Rabu, 23 Maret 2011

Berpikirlah Sebelum Terjebak!!! by Bimo Sinung Widagdo

Suatu ketika ada anak yang bernama Kevin. Ia duduk di bangku lelas 3 SMP. Ia adalah anak yang rajin, sering beribadah, dan sering sekali membuat bangga kedua orang tuanya. Orang tuanya saying sekali terhadap Kevin. Suatu hari, ia sedang menghadapi Ujian Nasional. Ia giat sekali belajar dan berusaha untuk lebih maksimal. Ayahnya berjanji nanti kalau hasil Ujian Nasional Kevin lulus dengan nilai yang memuaskan, ia akan dibelikan motor. Kevin pun semakin giat dalam belajar dan terus berusaha.
Setelah hari pengumuman kelulusan tiba, anak-anak tidak sabar menunggu. Begitu juga dengan Kevin, ia takut kalau hasilnya nanti ia tidak lulus. Ternyata pemikiran Kevin beda. Kevin lulus dengan hasil yang sangat memuaskan.
“Ya Allah terima kasih, saya telah lulus dengan nilai yang sangat memuaskan..” ujar Kevin yang sedang senang sekali akan hasil ujiannya.
Ayah dan ibunya pun merasa bangga dengan hasil anknya yang tidak mengecewakan. Tapi, ayahnya ingin membuat kejutan untuk Kevin. Kevin menanti akan motor barunya itu. Sampai-sampai ia ingin tidak tidur semalaman. Ayahnya pun menyuruhnya untuk tidur. Kevin berpikir, kalau ayahnya tidak jadi membelikan motor untuknya.
Pagi pun telah tiba. Selagi Kevin masih terlelap tidur, ayahnya secara diam-diam meletakan motor baru Kevin di depan kamar Kevin. Jam beker pun berbunyi, Kevin segera bangun dari tidurnya. Ia terasa lemas dan kelihatan tidak bersemangat. Setelah ia membuka pintu kamarnya, ia melihat sebuah motor baru di depan kamarnya.
“Kenapa tiba-tiba ada motor yang masih baru di depan kamarku,ini motor siapa ya..?”, ujar Kevin kebingungan melihat motor itu.
“Ayah ini motor siapa??, mengapa tiba-tiba ada di depan kamarku?”, Tanya Kevin kebingungan.
“Ini hadiah untuk kamu nak, ayah belikan kamu motor baru karena ayah senang akan hasilmu di ujian kemarin..”
“Benarkah ayah????”
“Iya nak, ayah sungguh-sungguh…”
“Terima kasih yah, Kevin senag sekali….”
Kevin pun sangat senang sekali karena ia dibelikan motor baru oleh ayahnya.
“Ayah,Ibu aku berjanji akan lebih giat lagi belajar dan membanggakan Ibu dan Ayah..”
“Ibu senang sekali mendengarnya nak….”
Satu bulan kemudian ia mendaftar ke SMA favoritnya. Ia mendapat banyak teman baru di sana. Kecuali, Ritzky dan Bimo sahabat akrab Kevin selama di SMP. Kevinpun senang karena sahabat kesayangannya itu sekolah di SMA yang sama. Ia sering bermain bersama-sama. Dimanapun ada Kevin pasti ada mereka berdua.
Suatu hari Kevin mengajak kadua temannya itu pergi ke suatu Mall. Ritzky dan Bimo bingung.
“Ky, kenapa si Kevin mengajak kita ke Mall ????”
“Nggak tau juga. Tumben-tumbenan..hehehe….”
“Hhahahaha…. Bisa aja lo..”
Lalu Ritzky dan Bimo bertanya kebingungan dengan Kevin,
“Vin, kenapa ngajak kita ke Mall ?”, tanya Bimo kebingungan.
“Iya Vin, kenapa tiba-tiba ngajak ke sini ?”, tanya Ritzky.
“Sudahlah ntar kalian berdua juga tau.”
Lalu Kevin mengajak mereka berdua ke sebuah toko hp. Bimo dan Ritzky bertambah bingung. Lalu Kevin menyuruh Ritzy dan Bimo memilih handphone,,
“Sekarang kalian berdua tinggal milih mana yang kalian suka diantara handphone-handphone ini..” suruh Kevin.
“Maksudnya ?? kita berdua nggak ngerti maksudlo….” Tanya mereka berdua kebingungan.
“Aku ingin memberikan sebuah hadiah untuk kalian.”
“Apa ???” tanya Ritzky.
“Bener Vin ??” tanya Bimo kebingungan.
“Iya…”
Setelah mereka selesai membeli handphone, Kevin mengajak mereka berdua untuk makan.
“Vin, terima kasih banget ya, udah dibeliin handphone..”
“Iya Vin, terima kasih banget ya Vin..”
“Iya sama-sama. Gue senang kok bisa beliin kalian berdua hadiah. Kalian berdua suka kan sama hadiah yang gue kasih?”
“Kalau Ritzky pasti senang, GRATISS….hahahaha…..”, ujar Bimo sambil tertawa.
“Kan kita sama, ya nggak ??? hahahaha……”, ujar Ritzky.
“Hhahaha sudah-sudah…hahaha..” ujar Kevin sambil tertawa terbahak-bahak mendengar Bimo dan Ritzky bercanda.
Setelah mereka meken bersama, Kevin mengajak mereka berdua bermain di area Time Zone. Mereka berdua bermain dengan senang.
Tetapi selagi mereka berdua sedang asyik bermain ada anak yang merebut mainan mereka. Kevinpun menegurnya.
“Eh, jangan asal merebut game yang lagi dimainkan oleh teman gue dong.. kan masih ada mainan lainnya yang bisa lo mainkan.”
“Kenapa ???? nggak suka..”
“Ya jelas dong. Masa seenaknya kamu asal ngambil aja..” tegur Ritzky
“Tau lo asal ngambil mainan orang aja !!!! ”, tegur Bimo dengan nada marah.
“Terserah orang dong !!!”, bantah orang itu.
“Sudah Bim, Ky, orang kayak gini nggak usah diladenin..”, pinta Kevin.
“Yaudah ayo kita pulang,,”, ajak Bimo.
“Yaudah ayo, males kelamaan di sini..!!”
Mereka berdua merasa sangat kesal dengan orang asing itu. Merekapun pulang. Selagi di jalan, mereka bertemu dengan orang itu lagi. Pas sekali di lampu merah. Bimo merasa kesal dan orang itu menatap Kevin, Bimo, dan Ritzky seolah-olah ingin mengajak berkelahi.

Keesokan harinya di sekolah terdengar berita-berita dari anak-anak yang lain bahwa ada siswa baru di sekolah mereka. Mereka bertiga penasaran akan teman barunya itu. Bisa saja nanti dijadikan sahabat.
Bel tanda masukpun berbunyi. Anak-anak yang lain tidak sabar menungu teman barunya itu. Lalu dipanggilah anak baru itu oleh wali kelas. Setelah dilihat, ternyata anak itu orang yang merebut mainan Ritzky di Time Zone kemarin. Anak itu bernama Danan . Lalu setelah Yudha dipersilahkan duduk oleh wali kelas, Yudha menatap Bimo, Ritzky, dan Kevin dengan cara yang tidak wajar. Ritzkypun menatapnya dengan kesal.
“Bim, kirain anak barunya baik gitu. Eh.. malah dya…”, bisik Ritzky.
“Sudahlah.. nanti lama kelamaan juga baik sendiri, iya nggak Vin??”, saut Bimo.
“Iya, yang penting kita nggak bikin masalah duluan…”, jawab Kevin.
Bel istirahat berbunyi. Merekapun pergi ke kantin. Di kantin mereka bertuga bertemu dengan . Lalu Kevin menemui Danan dan mengajak Danan berkenalan.
“Hai sobat, kenalkan aku Kevin. Lo Danan ya..”, tanya Kevin.
“Iya.”
“Maafin sifat gue sama teman-temanku kemarin di Mall ya..”
“Iya nggak apa-apa.”, jawab Danan.
Lalu Kevin mengajak Danan bergabung dengan Bimo, Ritzky. Ritzky masih kelihatan kesal sekali dengan Danan.
“Yud, gabung sama Bimo dan Ritzky yuk..??”, ajak Kevin.
“Akh, nanti mereka marah….”
“Nggak ko…”
Lalu Kevin dan Danan menghampiri Bimo dan Ritzky.
“Hai, boleh nggak ikut gabung di sebelah kalian??”, tanya Danan.
“Ya ya ya… Dengan TERRRPAKSA!!!”, sahut Ritzky dengan nada kesal.
“Eeeeh,, sudah, jangan bertengkar.. iya ko boleh Nan,”, kata Bimo.
“Vin, kayaknya si Ritzky nggak suka deh kalau aku ikut gabung di sini..”, bisik Danan.
“Sudah, paling si Ritzky cuma bercanda… iya nggak Ky??”
“Emmm, iya iya….”, kata Ritzky dengan suara tidak semangat.
Lalu mereka semua berbincang-bincang dengan Danan, kecuali Ritzky yang masih kesal terhadap Danan.
“Eh Bian, ngomong-ngomong tinggal dimana nih…??”, tanya Bimo.
“Dekat ko. Di Jl.Nusantara. lah kamu sendiri????”,
“Dekat juga ko, di BSD.”,
“HAH!!! Itu kan jauh..”tanya Bian kebingungan.
“Maksudnya Bojong Sanaan Dikit, hahahaha……”
“Bwhahahaha…. Bisa aja Bim,,,” jawab Danan sambil tertawa terbahak-bahak.
Sepulang sekolah, Danan secara diam-diam menghampiri Kevin. Tidak tahu kenapa tiba-tiba perlakuan Danan terhadap Kevin aneh. Tidak seperti tadi selagi di kantin.
“Vin, ikut gue yuk,”, ajak Danan.
“Kemana???”,
“Udahlah ikut aja, ntar lo juga tahu…”,
“Yaudah deh….”
Kevinpun dibawa oleh Danan ke tempat asing. Tiba-tiba Danan mengeluarkan benda asing berbentuk Bubuk putih halus yang terbungkus oleh plastic. Kevin bingung apa yang dikeluarkan oleh Danan.
“Nan, itu apaan???”, tanya Kevin kebingungan.
“Udahlah nanti lo juga tau…”, jawab Yudha dengan santai.
“Coba sini gue liat….”,lalu Kevin mengambil benda itu dari tangan Danan.
“Yaudah nih liat aja……”.
Sambil Kevin melihat, ia pun bingung benda apa yang dibawa oleh Danan. Kalaupun itu bedak, mengapa tidak berbau wangi.
“Ini apaan sih Nan???”,
“Man tau ini apaan??”
“Iya, kasih tau dong..”, pinta Kevin.
“Lo cobain aja sendiri..”,
“Hah?? Maksud lo?”, tanya Kevin kebingungan.
“Iya, lo coba aja hisap lewat hidung..”, suruh Danan.
“Nanti kalau kenapa-kenapa gimana???”, ujar Kevin dengan rasa takut.
“Sudah, santai aja….”.
“Bener niiihh????”, tanya Kevin lagi dengan rasa yang curiga bercanpur dengan rasa ketakutan.
“Iya nggak apa-apa ko.”
Kevinpun ragu-ragu. Tapi lama kelamaan Kevin semakin penasaran dan ingin mencobanya. Tapi iya terus menerus ragu-ragu. Beberapa lama kemudian setelah rasa ragu-ragu itu hilang Kevinpun mencoba barang itu.
“Gimana rasanya??/ enak nggak???”, tanya Danan dengan santai.
“Aduh Nan, gue agak pusing. Gimana nih Nan??”,
“Nggak tau, kan lo yang menghisap sendiri..”.
“Yaudah, gue pulang dulu ya.”,
“Yaudah hati-hati di jalan yaaa…,”
Kevin pun pulang dengan kepala yang teramat pusing dan terasa lemas.sesampai di rumah, tubuhnya terasa panas dingin. Lalu ibunya memasuki kamarnya.
“Kevin, kamu kenapa???”, Tanya ibunya.
“Nggak apa-apa ibu”,jawab Kevin dengan pelan-pelan.
“Yang benar?? Tapi mukamu terlihat pucat…”.
Lalu Kevin menyuruh ibunya untuk keluar, karena ia sedang ingin menyendiri. Dibiarkanlah Kevin di dalam kamar oleh ibunya.
Waktu demi waktu berlalu. Kevin bingung menapa dirinya terasa sangat lemas dan keadaannya semakin aneh. Lalu Kevin membiarkan sampai pagi. Tubuh Kevin terasa sangat panas dan dingin. Lalu ia memaksakan untuk pergi ke sekolah. Sesampai di sekolah, mukanya terlihat pucat.
“Vin, baik-baik aja kan???”, Tanya Bimo.
“Iya Vin, ko muka lo kelihatan pucat banget?? Lo sakit ya????”, tanya Ritzky.
“E..e..enggak apa-apa ko….”,
“Akh, yang bener??”.
“Iya nggak apa-apa….”
Selagi istiraht, Kevin menemui Danan. Lalu mengajaknya ke kantin.
“Nan, kenapa setelah gue makai barang yang lo kasih badan gue terasa lemee..s banget.”, tanya Kevin.
“Masa???”, kata Danan.
“Iya,”
“Nih, gue kasih obatnya.”
Lalu Danan memberi Kevin obat itu lagi. Kevin langsung menghisap barang itu.
Sesampai di rumah, ibunya terus menerus bertanya. Kevin hanya diam saja dan tidak menjawab pertanyaan ibunya. Setelah ayahnya pulang, ayhnya panic dan langsug membawa Kevin ke rumah sakit.
Setelah diperiksa, ternyata Kevin telah memakai narkoba. Ayahnyapun kaget, mengapa Kevin bias memakai barang-barang terlarang seperti itu. Setelah ditanya Kevin menjawab kalau ia mendapat benda itu dari temannya yang bernama Danan.
Keesokan harinya, ayah Kevin ke sekolahan Kevin dan mencari anak yang bernama Danan. Setelah bertemu, Danan tidak mengakui bahwa ia pelakunya. Lalu ayah Kevin mengancam bila ia tidak mengakui atas perlakuannya terhadap Kevin, ia akan dilaporkan ke polisi bahwa ia menjadi Bandar narkoba. Lalu Dananpun mengakui atas kesalahannya.
Lima bulan kemudian, Kevin pun sembuh dari penyakitnya. Lalu ayhnya memindahkan Kevin ke sekolah yang lebih bagus dan tidak menerima anak seperti Danan. Dan Dananpun dikeluarkan dari sekolahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar