Rabu, 26 Januari 2011

Aku dan Dia by Ghita Aghesi Putri

Hari baru di Jakarta

Balik ke Jakarta setelah lama tinggal di New york membuat
Mischa Renata yang masih berumur 16 tahun dan memiliki satu kakak laki-laki dan adik perempuan ini merasa prihatin sekali. Bukannya ia lebih memilih tinggal di negari orang dan mencemooh negaranya sendiri yang makin hari makin jorok, banyak polusi, dan tingkat kriminalnya sangat tinggi, tapi ia berharap pemandangan yang ia temui pertama kali bukanlah banjir. Dan ia tahu, bencana alam seperti ini adalah perbuatan dari orang yang tidak menghargai lingkungan tempat tinggalnya sebagaimana mestinya.

Pada saat kembali ke Jakarta bukan berarti ia tidak beradaptasi lingkungannya lagi. Ia harus tetap mencoba beradaptasi kembali dengan lingkungannya, teman-teman, dan kondisi tempat ia sekarang. Dibandingkan tempatnya yang dulu memang berbeda sekali dari yang sekarang, bahkan berbeda jauh.

Ibu Mischa menghampiri Mischa yang sedang mengeluarkan barang-barangnya dalam kardus.
“Mischa, hari ini kamu sudah siap-siap untuk persiapan masuk besok?”Ibu Mischa bertanya.
“iya,ma. Udah, ko”Mischa menjawab.
“yaudah, sekarang udah malem, Mischa. Kamu tidur aja, ntar, ini biar bibi yang beresin”
“yauda, Mischa tidur dulu yah”

Mischa pun masuk ke kamar sambil melentangkan badannya di tempat tidur dan memikirkan apa yang terjadi esok nanti.
“hhm, gimana ya besok. Kok gue jadi deg-deg kan kayak gini ya.”mischa khawatir.

Waktu menunjukkan pukul 21.30 malam. Mischa pun akhirnya tertidur dengan perasaan khawatir apa yang akan terjadi besok nanti.

Krriingg,,,krringg,,,,
“adohh,berisik amet sih.gue kan ngantuk tau!!”mischa mengomel.
Tib-tiba pintu terbuka dan …
“mischa,ayo bangun !. bangun donk. Tau gak sih sekarang jam berapa,mischa?”
Adam berkata.
“emang,, jam berapa sih kak!” .
“jam tujuuh,mischa!!” .
“apaah,,???. Kok kaka dam ga bilang dari tadi seh.akgh”. mischa langsung terbangun dan bergegas menuju kamar mandi.





Setelah itu Mischa mengambil sepatu di rak sepatu miliknya.
“aduhh, sial banget gue hari ini. Ini kan pertama kali gue masuk sekolah masa udah telat. Ikh,,”mischa mengomel sambil memakai sepatunya.
“mischa, ayo, buruan nak !. pak sopir udah nunguin kamu tuh. Ntar, tambah kesiangan lagi.”mama mischa berkata.
“iya,mah. Mischa berangkat yah. Papa Mischa berangkat loh . dah, mama, papa!.”mischa berteriak.

Sesampainya, Mischa di sekolah .
Mischa mencari nama nya di sebuah lembaran kertas yang terpajang di papan pengumuman untuk mencari kelasnya .

Teng..teng..tengg
Bel masuk sekolah pun berbunyi.
Saat dimana Mischa harus bertemu dengan teman-teman baru dan guru-guru baru.
Mischa berjalan untuk mencari dimana letak kelasnya tersebut sambil membawa buku-buku di pelukannya.

Bruuukk,,
Buku yang di bawa Mischa berceceran di lantai.
“aduhh,.”kata seorang laki-laki yang menabraknya
“akh. Kalo jalan liat-liat donk!.” Mischa mengeluh.
Namun laki-laki itu berdiri dan menatap
“lo tuh yang jalan gak liat-liat!”.
“yeh, yang ada lo tuh yang nggak liat-liat”
“lo tuh!.”
“elo?”
“sekalinya gue bilang elo, ya, elo!!”
“enak ajah. Lo tuh yang jalan nggak liat-liat”
“bodo!. Pokoknya elo!”

Tiba-tiba Mischa terdiam dan menyadari kalau dia sudah telat.
Dia langsung berlari dan mencari kelas itu.
Mischa telah menemukan kelasnya dan memasuki kelas tersebut
“permisi,,”Mischa berkata.
“ohh,kamu murid pindahan yah!. Ayo, silahkan masuk dan perkenalkan diri kamu,”wali kelas itu menjawab.Mischa pun memasuki kelas tersebut. Anak-anak di kelasnya langsung saling berbisik-bisik. Entah apa yang mereka katakan itu membuat perasaan Mischa menjadi cemas.
“hhm,, nama saya Mischa Renata Kenesya . Saya murid pindahan dari Cambrige Senior High School, New York. Saya Tinggal di Bintaro Lakeside. Saya adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Demikian perkenalan saya tadi. Terima kasih.”Mischa menyelesaikan perkenalannya


Mischa pun langsung di persilahkan duduk oleh wali kelas tersebut. Mischa duduk dengan perasaan tak nyaman karena ia belum mengenal siapa-siapa di kelasnya tersebut.

Seorang laki-laki datang sambil membawa sebuah buku tebal yang di bawa dalam pelukannya. Mischa menyadari bahwa laki-laki itu dalah orang yang menabraknya tadi. Tapi Mischa tidak terlalu mempedulikannya..
“maaf ,bu saya terlambat lagi” Kevin berkata sambil menggarukan kepalanya.
“Kevin!. Kamu itu terlambat terus. Kapan kamu ngak terlambat?”
“Maaf,deh bu. Saya janji nggak bakal ngulangin lagi. Beneran deh bu!”
“Sekali lagi kamu mgulangin lagi. Ibu panggil orang tua kamu!!. Mengerti Kevin Andrea”bu guru membentak.
“Iya,bu!. Janji”.

Guru tersebut mempersilahkan Kevin duduk di sebelah Mischa.
Mischa langsung sebal melihat dia yang ternyata adalah teman sebangkunya.
Kevin melirik, siapa yang ada di sebelahnya dan ternyata,
“eh,lo lagi, lo lagi!”
“heh, lo pikir gue gak sebel ngeliat muka lo mulu!”
“dih, sama!. Ogah gue”
“yei. Lo ngapain sih duduk di sini!.”
“enak, aja justru gue tuh yang mestinya nanya ke lo?. Ngapain lo duduk di bangku gue.”
“gue di suruh sama gurunya tao!!!.”
“adohh, ini cewek bawel amat yah?!.”
“elo tuh yang bawel orang lo yang mulai ngoceh duluan!.”

“eh,eh kalian ini baru dateng aja sudah ribut. Kamu juga nih, Kevin!. Ngalah dikit kenapa sih sama cewek!!.” Bu guru pun memotong pembicaraan mereka.

Kevin yang pada saat itu hanya bisa mengganggukan kepala saja di saat ia di nasehatkan.

Bel istirahat pun tiba, Mischa bingung mesti kemana karena dia masih belum kenal dengan teman-teman yang lain. Kecuali, yang bernama Kevin Andrea.

“hai, Mischa!. Kenalin gue Nanda”
“hai,juga”
“hhm,kok lo udah kenal sama Kevin sih?. Dia kan cowok Super Special di sekolah ini”
“hah,dia?. Di bilang kayak gitu??. Gak salah?”
“Beneran!. Masih gak percaya?. Dia itu anak basket ditambah dia ketua Osis pula.”
“ikh,orang kayak dia jadi ketua Osis. Idih Amit gue”
“hahaha. Santai,neng!. Yaudah mau ikut gue ke Kantin?”
“wuah, boleh banget”






Disaat Mischa keluar dari kelas, lagi-lagi Kevin menabraknya.
“aduhh, lo lagi, lo lagi. Kenapa sih lo nabrak gue mulu?”
“eh, cerewet yang ada juga lo yang nabrak gue!.”
“heh. Lo tuh yang nabrak gue makanya mata jangan taro di lutut!.”
“lo tuh yang taro di lutut”
Nanda segera memotong pembicaraan mereka.
“aduh,, udah donk, udah. Malu di liatin orang, mischa”
“ikh. Awas, aja lo ya,vin” Mischa mengancam Kevin
“idih, bodo amat”

Sesampainya, di Kantin
Suasana yang ramai dengan murid-murid yang ingin membeli makanan.
Kevin yang datang bersama teman se-gang nya itu, melihat perempuan bernama Dara Amelia,Yaitu perempuan yang terobsesi kepadanya. Sampai-sampai Kevin malas dekat-dekat dengannya. Kevin langsung menghampiri Mischa yang sedang duduk dengan temanya untuk memancing emosi Dara.

“eh, Mischa. Soal tadi, maaf, banget ya. Gue tadi bener-bener gak sengaja kok”
“idih, apaan sih lo. Tadi aja ngomel-ngomelin gue sekarang malah baik-baikin gue. Aneh lo?”
“akh, masa sih gue kayak gitu. Perasaan enggak deh.”
“eh, apain sih lo?”

Lalu , Kevin berbisik kepada Mischa sambil memegang pundak Mischa.
“ssst, gue lagi manas-manasin temen gue. Please bantuin gue. Gue gak bakal ngomel-ngomel lagi deh sama lo. I’m promise.”

Mischa akhirnya mengerti mengapa Kevin seperti itu kepadanya dan ia mengikuti apa yang di katakana Kevin.

Di sisi lain kelompok Dara yang dari tadi memperhatikan tingkah laku Kevin dengan Mischa amat lah kesal. Apalagi Dara yang mengganggap Kevin adalah gebetannya yang tak pernah boleh di rebut oleh siapapun.

“eh, Dara, anak pindahan itu kok bisa deket sama Kevin?”
“Gila ya ini cewek!. Belom tau gue apah, main ngerebut gebetan orang”
“udah, labrak aja tuh anak pindahan. Nyolot banget sih tingkahnya”
“Tapi tenang aja ini belom seberapa yang penting Kevin gak suka kan sama itu cewe dan lagi pula dia kan anak baru. Nggak mungkin Kevin bisa suka sama anak baru itu . ”
“iya,sih tapi yasudah lah, terserah lo aja”





Bel masuk kelas berbunyi.
Mischa serta temannya, Nanda segera berjalan menuju kelas mereka.
Dan mengikuti pelajaran selanjutnya.
Mischa yang duduk sebangku dengan Kevin, merasa tidak nyaman, karena sejak Kevin dekat-dekat nya, ia merasa terus di awasi oleh seseorang yang waktu itu sempat di pancing emosinya oleh Kevin. Ia jadi tidak merasa nyaman sekali.
Nanda melihat Mischa sendirian. Nanda pun menghampirinya.
“eh, Mischa lo kenapa?. Kok bengong gitu sih!
“Nggak, Nggak apa-apa kok”
“beneran?”
“iya, Beneran”
“ohh, iya gila yah si Kevin bisa kayak gitu sama lo. Ikh… Pengen deh. Belum ada tuh cewek yang didekettin sama dia kecuali lo. Padahal lo masih anak baru. Tapi, Aduh, dia itu bisik-bisik ke lo gitu”
“idih, apaan sih lebay beneer lo?”
“aduh, Mischa. Lo itu nggak bisa ngeliat cowo cakep apa?”
“hah, Kevin di bilang cakep. Gila lo. Udah, akh, gue mau baca. Lagian yang punya tempat duduk udah dateng”

Nanda kembali ke tempat duduknya.
Kevin datang dan duduk di bangkunya.
Sekaligus menyapa Mischa.
“Mischa, thanks yah. Tadi lo udah mau nolongin gue”
“iya, sama-sama.”
“hhm, By the way lo lagi ngapain?”
“menurut lo gue lagi apa?
“baca!”
“nah, itu tau!”
“yaampun, mba. Galak amet”
“makanya, lo diem.”

Kevin langsung diam dan tetap mengarahkan pandangannya pada Mischa, yang sedang serius membaca. Mischa meyelesaikan membaca buku itu dan ia ingin meminjam sebuah pembatas buku. Pada saat ia memalingkan kepalanya dan ingin meminjam pembatas buku itu dan berkata ,
“Kevin gue,,.” Mischa langsung terdiam, karena pada saat ia menatap nya Kevin juga menatapnya lebih dulu sambil tersenyum..
“heh. Ngapain lo ngeliatin gue sambil senyum-senyum gitu?”
“sapa yang ngeliatin lo coba?!”
“alah. Jangan boong, emang tadi gue gak liat apa?”
“emang, iya gue gak ngeliatin lo kok. Makanya, jadi cewek jangan kepedean”
“lo tuh yang gak mau ngaku”
“dasar bawel”
“yei,, tukang nabrak”



Dara yang dari tadi mengawasi Kevin dengan Mischa hanya bisa berkesal hati
Melihat Mischa dekat dengan Kevin. I a merasa iri melihat itu.

Di samping itu, Mischa sudah mengetahui kalau perempuan yang tidak dia kenal itu dari tadi memperhatikannya. Mischa tetap menghiraukannya.

Bel pulang sekolah pun tiba
Mischa segera pulang cepat-cepat karena ia ingin menyelesaikan tugasnya.

Seminggu kemudian
Malam harinya
Kevin merenungkan diri di pinggir kolam renang miliknya sambil menatapi langit.
Kevin bingung apa yang telah terjadi dengannya. Kenapa ia terus menatapi Mischa yang hanya seorang anak baru di kelasnya dan kenapa setiap ia dekat dengannya perasaan lain itu muncul dalam benaknya. Apa ia menyukai Mischa?. Ternyata tanpa berfikir panjang
Ia akan berusaha untuk mendekati Mischa .

Esoknya,ia menghampiri Mischa di kelas yang sedang asyik membaca seperti biasa.
“Hai, Mischa!.”
“Hai!. Juga”
“serius amat bacanya”
“ya, iya donk”
“hahahaha. Kocak lo?”
“kocak apaan?”
“Habis katany lagi serius tapi malah jawab pertanyaan gue.hahaha”
“eh, iyah. Ugh,, Kevin resek banget nih”
“yei, lo tuh yang resek!”
“enak aja”
“udah,udah gue capek.hehehe.
Oh, iya lo uda punya pacar?”
“ada angina apa lo nanya kayak gitu”
“kagak isenk aja”
“hhm,, belom. Mank kenapa?”
“nggak nanya aja.”
“oh,iya. Lo itu ketua tim basket ya?”
“iya. Itu impian gue dari kecil. Dari dulu gue pengen banget jadi ketua dalam Tim basket.”
“oh,gitu”






Berhari-hari Kevin melakukan pendekatan dengan Mischa, Mischa terlihat memberi kesempatan kepada Kevin. Namun, masalah tiba. Dara datang dan menghampiri Mischa yang sedang bersama Nanda.
“heh, anak baru!. Ngapain sih lo deket-deket sama gebetan gue?”
“siapa juga yang deket-deket sama gebetan lo?”
“ya, lo lah. Kan gue ngomong nya sama lo!”
“maksud lo? Apa sih dateng-dateng uda cari ribut ajas ama orang. Lo ituh tau malu donk!”
“heh, jangan kurang ajar ya lo sama gue. Baru anak baru aja uda nyolot lo?”
“suka-suka gue donk. Lo pikir lo itu siapa.?. Lo tuh yang kurang ajar?”

Teng..Teng.Teng
Bel pulang sekolah berbunyi.
Dara segera mengakhiri pertengkaran itu.
“eh, awas aja lo kalo lo sampe deket-deket sama dia. Gue bakal terus ganggu lo dan satu lagi, kebetulan bokap gue adalah kepala sekolah di sekolah ini, jadi gue bakal nyuruh bokap gue buat mecat Kevin sebagai Ketua Tim Basket. Cam, kan kata gue itu, Mischa”
Dara berkata.

Nanda berusaha menenang kan perasaan Mischa.
“Mischa, udah ya. Dara itu emang begitu.”
“tapi salah gue apa sih?”
“dia itu suka sama Kevin. Tapi Kevin suka sama lo, Mischa”
“iyah, gue tau. Jujur, nda. Entah kenapa gue jadi punya feeling sama Kevin. Gue itu jadi saying banget sama dia”
“Yaampun, mischa. Sampe segitunya”
“gue gak ngerti gimana. Gue takut buat ngejauh dari dia”
“Udahlah,yang sabar yah”


Esoknya, tiba .
Seharian Mischa terus menjauh dari Kevin. Teus, terus dan terus.
Kevin merasa aneh dengan ini semua. Akhirnya, pulang sekolah Kevin memutuskan untuk menemui Mischa.
“Mischa, lo itu kenapa sih sama gue?”
“nggak, kenapa-napa. Udah, gue mau pulang”
“Mischa tunggu. Jawab pertanyaan gue dulu?”
“gue enggak kenapa-napa,Kevin”
“Mischa jawab pertanyaan gue”Kevin berteriak.

Mischa hanya bisa menutupi telinganya, dan berkata
“gue mohon Kevin. Lo jangan pernah deket-deket gue lagi. Gue nggak mau lo ada di deket gue”
“tapi kenapa?”Kevin menjawab.
“Karena gue benci sama lo”Mischa berteriak dan pergi menggalkan Kevin

Kevin langsung terdiam dan menatapi Mischa yang berlari untuk pergi dari nya. Kevin merasa kesal, sedih karena itu. Ia merasa seperti di permainkan oleh Mischa.. Padahal yang sebenarnya terjadi bukanlah itu.

Hari-hari pun di lalui olehnya dengan bersama Nanda tanpa seorang Kevin yang biasanya bersamanya. Setelah kejadian itu Kevin tidak pernah dekat lagi dengan Mischa dan ia tak duduk sebangku lagi dengannya. Mischa sedih melihat Kevin benar-benar menjauh darinya. Tapi harus bagaimana lagi, Mischa tidak mau kehidupannya di ganggu oleh seorang perempuan yang terobsesi dengan Kevin, yaitu Dara dan Mischa melakukan ini semata-mata juga demi Kevin. Mischa tidak ingin gara-gara dia, ia di pecat atau malah di keluarkan dari Tim Basket. Mischa tidak ingin impian Kevin dari kecil itu hancur karena Kevin dekat dengannya.

Sebulan berlalu Kevin tetap belum menyadari apapun.
Kevin tetap bersikap benci pada Mischa. Kevin hari ini harus sudah bersiap-siap dalam pertandingan basketnya. Ia serta teman-temannya berkumpul di sebuah ruangan. Begitu juga dengan Mischa yang menjadi Cheerleaders untuk meberikan support kepada Tim Basket sekolahnya, berada di sebuah ruangan dekat dengan ruangan Tim Basket. Dara pun menghampirinya
“Hai, Mischa!”
“mau apa lagi lo disini?”
“enggak ada apa-apa?”
“gue cumin pengen bilang thanks, karena lo udah ngejauh dari Kevin dan Kevin benci sama lo.hahaha”
“udah, puas kan lo!. Sekarang, lo harus keluar dari ruangan ini. Karena gue udah muak sama lo.”
“okey, okey . sebelum lo ngusir gue, gue juga udah pengen keluar kok”
Dara pun keluar.


Pertandingan di mulai
Mischa hanya bisa melihat Kevin dengan tatapan kosong dan meneteskan air mata
Nanda yang saat itu berada di sampingnya hanya bisa menenangkan Mischa.

Kevin yang pada saaat itu ingin mengoper bola, tiba-tiba melihat Mischa yang meneteskan air matanya dalam rangkulan Nanda, disampingnya. Bola yang ingin Kevin di oper kepada teman satu Timnya pun di rebut oleh lawan. Sejak itu Kevin menjadi tak konsentrasi dengan pertandingannya. Disaat itu juga Nanda membawa Mischa ke ruang UKS, karena tiba-tiba Mischa sakit.








Bel pun berbunyi
Tanda bahwa babak pertama selesai. Kevin langsung keluar dari area lapangan dan mencari Mischa dan mengatakan bahwa ia harus pergi. Semuanya di serahkan kepada teman-temannya dalam pertandingan ini. Namun, pada saat Kevin berjalan melewati toilet, terdengarlah suara Dara yang berbicara dengan teman satu gang nya.
“hahhahaha. Gila gue seneng banget Mischa ngejauhin Kevin”
“ berarti lo masih punya kesempatan buat ngedapetin Kevin donk,ra”
“oh,tentu donk. Untung aja, kemaren gue ngancem dia. Sampai Kevin deket-deket dia lagi atau sebaliknya. Gue bakal nyuruh bokap gue buat keluarin Kevin dari jabatan impiannya itu”
“tapi, Dara kenapa dia mau nurutin kata-kata lo ya?”
“kalo setau gue. Mischa itu sayang sama Kevin jadi dia rela buat ngejauh dari Kevin supaya Kevin nggak di keluarin dari Tim Basket itu.”

Kevin terkaget mendengar apa yang di katakan Dara tadi.
Ia langsung pergi menuju ruang UKS untuk menjelaskan semuanya.
Namun, Kevin terlambat Mischa baru saja pergi dari UKS dan pulang ke rumah bersama Mischa yang mendampinginya. Tanpa pikir panjang Kevin berlari mengejar Mischa.

Mischa yang memasuki mobil dengan Nanda yang sebentar lagi ia akan pergi.
Kevin yang mengejarnya dan menggedor-gedor jendela mobil Mischa
“Mischa. Tolong dengerin gue dulu. Mischa, Mischa gue mohon. Gue pengen ngomong sama lo”sambil mengejar mobil Mischa.
Tapi Mischa yang pada saat itu berada di dekat jendela hanya bisa berkata.
“Pak, saya pengen secepatnya pulang”
Mobil Mischa pun pergi. Nanda menatap Mischa dengan penuh keheranan.
Namun, Kevin berhenti berlari dan berteriak mengatakan,
“Mischa, gue sayang sama lo.”

Tak disangka cuaca saat itu tidak mendukung. Petir menyambar dan hujan.
Kevin tak peduli kalau ia kehujanan. Ia hanya ingin menjelaskan semuanya. Tak peduli apa yang terjadi dengannya.

Mischa yang mendengar perkataan itu langsung menatap Nanda.
“udah, pergilah. Kejar dia. Mumpung dia belum pergi. Ayo,,”
“iyah” Mischa dengan tersenyum walau dia masih terlihat sakit.
Mischa pun keluar sambil membawa payung agar ia tak kehujanan.










Kevin pada saat itu memalingkan badannya dan hanya bisa termenung di jalan itu.
Mischa datang dan memayungkan Kevin yang sedang kehujanan. Kevin pun langsung tersadar dan memalingkan badan kembali.
“Mischa!.”
“ya”
“Maafin, gue selama ini. Gue sadar dan gue tau yang sebenarnya terjadi. Maafin, gue, gue tau gue yang salah”
Mischa memotong pembicaraan Kevin.“udahlah., itu nggak usah di bahas lagi. Gue udah maavin lo kok”
“Serius?”Kevin bertanya
“iya, serius”Mischa menjawab dengan tersenyum.

Kevin langsung memeluk Mischa. Tapi Mischa yang sedang sakit itu tiba-tiba pingsan dalam pelukannya.
“Mischa, Mischa, Mischa”Kevin berteriak.

Nanda yang menyadari apa yang terjadi lagsung menghampiri Mischa dan membawanya ke rumah sakit.

Sesampainya, di Rumah Sakit
Mischa yang terbaring di tempat tidur dengan keadaan tangan di infus.
Terbangun dan melihat Kevin yang tertidur di kursi sebelah tempat tidurnya.
Nanda yang pada saat itu sedang membuatkan sebuah minuman untuk Kevin dan Mischa.
Mischa hanya tersenyum melihat Kevin tertidur pulas untuk menemaninya.Kevin terbangun karena sebuah telepon genggam miliknya berbunyi. Kevin pun mengangkatnya.
“wooiii, kita menang,vin!”
“apa!. Kita menang. Serius lo?”
“iya. Gila deh pokoknya tadi. Seru abis pertandingannya. Kita ngalahin mereka dengan skor 22-14.”
“hahahaha. Selamat deh buat lo semua”.
Kevin mengakhiri pembicaraannya dan menghampiri Mischa.
“Mischa, sekolah kita menang loh?”
“oh,ya. Seneng deh”

Esoknya, Mischa di perbolehkan pulang oleh dokter. Mischa pun di jemput oleh orang tuanya. Mischa memperkenalkan Kevin dan Nanda kepada kedua orang tuanya.

Sore harinya, Menerima Kevin sebagai pacarnya.
Kevin sangat senang sekali. Kecuali, Dara yang pada saat itu hanya menangis mendengarnya.

Hari-hari meraka pun di jalani dengan penuh kebahagiaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar