkanlah mimpimu” selesai wawancara aku ingin berbicara dan berterimakasih kepada ditto lalu aku mendatangi rumahnya. “dit, makasih banyak ya lo udah mau bantu gue. Lo selalu ada disamping gue.” “iya ndra sama-sama.” “lo mau gue ngelakuin apa dit buat utang budi sama lo?” Tanya ku. “gue cuma pengen satu ndra. Gue pengen lo nerima cinta gue, gue sayang sama lo” jawab ditto. “gue mau kok asal ada syaratnya” “apa ndra?” “lo harus selalu ada disamping gue, lo harus nemenin gue kemana-mana dan yang paling penting lo ga boleh nyakitin gue” jawab aku dengan wajah tersipu malu. “pasti ndra, pasti gue bakal selalu jagain lo.” Akhirnya aku bisa menemukan cowok yang sayang denganku apa adanya. Alya? Hahaha ia dihukum oleh ayahnya ia ga boleh makai mobil setahun dan uang sakunya juga dipotong. Dimas? Hahaha ia selalu ditolak setiap nembak cewek rasain tuh! Hahaha belajarlah dar pengalaman. Jangan pernah menyerah dan teruslah bermimpi!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar