Senin, 08 November 2010

Selena by Abigail

Selena
Pagi itu, Selena merasa sangat berbeda karena mama dan papa-nya tampak terlihat sangat akur tidak seperti biasanya.
“Mama kok bias akur banget sama papa,biasanya berantem terus ?” tanya Selena
“Kamu mau kalau mama sama papa berantem terus, hah?”Tanya mama balik
“Ya enggak, tapi aneh aja gitu.”
“Kak, coba kamu liat kalender sekarang tanggal berapa ?”
“Tanggal 26 Maret,kenapa ?”
“Kamu ga inget, sekarang kan hari ulangtahun pernikahaan mama sama papa.”
“ Oh iya, aku lupa” kata Selena sambil berkata didalam hati (yah,ternyata cumam gara-gara ulangtahun pernikahan doang jadi akur. Ya Tuhan, berkatilah kedua orangtuaku supaya tidak bertengkar lagi)
Hari itu mama khususkan untuk tidak pergi ke kantor dan tetap berada di rumah untuk mengurus rumah dan memasak makanan andalan mama yang sangat enak. Sehingga Selena dapat tidur nyenyak.
Dua hari sesudah hari membahagiakan itu, Selena terbangun setelah mendengar suara gaduh di ruang keluarga. Selena langsung keluar dari kamar dan menuju ruang keluarga, ternyata di sana mama dan papa sedang bertengkar tentang sikap papa yang sekarang mulai monomer dua-kan keluarga dibanding dengan koleksi pohon miliknya.
“kamu tuh ya, dari pagi sampai malam kerjaannya ngurusin pohon terus, udah kayak ga ada kerjaan yang lain aja yang lebih berguna !” ucap mama dengan nada ketus.
“ kenapa emangnya ? ga suka ?” balas papa dengan nada yang sama.
“ iya saya ga suka, rumah jadi bau karena pupuk kompos yang ga jelas itu.”
“oh gitu ya,ya udah kalau kamu ga suka, kamu pergi aja dari rumah ini jadi ga ada lagi yang ngatur-ngatur saya. Ini rumah saya dan itu juga hobi saya jadi suka-suka saya mau ngapain aja.”
“ok, emang kamu kira saya tidak bisa hidup tanpa kamu.” Kata mama sambil merapihkan barang-barang bergegas untuk pergi.
Selena tidak dapat lagi mencegah mama karena tekad mama sudah bulat ingin pergi dari rumah. Setelah melihat kejadian tersebut, Selena langsung lari ke kamar dan menangis karena hubungan kedua orangtuanya sudah sangat tidak harmonis lagi.
“Kenapa sih,mama sama papa bertengkar terus ? aku kan juga ingin punya keluarga yang rukun dan mendapat perhatian dari kedua orangtuaku.” Kata Selena sambil menangis.
Hari itu terpaksa Selena tidak masuk sekolah karena dia belum siap bertemu dengan teman-temannya dengan mood yang lagi bersedih.
Dari pagi hingga malam, Selena tidak keluar kamar. Dia mengurung dirinya dan terus menangis tanpa henti. Selena adalah anak tunggal jadi dia tidak dapat berbagi kesedihannya kepada siapa-siapa walaupun dia punya banyak teman tapi teman-temannya hanya ada saat Selena bahagia dan banyak uang.
Keesokan harinya, Selena sudah siap untuk masuk sekolah walaupun matanya masih bengkak karena kemarin dia menangis tanpa henti.
Saat berada di sekolah, Selena masuk dan belajar seperti biasanya tapi ia lebih menutup diri kepada teman-temannya karena ia tahu teman-temannya tidak akan mau untuk mendengar ceritanya.
Saat bel pulang sekolah berbunyi, semua anak di sekolah termasuk Selena keluar dari kelas masing-masing dan langsung bergegas untuk pulang ke rumah masing-masing. Saat berada di depan sekolah, Selena melihat beberapa temannya yang dijemput oleh orangtua mereka. Selena merasa iri melihat temannya dapat dijemput oleh orangtua mereka sedangkan ia tidak karena kedua orangtuanya sudah tidak tinggal seatap lagi.
Saat sekolah sudah sepi, Selena belum juga pulang karena ia tidak ingin pulang kerumahnya. Karena pikirnya walaupun ia pulang, ia juga tidak dapat merasakan ketenangan karena setiap ia berada di rumah, pasti ia selalu mengingat kejadiaan itu. Maka dari itu Selena tidak langsung pulang ke rumah, tapi ia pergi ke suatu tempat yang pernah ia datangi bersama temannya di sekitar Bogor. Tempat itu adalah rumah teman dari temannya itu.
Untuk pertama kalinya Selena datang ke rumah Frankie (nama teman dari temannya yang tinggal di rumah itu) tanpa ditemani oleh temannya itu.
“Permisi” kata Selena sambil mengetuk pintu.
Tapi tidak ada seorang pun yang menjawab panggilan Selena. Maka Selena mengulangnya sampai beberapa kali. Tapi tetap tidak ada yang menjawab. Sampai akhirnya, ada seorang bapak yang kira-kira sudah berusia setengah abad menegur Selena.
“Hai kau gadis yang berada di sana, apa yang kau lakukan ?” Tanya bapak itu.
“Saya di sini untuk memanggil teman saya yang bernama Frankie. Apakah bapak mengenalnya ?” Tanya Selena balik.
“Oh orang itu, ya aku mengenalnya. Dia ada di dalam sana tapi kau harus mengetuk pintunya lebih kencang karena jam segini pasti dia masih tidur”
“Baik,pak. Terimakasih atas saran bapak.”
“Sama-sama,nak. Kalau kau membutuhkan pertolongan, rumah bapak ada di sebelah sana.” Kata bapak itu sambil berlalu pergi.
“Iya,pak.” Kata Selena.
Setelah mendapat saran dari bapak itu, Selena langsung berusaha kembali. Kini ia mengetuk pintu lebih kencang dan berteriak memanggil Frankie. Dan akhirnya ia mendapatkan hasilnya, Frankie keluar dari rumah dengan pakaian yang sudah lusuh dan rambut yang acak-acakan.
“Siapa sih yang datang, gangu orang tidur aja.” Ucap Frankie marah-marah sambil membukakan pintu. Tapi saat ia melihat bahwa Selena yang datang, Frankie langsung merapihkan rambut dan langsung tersenyum.
“ Oh rupanya lo, Sel. Ayo masuk, maaf rumahnya berantakan.” Kata Frankie sambil mengajak Selena untuk masuk.
“Iya,ga papa kok, Frank. Gue ke sini ganggu ya ?” Tanya Selena
“Ga kok, gue malah seneng lo kesini. Tapi ngomong-ngomong ada apa nih ke sini sendiri lagi. Pasti ada maslah ya ?” Tanya Frankie
“Iya nih, ortu gue berantem lagi gara-gara masalah kecil jadinya nyokap gue pergi deh dari rumah.” Ungkap Selena dengan perasaan sedikit lega karena dapat menceritakan itu kepada orang lain.
“Yang sabar aja ya, Sel. Eh, gue punya sesuatu nih yang bisa bikin lo ngelupain semua masalah lo termasuk masalah ortu lo, mau ga ?”
Ternyata tanpa sepengetahuan Selena, Frankie adalah seorang bandar narkoba yang sedang mencari target untuk mendapatkan uang dari menjual barang yang haram itu.
“Sesuatu apa ? Gue ga mau yang macem-macem ah” kata Selena.
“Ada deh pokoknya ga macem-macem.” Kata Frankie sambil berdalih.
“Yakin ?” Tanya Selena sambil ragu-ragu.
“Yakin, udah coba aja ga bayar kok alias gratis dan dijamin enak.” Kat Frankie sambil terus mencoba membujuk Selena.
Setelah terus-menerus membujuk Selena, akhirnya Selena mau juga menerima tawaran dari Frankie karena dia percaya oleh kata Frankie yang mengatakan bahwa setelah ia mencobanya ia dapat melupakan maslah yang ada. Dan karena Selena ttidak terlalu tahu tentang narkoba, jadi sangat mudah untuk Frankie membodohi Selena.
“Ini barangnya, namanya ineks (nama lain dari ekstasi). Nih, lo coba dulu” kata Frankie sambil memberi barang haram tersebut kepada Selena.
“Oh iya, gue coba dulu ya” kata Selena sambil menenggak 2 tablet ekstasi.
Frankie tersenyum puas atas hasil kerjanya, sekarang dia tinggal menunggu obat itu bekerja dan siap-siap memegang uang yang banyak.
“Frank, gue belom ngerasain apa-apa tuh.”
“Ya sabar dong,Sel. Sekitar 40 menit lagi juga udah bereaksi kok. Udah lo pulang aja dulu gue mau siap-siap buat berangkat kerja. Nih gue kasih cadangan 2 butir, ntar kalau lo mau lagi, beli aja sama gue ok.”
“Ok. Thanks ya.” Kata Selena sambil mengambil ekstasi itu dan bersiap-siap untuk pulang.
Selena pulang menggunakan taxi dan saat berada di taxi, Selena mengeluarkan keringat yang cukup banyak padahal di dalam taxi itu dingin karena menggunakan AC dan Selena juga merasa cemas tanpa tahu apa yang ia cemaskan.
Saat Selena sampai di rumah, Selena makin merasakan yang tadi ia rasakan di taxi. Tanpa berpikir panjang, ia kembali menenggak pil ekstasi yang diberikan Frankie kepadanya untuk berjaga-jaga tapi ia hanya meminum 1 pil saja sedangkan 1 pil yang lain ia sisakan takut badannya merasakan sakit seperti itu lagi. Setelah meminum pil ekstasi itu, ia langsung tidak merasakan sakit itu lagi, tapi ia merasakan semua beban pikirannya seakan sudah lenyap. Selena merasa lelah dan ia langsung tidur tapi kali ini ia merasa tidurnya lebih nyenyak.
Saat ke esokan harinya, Selena merasa badannya gemetaran, perasaan yang kacau balau dan tidak napsu makan. Maka dari itu, Selena kembali menenggak pil itu lagi dan merasa ia sangat bersemangat untuk melakukan segala sesuatu. Selena masuk sekolah seperti biasanya.
Saat di sekolah, Selena kembali berbaur bersama teman-temannya dan sekarang ia lebih merasa percaya dirinya meningkat. Tapi saat pelajaran, Selena tidak dapat memfokuskan pikirannya kepada pelajaran dan saat diberi latihan, hampir semua soal tidak dapat dijawab oleh Selena padahal Selena termasuk anak yang cerdas. Saat bel pulang sekolah berbunyi, Selena merasa sedikit lega karena setelah pulang sekolah, Selena berencana untuk pergi ke rumah Frankie untuk kembali meminta pil ekstasi tersebut.
Tanpa berpikir panjang, saat keluar dari pintu gerbang sekolah, Selena langsung pergi ke rumah Frankie menggunakan angkot. Saat di dalam angkot, Selena terlihat seperti orang yang menahan air kencing dan seperti mempunyai banyak masalah, karena Selena tidak dapat diam, dan mukanya tampak sangat cemas.
Saat sampai di rumah Frankie, Selena kembali berpapasan dengan bapak yang kemarin menegornya. Tapi Selena hanya berjalan terburu-buru tanpa menyapa bapak itu, padahal bapak itu sudah tersenyum kepada Selena. Selena kembali mengetuk pintu rumah Frankie. Tanpa menunggu lama, Frankie langsung keluar rumah dan menarik Selena masuk.
“Aduh, kenapa sih lo narik gue, kenceng banget lagi. Emang ada setan apa ?” kata Selena sambil mengelus-elus tangannya yang kesakitan.
“Maaf banget ya, Sel. Serius deh ga ada maksud. Tapi ngomong-ngomong ngapain lo kesini ?” kata Frankie.
“Ya udah, gue maafin. Eh, Frank gue minta ineks lagi dong, boleh ga ? Gue kayaknya ketagihan deh sama ineks.”
“Boleh, tapi gratisnya udah abis jadi sekarang lo mesti bayar. Ga mahal kok cuman 500.000 ribu. Gimana ?”
“Mahal banget, Frank. Turunin sedikit dong.” Kata Selena sambil memohon
“Udah ga bisa lagi, Sel. Ni udah paling bawah. Mau ga?”
“Ya udah deh. Nih uangnya. Pas kan ?” kata Selena sambil mengambil uang dan menyerahkan kepada Frankie.
“Ok, nih barangnya.” Kata Frankie sambil menyerahkan beberapa pil kepada Selena.
“Makasih ya. Gue balik sekarang ya.” Kata Selena sambil bersiap untuk pulang.
Setelah dari rumah Frankie, Selena langsung pulang dan masuk ke kamarnya. Saat di kamar, Selena langsung menenggak 2 pil ekstasi atau yang dikenalnya dengan nama ineks. Selena hanya diberi 10 butir/pil ekstasi, jadi dia sangat berusaha mengiritnya walaupun itu sangat menyiksanya.
Setelah Selena menggunakan ineks/ekstasi, Selena sering sekali bolos sekolah dan nilai rata-ratanya menurun dan sudah jarang atau sama sekali tidak mencetak prestasi lagi. Jika dilaihat dari luar, Selena seperti anak yang sangat tidak terurus. Semua guru-guru yang mengajar Selena merasa aneh dengan penampilam dan sikap Selena yang berubah drastis. Semua orang yang mengenal selena baik jadi bertanya-tanya, ada apa dengan Selena sebenarnya ? Bahkan Papanya Selena juga merasa aneh dengan keadaan anaknya setelah Mamanya pergi dari rumah. Beberapa barang berharga di rumah Selena juga menghilang.
Suatu hari, Selena kembali tidak masuk sekolah. Dan kepala sekolah di sekolah Selena akhirnya menelepon papa dari Selena untuk mengadukan sifat Selena yang sekarang berubah.
“Halo, bisa bicara dengan ayahnya Selena ?” Tanya bapak sekolah
“Iya saya sendiri, bapak siapa ya ?” Kata papanya Selena
“Oh pagi,pak. Maaf mengganggu, saya kepala sekolah dari sekolah Selena, anak bapak”
“Iya,pak. Tidak apa-apa. Kalau boleh tahu ada keperluan apa bapak menelepon saya ? Apa ada hubungannya dengan Selena ?”
“Iya, pak. Ini ada hubungannya dengan Selena. Jadi begini, selena beberapa minggu belakangan ini jarang sekali masuk sekolah dan kalau masuk sekolah pun Selena tidak konsentrasi dengan pelajaran. Apa Selena sedang sakit atau bagaimana ?” Kata bapak kepala sekolah menjelaskan
“Tidak, Selena tidak kenapa-kenapa. Memang sih belakangan ini saya juga merasa Selena berubah dan barang barang di rumah saya juga menghilang, tapi yang saya tahu setiap pagi Selena selalu berangkat ke sekolah”
“ Begitu. Maaf pak, kalau boleh saya minta tolong, bisakah bapak menanyakan kepada Selena apa yang terjadi sebenarnya ?”
“oh, pasti sekali itu pak, saya juga tidak mau anak saya satu-satunya jadi hancur. Terimakasih atas perhatian bapak kepada anak saya.”
“Iya pak, sama-sama. Saya juga akan bertanya kepada teman-teman Selena. Terimakasih ya pak, maaf mengganggu.” Kata bapak kepala sekolah sambil menutup telepon.
Setelah mendengar pengaduan dari kepala sekolah Selena, papanya semakin cemas akan sifat anaknya itu. Maka dari itu, papa Selena menelepon istrinya(mama Selena) untuk pertama kalinya setelah mereka bertengkar.
“Halo ma, ini papa.” Kata Papa Selena.
“Oh kamu, ada apa lagi telepon saya. Mau ngajak bertengkar lagi ?” kata Mama Selena dengan nada ketus.
“Udahlah ma, papa minta maaf soal yang itu. Papa lagi ga mau bertengkar. Papa cuman ingin mengabarkan keadaan Selena kepada mama” kata papa Sambil ingin langsung menceritakan semuanya.
“Oh, emang kenapa sama Selena ?”
“Selena sekarang sudah banyak berubah ma, tapi berubah kearah negative.”
“Berubah gimana ?” kata mama Selena dengan suara cemas.
“Ya begitu. Tadi kepala sekolah dari sekolah Selena telepon papa katanya beberapa minggu belakangan ini Selena jarang masuk sekolah dan kalau misalnya masuk juga kurang perhatian sama pelajaran terus barang-barang di rumah juga pada hilang. Papa takut Selena kenapa-kenapa” kata papa Selena sambil menjelaskan kepada istrinya.
”Ya ampun, masa sih Selena sampai segitunya. Papa udah bicara belum sama Selena? Siapa tahu dia seperti itu karena ada sesuatu” kata mamanya sambil tidak percaya
“ Belum sih, mungkin ntar malam papa baru coba bicara sama Selena.”
“Oh, yaudah. Pa, ntar kalau papa sudah bicara sama Selena, cepat-cepat ya kasih tahu mama”
“Pasti. Sudah dulu ya ma, papa masih banyak kerjaan. Bye” kata papa sambil mengakhiri pembicaraan.
Setelah papa selena sudah pulang, ia menemui Selena sedang menonton tv. Melihat itu, papanya langsung mendekatinya dan mengajaknya berbicara.
“Selamat malam anak papa.” Kata papa Selena sambil mendekati anaknya
Tanpa menjawab, Selana langsung mematikan tv dan masuk ke kamar serta membanting pintu kamarnya. Papanya pun bingung kenapa Selena tidak mau diajak bicara.
“Kayaknya papa tahu deh kalau gue pakai ineks. Besok gue masuk sekolah aja kali ya jadi papa kira gue biasa-biasa aja, tapi kan emang setiap hari gue begitu. Aduh gimana ya cara ngibulin papa. Apa gue keluar aja ketemuin papa. Iya-iya betul.” Kata Selena sambil berencana membihongi papanya. Tapi sebelum keluar, lagi-lagi dia menggunakan ekstasi itu lagi supaya menambah percaya dirinya.
Saat Selena keluar dari kamarnya, papanya masih duduk di situ. Selena langsung mendekati papanya. Dan memulai kebohongannya.
“Malam pa, maaf ya pa tadi Selena jutek sama papa.” Kata Selena sambil memasang wajah meminta maaf.
“Iya, gapapa kok. Oh ya Sel, papa mau tanya sesuatu sama kamu, kamu beberapa minggu belakangan ini sering bolos ya ?” tanya papa perlahan.
“Hah, ga kok. Kan papa lihat sendiri kalau setiap pagi Selena berangkat ke sekolah.” Kata Selena sambil cepat-cepat menampiknya cepat-cepat.
“Oh, tapi tadi kepala sekolah kamu telopon papa katanya belakangan ini kamu sering ga masuk. Nah papa jadi bingung nih yang benar yang mana. Kamu ga bohongkan sama papa ?”
“Ga papa. Papa mau percaya sama pak kepala sekolah atau sama aku anak papa ? kalau papa ga percaya besok papa yang nganterin aku deh ke sekolah.” Kata Selena sambil sedikit kebingungan
“Ya sama kamu lah. Jadi besok papa nganterin kamu ke sekolah ya. Udah sekarang kamu tiddur dulu. Besok kan sekolah.”
“Iya,pa.” kata Selena sambil kembali masuk ke kamarnya.
Di kamarnya, Selena langsung menghela napas ternyata berbohong tak semudah yang ia pikirkan. Selena tidak bisa tidur karena merasa bersalah telah berbohong kepada papanya dan juga karena efek samping dari obat itu.
Keesokan paginya, Selena diantar papanya pergi ke sekolah. Saat sampai di sekolah ternyata akan berlangsung acara pembimbingan tentang narkoba dari BNN(badan narkotika nasional). Selena langsung terkejut dan dia sangat bingung. Dia tidak dapat keluar dari sekolah karena pintu sekolah telah ditutup. Keringat dingin pun keluar dari tubuh Selena.
“Sel,dudk di depan yuk biar jelas ngedengerin tentang narkoba.” Kata temennya yang mengagetkan Selena.
“Oh, ayo.” Kata Selena gugup.
Saat mendengarkan penjelasan dari BNN, Selena baru menyadari bahwa selama ini yang ia pakai itu adalah salah satu dari jenis narkoba. Selena sangat menyesal sekali telah menggunakan barang haram itu. Selena mempunyai tekad untuk tidak menggunakan barang itu. Dan tanpa sepengetahuan anak-anak di sekolah itu termasuk Selena, BNN telah bekerjasama dengan sekolah untuk mengadkan tes narkoba terhadap semua anak. Selena langsung sangat terkejut karena takut ketahuan memaki narkoba dan takut dijahui atu dikeluarkan dari sekolah. Selena sangat gugup. Saat sampai giliran Selena untuk mengetesnya. Selena gemetaran memegang alat tes narkoba itu. Setelah selesai mengetes, Selena makin khawatir takut hasilnya diumumkan di depan umum. Obat itu pun beraksi lagi, badan selena merasakan sakit yang teramat. Selena tidak dapat menahannya, terpaksa ia menggunakan ekstasi itu lagi tapi dengan sembunyi.
Setelah hasil dari BNN keluar dan diberi ke kepala sekolah. Akhirnya kepala sekolah pun tahu bahwa Selena menggunakan narkoba. Kepala sekolah sangat kecewa kepada Selena tapi bepak kepala sekolah tidak mau mempublikasikannya ke umum. Bapak kepala sekolah akhirnya mengambil keputusan untuk memberitahu ini kepada orangtua Selena. Dan untuk kedua kalinya, kepala sekolah menelepon papa Selena.

“Halo, bisa bicara dengan ayahnya Selena ?” Tanya bapak sekolah sekali lagi
“Iya, pasti ini dari kepala sekolahnya Selena ya. Ada perkembangan lagi pak dari Selena ?” tanya papa Selena
“Sebelumnya saya ingin minta maaf sama bapak atas apa yang ingin saya sampaikan kepada bapak.” Kata bapak kepala sekolah sedikit ragu-ragu.
“Iya pak,tidak apa-apa. Ceritakan saja”
“Jadi begini pak, anak bapak, Selena, ternyata menggunakan narkoba.”
“Apa ?! Bapak mungkin salah orang, coba dicek lagi.” Kata papa Selena tidak percaya.
“Tidak pak, sya tidak salah orang. Tadi ada acara dari BNN untuk menjelaskan bahaya narkoba dan satu per satu anak di sekolah di tes apakah mereka menggunakan narkoba atau tidak. Dan ternyata hasilnya membuktikan bahwa Selena menggunakan narkoba. Saya tahu ini berat buat bapak menerima ini, saya juga terkejut dan tidak percaya atas hasil ini tapi ini fakta dan tidak dibuat-buat. Saya pikir, lebih baik bapak mencari tahu apa penyebab Selena menggunakan barang haram itu dan siapa yang mengajaknya menggunakan itu dan Selena harus segera direhabilitasi sebul terlalu jauh.” Kata bapak kepala sekolah menjelaskan sekaligus memberi saran.
“Ya ampun, kenapa Selena bisa jadi begini. Pasti pak, saya akan secepatnya mencari tahu semuanya dan merehabilitasi Selena. Terimakasih bapak telah memberitahu saya.” Kata papa Selena sambil menutup telepon dan menangis tak percaya.
“Selena anak papa, kenapa kamu bisa jadi begitu nak.” Kata papanya sendiri sambil menagis.
Setelah tangisan papa Selena sudah mereda, ia pun langsung mengabari istrinya.
“Halo,ma. Ma, anak kita Selena.” Kata papa sambil sedikit tesedu.
“Kenapa pa? ada apa dengan Selena? Ayo jelaskan sama mama.” Kata mama Selena dengan sangat Cemas.
“Ternyata Selena memakai Narkoba,ma” Kata papa sambil menangis lagi
“Apa?! Ya ampun Selena.” Kata mamanya sambil mulai meneteskan air mata.
“Iya,ma. Mama sekarang bisa ga pulang ke rumah, papa mau kita kumpul semua untuk mencari jalan keluar buat Selena”
“Bisa pa, mama akan segera pulang.”
“Makasih ya, ma” kata papa sambil menutup telepon
Saat mama dan papa sudah kembali bersatu dan pulang ke rumah, mereka melihhat Selena duduk terpaku di sofa ruang keluarga. Mama langsung lari dan mendekap anaknya sangat erat.
“Selena anak mama, mama kangen banget sama kamu.” Kata mama sambil menangis
“Mama pasti udah tahu semuanya kan. Mama pulang kesini cuman mau marahin aku kan.” Kata Selena sambil mulai meneteskan air mata
“Ga sayng, mama ke sini karena kangen sama kamu”
“Bohong !”
“Memang mama kesini mau bertanya sama kamu, kenapa kamu menggunakan obat-obat terlarang itu?”
“Aku stress ma, aku ngerasa aku anak yang paling ga beruntung diantara anak yang lain. Semua temen-temen aku bahagia karena orangtuanya akur dan rukun, sedangkan aku ga.”
“Tapi kenapa kamu memilih jalan untuk menggunakan narkoba nak?” Kata mama sambil terus memeluk Selena.
“Selena pakai itu karena kata Frankie itu bisa ngelupai semua beban pikiran aku dan awal-awalnya memang benar tapi sekarang aku kesiksa ma.” Kata Selena sambil mengakui semuanya.
“Siapa Frankie ?” Tanya mama
“Dia itu Temen dara temen aku ma. Dan tanpa aku tahu ternyata dia itu Bandar narkoba dan aku salah satu targetnya”
“Kamu tahu dia di mana sekarang ?”
“Dia tinggal di Bogor”
“Sayang, kamu mau ga di rehabilitasi supaya kami dapat bebas dar pengaruh obat itu”
“Mau” kata Selena sambil mengangguk
Melihat kejadian itu, papa Selena juga ikut menangis terbawa suasana, tapi setelah mendengar tentang Frankie, papanya langsung menelepon polisi dan melaporkannya. Untungnya polisi langsung bertindak jadi Frankie langsung dapat tertangkap.
Setelah kejadian itu, mama dan papa Selena kembali akur dan Selena telah keluar dari tempat rehabilitasi dan kembali ke sekolah seperti biasa.
Dan akhirnya Selena dan keluarganya dapat hidup akur dan rukun dalam satu atap.

THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar