Rabu, 23 Maret 2011

Persahabatan by Sayidina Emir Aqsana

Pagi hari saat aku terbangun tiba-tiba ada seseorang memanggil namaku. Aku melihat keluar. Ivan temanku sudah menunggu diluar rumah kakekku dia mengajakku untuk bermain bola basket.
Ivan: Ayo kita bermain basket ke lapangan.
Arief: Sekarang?
Ivan : Besok! Ya sekarang!
Arief: Sebentar aku cuci muka dulu. Tunggu ya!
Ivan : Iya tapi cepat ya.
katanya.setelah aku cuci muka, kami pun berangkat ke lapangan yang tidak begitu jauh dari rumah kakekku.
Arief: Wah dingin ya. .
Ivan: Cuma begini aja dingin payah kamu.
Arief: Ramai sekali pulang aja males nih kalau ramai.
Ivan: Dasarnya kamu aja males ngajak pulang!, Kita ikut main saja dengan orang-orang disini.
Arief: Males ah! Kamu aja sana aku tunggu disini nanti aku nyusul.
Ivan: Terserah kamu aja deh. .Arief! seseorang teriak memanggil namaku. Aku langsung mencari siapa yang memanggilku.

Tiba-tiba seorang gadis menghampiriku dengan tersenyum. Sepertinya aku mengenalnya. Setelah dia mendekat aku baru ingat.
Arief: Bella? , kami udah tidak pernah bertemu lagi sejak kami lulus 3 tahun lalu. Bukan hanya itu Bella juga pindah ke Bandung ikut orang tuanya yang bekerja disana.
Bella: Hai masih ingat aku nggak? .
Arief: Bella kan?
Bella: ia aku Bella teman lama kamu rief.
Setelah kami ngobrol tentang kabarnya aku pun memanggil Ivan.
Arief: Van! Sini. panggilku pada Ivan yang sedang asyik bermain basket.
Ivan: Apa lagi?
Arief: Ada yang datang.
Ivan: siapa?
Arief: Bella!

Akhirnya Ivan pun datang menghampiri aku dan Bella.Dengan heran ia melihat kearah kami. Ketika ia sampai dia heran melihat Bella yang tiba-tiba menyapanya.
Ivan: Bela? Ivan sedikit kaget karena melihat Bella .
Ivan: Kenapa kok tumben ke Jogja? Kangen ya sama aku?
Arief: Ye GR! Dia tu kesini mau ketemu aku.
Bella: Bukan aku kesini mau jenguk nenekku.
Ivan: Yah nggak kangen dong sama kita.
Bella: Ya kangen dong kalian kan sahabat ku. .

Akhinya Bella mengajak kami kerumah neneknya. Kami berdua langsung setuju dengan ajakan Bela. Ketika kami sampai di rumah Bela ada seorang anak laki-laki yang kira-kira masih berumur 4 tahun.
Arief: Bell, ini siapa?
Bella: Kamu lupa ya ini kan Dafa adikku.
Arief: Oh iya aku lupa! Sekarang udah besar ya.
Ivan: Dasar pikun!
Arief: Emangnya kamu inget tadi?
Ivan: Nggak sih!
Arief Ye sama aja!
Ivan Biarin aja!.
Bella: Udah-udah jangan pada ribut terus. Bella keluar dari rumah membawa minuman. Bella: Eh nanti sore kalian mau nganterin aku ke rumah temanku nggak?
Arief: Kalau aku jelas mau dong! Kalau Ivan tau!
Ivan: Ye kalau buat Bella aja langsung mau, tapi kalau aku yang ajak susah banget.
Maaf banget Bell, aku nggak bisa aku ada latihan nge-band.
Bella: Oh gitu ya! Ya udah rief nanti kamu kerumahku jam 4 sore ya!
Arief : Ok deh.

Saat saat yang ditunggu udah datang, setelah dandan biar bikin Bella terkesan dan pamit keorang tuaku aku langsung berangkat ke rumah nenek Bella. Sampai dirumah Bella aku mengetuk pintu dan mengucap salam ibu Bella pun keluar dan mempersilahkan aku masuk. Eh Arief sini masuk dulu! Bellanya baru siap-siap Iya tante! jawabku sambil masuk kedalam rumah. Ibu Bella tante Vivi memang sudah kenal padaku karena aku memang sering main kerumah Bella. Bella ini Arief udah dating. Iya ma bentar lagi, teriak Bella dari kamarnya. Setelah selesai siap-siap Bella keluar dari kamar, aku terpesona melihatnya. Udah siap ayo berangkat! ajaknya padaku.Setelah pamit untuk pergi aku dan Bella pun langsung berangkat. Dari tadi pandanganku tak pernah lepas dari Bella. Arief kenapa? Kok dari tadi ngeliatin aku terus ada yang aneh? tanyanya kepadaku. Eh nggak apa-apa kok! jawabku kaget.Kami pun sampai di tempat tujuan.

Kami naik ke lantai atas untuk mencari barang-barang yang diperlukan Bella. Setelah selesai mencari-cari barang yang diperlukan Bella kami pun memtuskan untuk langsung pulang kerumah. Sampai dirumah Bella aku disuruh mampir oleh tante Vivi. Ayo Arief mampir dulu pasti capek kan?. Ya tante. Setelah waktu kurasa sudah malam aku meminta ijin pulang. Sampai dirumah aku langsung masuk kekamar untuk ganti baju. Setelah aku ganti baju aku makan malam. Kemana aja tadi sama Bella? tanya ibuku padaku. Dari jalan-jalan! jawabku sambil melanjutkan makan. Selesai makan aku langsung menuju kekamar untuk tidur.

Tetapi aku terus memikirkan Bella. Kayanya aku suka deh sama Bella. Nggak! Nggak boleh aku masih kelas 3 SMP, aku masih harus belajar. Satu minggu berlalu, aku masih tetap kepikiran Bella terus. Akhirnya sore harinya Bella harus kembali ke Bandung lagi. Aku dan Ivan datang kerumah Bella. Akhirnya keluarga Bella siap untuk berangkat. Pada saat itu aku mengatakan kalau aku suka pada Bella.
Arief: Bella aku suka kamu! Kamu mau nggak kamu jadi pacarku kataku gugup.
Bella: Maaf rief aku nggak bisa kita masih kecil! Kita lebih baik Sahabatan kaya dulu lagi aja!
Aku memberinya hadiah kenang-kenangan untuknya sebuah kalung. Dan akhirnya Bella dan keluarganya berangkat ke Bandung. Walaupun sedikit kecewa aku tetap merasa beruntung memiliki sahabat seperti Bella.

Aku sempat berbicara kepada Ivan sesudah Bella pergi.
Arief: Van kaya nya aku suka sama bela deh.
Ivan: kenapa ko kamu bisa suka rief?
Arief: ya aku nggak tau, tiba tiba aja aku suka sama dia.
Ivan: menurutku Bella juga suka sama kamu rief. Tp aku juga ga tau si rief, mungkin aja dia udah punya pacar.
Arief: ia juga si van.
Ivan: coba aja dulu rief. Kan ga ada salah nya rief.
Arief: iasudah ku coba tadi tapi Bella mengajak ku untuk bersahabat saja. Tetapi kenapa ya aku terus memikirkan nya?
Ivan: mungkin kamu memang benar benar suka sama Bella rief.
Arief: ia kali ya.
Ivan: pun mengajak arief bermain basket

Saat mereka bermain basket mereka bertemu dengan teman mereka yang bernama Ano, ano ayo kita main basket, aku tidak bias bermain basket , aku bisanya main bola. Sini kita ajarin cara mainnya. Hari makin lama semakin sore. Arief,Ano dan Ivan pun pulang ke rumah masing masing. Arief mandi dan makan malam, sehabis makan malam Ivan memanggil Arief dan mengajak Arief menginap di rumah Ivan. Ivan pun bertanya kepada arief soal yg tadi sore.
Ivan: rief kamu masih mikirin si Bella?
Arief: ia tapi sedikit, kenapa ya pikiranku suka melintas wajah Bella?
Ivan: aku ga tau juga deh rief.
Arief: oh ya sudah deh.
Arief dan Ivan pun tidur karena hari sudah malam.

Keesokn harinya Ifan dan Arief, jalan jalan di dekat rumahnya untuk mencari udara segar. Mereka pun bertemu Ano lagi. Mereka berbincang bincang , udara semakin panas mereka berteduh di bawah pohon yang rindang sambil memesan minuman.
Ivan: wah.. panas ny bukan main ya.
Arief: ia nih udara semakin panas. jd males kemana mana ya.
Ano : ia nih, eh kelapa nya udah jadi tuh.
Arief: wah enak sekali, panas panas minum kelapa di bawah pohon yang rindang lagi.
Ivan: ia jadi pngen disini terus.

Sesaat sudah tidak panas lagi mereka pun berjalan ke rumah Ano.
Sesampainya di rumah Ano pun mereka bercerita tentang apa saja yang menurut mereka menarik, tiba tiba Ivan ketiduran di rumah Ano. Arief dan Ano juga mengantuk Karena hari ini hari yang melelahkan. Mereka tidur dengan lelap di rumah Ano. Sekarang Ano menjadi sahabat Arief,Bella dan Ivan. Karena Bella sudah pindah ke Bandung lagi mereka hanya bertiga sekarang. Sesudah bangun Arief bangun pertama kali dan langsung pulang ke rumah nya dan pamit ke orang tuanya Ano. sesudah sampai rumah arief tidur lagi karena masih lelah kondisi tubuhnya. Sesaat ia terbangun hari sudah sore, ia mandi lalu menonton tv di kamarnya. Ternyata kepala Arief pusing secara tiba tiba. Ia mengisi perutnya lalu minum obat pusing dan istirahat.

Keesokan harinya Ano dan Ivan memanggil Arief, lalu mereka di beritahu ibu nya arief kalau Arief sedang sakit dan harus banyak istirahat. Ivan dan Ano masuk ke rumah Arief untuk menjenguk Arief. Mereka menanyakan keadaan Arief.
Ivan: bagaimana keadaan kamu rief?
Arief: kepalaku pusing sekali van. Seperti ada yang memukuli kepalaku.
Ivan: kamu udah minum obat rief?
Arief: udah ko. Kemarin udah di minum obatnya. Mungkin aku terlalu lemas .
Ano: ia mungkin kamu tidak istirahat secukupnya kemarin.
Arief: ia munkin ya. Badan ku memang sudah panas dari kemarin.
Ivan: pantas saja kemarin kamu lemas sekali kelihatanya.istirahat yang banyak ya rief.
Arief ia makasih ya teman teman.beberapa hari berlalu Arief pun sudah sembuh dan mereka bertiga berkumpul lagi seperti dulu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar