Kamis, 16 Februari 2012

Cinta Vs Persahabatan by Antonius Ronald

Malam demi malam sepi kini menemaniku, temanku kini hanyalah bulan bintang dan kesepian. Aku menyaesal, mengapa penyesalan selalu datang terlambat? Andai saja dulu aku tak mengambil tindakan bodoh itu, mungkin malam ini aku sedang bercengkrama dan bercanda dengan semua temanku, tidak seperti malam ini dan mungkin yang akan seterusnya kulalui “ sepi “ tanpa suara tawa teman – temanku yang aku rindukan. Awal dari semua masalah ini adalah diwaktu aku dikenalkan oleh seorang pria kenalan sahabatku, pertama aku di kenalkan lewat sebuah pesan singkat. Setelah beberapa hari berlanjut hubunganku dengan pria itu tapi hanya lewat sms. Pada suatu hari, ketika aku menjalani malam bersama teman – temanku, tiba – tiba dari kejauhan aku mendengar suara motor menuju kearah kami, beberapa motor dan pria yang mengendarainya mendatangi kami. Seperti biasa karena aku orang baru di mata para pria itu aku dikenalkan dengan pria itu satu persatu, ketika sampai pada pria terakhir aku begitu terkejut ketika ia menyebutkan namanya “EGA”, serasa tak percaya malam itu aku bertemu, bertatap muka bahkan berjabat tangan langsung dengan seseorang yang selama ini menurutku hanya akan menjadi temanku di dunia sms, orang yang sebenarnya tidak mau kutemui. Tapi aku tak bisa berbuat apa – apa saat itu, aku hanya menyambut uluran tangannya dan akhirnya kami saling bertukar nama. Pada malam itu pertama kali aku bertemu dengannya, aku bingung sesaat setelah ku berkenalan dengannya serasa ada sesuatu yang menggangguku, aku terus mencari tau apa sebenarnya yang sedang terjadi padaku, setelah beberapa saat aku tersesat di dalam kebingunganku akhirnya aku menemukan jawabannya. Ya……!!! Ternyata dia begitu serupa dengan mantan kekasihku yang sampai saat ini tak dapat aku lupakan, dan mungkin jika aku dapat bertemu dia lagi dan menjalani kehidupanku seperti dahulu, mungkin aku tak akan berpisah dengannya sampai saat ini atau mungkin sampai maut yang memisahkan kami berdua. Aku banyak bertanya pada salah satu temanku tentang sifat dan kehidupannya. Ya Tuhan setelah aku mendapat informasi dari temannku semua tentangnya, aku terkejut karena betapa banyak kemiripan dia dengan kekasihku itu. Hubungan kami tetap berlanjut setelah perkenalan itu. Suatu malam aku merasa gusar hatiku tak tenang, di dalam benakku selalu terlintas wajahnya saat perkenalan itu, suaranya selalu terngiang di telingaku, kata – kata yang ia kirim padaku lewat pesan singkat (sms) selalu ku baca berkali – kali, aku tak mengerti dengan perasaanku hatiku selalu berharap dapat bertemu dengannya, setiap waktu aku selalu berharap ada dering tanda sms masuk darinya. Tuhan apakah aku sudah pantas untuk jatuh cinta lagi?? Ya Tuhan apa aku sudah siap untuk sakit hati lagi?? Ya Tuhan…….jika dia memang pilihanMu untuk menemaniku maka dekatkan kami, tapi jika dia bukan yang terbaik bagiku maka hentikanlah semua benih cinta yang sedang tumbuh di hatiku ini. Hari demi hari berlalu dengan penuh siksa bagiku, semua ini menyiksaku karena aku belum cerita pada satupun temanku tentang perasaan ini. Suatu hari salah satu temanku bertanya tentang bagaimana perasaanku dengan pria itu, karena temanku yang satu ini rupanya menyadari kalau aku punya perasaan yang lebih pada pria itu. Akhirnya saat itu juga aku jujur pada temanku itu bahwa benar dugaannya padaku, aku sayang pada pria itu, tapi aku juga memintanya untuk jangan memberitahukan semua ini pada temanku yang lain. Tanpa ku tahu ternyata temanku memberi tahukan perasaanku pada pria itu, betapa terkejutnya aku ketika diberitahukan semua itu, rasanya aku tak mau mendengar kelanjutan cerita temanku, karena di dalam benakku sudah terbayang apa yang akan dikatakan olehnya, pasti dia mengangapku sebagai wanita yang !!!!!!. Setelah ku dengarkan kelanjutan cerita temanku untuk kedua kalinya aku dikejutkan, ternyata jawaban pria itu begitu bertolak belakang dengan apa yang ada dalam pikiranku. Hatiku begitu berbunga stelah kutau dia juga suka padaku, tapi rasa senang ini langsung ku tepis lagi agar tak begitu berlebihan, karena aku tak akan percaya begitu saja dengan cerita temanku, kecuali pria itu yang langsung mengatakannya padaku. Pucuk di cinta ulampun tiba, yah kata itulah yang mungkin terus ada di dalam benakku, setelah pria itu mengatakan langsung padaku bahwa ia benar sayang padaku, kalau ia takut kehilanganku. Tapi ada satu perkataannya yang sedikit membuatku sakit hati, karena ia sudah berbohong padaku dan temanku tentang pengakuannya pada temanku waktu itu, tapi tak apa karena semua rasa sakit itu telah hancur oleh beribu bunga – bunga cinta yang sedang tumbuh begitu subur dihatiku. Setelah semua kejadian itu sekarang pesan singkat yang kami saling kirim mendapat kata tambahan, sekarang kami tak saling menyebut nama, sekarang nama kami saling memanggil dengan panggilan sayang. Ya Tuhan apa lagi ini, mengapa aku menjadi orang yang begitu ceroboh, aku mungkin orang yang paling bodoh di dunia ini, mengapa aku tak menyadari dari dulu jika salah satu dari temanku begitu mencintai pria itu, bahkan mungkin cintanya lebih besar dari pada cintaku padanya. Setelah ku tahu semua itu aku lalu memutuskan untuk tidak berhubungan lagi dengannya, aku coba untuk melempar jauh – jauh semua perasaan ini. Biarlah aku kehilangan orang yang kucintai, dari pada aku harus kehilangan seorang sahabat yang terlebih dahulu menjadi teman hidupku. Biarlah bunga – bunga cinta yang sempat mekar dulu layu begitu saja, karena aku tak mau lagi memupuknya. Hubungan kamipun putus begitu saja tanpa penjelasan. Sebenarnya aku sangat merasa tersiksa dengan semua ini, lama – lama aku tak bisa lagi terus membohongi hatiku seperti ini, bahwa aku masih begitu sayang padanya, wajahnya, suaranya dan dengan kata – kata mesra yang selalu ia kirimi untukku. Tiga hari sudah kulalui dengan semua penderitaan ini. Aku tak tau bagaimana caraku memberi tahunya tentang perubahan sikapku ini. Siang tlah berganti malam. Ketika ku sedang melamun memikirkan semua tindakan fatal ini, menahan semua rasa riduku yang makin memuncak ini, dari dalam rumah ku mendengar suara telepon genggamku berdering. Yah aku bisa menebak siapa yang meu menelponku malam – malam seperti ini, benar saja dugaanku jika pria itulah yang menelponku, memang sejak pertama dia melihat perubahanku dia selalu menelponku, tapi tak pernah kuangkat, karena aku tau apa yang akan dia bicarakan. Setelah ku pikir aku tak bisa terus seperti ini, aku harus menjelaskan apa yang sebenarnya telah terjadi. Akhirnya dengan penuh kesiapan sekaligus ketakutan, aku memberanikan diri untuk menjawab telpon darinya. Ketika suaranya terdengar, luluh sudah hatiku, suara yang selama ini begitu kurindukan kini terdengar lagi. Malam itu juga kujelaskan semua alas an mengapa ku menjauhinya, dan sekaligus memberitahunya jika aku tak bisa hidup tanpanya. Setelah mendengar semua penjelasanku dia terdiam, sepertinya dia terkejut. Dan tak lama suaranya terdengar kembali, dia lalu mengatakan bahwa dia juga begitu rindu padaku. Di ujung telpon dia terus bertannya tentang semua dan aku terus menjawab pertanyaannya. Sampai akhirnya aku bertanya, sikap apa yang seharusnya kulakukan? Seketika itu juga dia menjawab semua terserah padaku, dia memberiku dua pilihan yang teramat berat bagiku untuk memutuskan memilih yang mana. Pertama jika aku mau kita terus berhubungan tapi tidak ada seorangpun dari semua temanku yang mengetahuinya. Pilihan kedua jika aku memang lebih berat untuk meninggalkannya maka aku harus menjaga jarak dengan teman – temanku, dan jika aku lebih berat untuk meninggalkan temanku, maka aku harus siap – siap untuk kehilangannya. Kebingungan lagi –lagi menghampiriku. Mengapa semua yang ia berikan pilihan yang begitu mustahil untuk kupilih? Aku terdiam sejenak memikirkan tentang tindakanku selanjutnya. “ Aku memilih yang pertama “, seketika saja kata itu terucap dari bibirku. Aku tak mau kehilangan sahabat ataupun kekasihku, biarlah aku berbohong kepada semua temanku tentang hubungan kami ini, walaupun sudah terpikir dalam benakku apa yang akan terjadi jika suatu saat temanku mengetahui semua kebohongan ini. Mulai saat ini aku harus terus menjaga rapi rahasia ini agar tidak satupun dari temanku yang akan mengetahuinya. Hari berganti minggu, telah berlalu dengan penuh kebohongan dan rahasia antara aku dan teman – temanku. Sampai pada akhirnya kecerobohankupun berbuah pertengkaran, temanku yang juga suka pada pria itu, tanpa sepengetahuanku membuka kotak masuk handphone ku. Akhirnya apa yang aku takutkan kini terjadi, habislah aku malam itu, berjuta celaan menghujaniku, bahkan sumpah serapah yang selama ini tidak pernah kudengar, keluar dari mulutnya. Air mataku tak terbendung lagi, rasa sakit hati begitu dalam kurasakan, namun aku sadar ini semua kesalahanku. Tapi sikap teman – temanku malam itu sungguh menyimpang dari dugaanku sebelumnya. Malam itu mereka begitu marah padaku. Sampai pada saatnya keluar kata yang begitu membuatku terasa telah terbunuh “ Oooh jadi gini….! Elo lebih milih cowo itu dari pada kita sahabat lo? Ok…! Mulai sekarang lo gak usah ngurusin kita lagi, urusin aja orang yang baru lo kenal itu. Karena mulai detik ini lo bukan sahabat kita lagi! “ Dengan penuh amarah salah satu temanku mengeluarkan kalimat itu. Tanpa membela diri akupun langsung berbalik dan pulang kerumahku meninggalkan mereka yang masih penuh dengan amarah mereka masing – masing. Yah itulah yang terjadi, dan menyebabkan aku hanya dapat duduk sendiri dan bertemankan sepi dalam menjalani kehidupan ku di waktu malam tiba. Tapi ada satu lagi yang sampai sekarang menjadi rahasiaku. Aku belum bisa memberitahu pria itu tentang semua kejadian waktu malam pertengkaran itu yang begitu membuatku merasa sangat tersiksa. Karena aku takut hubungan mereka akan hancur karenaku, aku tak mau menjadi gunting pemutus hubungan mereka dengan pria itu maupun teman – temannya. Hingga saat ini aku tetap berhubungan dengan pria itu seolah tak perna terjadi apa – apa antara aku dan teman – temanku. Setiap malam aku selalu berharap, semoga saja hubunganku dengan sahabat – sahabatku dapat kembali seperti dulu. Untuk saat ini biarlah aku seperti ini, mrnjalani malam dengan kesendirian. Untuk itu aku punya pesan kepada semua yang membaca tulisanku ini. “ Jagalah persahabatanmu seperti kau menjaga kehormatanmu, karena kebersamaan kasih sayang sahabatmu lebih indah dibandingkan bunga cintamu dengan seseorang yang telah tega memutuskan persahabatanmu”.

Door!!! by Adrian Adhe Elian

Hari itu hari Senin, jalanan ramai seperti biasa. Kemudian terlihat orang sedang terburu – buru seperti melihat sesuatu, seorang bapak bapak tua yang sedang menaiki sepeda berteriak, “ tolong!!!!!”. Seorang anak muda tergeletak di jalan berlumuran darah. Orang-orang langsung menghampiri mayat yang kepalanya berlubang seperti ditembak dari belakang itu. Setelah beberapa menit seseorang menelpon polisi, dan akhirnya polisi dating. Setelah beberapa menit, mayat itu pun diangkat dan dibawa ke rumah sakit untuk di otopsi. Bapak tua itu merinding ketakutan karena menyaksikan langsung pembunuhan itu. Seorang polisi bertanya, “ pak, apakah bapak tahu bagaiman ciri-ciri orang yang membunuh anak muda itu?”. Bapak tua itu menjawab “ rambutnya agak ‘gondrong’, badanya agak tinggi dan mempunyai banyak luka”. Si pembunuh itu bernama Dika, anak buah dari ketua “mafia” yg bernama Dimas. Anak muida yg di bunuh itu ternyata teman lama yang biasa dipanggil dengan nama “Rad”. Dimas memanggil anak buah lain yg bernama Naufal. Dimas menyuruh Naufal untuk menjemput temannya yang bernama Rian. Naufal pun menjemput Rian untuk Dimas. Polisi yang menemukan Rad itu bernama Rocky. Rocky pun mencari pembunuh yang telah membunuh Rad. Rocky ternyata telah bekerja sama dengan Naufal, anak buah Dimas. Rocky pun bertemu dengan Naufal yang hendak menjemput Rian itu. Naufal pun menjadi sumber informasi utuk kepolisian kota itu. Saat Naufal hendak menjemput Rian, Naufal ingin bertemu dengan Rocky dahulu. Ternyata pertemuan itu berjalan lancar karena tidak satupun temanya tahu tentang itu. Setelah bertemu dengan dengan rocky naufal pun pergi untuk menjemput Rian. Sesampainya di rumah Dimas yg dipakai untuk markas mafia tersebut, Rian ternayata disambut dengan hangat oleh Dimas. Satu hari berlalu, Rocky pun masih tidak tahu siapa pembunuh itu. Dia menghubungi Naufal untuk mengetahui siapa pembunuh itu, tetapi Naufal tidak tahu karena memang tidak di kasih tahu tentang pembunuhan itu. Dimas menyuruh Dika untuk mencuri pelat untuk mencetak uang. Tetapi dika meminta satu syarat, “ ada satu syarat”. Dimas menjawab “ apa?”. “ saya butuh satu orang lagi untuk menyelesaikan tugas ini!” Dika meminta. Akhirnya Dimas member tahu Rian untuk pergi dengan Dika dan menyelesaikan tugasnya. Saat berjalan untuk mengambil pelat, Dika meminta Rian untuk memasang bom tempel untuk menghancurkan polisi yg mengejar di saat pulang. Saat sampai di tempat Dika menyusup kedalam dan Rian mengalihkan perhatian penjaga yg ada. Saat sudah berhasil mendapatkan pelat, ternyata benar prediksi Dika. Sesudah sampai mobil mereka pun langsung melaju dengan dengan kencang agar polisi tidak dekat dengan mereka, dan akhirnya terdengar suara yg sangat kencang dari jalanan. “Boooooommm!!!” suara bom meledak dan menghancurkan mobil polisi yg mengejarnya itu. Sesampainya di markas, Dimas member mereka berdua uang karena telah berhasil menuntaskan tugas mereka. Rocky pun mendengar bahwa pelat untuk mencetak uang telah diambil oleh komplotan mafia itu. Dan Rocky juga mendengar bahwa sepuluh mobil polisi hancur. Naufal menghubungi Rocky dan akhirnya rocky t ahu siapa pelakunya. Dika mengetahui, ternyata Naufal telah berhubungan dengan polisi yg bernama Rocky. Besoknya Dika menemui Rocky dan akhirnya membunuh rocky. Saat Dimas tahu bahwa anak buahnya ternyata pengkhianat, Dimas akhirnya marah besar. Dimas akhirnya menyampiri Naufal dan membunuh Naufal dengan pistol tepat berada di kepalanya. Dika menyuruh Rian untuk membersihkan mayat yang ada dan di buang ke laut. Rian pun akhirnya mengendarai mobil dan ditaruhnya mayat Naufal Dan Rocky di bagasi mubil itu dan pergi ke laut. Rian menmginjak gas dalam-dalam untuk meningkatkan kecepatan mobil dan byurrrr!!!!. Ternyata rian sudah loncat dari mobil . Rian akhirnya pulang ke rumah dan kembali di panggil oleh Dimas. Rian dan Dika akhirnya pergi ke tempat yg di tuju untuk menyelesaikan tugasnya. Sesampainya di tempat yang di tuju Dika akhirnya bernegosiasi dengan orang yg di panggil Bayu . Bayu ternyata seorang penyalur narkoba. Dika akhirnya mengambil tas yang ada di dekat bayu dan kembali pulang. Dimas sudah kesal karena ada anak buah yg mengkhianatinya lagi. Kali ini Rian yang menghianati. Rian mengkhianati karena bekerja sama dengan anggota mafia lain. Dimas langsung keluar untuk membunuh Rian. Saat menemui Rian, Rian sudah tahu Dimas ingin membunuhnya jadi Rian akhirnya lari. Dimas akhirnya bias membunuh Rian juga. Anggota mafia Dimas menjadi tinggal Dika. Karena Dika juga kesal dengan Dimas akhirnya Dimas juga di bunuh oleh Dika. Akhirnya anggota Dimas habis di bunuh semua.

Pengorbanan by Qurrata A'yun

Namaku Adelia, tapi lebih sering dipanggil Adel. Aku ingin menceritakan kisah ku sebelum menjadi Dokter Spesialis anak seperti sekarang ini. Dulu aku yang setiap berjalan pagi berangkat sekolah harus menempuh berpuluh-puluh kilometer melewati sungai,kaki gunung,tanah yang banyak lumpur; ayahku yang selingkuh dan pergi meninggalkan aku, adikku dan ibuku; Ibuku yang terserang penyakit kanker paru-paru sampai harus meninggal; dan usahaku dalam merawat adikku untuk bersekolah.. Sejak dulu keluargaku merupakan keluarga miskin, ayahku yang seharusnya bekerja banting tulang untuk menafkahi keluarga tetapi justru dia yang sama sekali tidak bekerja keras untuk menafkahi aku,adikku dan ibuku… Selama ini justru ibulah yang bekerja keras menjadi petani di ladang sawah orang yang gajinya Cuma 15 ribu/hari atau 450 ribu/ bulan… Kalian tahu apa yang ayahku lakukan? Dia memukul ibu,menyiksa ibu lalu mengambil uang hasil ibuku bekerja di ladang sawah orang. Tadi siang ayahku memaksa meminta uang hasil ibuku bekerja lagi “hey mana uang hasilmu bekerja aku butuh uang itu! Aku butuh untuk bermain judi” ibuku selalu menolak dan berkata “kau selalu meminta uang hasilku bertani di ladang itu untuk kamu bermain judi!. Pernahkah kamu berpikir kamu selama ini tidak pernah bekerja? Tidakkah kamu malu pada anak-anakmu?!” “berani kamu membantah suamimu sendiri! Kemarikan uangnya! Dasar istri durhaka” Setelah mengambil uangnya dia langsung bermain judi.. Aku dan adikku tidak pernah bisa mencegah perbuatan ayahku, kalau aku membela ibuku pasti dia akan ikut memukulku juga sedangkan adikku dia hanya diam terpaku sambil menangis.. Ya begitulah keluargaku, makanya aku sangat membenci ayahku… Karena hal itulah aku ingin membanggakan ibuku aku berusaha sekeras mungkin, aku tidak pernah bolos sekolah, aku selalu rajin masuk sekolah dan mengikuti semua pelajaran agar aku bisa mencapai cita-citaku dan bisa membahagiakan orang tuaku.. “adelia, ibu kasihan melihatmu untuk pergi pulang sekolah harus melewati berpuluh-puluh kilometer seperti itu” “tidak apa-apa buu, yang penting cita-cita aku bisa berhasil untuk menjadi dokter dan membahagiakan ibu” “adel, lebih baik kamu menjadi petani saja seperti ibu nak…” “tidak bu, aku juga ingin merasakan sukses, kaya, aku tidak ingin miskin terus seperti ini” “tapi percuma adel, kamu bersekolah di kampung yang pendidikannya kurang pasti kamu akan susah untuk mengejar cita-citamu itu nak” “hmm ibu yasudah kita bicarakan lain waktu ya bu”…. Aku agak kecewa dengan pernyataan ibu yang agak tidak setuju, lalu aku pamit dengan ibu dan pergi ke sekolah, selama di sekolah aku selalu memikirkan yang ibu katakan. Sampai-sampai guru ku ketika mengajar menegurku karena aku selalu melamun “adel! Kenapa kamu daritadi bengong saja? Ada masalah? Biasanya kamu tidak pernah semurung itu disekolah” “hah tidak bu saya baik-baik saja hehe” Pelajaran disekolah telah selesai aku pulang ke rumah, di perjalanan pulang aku melihat ayah berjalan dengan wanita lain yang pakaiannya sangat terbuka, ayah sangat mesra dengan dia. Hatiku kesal, mataku panas aku tidak bisa membayangkan wajah ibu jika ibu tahu tentang ini. Aku berlari cepat, sangat cepat. Aku rasanya ingin berontak dan teriak melihat kelakuan ayahku. Sampai di rumah aku, aku tidak menyangka ibu tumben pulang cepat ‘assalamualaikum bu..” “waalaikumsalam,adel sudah pulang ya?” aku tidak kuat melihat wajah ibu, aku langsung lari ke kamar. Ibu menghampiriku dia bertanya padaku “adel kamu kenapa? Kok nangis habis pulang sekolah? Ada masalah sama teman?” adikku menyaut dari belakang “iya kakak, kakak cerita aja” “ibu aku ceritakan tapi ibu janji ya tidak akan sedih?” “iya adel cerita aja nak”.. Aku menceritakan semua dari awal, aku melihat mata ibu, mata ibu berkaca-kaca. Aku tahu ibu sangat sakit hati… Aku dan adikku langsung memeluk ibu, rasanya aku dan adikku tidak mau melepas pelukan ibuku.. Aku dan adikku tertidur dipelukan ibu, kami akhirnya dibangunkan oleh ibu dan ditidurkan di kamar masing-masing, tengah malam aku terbangun karena mendengar suara ibu dan ayah bertengkar, aku mengintip dari belakang pintu kamar, ibu dan ayah bertengkar di depan kamar mereka… Aku dengar ayah menampar ibu, aku menangis aku menahan tangisanku agar adikku tidak terbangun. Ingin sekali aku memaki ayahku yang sikapnya telah kurang ajar pada ibu. Aku benci ayahku. Aku dengar ayah berkata “alah… susah ya bicara sama istri kampung kayak kamu gini! Lebih baik aku cari istri lain yang lebih bagus penampilannya daripada kamu” ayah pun pergi mengemasi barang-barang dan pakaiannya dia pergi ke rumah perempuan yang aku lihat ketika pulang sekolah tadi. Ibu duduk sujud di depan rumah dia menangisi kepergian ayah bukan karena merasa bersalah, ibu menangis sedih karena suaminya sendiri lebih memilih perempuan lain daripada mengurusi istrinya sendiri dan 2 anaknya.. 5 tahun sudah kepergian ayah, ibu menjadi lebih pendiam dan lesu semenjak ayah pergi aku tidak pernah berani menanyakan kemana ayah pergi, tapi tiap adikku bertanya “ibuu ayah kemana sih bu? Kok gak pulang-pulang ya bu?” Ibu pasti menjawab sambil senyum palsu “ayah kamu lagi nyari kerjaan di luar din” adikku hanya mengangguk-angguk jika ibu sudah bicara seperti itu.. Ibu sakit-sakitan, aku mengajak ibu pergi ke dokter ibu tidak pernah mau. AKhirnya setelah ibu aku paksa habis-habisan akhirnya ibu mau ke dokter setelah aku dan adikku memaksa beliau. Di puskesmas kami mengambil nomor urut, kami mengantri selama 20 menit akhirnya sekarang giliran kami. Setelah ibu diperiksa, dokter berkata dengan kecewa “maaf, ibunya nak delia, setelah saya diagnosa, ibu anda menderita kanker paru-paru” aku terkulai lemas, ibu memasang wajah tegar dia berbisik kepadaku ‘adel, gak papa ibu Cuma sakit biasa. Dokternya agak berlebihan” aku tau ibu hanya ingin menyembunyikan perasaan gelisahnya. Kami pulang dan tidak ada yang bicara semua diam, akhirnya adikku memecah kehingan dia bertanya “ibu masak apa di rumah” aku tau di rumah sudah kehabisan makanan, uang untuk membeli sayur pun tidak ada Aku membisikka adikku agar ia bisa menahan lapar sehari dan tidak mengeluh pada ibu, ibu duduk gelisah, aku merasakan apa yang ibu rasakan.. Sudah jam 12 malam aku menyuruh ibu supaya lebih memedulikan kesehatan ibu “bu, tidur saja ibu janagn memikirkan aku dan Dina lagi bu” “nak, kalau ibu sudah tidak ada lagi rawat adikmu baik-baik nak” “ibu! Apa lah yang ibu bicarakan?! Tidak baik bicara seperti itu ibu tidur saja” “adel.. ibu ke kamar dulu yaa” “iya bu..” Akupun ikut tidur juga akhirnya menyusul ibu tidur…. Esoknya aku bangun untuk solat subuh, aku berdoa agar keluarga kami bisa mempunyai uang cukup untuk makan dan ibu tidak sakit-sakitan lagi.. Aku pun membangunkan Dina untuk solat subuh akhirnya kami berdua pun membangunkan ibu, pertama kami memamnggil bu tapi ibu tidak mendengar, lalu adikku panggil lagi ibu tetap tidak dengar, aku tahu ibu past bercanda “ibu hahaha ibu bercandanya gitu banget ibu jago acting hahaha” “iyaa ibu jago acting hahaa” ibu tidak memperlihatkan reaksi, aku mulai takut. Aku menggoyang-goyangkan tubuh ibu dia tidak bangun dina mulai takut juga.. Ketika aku menyentuh nadi ibu di pergelangan tangannya ternyata ibu sudah meninggal.. Aku menangis, sakit, dadaku sesak. Dina merasakan juga yang aku rasakan.. Besoknya ibu dikubur, aku menangis di depan kuburan ibu aku tidak bisa hidup tanpa ibu, dina teriak-teriak takut karena kehilangan ibu. Aku mulai berdiri, menghapus air mataku, membantu Dina berdiri. Dina tersentak, aku berbicara kepada Dina “dina, kita harus tegar kita tidak boleh hanya menangisi kepergian ibu. Kakak Adel sudah 17 tahun, kamu sudah 10 tahun. Kamu kemasii barang-barang kamu kita pergi ke kota sekarang” “hiks..hiks… i…iya kak hiks” Aku dan Dina sudah mengemasi pakaian-pakaian kami, kami mempunyai sisia uang di tabunga 30 ribu, cukup untuk naik bus ke kota dari kampung. Sebelum pergi kami ke kuburan ibu, kami izin ingin pergi dan saat aku dan Dina sudah sukses aku akan kembali untuk ibu.. Aku dan Dina sudah sampai di Jakarta, kami beristirahat di terminal. Dina bertanya padaku “kak, habis ini kita mau kemana?” “kakak mau jadi pembantu sementara di komplek-komplek orang kaya supaya kita bisa beli kontrakan dan melanjutkan sekolah kamu” “ohhh gituu kak, ok kak” “kakak peri dulu ya kamu tinggal disini. Jangan pergi kemana-kemana” “iya kak daahhh kak “ “daahh Din”. Aku pun pergi ke komplek-komplek yang banyak sekali rumah-rumah orang kaya, aku pergi ek segalah arah sudah ada pembantu semuanya, tinggal satu rumah. Aku pun mendatangi rumah itu. Aku ditanya oleh satpam rumah itu yang berwajah sangar tapi bicaranya lembut “ada apa dik kamu kesini?” “saya mau menawarkan jasa saya, saya bisa menjadi pembantu disini saya bisa apa saja saya akan melakukan apa saja” ketika aku sedang berbicara keluarlah nyonya rumah disitu yang ternyata seorang nenek-nenek. Dia menghampiriku “benar kamu bisa apa saja? Tetapi kamu harus tinggal disini tidak boleh pulang ke rumah” “iya bu! Saya mau saya sanagt mau! Tetapi maaf bu saya berdua dengana dik saya dia masih 10 tahun” “lalu kemana adik kamu itu cu? Kamu Cuma sendiri disini sekarang” “dia saya tinggal di terminal bu” “kamu meninggalkan anak kecil di terminal? Kamu tidak takut dia diculik? Cepat kesana sekarang! Jemput adik kamu” “iya saya permisi bu nanti saya kembali lagi sekali lagi makasih bu” aku pun sujud di kaki nyonya itu. Dia sangat berhati mulia. Di terminal aku melihat adikku dia masih menungguku aku menghampirina cepat-cepat “Din!! Kakak dapat kerjaan! Kita bisa tinggal dirumah nyonya tua itu” “hah? Yakin kak? Yeeeeyyyy!!” “ayo cepat” “ayo kak” akhirnya kami pun sampai di rumah nyonya tua itu, aku langsung mengganti bajuku dan diajak berbicaraoelh nyonya tua itu “kenapa kamu kejakarta? Dan padahal kamu masih muda kamu masih bisa bersekolah atau berkuliah “ya memang saya masih muda, saya ingin sekali bisa menjadi dokter nyonya, maka dari itu saya blajar mati-matian sejak kecil, tapi keadaan keluarga saya yang miskin, ayah pergi dari rumah dan….” “dan apa nak?” “dan ibu saya yang sudah meninggal kemarin” “kamu masih mau bersekolah? Dan adik kamu juga butuh sekolah” “mau bu sangat mau tapi saya tidak bisa bersekolah lagi” “loh?kenapa?” “saya tidak punya uang bu untuk bersekolah dan melanjutkan sekolah adik saya” “masalah uang ibu yang urus kamu yang penting sekolah yang rajin dan benar”.. Sejak saat itulah aku dan adikku bisa bersekolah lagi, dan cita-citaku menjadi dokter spesialis anak pun tercapai. Aku dan adikku pulang ke kampung selama sehari dan pergi ke kuburan ibu.. Sampai situlah ceritaku.. oh,iya jangan pernah berputus asa teruslah berusaha.

Pahlawan Bersepeda by Albert Baginda

“Kriiiiiiiing!” suara jam weker Geo berbunyi. Dia terbangun dengan wajah yang ngantuk dan badan yang lemas,sambil berdiri dia melihat jam weker di atas mejanya. ”Oh tidak! Gua telat kesekolah!”. Gio langsung lari ke halaman belakangnya dan mengambil handuk dijemuran, setelah mengambil handuk ia langsung lari ke kamarnya dan mandi. Setelah mandi ia langsung memakai seragamnya dan langsung lari ke meja makan. “Bunda,aku udah telat kesekolah nih!” kata Geo sambil tergesa-gesa. ”Sarapan dulu nanti kamu sakit nak”kata Bunda. ”Tapi bun aku udah telat banget nih!aku sarapan disekolah aja ya!”kata Geo . ”Oke, hati-hati di jalan ya nak”. “iya bun”. Geo langsung lari ke garasi dan menaiki sepedanya. Geo memang slalu kesekolah menaiki sepeda karena menurut dia lebih hemat dan menyehatkan. Sesampainya disekolah dia langsung lari kekantin , sambil melihat jam tangan di tangannya ,”masih ada waktu 10menit”katanya dalam hati. Geo duduk sendirian sambil menikmati pisang goreng dan segelas teh hangat,tiba-tiba dia dikagetkan oleh temannya,Jerry. ”Geoooo!!!!”sambil menghentak meja,spontan Geo yang sedang meminum teh panasnya , karena kaget Geo menyemburkan teh kemuka Jerry. ”Aduh panas banget nih ge!!!!!”.kata Jerry sambil kelabakan mukanya terasa sangat panas. “lagian lo kira-kira kek kalo ngagetin orang!nih tisunya!”kata Geo sambil menyodorkan tisu. ”Lain kali klo ngagetin gua jangan pas gua lagi minum teh ya hahaha!” “Iya ge sorry,wah ada pisang goreng gua minta yak!”. Jerry langsung mengambil pisang gorengnya,sambil melahapnya dengan cepat. Saat mereka berdua makan dan minum,bel sekolah berbunyi “Kringg!!!”.”wah udah masuk nih jer,ayo kita ke kelas!’’ kata Geo.mereka langsung lari ke gedung sekolah SMA. Saat pulang sekolah seperti biasa Geo pulang bersama Jerry. Mereka memang bersahabat dari SD. Bukan Cuma karena mereka tinggal di satu perumahan saja,tetapi mereka juga satu kelas,bahkan keluarga mereka sangat dekat. “Ge,kita ke toko sepeda dulu yuk!Kita lihat-lihat sepeda sebentar”ajak Jerry dalam perjalanan pulang “Aduh,bokap gua pasti bakalan ngamuk jer,karna gua udah janji mau bantuin dia ngecat garasi”kata Geo. “Bokap lo kan lagi kekantor ini.” “Siapa bilang?Sok tau lo jer.Bokap gua hari ini pulangnya siang karena dia mau mengantar Bunda ke rumah sakit.” “kalau gitu bilang aja ke bokap lo kalau hari ini ada pelajaran tambahan dari Pak Guru.”usul Jerry “Kalau ketahuan bohong bisa-bisa gua di hukum jer!” “Yaudah kalo lo takut boong biar gua aja yang ngomong.” ”Hahaha itu mah sama aja jer.”katanya kemudian.Cuma setelah berpikir sebentar,Geo langsung berubah pikiran,”oke kita ketoko sepeda.Tapi jangan lama-lama ya.” “oke deh!”sahut Jerry senang Mereka langsung pergi ketoko sepeda yang letaknya didepan perumahan mereka. Saat mereka sampai mereka langsung masuk kedalam toko tersebut. Saat mereka sedang asik-asik melihat sepeda-sepeda tersebut tiba-tiba terdengar suara “Maling! Malingg!”. Geo dan Jerry hanya diam mendengar teriakan itu. Mereka melihat lelaki berumur tigapuluh tahun menaiki sepeda dengan kencang sambil membawa sebuah tas abu-abu. Tanpa berpikir panjang Geo langsung menaiki sepedanya dan mengejar pencuru tersebut. “Jer,cepat tolong laporkan kekantor polisi didepan perumahan biar aku yang mengejarnya!”sambil tergesa-gesa. “oke!”sahut Jerry yang langsung menaiki sepedanya dan langsung menuju kekantor polisi. Geo mengayuh sepedanya dengan sangat cepat ,sang pencuri masuk keperumahan tempat tinggalnya. Dari kejauhan terlihat si pencuri yang sedang mengayuh sepeda dengan santai. Geo langsung menabrakan sepedanya ke pencuri tersebut. “Bruuk!” sang pencuri terjatuh dan kesakitan. “aduh!”. Ujar si pencuri. “Kembalikan tas yang bapak curi tadi pak!”sahut Geo sambil siap-siap mau menonjok muka bapak tersebut “Siapa kamu?!tidak usah sok menjadi jagoan , dasar bocah!” “Serahkan tas itu pak atau bapak saya pukul!” tangan Geo mengepal siap-siap untuk memukul bapak tersebut. “Coba saja dasar bocah!” Geo langsung memberikan tonjokan ke muka bapak itu. Tetapi dengan sigap bapak tersebut berhasil menangkis serangan Geo. Saat menagkis serangan Geo pencuri tersebut menendang ke bagian perutGeo sampai Geo terpental. Sambil kesakitan dia berdiri tegap,si pencuri berlari kearahnya dan menerjang Geo dengan tonjokan di tangan kirinya. Geo sudah siap-siap untuk menangkis serangan pencuri tersebut,saat di tangkis Geo menonjok ke bagian pipi si pencuri “bukk!”. Lalu Geo menendang ke bagian perut pencuri tersebut. Sipencuri jatuh dan kesakitan , saat pencuri itu sudah tidak bisa berdiri lagi Geo berkata “mana tas yang tadi bapak curi?” “uuh ti..tidak akan saya berikan kepada kamu dasar bocah sialan!”bapak tersebut berkata sangat keras dengan kesakitan “kalau bapak tidak mau memberikan tas bapak saya akan memuukul bapak lagi!”ujar Geo “baiklah ini tasnya!” bapak itu menyerahkan tas yang tadinya dia curi. Bersamaan dengan itu beberapa satpam dan Jerry datang dan langsung meringkusnya. Tas kecil tersebut langsung diberikan ke seorang satpam. “Geo kita kepuskesmas sebentar yuk!yang di depan komplek itu lho”. Ajak jerry. Biar sipencuri itu ditangani sama pihak yang berwajib.” “uuh perut gue sakit nih jer!ayok cepetan kepuskesmas” ajak Geo. Sambil menaiki sepeda mereka masing-masing. Sesampainya dipuskesmas Geo langsung masuk keruangan rawat bersama Jerry. “mana bagian yang sakit? Tanya seorang suster. “yang ini sus.” Sambil menunjukan bagian perutnya yang sakit karena terkena tendangan pencuri tadi. “Tahan ya nak” suster tersebut memberikan obat ke perut Geo sambil memperban perutnya. Sesudah dari puskesmas Jerry mengajak Geo makan ketropak ditempat kesukaan mereka. “Ge yuk makan ketoprak!”ajak Jerry. “oke tapi pelan-pelan ya perut gua masih sakit nih Jer.”kata Geo. “Oke!”. kata Jerry. Sesampainya disana Jerry langsung memesan dua porsi ketoprak sedangkan Geo duduk untuk istirahat sejenak.Mereka memang suka nongkrong di tempat penjual ketoprak tersebut. “Ini ketoprak kalian.” Ujar Pak Tamin si penjualan ketoprak “Wah ayo kita santap Ge!” ajak Jerry “uuh baiklah”sahut Geo sambil memegangi perutnya. Setelah mereka makan , Jerry mengantar Geo kerumahnya. “Elo gapapa kan Ge?”Tanya Jerry. Saat ditengah perjalanan “tidak apa-apa .Cuma…” “kenapa?” “perut gua kan babak belur gini Jer,pasti nanti Bokap Nyokap gue marah.”Geo mejadi gelisah. “oh kalo masalah itu gua yang certain ke bokap lo Ge.Masak bokap lo marah juga sih?kan yang lo lakuin tadi adalah perbuatan terpuji. Lo itu benar-benar kaya pendekar Ge! Heheheh.” Hibur Jerry. Sesampainya dirumah Geo Ayah dan Bundanya sungguh terkejut melihat keadaan Geo. Jerry langsung menceritakan apa yang terjadi ditoko sepeda. Kalau tidak di ceritakan bisa gawat. Nanti bisa-bisa Ayah Geo menyangka kalau Geo berkelahi dengan teman-temannya. Ayah akan marah besar kalau itu terjadi. Melihat wajah Ayah Geo yang agak marah Jerry langsung berpamitan pulang. Tetapi persoalan itu tidak sampai disitu saja. Begitu Jerry pulang, Ayahnya tidak mengizinkan Geo untuk pergi kekamarnya. “Biar bagaimanapun kamu tetap akan menerima hukuman dari ayah.” Kata Ayah tegas. “Tapikan aku melakukan hal yang benar yah.” Bela Geo. “Bukan soal pencuri itu. Kesalahan kamu adalah pulang sekolah malah keluyuran ketoko sepeda,kamu kan sudah janji mau membantu ayah mengecat garasi. Mengerti?!hukuman yang harus kamu jalani adalah sekarang mengecat garasi. Sekarang juga.”seru ayah. Geo mengeluh.Padahal badannya sudah capek. Dia ingin membantah tapi tidak punya keberanian. Bisa-bisa ayah menambah hukumannya. Setelah selesai mengecat garasi,badan Geo sangat lelah bahkan memar diperutnya terasa sakit sakit. Geo langsung beristirahat. Pada malam harinya Geo dan Orangtuanya makan malam. “Ayah tidak percaya bahwa tadi kamu menangkap pencuri,bias aja tadi hanya cerita karangan dari Jerry yang kamu suruh.” “apa?! Tidak yah!sungguh tadi aku benar-benar menangkap pencurinya.” Bela Geo. “apa kamu bisa membuktikannya?ujar ayah “hmmm…”. Geo terdiam sejenak. “sudah lah ayah tak usah dibahas lagi.”bela ibu. Sesudah makan malam Geo langsung pergi kamarnya , dia tidak habis piker bahwa ayahnya tidak percaya kepadanya. Keesokan harinya Ayah membangunkan Geo. “Geo ayo bangun”.ujar ayah sambil mengetok pintu kamar Geo. Geo terbangun. “Sebentar yah”. Ujar Geo,sambil berjalan kepintu kamarnya. “ada apa yah?kok pagi-pagi gini udah bangunin Geo,kok ayah pake kaos untuk bersepeda?”Tanya geo. “Yuk kita sepedahan ajak ayah. “oke yah tunggu sebentar”. Ujar Geo. Geo langsung pergi kekamar mandi dan mencuci muka lalu menggosok gigi. Setelah bersiap-siap Geo pergi ke garasi untuk menemui ayahnya. Mereka langsung bersepeda keliling perumahan. Setelah bersepeda ayahnya mengajak Geo ke toko sepeda yang didepan perumahan. Saat masuk kedalam toko tersebut . Tiba-tiba ada yang menepuk pundak Geo. “Nak kamu kan yang kemarin menangkap pencuri kemarin kan?” Tanya satpam penjaga toko tersebut. “Lho kok bapak tau?”. Ayah Geo langsung menengok kea rah Geo. “Kmaren anak bapak telah berhasil menangkap pencuri yang mengambil tas bos saya.” Sahut pak satpam. “Bos ini anak yang kmaren berhasil menangkap pencuri yang mengambil tas bos.” “oh jadi anak init oh,namamu siapa nak?”Tanya si pemilik toko sepeda. “ nama saya Geo pak.”sahutGeo “oh begitu terimakasih ya nak,kalau seandainya kamu tidak menolong saya saya bisa rugi besar nak.Kalau begitu saya akan memberkan kamu hadiah.Kamu boleh memilih satu sepeda yang ada diseluruh toko ini dan saya akan memberikan kepadamu.” “bener nih pak?hore!”seru Geo “geo mulai sekarang ayah percaya kepadamu nak” ujar ayah sambil tersenyum “iya ayah” sahut Geo.

Janji Kecil by Virzi Meidira

“Ini mama waktu masih kecil nek?” tanya seorang gadis remaja berambut coklat dan ikal itu kepada neneknya. “iya nak, lihat yang disebelah mama mu itu adalah tante Lusi dan yang sedang memegang bola itu adalah om Jo” jelas neneknya “yaampun!! Betapa lucunya mereka sewaktu masih kecil” seru gadis itu agak sedikit terkejut, neneknya pun hanya tersenyum.. “hmm.. adakah album foto nenek dan kakek selagi masih muda? Hihihi aku ingin melihatnya kalau ada” tanya gadis itu “sepertinya ada di deretan album-album foto itu, kau cari saja album foto tua yang bewarna merah marun. Lalu bawa kesini dan kita lihat bersama-sama” jawab neneknya sambil menyuruh sang cucu mengambil album foto tersebut, sang cucu pun segera mengambil apa yang diperintahkan oleh neneknya.. “ini kakek mu sewaktu masih muda” seru nenek “dia sedang membuat mahkota daun untuk pentas drama disekolah kami saat itu” lanjutnya. “waah.. lho? Ini kan mahkota daun yang ada dilemari kaca nek?” tanya sang cucu “ya memang.. aku tidak pernah membuang barang-barang yang kami buat bersama.. untuk kenang-kenangan..” jawabnya “dan itu sangat indaaaaah sekali!!!!” sambung sang cucu dengan mata berbinar, neneknya hanya tersenyum dan tertawa kecil. Mereka pun kembali melihat foto-foto ‘jadul’ itu, saat sudah sampai dilembar terakhir.. terdapatlah foto dua anak gadis kecil cantik memakai gaun sambil memegang setangkai bunga, mereka seperti saudara kembar walau gadis yang satu lagi berkulit agak kecoklatan. Lalu dibawah foto itu terdapat foto gadis yang sama, namun difoto ini mereka sudah menjadi gadis remaja. Mereka berpakaian seragam SMA disekolah yang sama.. “nek, apakah ini mama?” tanya cucunya “memang mirip dengan mama mu, tapi dia bukan lah mama mu” jawab nenek “hah? Mirip sekali! Lalu kalau bukan mama, siapa? Sebelah gadis itu, nenek bukan?” “ya, itu memang aku. Dan disebelah ku itu adalah Lissa” “Lissa?” “ya.. Lissa. Sahabatku. tapi itu dulu, sebelum ia tak mau lagi mengenalku sebagai sahabatnya” jawab nenek dengan mata yang mulai berkaca-kaca. “kenapa? Apakah kalian bertengkar?” tanya cucunya “ntah... mungkin aku telah melakukan sasuatu hal yang fatal baginya. Sehingga sulit untuk memaafkan ku..” nenek mulai meneteskan air matanya. Karena iba, sang cucu tidak melanjutkan pertanyaan yang ingin ditanyakan nya.. “Taniaaaaa, udah mau pulang belum sayaang?” sahut seorang wanita yang berumur 30an itu kepada sang cucu yang memang bernama Tania. “iya maaa.. nek, Tania pulang dulu ya nek.. nenek jangan sedih dong  senyum nek! Hehehehe” hibur Tania “oh tuhan.. maaf kan aku, nenek tak sengaja meneteskan air mata didepan mu..” jawab nenek “gak apa-apa nek, aku doakan sahabat nenek, oma Lissa bisa membuka kan pintu maafnya untuk nenek. Sehingga kalian akan terus bersahabat selamanya! amiiin” “hihihi terimakasih Tania sayangku.. sayangnya, Lissa sudah duluan meninggalkan ku sejak lima bulan yang lalu..” “haaahh??...” “haha sudahlah tidak apa-apa sayang, cepat.. mama mu sudah menunggu diluar..” lanjut nenek “mmm.. oke nek, Tania pamit pulang ya.. baik-baik ya nek dirumah ” seru Tania Tania pun keluar dan pulang menuju rumahnya. *** “Ma, mama tau Lissa? Atau oma Lissa.. ah atau mungkin mama memanggilnya dengan sebutan ‘Tante’ “ tanya Tania ketika sudah sampai dirumah “mmm.. sepertinya mama tidak mengenalnya.. atau mungkin mama lupa, memangnya siapa dia?” jawab mamanya “hmhm.. tidak” “yasudah kalau begitu, cepat mandi dan kita siapkan makan malam” “Ma.. kapan papa pulang ke Jakarta?” tanya Tania lagi “ntah.. mungkin besok, atau lusa. Oh ya, tadi abangmu mengabarkan mama” “bang Endru??? Apa katanya? Kapan dia main kerumah???” “malam ini.. di usahakan dia bisa makan malam bersama kita” jawab mama nya “YEAAAAAAYYY!!!!!” teriak Tania gembira, memang jarang sekali ia bertemu dengan abangnya karena sang abang tinggal dirumah tante nya agar lebih dekat ke Universitasnya. “jadi, cepat mandi dan bantu bantu mama memasak dan menyiapkan makan malam” lanjut sang mama. “siiiiaaaappp boss!!” Tania pun bergegas mengambil handuk dikamarnya dan segera ke kamar mandi untuk mandi.. setelah itu, ia membantu mamanya membereskan meja untuk makan malam. ‘ting..tong..’ “mungkin itu Endru.. coba buka dek..” pinta mamanya kepada Tania. Tanpa menjawab, Tania segera berlari menuju pintu depan dan membuka pintunya dengan penuh semangat. Saat dibuka, memang benar itu adalah Endru, abang tersayangnya.. “BANG ENDRU??!!! Kyaaaaa!!!!” loncat Tania memeluk abangnya “ckckck Tania, kamu ini dari dulu tidak pernah berubah ya..” sahut Endru menanggapi adiknya yang heboh itu. “iiiihh aku kangen banget sama abang!!!” “iya iya aku juga kangen sama kamu, jadi.. aku udah boleh masuk? Aku kan juga kangen sama rumah ini” jawab Endru yang memang dari tadi masih ditahan didepan pintu rumah oleh Tania “hehehehe boleh dong bang!” seru Tania mempersilahkan abangnya masuk kerumah dan bertemu dengan sang mama.. “Endru sayang..” sambut mama sambil memeluk anak laki-laki nya itu “Endru kangen banget sama mama.. mmm dan juga sama masakan mama. Hehehehe” seru Endru polos karena memang sudah kelaparan “hihihi kamu ini, yasudah cuci tanganmu dan makan malam lah bersama kita ” *** “Yummyyyy!! Masakan mama memang ngga ada dua nya deh! Aku kangen banget sama sup ayam kaldu buatan mama.. dan juga kentang gorengnya!” seru Endru “kentang gorengnya enak bang?? Aku yang masak lhooo!! Spesial buat abang” sahut Tania “ah.. kamu yang buat dek? Pantas kurang asin nih..” ledek Endru “iiihh jahat banget!” sahut tania “hihihi sudah-sudah, abangmu hanya bercanda dek.. kamu seperti tidak kenal kelakuan abang mu saja deh..” lerai mama “huh iya aku tahu kok, walaupun bang Endru blang gitu tapi pasti dalam hati nya ia memuji-muji kentang goreng buatan aku yang nggak kalah sama buatan mama! Iya kaaaan?” seru Tania Endru dan mama pun hanya tertawa melihat kelakuan Tania *** ‘kring..kring..kring..’ “Ndru, bisa tolong angkat telfonnya sebentar? Mama sedang tanggung mencuci piring nih..” pinta mama “mm.. dek, angkat tuh telfonnya” seru Endru menyuruh Tania “apaan sih, kan abang yang disuruh..” “aku kan capeeek, mau mandi..ayolah dek” “nggak mau ah, aku lagi nonton drama favorit aku nih..dikit lagi akan tamat” tolak Tania lagi “dek..pleaseee..” pinta Endru lagi “Endru..mama minta tolong ke kamu nak..” sambung mama, akhirnya dengan wajah cemberut Endru pun mengangkat teleponnya.. “halo?” seru bapak-bapak dari seberang sana “iya halo? Dengan siapa ini?” jawab Endru “ini Jo, ini om Jo..ini siapa ? Endru ya?” “oh om Jo.. iya om, ini Endru hehehe” “kapan kau balik ke rumah Ndru?” “belum lama om.. kenapa?” “ah ya, lama kali kau angkat telfonnya!” “maaf om, maaf-__-“ “oke oke mana mama mu??” “sedang di dapur om..” “cepat panggilkan, aku mau bicara sama dia.. darurat kau bilang padanya ya!!” “siiip om.. wait yaaaah” jawab Endru *** “mama mau kemana?” tanya Tania yang heran melihat mama nya sudah berpakaian rapih dimalam hari “mama barusan dapat kabar dari om Jo.. nenek drop, dan sekarang sedang dibawa ke UGD” jelas mamanya “ah.. aku ikut!” pinta Tania “jangan sayang, sudah terlalu malam.. kamu diam saja dirumah dengan bang Endru. Kalau dia sudah selesai mandi, bilang padanya mama pergi kerumah sakit karna nenek masuk UGD ya..” jawab mama “hmm.. oke, jangan lupa kasih kabar ke kita ya ma..” “oke sayang, jangan lupa kunci pintu ya.. mama bawa kunci cadangan kok” “iya ma..” jawab Tania *** “ngapain kamu dek? Nungguin telepon dari pacar? Hahahaha” leder Endru yang geli melihat adiknya sedang gelisah menunggu telepon berbunyi “yeee apaan sih bang, sok tau banget” jawab Tania “hahahaha unyu deh gitu doang ngamber.. kan bercanda wooo.. eh mama mana?” tanya Endru “mama kerumah sakit.’’ “ngapain?-_-“ “nenek drop, sekarang sedang di UGD” jelas Tania “HAH?! Serius dek???” “iya tadi mama bilangnya gitu kok.. makanya aku lagi nungguin kabar dari mama, bukan lagi galau nungguin telfon dari pacar!!!” “haha yaa maaf, kan aku ngga tau dek.. hmm.. mudah-mudahan nenek ngga kenapa-kenapa deh” seru Endru “aminn!!!” lanjut Tania *** ‘kring..kring..kring’ “aku yang angkaatt!!!” seru Tania “aku aja,.. halo?” jawab Endru “halo..Endru?” jawab mama dari sebrang telfon “iya maa?.. mama dimana? Nenek gimana? Tanya Endru “iya Ndru.. gini, mama masih dirumah sakit dan nenek koma. Seperttinya mama akan menginap di rumah sakit malam ini” jawab mama “yaampun  yaudah deh.. boleh Endru dan Tania menjenguk nenek besok?” “boleh sayang.. jaga adik mu malam ini ya, jangan lupa kunci pintu dan periksa listrik atau kompor sebelum tidur..lalu, doakan nenek mu ya” “pasti ma.. past kita doakan disini” “okey. Salam buat Tania ya Ndru..” “oke ma..” jawab Endru dan mengakhiri telepon dari mamanya. “apa mama bilang bang?” tanya tania “mmm.. mama bilang nenek masih koma..” jawab Endru “HAH?!! Yaampun!!! Terus!???” “iyaa.. mama malam ini menginap dirumah sakit bersama om Jo” “oh begitu.. lalu kita akan menjenguknya besok? “ya, sebaiknya kita tidur sekarang agar besok gak kesiangan dijemput oleh tante Lusi.. jangan lupa sebelum tidur doakan nenek ya dek..” “iya bang ” jawab Tania dengan mata yang mulai berkaca-kaca “jangan sedih dek.. semua pasti baik-baik saja, nenek pasti akan sembuh” hibur Endru “amin.. good night bang..” “night too dek...” *** “deek.. cepetan dikit bisa gak? Tante Lusi udah nungguin tauu!” sahut Endru dari depan pintu kamar Tania “iya bang.. udah kok, bawel banget sih.. eh bekal buat mama udah dibawa?” tanya Tania sembari keluar dari kamarnya “udah nih” jawab Endru memperlihatkan kotak berisi makanan dan minuman untuk mamanya “yuk ah! Kasihan ntar mama kelamaan nunggu dirumah sakit!” lanjut nya.. Mereka pun menuju rumah sakit bersama sang tante.. *** “sayang...” sambut mama saat melihat kedua anaknya itu datang “Ma., gimana keadaan nenek?” tanya Tania “nenek masih koma, belum sadarkan diri..” jawab mama “yaampuun.. ” seru Tania dan Endru kompak *** 3minggu telah berlalu, namun nenek pun masih belum sadarkan diri.. Tania seperti biasa, setiap pulang sekolah selalu menjenguk neneknya dan menemani nya sampai sore menjelang. Namun, saat itu, tiba-tiba neneknya bersiuman dan berbisik sesuatu “Lissa...Lissa..” Tania yang sedang menjaga neneknya itu pun terkaget mendengar sang nenek menyebutkan nama sahabat nya itu ketika sedang bersiuman.. “nek..nenek???” sahut Tania sembari memegang tangan sang nenek “susteerrr!!!! Suster!!” lanjut Tania mencoba memanggil suster *** “ma..bagaimana keadaan mama?” tanya om Jo “aku baik-baik saja Jo.. terimakasih ya semua” jawab nenek yang memang sudah sadar dan agak sehat “syukur lah kalau begitu..kami sangat senang ketika Tania memberitahu kami bahwa nenek telah sadarkan diri” seru tante Lusi “hihihi terimakasih sayang-sayang ku semua..” kata nenek “kapan aku boleh pulang? Aku kangen sekali dengan rumah ku..” lanjut nya “seperti kata dokter, nenek besok sudah boleh pulang” jawab mama “ma.. bolehkah aku menginap disini? Ayolah.aku ingin menemani nenek..” ujar Tania “hmm.. yasudah kalau begitu biar bang Endru menginap disini juga untuk menemani mu dan nenek” jawab mama “hahh? Aku? Baiklah..” sahut Endru.. Tania dan Endru pun pulang mengambil baju dan balik lagi kerumah sakit untuk menginap.. “abang tidur di kursi sebelah nenek ya.. aku tidur di sofa” ujar Tania membereskan sofa untuk alas tidurnya “iya deh, tapi sehabis itu kau gantian dengan ku” jawab Endru *** Ketika malam tiba, dan semua sudah tertidur lelap, Endru mendengar suara yang berbisik-bisik.. ketika ia membuka matanya ternyata suara itu berasal dari mulut sang nenek.. “nenek mengigau” pikirnya, namun ketika ia memperjelas pendengarannya.. ternyata nenek mengigau menyebut nama seseorang.. “Lissa...Lissa..Lissa” begitu kata nya “nek..” sahut Endru sambil memegang tangan nenek, tampak nya nenek benar-benar sedang mengigau.. nenek tiba-tiba berhenti memanggil nama itu dan kembali tertidur pulas.. Esoknya, disaat nenek sudah pulang kerumahnya diantar oleh om Jo, Endru bercerita kepada Tania kejadian semalam. “Lissa kak???” tanya Tania “iya.. sampai 4kali terbangun karna nenek terus mengigau memanggil nama tersebut..” jelas Endru “sebenarnya sewaktu nenek pertama kali sadarkan diri, nenek bersiuman dengan menyebut nama Lissa juga” ujar Tania “iya dek? Serius kamu??” tanya Endru dengan terkejutnya “iya bang..” “Lissa itu siapa ya kira-kira? Apa mungkin ada hubungannya dengan Nenek?” “pasti ada lah bang, aku pernah diceritakan oleh nenek.. Lissa itu adalah sahabatnya nenek namun itu dulu, katanya Lissa tidak pernah mau mengenal nenek lagi..” jelas Tania “lho kok bisa? Kenapa?” tanya Endru heran “ntah.. aku juga bertanya begitu pada nenek, namun nenek tidak tahu juga penyebabnya apa.. atau mungkin nenek sengaja tidak mau memberi tahu apa sebabnya” “kalau begitu.. kita harus mencari sahabat nenek yang bernama Lissa itu, dia harus menjelaskan semua salah nenek.. kasihan kan nenek, sudah tua namun hidupnya tidak tenang karena sahabatnya itu marah tanpa ada sebab” ujar Endru “percuma kak.. sahabat nenek yang bernama Lissa itu sudah meninggal sejak 5 bulan lalu..” jawab Tania “HAAAHHH?!!!!” seru Endru “hmm.. mungkin kau bisa meminta nenek untuk menceritakan kejadian yang sebenarnya demi masa tua nya...” lanjutnya “iya kak.. aku akan berusaha..” *** Tania diminta neneknya untuk menginap dirumah sang nenek. Saat sedang menonton tv bersama neneknya, Tania pun mulai membahas kejadian yang menimpa nenek dan sahabatnya sehingga ia tak mau mengenal nenek lagi.. “jadi seperti inilah kisah sebenarnya nak,...” nenek mulai bercerita “aku dan Lissa sudah berteman sedari kami masih kecil, kami selalu bersama-sama, kami sering bermain dirumah pohon ku dulu, dan nongkrong dicafe dan duduk ditempat favorit kami sehabis pulang sekolah. Bahkan sampai-sampai kami sering dibilang sebagai saudara kembar.. saat itu, kami mulai memasuki masa remaja, kami masuk SMA yang sama.. Lissa pun sudah mengenal laki-laki, dan Lissa akhirnya mendahuluiku mempunyai teman laki-laki. Tak masalah bagi kami, walaupun begitu kami tetap bersahabat. Namun satu tahun kemudian, aku harus pindah sekolah ke luar negri. Dari situlah kami terputus hubungan, aku kehilangan kabar darinya.. meranjak aku dewasa, aku dijodohkan oleh ibu ku.. Lelaki tampan, bak, ramah, dan kaya raya yang kini menjadi kakek mu, Ron. Namun, betapa kaget nya aku.. ternyata lelaki itu adalah kekasih Lissa dulu.. Ron tidak pernah mau cerita kenapa dia memutuskan hubungannya bersama Lissa padahal hubungan mereka sudah jalan 3tahun. Lalu kami kembali kejakarta untuk melaksanakan pernikahan, aku berusaha keras untuk mencari alamat rumah Lissa agar aku bisa mengundangnya nanti. Ketika aku dapat mengundangnya, dihari pernikahan ku Lissa tidak datang.. sampai saat nya Ron meninggal akibat kecelakaan saat mau menjemput ibu mu pulang sekolah. Dihari pemakaman itu terlihatlah Lissa, ia datang sendirian mengenakan baju serba hitam.. namun kami tak saling menyapa, kami hanya bertatapan mata.. mata Lissa kosong seakan tidak ada ‘roh’ didalam tubuh nya saat melihat ku.. aku sadar, dia marah kepada ku karna aku telah melanggar janji kecil kita sewaktu masih muda. Kami berjanji akan terus bersama, menikah bersama dengan lelaki idaman.. beberapa hari kemudian aku mendapat kabar bahwa Lissa akan pindah keluar Negri, aku menyusulnya kebandara untuk meminta maaf.. namun kau tahu jawabannya? Ia menjawab, ‘lihat lah jawabannya di sudut bawah kenangan kita’ dengan tatapan yang sangat seram dan membuatku ketakutan.. tanpa menjawab, aku langsung meniggalkan dia..3tahun kemudian aku mendapat kabar bahwa Lissa kini telah tiada.. sampai sekarang akupun masih tidak tahu arti dari kata-katanya itu, aku sangat merasa bersalah..mungkin sampai aku meninggal pun tak akan pernah tahu jawaban Lissa..” cerita neneknya.. tanpa menyadari, Tania meneteskan air mata didepan neneknya “sayang.. kamu menangis mendengar ceritaku?” tanya sang nenek “cerita nenek sangat menyedihkan” jawab Tania yang mulai menangis “haahaha tak apa-apa sayang, mungkin ini memang sudah balasan untuk ku karna aku telah mengingkari janjinya” *** Esoknya Tania menceritakan semua yang nenek ceritakan kepada Endru.. “tak ada cara lain, selain kita mencari jawabannya sendiri dan membuat hidup nenek tenang dek..” seru Endru “iya kak, tapi bagai mana?? Sedangkan nenek sendiri yang merupakan sahabatnya tidak tahu apa arti dari perkataan oma Lissa itu!” jawab Tania “hmmm... coba sebutkan tempat-tempat yang nenek ceritakan tadi” ujar Endru “ mmm.. Rumah pohon, Cafe dekat SMPnya, dan SMA mereka..” ‘kring..kring..kring’ “ah bentar ya dek.. halo?” ujar Endru “Endru???? Tania mana nak?!????” tanya mama “mama? Ada, kenapa ma?” tanya Endru ikutan panik “nenek drop lagi nak, dan kata dokter nenek sudah tidak bisa bertahan lama lagi.. ia dari tadi terus menerus memanggil nama Tania! Mungkin nenek mau mengatakan sesuatu, cepat antarkan kesini ya sayang..” jawab mama dengan nada mau menangis Tanpa Ba,Bi,Bu Endru segera mengantarkan sang adik kerumah sakit *** “tolong bantu nenek nak.. bantu nenek mencari jawaban Lissa itu..sebelum nenek meninggal, nenek ingin pergi dalam keadaan tenang tanpa beban” ujar nenek tertatih “iya nek.. Tania dan bang Endru akan membantu nenek, mencari jawaban itu sampai ketemu..” jawab Tania “tapi kita harus cari dimana nek????” lanjutnya “ah!! Nek, apakah nenek masih ingat nama cafe yang sering nenek kunjungi bersama Lissa?” sambung Endru “uhuk..uhuk.. nenek tidak tahu pasti nak, seingat nenek cafe itu dulu bernama ‘de’presto’” jawab nenek Tanpa menjawab, Endru langsung bergegas mencari cafe tersebut menggunakan motor pamannya.. sesampai dijalan yang memang berderetan dengan cafe-cafe dia menyadari cafe “ de’presto “ itu sudah tidak ada “sial!” keluhnya.. tak lama hp nya berbunyi, ternyata Tania yang menelepon “bang!!! Udah ketemu cafenya???” tanya Tania “udah ngga ada dek!!! Aduh! Gimana dong nih???” “cari sampai ketemu baang!! Nenek makin menjadi-jadi bang, sakitnya semakin parah ia sudah sangat sulit bernafas” ujar Tania sambil menangis sesenggukan “sabar sayang....” jawab abangnya yang sedari tadi menanyakan nama cafe satu-persatu “ah!! Ketemu! Aku ketemu cafe yang nama dulu nya adalah de’presto!!!” seru Endru gembira “cepat bang!!!!” Endru pun langsung memeriksa semua kolong meja,bangku,dan dinding cafe tersebut.. sampailah Endru dimeja paling pojok dekat dengan jendela lebar dan besar.. dikolong meja tersebut terdapat tulisan “untuk sahabat tersayangku, Rina. Aku tak akan pernah memaafkan mu... –Lissa” Betapa terkejutnya Endru saat itu.. Endru terdiam melihat coretan tersebut, ia merasakan sakit hati yang amat mendalam.. lalu ia dikejutkan oleh teriakan Tania “BANG!!!! Kok diam?? Sudah dapat??” tanya Tania “bang jawab! Nenek sudah tak sadarkan diri.. cepat beritahu apa jawabannya sebelum terlambat.. aku.. aku hanya ingin nenek meninggal denga tenang” lanjut Tania dengan tangisan yang sangat sedih. “ya aku menemukannya..” Jawab Endru “betulkah?? Apa jawabannya???” “dekatkan telfonnya ke nenek, akan kuberitahu secaara langsung.. walaupun tak sadarkan diri, nenek pasti bisa mendengar” ujarnya Tania pun menuruti permintaan abangnya, didekatkannya gagang telepon itu kedaun telinga sang nenek “nek.. ini bang Endru..” ujar Tania, Endru pun mulai berbicara.. “nek.. Endru sudah menemukan arti dari ‘sudut bawah kenangan’ kalian itu, itu terdapat dibawah kolong meja cafe yang kalian sering kunjungi dulu.. disitu Lissa, sahabat nenek menuliskan jawabnya.. ia berkata “ untuk sahabatku, Rina. Aku senang kau bisa hidup bahagia bersama Ron. Semoga kalian selalu menjadi keluarga yang bahagia selamanya. Aku menyayangimu, sahabatku..” dengar nek? Lissa sama sekali tidak marah pada nenek..” ujar Endru sembari meneteskan air mata Disaat itu pula, dirumah sakit.. nenek meneteskan air mata dan akhirnya meninggal dunia.. “bang.. nenek sudah pergi dengan tenang.. terimakasih, bang..” jawab Tania menangis..

Sahabat dan Cinta by Tasya Febri

Hari pertama setelah liburan ada anak baru masuk ke sekolah dan dia anak pindahan dari sekolah lain.dia bernama andrew dan jhon,andrew adalah anak yang baik,ramah,cuek,jail,berkulit hitam manis dan berwajah imut.awal aku tidak mengenal dia karna hari pertama aku tidak masuk sekolah dan ada teman ku yang memberitahu bahwa ada anak baru.mau tidak mau kita harus kenal karna kita seangkatan lalu aku berkenalan dengan andrew dan jhon.awal nya aku sudah sedikit kenal dengan jhon dikarnakan teman ku sudah mengenalkan dia kepada aku jadi aku dengan jhon sudah hampir dekat.jhon anaknya baik,ramah,suka marah,tinggi besar.dia dan aku sudah hampir dekat sekali aku juga tidak menyangka kalau kita bisa sedekat ini aku sudah tau sifat jhon yang pemarah jadi aku tidak mau membuat nya menjadi pemarah berlebihan. Aku pun sudah tau sifat andrew yang baik tetapi kalau marah menjadi seram. Aku memahami sifat mereka agar mereka nyaman merekapun senang dan cepat beradaptasi. Aku juga tidak menyangka kalau mereka berdua hobi main basket sama seperti aku yang hobi main basket. Kami pun semakin dekat karna kami satu hobi dan kami sering main basket bareng-bareng kami pun sudah menjadi sahabat selalu bareng-bareng. andrew sahabat yang paling dekat dengan ku aku dan dia selalu bertengkar seperti anjing dan kucing tetapi dia selalu ada disamping ku dan dia selalu curhat dengan ku sampai-sampai semua mengatakan ‘kalian cocok,sebentar lagi paling pacaran’ tingkah laku ku dan andrew memang seperti orang pacaran padahal kami sahabatan dan disaat teman-teman bermain basket aku dan andrew berduaan sampai ada teman ku yang berkata ‘kalian pacaran?’ dalam hati ku berkata ‘amien’ tetapi andrew mengatakan “tidak mungkin!” sangat kecewa karna andrew juga sudah menyukai teman ku yang bernama jessy dia menyukai jessy dari awal ketemu tatap-tatapan. Andrew tidak bisa menahan perasaan nya dia ingin sekali mendekati jessy tetapi jessy tipe cewe yang jutek dia tidak perduli dengan andrew yang menyukainya.tapi andrew tetap berusaha mendekati jessy sampai-sampai andrew menyanyikan lagu untuk jessy andrew tidak perduli suara nya bagus atau jelek yang penting dia menunjukan perasaan nya ke jessy awal andrew sudah menembak jessy tetapi jessy belum memberi jawaban aku juga bingung apa yang harus aku lakukan aku sudah berusaha untuk mendekatkan mereka tetapi jessy pun sudah dekat dengan cowo lain andrew pun sedikit kesal dan perasaan nya pun hancur aku sebagai sahabat tidak mau dia seperti itu.aku pun memberi semangat agar dia tetap semangat dan yang terakhir kali nya dia menembak jessy dan akhirnya jessy memberi jawaban ‘tidak’ kepada andrew awal jessy mengeluh kepada ku ‘kenapa sahabat mu selalu memaksa ku?kenapa dia selalu berusaha menunjukan cinta nya kepadaku?aku masih menyukai mantan pacarku,apa yang harus ku lakukan?’ aku hanya berkata “lakukan yang terbaik jika kamu tidak menyukai nya lebih baik kamu tolak jika kamu memberi harapan katakan ya kepada andrew ” dan jessy pun memberi jawaban ‘tidak’ kepada andrew sebenarnya jessy tidak enak kepada andrew karna jessy hanya menganggap andrew teman tidak lebih. Andrew pun sangat kecewa tetapi aku tetap memberi masukan agar dia semangat dan jalani apa yang ada.aku dan kawan-kawan mengajak dia untuk jalan-jalan untuk refreshing kami pun mengajak andrew jalan setelah kami bermain basket disana kami berpasangan jhon dengan aca dan dani dengan ilham.aku dengan andrew kami pergi ke mall untuk nonton film tetapi kami telat jadi kami tidak jadi nonton kami hanya nongkrong sampai sore. Andrew dan aku selalu bertengkar tetapi kami selalu berduaan dan aku mulai mempunyai rasa suka dan sayang kepada andrew.aku bingung kenapa perasaan itu muncul kami hanya sahabat tapi aku juga merasakan cemburu saat andrew menyatakan cinta kepada jessy.aku hanya bisa memendam perasaan ku terhadap dia.dia belum tau perasaan ku jadi dia tetap santai dan yang paling aku senangi dia selalu ada buat ku meski kita selalu bertengkar. Aku selalu tersenyum jika dia mencubit pipi ku atau bergandengan dengan ku sangat menyenangkan tetapi dia hanya menganggap ku sahabat sedikit kecewa tapi yasudah lah. Suatu hari kami pergi ke rumah teman ku untuk bermain dan kebetulan kami ingin jalan-jalan lagi disana terlihat ada jessy,andrew pun kaget karna andrew sedang patah hati dan melihat jessy ia nambah patah semangat aku pun terus memberi masukan agar dia melupakan jessy dan jalani apa yang ada.tetapi tidak semudah yang aku fikirkan aku berharap andrew melupakan jessy dan menyukai ku kenyataannya dia tetap menyukai jessy sangat disesali aku tidak pernah putus semangat karna aku percaya aku bisa mendapatkan nya. Aku hanya bisa memberi semangat kepadanya ada teman ku yang bernama dani ia ingin menjodohkan andrew dengan teman perempuan nya yang cantik,putih,baik awal andrew menolak tawaran dani tetapi dani memaksa dan akhirnya andrew menerima tawaran dani untuk dijodohkan dengan teman perempuan nya.aku hanya terdiam dan tersenyum meski hatiku tersakiti karna harapan ku sudah pupus aku sudah tidak mempunyai harapan kepada andrew.andrew semakin dekat dengan perempuan itu lama-kelamaan andrew pun mempunyai rasa suka dan akhir nya andrew menyatakan cinta kepada perempuan itu mereka pun pacaran diam-diam awal aku tidak diberitahu lama-kelamaan aku tahu sedih tetapi tetap tersenyum.andrew sudah tahu perasaan ku terhadap nya sebelum mereka jadian aku sudah memberitahu kepada andrew bahwa “aku suka padamu” “aku sudah sangat capek menahan perasaan ku” tetapi andrew hanya terdiam tidak mempercayai bahwa aku menyukainya andrew tidak bisa berbuat apa-apa ia hanya meminta maaf dengan ku karna sudah membuat ku seperti ini aku sangat kecewa terhadap dia kenapa dia bisa sampai sejahat ini terhadap ku sampai dia jadian pun aku tidak tahu aku berpura-pura tidak menyukainya lagi dan hanya menganggapnya sahabat dia tidak peka terhadap ku dia hanya mengatakan “oke,kamu adalah sahabat ku terimakasih ” aku selalu berusaha untuk melupakan dia aku terus berusaha mencari pengganti nya sampai-sampai aku minta bantuan kepada teman ku agar dicarikan pacar.jhon sudah lama mengetahui aku menyukai andrew karna gerak-gerik ku yang agak aneh dan aku sering berantem sama andrew dan jhon berkata “kamu harus jalani hidup mungkin dia bukan jodoh mu jadi kamu harus semangat mencari pasangan hidup mu  “ ia selalu menyemangati ku agar aku move on dan mencari pasangan baru.aku selalu mencoba untuk melupakan tetapi sangat sulit.pada akhirnya aku pun perlahan-lahan melupai nya sudah 5bulan aku menanti ia putus tetapi mereka sangat langgeng sekali 1 bulan kemudian aku sudah tidak menunggu andrew lagi karna ada seorang pria yang bisa menaklukan hati ku.pria itu baik,ganteng,ramah. Awal aku dikenalkan oleh teman ku teman ku berkata “kamu harus mencoba berteman dengan dia siapa tau bisa lebih” “iya aku akan mencobanya” lama-kelamaan kami semakin dekat setiap hari kami jalan,bbman,smsan,otpan sampai akhirnya pria itu berkata kepada ku “do you want to be my girlfriend?cause i love you and never leave you alone,aku ingin menjadi yang terakhir bagimu,aku menyayangi mu” aku pun tersenyum dan mengatakan “ya aku akan mencoba dan aku berharap begitu ” kami berdua pun saling menyayangi tetapi dua bulan kemudian andrew dan kekasih nya bertengkar dan mereka sudah tidak menjadi sepasang kekasih lagi.setelah mereka putus andrew berkata “aku menyayangi mu bukan dia!jadi aku harap kita bisa lebih dari teman” ucap andrew kepada ku.tetapi aku sudah mempunyai pria yang sudah mencintai ku,aku tidak mau mengecewakan nya tanpa ku ketahui ternyata andrew menantang kekasih ku untuk balapan di malam hari. Ia menantang kekasih ku jika kekasih ku kalah maka dia harus putuskan ku dan merelakan aku dengan andrew dan jika andrew kalah maka andrew akan pergi dari kehidupan kami ia akan pergi keluar negri.sangat mengecewakan kenapa mereka bisa seperti itu dan terjadi hal yang tidak diinginkan kekasih ku kecelakaan pada saat balapan kepala nya bocor dan tangan nya patah ia langsung dibawa ke UGD pada pukul 01.00 pagi setelah beberapa jam aku menunggu dirumah sakit akhir nya dokter mengizinkan ku untuk melihat keadaan kekasih ku andrew pun meminta maaf kepada ku dan kekasih ku andrew sangat menyesali perbuatan nya ia berkata “aku sudah buta karna perempuan aku sangat menyesal aku minta maaf aku tidak akan ulangi kejadian ini lagi maaf kan aku,aku akan lakukan apapun supaya kalian memaafkan ku!aku memang jahat aku bukan lah sahabat yang baik.........” aku mengatakan “kamu memang jahat kamu sangat salah! Aku kecewa dengan mu selama ini kau sudah ku anggap sahabat aku sudah memendam perasaan ku dalam-dalam!tetapi kamu seperti ini!tetapi kamu adalah sahabat terbaik ku aku tidak bisa melepas persahabatan kita begitu saja,dulu aku memang mempunyai rasa suka dengan mu tapi sekarang aku sudah menyayangi orang lain karna pada saat itu kamu tidak pernah memperdulikan ku kau hanya memperdulikan kekasihmu!!” andrew mengatakan “maaf sekali aku tidak bermaksut seperti itu pada mu aku hanya mengikuti perasaan ku aku juga tidak mempunyai niat jahat kepada kekasih mu...aku hanya ingin bisa memilikimu aku sangat menyesal jadi sekarang apa yang harus ku lakukan agar bisa menebus semuaa kesalahan ku pada kalian?” aku tidak tega dengan nya aku pun memaafkan dan menyuruh nya agar berubah.sampai akhirnya andrew pun berubah dan kekasihku pun sudah sembuh.kami pun menjadi sahabat yang sangat bahagia dan kami selalu pergi bareng-bareng andrew dan kekasihku pun sudah sangat dekat mereka sangat menyayangi ku dan mereka juga sangat melindungi ku beberapa bulan kemudian kekasihku mengidap penyakit dan ia tidak ingin aku tahu penyakitnya ia akan segera pindah ke luar negri agar bisa berobat dan bisa lanjutkan sekolah disana ia hanya cerita kepada andrew ia tidak mau aku mengetahui nya sampai hari H hari dimana ia harus pindah ke luar negri yaitu canada sebelum ia pergi dibandara soekarnoe hatta ia hanya mengatakan “aku sangat menyayangi mu,tetaplah menyayangiku dengan tulus...dimana pun aku berada kau tetap ada dihatiku aku akan menitipkan mu kepada andrew ia akan menjaga dan menyayangi mu seperti aku menyayangi mu.i love you so much your my mine ” lalu aku hanya mengatakan “i love you more than you knew and never forget you cause i’m yours ” setelah kepergian kekasihku andrew terus memberi masukan kepada ku agar aku kuat dan agar aku memikirkan sekolah terlebih dahulu aku pun mengikuti saran andrew karna ia sahabat ku beberapa tahun kemudian aku terus menanti kabar dari kekasihku ia tidak sama sekali memberi kabar kepada ku ataupun andrew.kami hanya menunggu kabar darinya sampai akhirnya aku memutuskan mencari kekasih baru aku sudah lama menunggu bertahun-tahun tetapi aku hanya menunggu yang tidak pasti aku mendapat kan kekasih baru ia bernama justin bieber ia pria asal canada yang bertubuh tinggi,putih dan berwajah ganteng,imut ia pun jago menciptakan lagu ataupun menyanyikan nya ia juga pintar bermain gitar,piano,terompet,drum dan ia tipe pria yang lucu.aku baru mengenal dia semenjak ia pindah ke sekolah ku dan ia anak pindahan dari canada awal ia mengajak ku untuk berkenalan “siapa nama mu?boleh aku berkenalan dengan mu?kau sangat cantik” ucap justin,aku hanya diam tersenyum dan mengatakan “nama ku tasya,boleh saja terimakasih kau pun ganteng hehe” lalu ia mengatakan “sudah kah kamu mempunyai pacar?” aku bingung apa yang harus ku jawab aku sudah mempunyai pacar tetapi kami hubungan jarak jauh dan dia tidak memberi kabar sama sekali jadi aku hanya berkata “sudah tetapi ia diluar negri dan tidak memberi kabar dengan ku,bagaimana dengan kamu?” justin mengatakan “aku?aku belum punya pacar kok hehe pacarmu sakit apa?” aku pun menjawab “aku tidak diberitahu penyakitnya ia sudah pindah keluar negri sejak lama” aku pun memasang muka sedih tapi justin menyemangati ku agar move on dan agar aku bisa menerima yang terjadi.lama-kelamaan kami selalu jalan bareng,belajar bareng,smsan,bbman tetapi andrew tidak menyukai aku pergi dengan justin “ngapain kamu jalan sama dia terus?aku tidak mau kamu jalan dengan dia” ucap andrew aku hanya diam dan mengatakan “dia teman baru ku,memang kenapa?” lalu andrew menjawab “dia itu playboy,kamu masih punya kekasih di luar negri yang sedang berobat demi kamu dan ia sudah menitipkan kamu ke aku” aku pun hanya diam menundukan kepala sambil memasang wajah yang cemberut. Beberapa menit kemudian justin datang dan mengatakan kepada andrew “aku bukan lah playboy aku tidak akan menyakiti tasya,aku akan terus menjaga nya aku sangat menyayanginya” andrew hanya mengatakan “dia sudah mempunyai kekasih yang sedang sakit dan sekarang berada diluar negri,dia sudah menitipkan tasya kepada ku” justin hanya berkata “tetapi apa kekasihnya memberi kabar?kenapa dia menggantung tasya begitu saja?niat ku baik hanya ingin membuat tasya senang,bahagia karna aku juga menyayanginya” andrew hanya diam tidak bisa memberikan jawaban kepada justin andrew juga tidak ingin aku menunggu sesuatu hal yang tidak pasti dan akhirnya andrew hanya tersenyum dan berkata “jika kamu benar menyayanginya jagalah ia sampai kapan pun jangan biarkan ia menangis dan jangan pernah membuat nya kecewa dengan mu,” justin pun berkata “aku berjanji kepadamu tidak akan membuat tasya seperti itu.”

Best Friend... by Siti Namira Aisyah

Aneh…sikapnya sangat aneh.Aku merasa ada yang salah dari dirinya.Ah,aku harus cepat memberitahunya….Tidak!tidak jangan!aku belum sempat memberitahunya,jangan!Ternyata memang kau yang membuat semua ini…Maafkan aku,aku belum sempat memberitahumu..kuharap bukti yang kutinggalkan ini sangat membantu… Krek…pisau itu telah menembus perutnya.Darah bercucuran dan dirinya tidak dapat lagi menahan rasa sakit.Tragedi malam itu selesai pada pukul 1.11 pagi.Dan tak ada seorangpun yang mengetahuinya. Sungguh,sebuah pembunuhan cerdik.Tak ada satupun jejak yang ditinggalkan si pelaku..tapi ada satu kesalahan fatal yang tidak bias dihapus oleh pelaku.Ya,dia tidak menyadarinya…bukti forensik si pelaku dan “$” Pagi yang cerah di SM High School. “Pagi,Krystal!”Seseorang memanggilnya dari belakang.Tak lain,itu adalah sahabat dekatnya,Sulli.”Oh,hai Sulli.”Krystal menjawab dengan tidak bersemangat.”Ada apa?Kok kelihatan kayak gak bersemangat?”Sulli bertanya,”Anniya..gak ada apa apa kok.Cuma agak capek aja kemarin.” “Emang lo kemana?Curang ya gak ngajak ngajak.Oke lo gue end!”Sulli berpura pura marah.”Et,jangan ngambek dong mbak,Cuma nemenin kakak gue doang belanja.”Jawab Krystal sambil tertawa karena geli melihat kelakuan Sulli.”Oh iya,hahahaha.Guekan cuma bercanda,Yaudah yuk kekelas,nanti telat lagi.Pelajaran pertama kan Pak Wookie.” “Yuk.”Jawab Krystal sambil merangkul sahabatnya. Krystal dan Sulli memang bisa dikatakan saudara,walaupun sebenarnya tidak.Kenapa?mereka sangat dekat dan tidak bisa dipisahkan.Dimana ada Krystal,disitu ada Sulli.Dan orang orang juga sudah tahu dan mengakui itu.Wah beruntung sekali ya mereka..bisa melengkapi satu sama lain.Hal itu juga didukung oleh kedekatan orang tua mereka.Dulu,mama Krystal dan mama Sulli juiga bersahabat.Jadi,tidak heran bila anak anak mereka dekat.Ditambah lagi kesibukan orang tua Sulli belakangan ini,membuat Sulli lebih banyak bermain dengan Krystal. Sesampainya di kelas…. “Hhhhhhhhhh.Capek -_-.”Ucap Sulli setalah mereka duduk dikursi masing masing.”Yah,payah lo Li,masa gitu doang capek?Gue dong masih kuat.”Krystal membanggakan diri.”Iya deh gue tau yang pelari,tau.”Sulli membalasnya dengan muka mengejek.”Eh,kecilin sedikit dong suara lu berdua,gua gabisa belajar nih.Terutama lo Krystal!”Tiba tiba ada yang menyela pembicaraan mereka.”Hello,tolong deh ya,kayaknya dari dulu lo sentimen banget sama gue.apalagi sama sahabat gue Krystal!”Sulli langsung membalas kata kata Luna.Ya,orang yang menyela pembicaraan mereka itu adalah Luna.Tidak tahu kenapa,dari awal mereka masuk SM High School,Luna sudah tidak menyukai mereka berdua,terutama Krystal.”Ssst,sudah sudah.Biarin aja lah Li,kita sabar aja.Daridulu kan lo taulah Luna gasuka kita.So,biarin ajalah.”Kata krystal menenangkan Sulli. Tidak lama kemudian,Pak Wookie masuk kelas.”Annyeong Haseyo!Pagi yang cerah bukan?”Ucapnya dengan penuh semangat.”Ne!” Balas para murid dengan penuh semangat.”Buka halaman 15,tentang persamaan linier majemuk setara.” “Apa?!namanya aja udah ribet,gimana materinya.”Celetuk Krystal.”Hai,Ms.Jung.Apa yang barusan anda katakan?”Pak Wookie,langsung menengok kearah Krystal.”Ahahaha bukan apa apa Pak,maaf deh maaf.”Krystal mencoba mengalihkan pembicaraan.”Yasudah,kita lanjutkan materinya.Ms.Jung,saya harap anda diam.” “ya Pak.Sip.”Balas Krystal. Teng..Teng..Teng Lagu Fur Elise karya Beethoven berkumandang,tanda para murid akan beristirahat.”Akhirnya!”Teriak murid kelas 12 IPA bersamaan,kelas Krystal dan Sulli.Lalu para murid satu persatu mulai meninggalkan kelas,kecuali Luna.Luna memang terbiasa untuk istirahat didalam kelas,karena membawa bekal sendiri dan cendrung tidak suka keramaian.Krystal dan Sulli yang paling terakhir meninggalkan kelas menutup pintu.Dan didepan kelas sudah menunggu Junsu,pacar Krystal.Ya,Junsu dan Krystal memang tidak sekelas.Junsu berada dikelas 12 IPS. “Krystal!Bagaimana keaadanmu?aku sangat khawatir,ayo kita ke cafe.”Raut muka Junsu langsung berubah senang setelah melihat Krystal sehat sehat saja.Ya,kemarin saat mereka sedang bertelepon,Krystal memang sedikit kurang sehat.”Oh,Junsu.Sudah lama?maaf ya..aku memang paling terakhir keluar kelas .”Balas Krystal,tidak kalah senangnya.”Tidak kok.Ayo,aku sudah lapar.” “Ayo.Sulli,lo mau ikut gak?”Ajak Krystal.”Gue ke toilet dulu deh ya.Mules banget -_-.”Jawab Sulli “Lo kenapa?mau gue temenin?”Kata Krystal.”Gak usah.Udah cepetan aja lo kecafe.” “Oh oke.Kalo ada apa apa sama perut lo (?) telpon gue ya.”Kata Krystal sambil berjalan bersama Junsu. Sesampainya mereka di cafe…. “Kamu mau makan apa Krys?Biar aku beliin.”Kata Junsu.”Aku mau bibimbab sama ocha aja.”Kata Krystal sambil tersenyum.”Sip.Tunggu ya.”Kata Junsu sambil mengeluarkan senyum mautnya.Ya,senyum yang membuat dia menjadi primadona dilangan para wanita.Dan Krystal sangat beruntung bisa menjadi orang yang special bagi Junsu. “Ini.”Kata Junsu sambil menaruh makanan Krystal diatas meja.”Wah gomawo Junsu-ya.” “Udah,makan sana.Aku gak mau ya,kalo nanti malem aku telepon kamu kurang sehat kayak kemarin.” Kata Junsu sambil mengacak rambut Krystal dengan sayang “Iya,sip deh pak!.”Balas Krystal.”Wetseh,ngengganggu nih gue kayaknya.”Ternyata Sulli sudah ada dibelakang mereka.”Enggak kok Li.Udah duduk aja cepetan,terus pesen makanan.”Kata Junsu sambil tertawa.”Iya,cepet nanti keburu bel loh Li.”Tambah Krystal.Sulli langsung bergegas membeli makanannya,Setelah itu dia kembali kemeja Krystal dan Junsu dan langsung memakan makanannya.”Eh,5 menit lagi masuk.Yuk cepetan.”Ajak Krystal sambil berdiri.”Aku duluan ya Krys,kelasku kan lebih jauh dari kamu.Maaf aku gak bisa bareng .” “Gapapa kok Junsu,aku kan juga gamau kamu telat.Udah sana,gapapa kok.”Kata Krystal dengan penuh pengertian.Mungkin,ini juga yang mebuat Junsu sangat sayang dengan Krystal.Memang orangnya hangat,humble dan sangat berempati.”Cuit,cuit.Jadi iri gue gapunya pacar.”Sulli berseru keras.”Ssss,Sulli.Diem deh.”Ucap Krystal malu.”Yailah,selow aja man.Hahahaha.”Jawab sulli cuek dan sambil mecubit pipi Krystal.”Yaudah,cepet yuk.Takut telat gue.” “Ayok.”Jawab Sulli.Mereka kembali kekelas dengan saling merangkul.Seperti melihat dua saudara yang sangat akrab dan tidak bisa dipisahkan. Keesokan harinya… “Apaan nih!”Teriak Krystal kaget,dia menemukan secarik kertas dimeja riasnya yang bertuliskan: Jangan pergi dariku..aku ingin kau tetap disni.. kamu segalanya bagiku Tulisan itu ditulis dengan darah,dan saat mebacanya bulu kuduk Krystal merinding.Dia merasa akan ada sesuatu yang buruk menimpanya.Krystal sangat ketakutan,cepat cepat dia menaruh tulisan itu ditasnya dan pergi kesekolah.Dia ingin memberitahukan hal itu pada Sulli dan Junsu… “Siapa nih yang berani buat kayak gini?!Gila!hadapan ayok sama gue!”Muka Sulli memerah karena marah.”Sssst,tahan dong emosi lo Li.Iya tau lo marah dan gue juga marah dan takut,Cuma kita harus tenang.Gaboleh emosi.”Krystal mengingatkan Sulli.”Maaf boleh gue liat gak kertasnya?”Luna tiba tiba muncul dari belakang.”Mau apa lo?”jawab Sulli ketus.”Oh ini boleh,liat aja..tapi jangan kaget ya.Dan gue harap lo rahasiain semuanya.”Kata Krystal.Luna melijhat kertas itu dengan saksama dan raut mukanya terus-terusan berubah.Krystal merasa curiga begitu juga dengan Sulli.”Eh siniin dong kertasnya lama amat lo.”Kata Sulli ketus.Lalu Luna melempar kertas itu dan berlari keluar.Sulli cepat cepat mengambil kertas itu.Lalu Krystal dan sulli langsung saling menatap satu sama lain “Dasar aneh.” “KRYSTAL!MULAI HARI INI KAMU HARUS TERUS SAMA AKU.”Junsu berteriak panik saat diberi tahu hal itu oleh Krystal.Junsu merasa Krystal ada dalam bahaya.Dia tidqk mau Krystal mengalami sesuatu yang buruk.”Iya,aku takut.Takut banget.” “Tenang,kamu sama aku.aku akan mati-matian lindugin kamu.”Ucap Junsu sambil menggenggam tangan dengan penuh keyakinan. Ting..Tereng..Tereng.. Hape Junsu berbunyi..ternyata suara sms masuk.Sms itu tidak dikenal siapa pengirimnya.Isinya “Lo gak perlu tau siapa gue.Tapi gue harap lo bisa jagain Krystal.Karna gue pikir masalah ini bukan masalah orang iseng.Ini adalah orang yang fanatik sama Krystal.Lo harus selesain masalah ini secepatnya.Sebelum semuanya terlambat.” Junsu sangat kaget melihat sms ini.Dalam hatinya,dia bertekad akan menjaga Krystal dan menemukan siapa pelakunya. “Whoaaah..enaknya habis mandi.”Kata Krystal sambil berjalan menuju laptopnya.Saat membuka email,dia melihat ada satu email masuk dan tidak diketahui siapa pengirimnya.”Hmm..ada filenya ya.Gue buka dulu deh.”Lalu Krystal meng-klik file itu dan menunggu hasilnya.Saat dibuka,dia melihat ada gambar seorang perempuan berdarah darah tanpa mata dan berbicara Kau harus terus bersamaku…bila tidak orang orang didekatmu akan mat dengan suara yang mendesis menakutkan.Saat itu juga lampu kamar Krystal mati.”AAAAAA” spontan Krystal berteriak.Dan orang tuanya pun langsung berlari kekamarnya.”Ada apa krys?tenanglah nak..ini hanya mati lampu”Ucap ayah Krystal.”Kok lo penakut sih dek?biasanya lo berani aja kalo mati lampu.”Kak Jessica menambahkan.”Laptop laptop.”Tunjuk Krystal sambil terus menangis.”Gak ada apa apa adek-ku sayang.”Kata Kak Jessica mengejek ,dan memang benar semua file tadi sudah menghilang.Aneh….. Dua hari kemudia… . “Krystal!ada paket nih buat lo.”teriak kak Jessica.”Oh,iya kak.Lo taruh aja dulu disana,nanti gue ambil.”Balas Krystal.Tidak lama kemudian,Krystal turun dan mengambil paket itu”Dari siapa ya?kok ada gambar hatinya?pasti dari Junsu!”Senyum Krystal mengembang.Lalu dia menelepon Junsu.”Junsu,makasih ya paketnya.hehehe.” “Paket apa krys?Aku gak ngirimin apa apa kekamu.”Balas Junsu kaget.”Loh?tapi ini ada gambar hatinya loh,aku kira dari kamu.” “Hmm,ada ya,yang berani ngirim paket kekamu.Pake gambar hati lagi.Minta ku..” “Eh sabar dulu,mungkin ini dari temenku.”Potong Krystal menenangkan Junsu.”Coba kamu buka deh,aku penasaran juga.” “Sip.” “AAAAAAAAA!”Krystal berteriak dan menangis.”Kenapa?!Ada apa?!”Balas Junsu ditelepon panic.”Junsu..paket ini berisi..huaaaaaa.”Krystal terus menangis ketakutan.”Coba tenang dulu,kamu certain apa isi paket itu.” “Boneka susan,tanpa mata dan berdarah.” Deg! jantung Junsu serasa ingin copot..dia tidak menyangka teror Krystal akan separah itu.Kamu milikku selamanya Krystal,tak ada yang bisa memisahkan kita.Bila kamu pergi dariku,orang terdekatmu akan mati.”Krystal Krystal!suara apa itu?!”Junsu sangat panik,pikirannya kacau balau.”Boneka ini!boneka ini bisa berbicara!”Krystal sangat ketakutan.. Yang dipikiranya hanya satu,kenapa boneka itu harus susan.Dan yang mengetahui Krystal sangat takut dengan boneka itu hanya keluarganya dan Sulli. Setelah beberapa kejadian itu,Krystal terus menerus dikirimi parfum kesukaannya,boneka hello kitty yang selama ini diinginkannya dan diteror dengan kertas kertas berdarah.yang isinya kurang lebih sama-Ingin terus bersama Krystal. Sulli…tiba tiba nama itu tertanam dan tertahan dibenak Krystal.Dia merasa aneh.Hush Krystal..Sulli itukan sahabat lo ,gak mungkin lah..Krystal mencoba melupakannya.Tapi Ia tidak bisa, hati kecilnya berkata,ada sesuatu yang aneh,, Saat masuk sekolah,Junsu dan Sulli sangat menjaga Krystal dan melindunginya,membuat prasangka Krystal terhadap sahabatnya itu terhapus sejenak.Luna..ya Luna tidak terlihat sejak hari peneroran Krystal yang pertama.Menurut informasi dia sakit,Tapi itu menimbulkan kecurigaan bagi Junsu dan Sulli…Siapakah yang meneror Krystal?Pertanyaan itu terus menyelimuti benak Junsu… Dan Krystal merasa,seseorang ini mengenalnya dengan baik,dan Krystalpun juga mengenalnya..Krystal merasa teror ini aneh…. Di sisi lain… Ini dia!bukti ini tidak dapat dihindarkan lagi..beruntungnya aku bisa masuk kesini..besok akan aku bongkar semuanya. Tapi,suatu kejadian tak terduga muncul… Pukul 1.11 malam… Krek…pisau itu telah menembus perutnya.Darah bercucuran dan dirinya tidak dapat lagi menahan rasa sakit. Dan tak ada seorangpun yang mengetahuinya. Sungguh,sebuah pembunuhan cerdik.Tak ada satupun jejak yang ditinggalkan si pelaku..tapi ada satu kesalahan fatal yang tidak bias dihapus oleh pelaku.Ya,dia tidak menyadarinya…bukti data yang dicari korban dan inisial 19 “Telah berpulang..teman kita Park Soon Young a.k.a Luna.Kemarin pagi.Mari sama sama kita doakan Luna,agar arwahnya tenang disana.” Suara pengumuman dari speaker sekolah begitu terdengar jelas.Krystal dan Junsu yang sedang beristirahat dicafe sangat kaget mendengar berita itu.”Junsu,aku pikir kita harus kerumah Luna hari ini.Kita harus berbela sungkawa.Dan tidak tahu kenapa,perasaanku mengatakan..kalau masalahku ini berhubungan dengan Luna.”Ucap Krystal dengan penuh keyakinan.”Kamu yakin?Walaupun tidak ada Sulli.aku akan menemanimu.Kapanpun.”Ya hari ini emmang Sulli tidak masuk,aneh juga karena biasanya dia memberi tahu agar bisa diizinkan. “Hmm..ti,tidak apa.Makasih junsu”Ucap Krystal agak ragu. Sesampainya di rumah Luna… “Kamu Krystal?” Tiba tiba seseorang menghampirinya saat dia baru masuk ke dalam rumah Luna.”Iya” “Oh.i..iya.Kenalin ggue kkaknya Lun..Luna.Nama gue Amber.”Kata Amber sambil tersendat sendat karena menahan tangis.”Iya kak,ada apa ya?aku turut berbela sungkawa ya kak..Luna,aku gak nyangka .” Jawab Krystal.”Iya makasih ya…ohiya Krystal ada yang mau gue sampein.tapi gak disini.Bisa kan lo ikut gue?” “Iya kak,ayo Junsu.” Lalu mereka bertiga berjalan kekamar Luna..”Luna,ninggalin data ini dikamarnya.Diberkas data itu ada nama lo dan Sulli.”Hah?Air muka Krystal langsung berubah.Dia terlihat ketakutan.Lalu Junsu memotong pembicaraan “Ini,biar aku aja yang liat dulu.Setelah kupastikan aman,baru kamu boleh liat ya Krys.” “Iya…”Jawab Krystal lesu.Setelah itu,Junsu,Krystal dan Amber keluar dari kamar Luna.Sebelum keluar Junsu dan Krystal seperti melihat bercak aneh dibawah meja tempat berkas itu diletakkan.Tulisannya adalah 19..Setelah bertemu orang tua Luna,Krystal dan Junsu berpamitan pulang.. “Makasih ya udah anterin aku.” Kata Krystal.”Sama sama,ohya ada gak orang dirumah kamu?kalo gak ada aku takut.Biar aja aku temenin kamu dulu.”Kata Junsu cemas “Tenang aja,papa,mama sama kak Sica ada kok.” Krystal mencoba menenangkan Junsu.”Syukurlah.Kalau gitu,aku pulang dulu ya.” Pamit Junsu.”Iya,dadah.”Senyum Krystal.Sepeninggal Junsu,Krystal merasa ada yang megawasinya dari luar,lalu cepat cepat Ia masuk kerumah.. “Kira kira ini apa ya?”Ucap Junsu penasaran dengan berkas yang diberi oleh Kakak Luna tadi.Tidak lama kemudian Junsu membukanya… DEGH!i..ini…aku harus menelepon Krystal!Dia dalam bahaya!Krystal,maafkan aku.Aku tidak menyadarinya.Krystal angkatlah,angkat!Hmm,oke cara terakhir semoga bisa….Ayo cepat angkat!”Bisa dibantu?” “Ya halo..saya Junsu…” Dug!tidak lama kemudian ada yang memukulkan benda keras ke Junsu dari belakang.Kepala Junsu langsung mengucurkan darah segar.Seketika Junsu langsung meninggal karena mengalami kurang darah… “Krystal!Krystal!”Teriak Sica.”Ya?kenapa deh kak?teriak mulu kalo manggil gue?”Jawab Krystal sedikit kesal.”Mama,papa kan barusan pergi,nah gue juga mau pergi nih ama Victoria.Lo mau ikut gak?”Ajak Sica.”Hmm,gue capek.Lo pergi aja deh.”Tolak Krystal “Yaudah hati hati ya..hihihi”Ejek Sica agar Krystal takut.”Ih apaansih lo kak.Kan ada mbak ini.”Krystal berusaha terlihat kuat didepan kakaknya.”Iya ada.Yaudah deh,udah mau telat nih gue.Dadah adekku sayang” “Hush lama amat!udah udah sana!hahahaha”Usir Krystal.Lalu Krystal pun langsung masuk lagi kekamarnya dan mengecek handphone-nya.”3 missedcall dari Junsu?”Ucap Krystal,dia mencoba menelepon balik tapi Junsu tidak mengangkatnya. 5 menit kemudian,lampu rumah Krystal mati.”Mbak,mbak.Lampu kok mati sih?Mbak!!!”Teriak Krystal tapi tidak ada jawaban dari bawah.Lalu Krystal berinisiatif untuk turun kebawah.Dalam hatinya dia merasa menyesal tidak ikut Jessica pergi dengan Victoria. Sesampainya dibawah Krystal langsung pergi kearah dapur,karena biasanya Mbak ada disitu.”Mbak,lampu kok mati sih?terus kok jawab sih pas saya nanya?”Ucap Krystal agak sedikit kesal.Tapi tidak ada jawaban disana,bulu kuduk Krystal merinding ditambah lagi Susana yang benar benar menecekam karena lampu mati.”Hai Krystal….hihihihihi.”Tiba tiba terdengar suara seorang perempuan dari belakang Krystal.Hah?i..ini suara….”Lo?!kenapa bisa,lo ada disini?!”Krystal berteriak ketakutan,kaget dan kalang kabut.”Karena..lo cuma punya gue!”Perempuan itu membalas.”Lo gila!sadar!kita sahabat!kita saling ngelengkapin,bukan kayak gini.”Krystal mencoba menyadarkannya.”Enggak,gue maunya lebih lo Cuma punya gue!” “Sulli,please sadar.Kita sahabat.”Ucap Krystal kencang dan ambil menangis.Lalu Sulli mulai mendekatinya,Krystal yang merasa terancam langsung lari kearah kamarnya diatas.”Hah hah hah.”Krystal merasa sangat capek karena sudah berlari.Tok tok tok…”Krys,buka pintunya..jangan kayak gini sama gue.”Sulli menangis seperti orang gila.Brak!pintu kamar Krystal berhasil didobrak Sulli.Dikeadaan gelap ini Krystal tidak bisa melihat apa apa dan hanya mengandalakan perasaannya saja.”Tolong!tolong!tolong!”Teriak Krystal.”Percuma Krystal sayang..hahaha gak akan ada yang bisa denger lo”Tangis Krystal makin mnjadi jadi,yang dia pikirkan hanya bagaimana caranya keluar dari rumahnya.Dia teringat handphone yang masih ada disakunya.Ohiya!aku harus telepon mama.Tut tut tut..mama angkat dong ma.Krystal menggumam.”Iya kenapa sayang?”Akhirnya mama mengangkat.”Ma,cepet pulang ma.AAAAAA”Krystal menjatuhkan handphone-nya.Dia melihat Sulli membawa pisau dan berlari kearah dia.Krystal langsung mencari tempat perembunyian.Yang dia pikirkan hanya didalam kamar mandi.Dia langsung berlari dan mengunci pintu kamar mandi.”krystal gue tahu lo didalem,bukalah.Kita berdua akan pergi ketempat yang lebih abadi..dan terus bersama.” “Kenapa lo jadi gini sih?kita mang deket banget!tapi sebagai sahabat!”Ucap Krystal keras.”Karena..karena lo berubah sejak ada Junsu,lo jadi lebih sering bareng ia.Dan sama Luna hahahahaa!gua yang buat dia pergi!dia tau ternyata gue yang buat semua ini.huhuhuhu.”Balas Sulli sambil menangis.”Lo gila!lo bukan Sulli yang dulu gue kenal!” Dan disitu pula dia sadar,berkas yang mau diberikan oleh Luna itu adalah rekap kesehatan Sulli dan rahasia yang selama ini ada pada Sulli.”Dan angka 19 itu..19 itu dalam adalah “S”.Yang berarti..Sulli.Kenapa gue baru sadar sekarang?!”Sesal Krystal,dia sangat sangat sangat menyesal. “Tahan disana!ini polisi!”terdengar suara polisi dari luar.Krystal merasa sangat sangat sangat lega.”AAAA jangan!jangan tangkap saya.Saya gak bersalah ahaahahah!”Ucap Sulli keras lalu menangis terhadap para polisi.”Krystal Krystal keluar nak,ini mama ada papa dan kak Jessica juga.” Lalu Krystal keluar dari kamar mandi sambil menangis.Akhirnya tragedi malam mencekam itu selesai juga.”Krystal!lo tau kenapa Junsu gak angkat telepon lo?karena dia udah pergi!dia nyusul Luna!hahaahha.”Teriak Sulli saat digiring ke mobil RSJ.Enggak..enggak mungkin.Tangisan penyesalan dan kesedihan Krystal mengantarkan malam itu menuju pagi yang baru. 1 bulan kemudian…. .”Gimana?kalian berdua tenang kan disana?aku pamit pulang ya Junsu,Luna.Maafin aku…”Isak Krystal dimakam Junsu dan Luna.”Krys,lo mau liat keadaan Sulli gak?katanya sih dia amnesia.”Ucap Jessica “Hmmh,yaudah deh gue mau,yuk.Junsu Luna aku pergi dulu ya.”Pamit Krystal. “Ruangannya di sebelah kiri ya,mari saya antar.”Kata suster di RSJ itu setelah ditanya dimana ruangan Sulli oleh Jessica.”Nah ini ruangannya saya tinggal dulu ya,didalam ada suster khusus merawat Sulli kok.”Suster itu berbicara.”Makasih ya sus.”Balas Krystal dan Jessica bersamaan. “Itu Sulli.”Kata Jessica.”Iya.”Balas Krystal canggung.”Eh ada tamu,masuk ulu sini.”Kata suster yang merawat Sulli.”Kita Cuma mau liat dari jauh sus,kita juga udah mau pulang kok.”Kata Krystal buru buru,dia merasa takut.”Oh yasudah,sulli baik baik aja kok.Keadaannya makin membaik.”Kata suster itu sedikit menjelaskan keadaan Sulli.”Oke deh sus..pamit ya kita”Balas Jessica.Saat mereka keluar dari ruangan tiba tiba Sulli berkata.. “Dadah Krystal..tunggu aku ya.Ahahahaha!” Hah?!Bener tuh Sulli amnesia? “Kepada seluruh staff RSJ Putra Bangsa,diharap mencari pasien bernama Sulli.Pasien telah menghilang dari rumah sakit ini.”Pengumuman itu terdengar dari speaker RSJ PB. Di lain Sisi… “Mama jangan lama lama ya pergi reuninya,aku takut.,Sendiri lagi deh dirumah -_-.”.Gerutu Krystal.”Iya nak,jaga rumah ya.Jangan lupa kunci pager dan pintu.Kalo ada apa apa telepon mama secepatnya.”Jawab mama menengkan Krystal.”Siap mah!” Brum..brum…mobil mama terlihat menjauh dari rumah..”Hmmh,ngapain ya?” Ting nong!Bel rumah berbunyi dengan keras .”Siapa ya?”Gumam Krystal,lalu dia berjalan menuju pintu depan,dan dilihatnya siapa pembunyi el itu lewat bolongan kecil dipintu.. “Oh..tidak.”Keringat Krystal bercucuran dan mukanya terlihat takut…

Dina 30 Tahun ke Depan by Shalsabillah Gemi Nastiti

Malam itu Dina tertidur pulas di kasurnya. Buku-buku berserakan di tempat tidur dan lantainya. Yaa.. dia tertidur saat belajar. Besok adalah hari yang sangat membuat Dina gelisah. Besok dia akan melaksanakan ulangan fisika. Pelajaran yang sangat tidak ia sukai. Entah mengapa dari awal ia masuk kelas 1 SMP, ia selalu susah menangkap rumus-rumus dan pelajaran fisika tersebut. Salah satu alasan yang membuat dia susah menangkap pelajaran itu adalah karena guru fisikanya yang sangat killer! selain itu memang sifat malasnya yang sangat parah dan selalu menganggap enteng segala hal. Dina adalah anak yang sangat super duper malas. Sudah menjadi tradisi mamanya untuk memarahinya karena sifat malasnya. Mamanya sudah capai dengan sifat malas anaknya ini. Alarm berbunyi, saat Dina mendengar alarmnya, ia membuka matanya dan meloncat dari tempat tidurnya. Dilihatnya jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 6.45. keadaan pun semakin gawat. Saat diketahuinya ulangan fisika berlangsung 15 menit lagi. Dina langsung lari secepat kilat menuju kamar mandinya lalu bersiap-siap. Dina sering kali seperti ini di pagi hari. Walaupun mamanya sudah menggedor-gedor pintunya sekeras apapun, dan teman-temannya yang menelfoninya berkali-kali, dia tidak akan bangun. Itu bukan karena dia tuli, tetapi rasa malasnya yang membuat dia tidak beranjak dari tidurnya. Jam sudah menunjukkan pukul 7 tepat. Itu artinya sekolah sudah masuk. Dan pastinya murid-murid kelas ix-4 sudah siap ulangan fisika. Bu Fidha sudah membagikan kertas ulangan kepada anak-anak. Sedangkan Dina, dia sedang gelisah di dalam bis yang di naikinya. “aduuh.. gimana ini?? Masih sempat ulangan fisika ga ya??”. Sambil melihat jam tangan di tangannya. Walaupun Dina tidak suka dengan pelajaran fisika, tetapi setidaknya dia punya nilai untuk ulangannya. Karena nilai-nilai di kelas 9 ini, akan sangat mempengaruhi nem Ujian Nasional nanti. Ia semakin panik saat dilihatnya pintu gerbang sudah akan mau ditutup oleh satpam sekolahnya. Dia berlari secepatnya ke pintu gerbang yang akan ditutup oleh satpam. “Pak, pak! Ayoolah pak.. jangan dulu tutup gerbangnya. Izinkan saya masuk pak. Aduh pak saya mau ulangan nih pak..” katanya sambil memohon. “Peraturan tetap peraturan! Kalau sudah jam 7 tepat, gerbang ini harus saya tutup.” Kata satpam berkumis lebat itu kepada Dina. Dina semakin kesal, akhirnya ia mempunyai ide cermelang. “Pak, pak! Ada upil tuh!”. “hah? Mana??”. Saat satpam itu berkaca di kaca pos-nya, Dina langsung lari secepat-cepatnya kedalam sekolah. Dina memang anak yang usil lebih tepatnya. “heey kamu! Awas yaa nantii!! Saya adukan kamu ke kepala sekolah!”. Teriak satpam berkumis tebal itu ke Dina. “memangnya takut?”. Teriak Dina lagi ke satpam itu sambil tertawa dan memeletkan lidahnya. Satpam itu hanya terdiam dan menggelengkan kepalanya. “memang anak muda jaman sekarang cerdik-cerdik semua. Ckckck”. Dumel satpam itu sendiri. Akhirnya Dina sampai di depan kelasnya dengan selamat tanpa ketahuan dengan guru-guru piket. Sambil mengatur napasnya kembali, dilihatnya teman-temannya sedang mengerjakan soal-soal ulangan fisika. Dan dilihatnya pula bu Fidha sedang mengawasi mereka. Tidak lama kemudian, pintu kelas berbunyi karena ada yang mengetuk. Semua pandangan tertuju pada pintu kelas. Tidak lama kemudian bu Fidha membuka pintu kelas ix-4 tersebut. Dilihatnya seorang perempuan berdiri menunduk di depan pintu kelas. “Dina! Kenapa kamu baru datang?! Kamu terlambat 15 menit!”. Bentak bu Fidha. “maa.. maaf buu.. saa.. saya kesiangan bu.” Jawab Dina dengan wajah tertunduk. “kamu tidak boleh ikut ulangan! Kamu akan ikut ulangan susulan nanti di kantor guru! Sendirian! Temui Ibu sehabis istirahat pertama nanti! Sekarang silahkan kamu tunggu di depan kelas”. Wajah Dina langsung melongok. Dia menyesal datang terlambat. Karena dia tidak bisa ikut ulangan bersama teman-temannya. Dan pastinya tidak bisa mengikuti acara menyontek berjamaah. Selama bu Fidha memarahi Dina, anak-anak tidak menyia-nyiakan waktu kosong itu. Karena itulah waktu dimana mereka sibuk mencari jawaban soal ke teman-temannya. Selama ini anak-anak mengatakan bu Fidha sebagai guru killer, karena selain orangnya yang galak dan cerewet, matanya juga yang sangat tajam teliti mengawasi anak-anak ulangan. Sehingga anak-anak tidak bisa menyontek sama sekali. Setelah bel berbunyi, tandanya istirahat pertama. Sahabat Dina yang bernama nesha pun akhirnya keluar. “lo kenapa bisa terlambat sih?”. Tanya Nesha ke Dina. “gatau nih nes.. gue kesiangan. Tadi malem gue belajar abis-abisan. Eh tau-tau ketiduran sampe pules.” “ ckckck.. sifat males bangun lo itu yang harus lo ilangin!”. “hehehe.. iya sih.. huhh.. seandainya gue tau sifat malas gue 30 tahun ke depan masih ada apa hilang? Gue berharap sih hilang. haha” selesai berbincang-bincang, mereka berdua ke kantin bersama-sama. “mampus gue! Nanti gue ikut ulangan susulan lagi! Di kantor guru! Sendirian! HAAAAAA!!!”. “hahaha.. yang sabar yaa.. soalnya susah-susah loh..”. Kata Nesha meledek. “aduh please deh nesh.. gausah bikin gue tambah keki.” Nesha tertawa melihat tingkah laku sahabatnya itu. Setelah bel berbunyi tanda pulang sekolah, mereka pulang bersama menaiki bus yang setiap hari mereka naiki. “gilaaak.. soal-soal fisikanya gaada sama sekali yang gue ngertii!!”. Teriak Dina ke Nesha. “biasa aja kali mba.. gausah teriak di kuping gue juga.. hhh”. Jawab Nesha kesal. “iyaaiyaaa maap nesh… huhh gitu aja marah sih cantik.” Goda Dina. “hiihh.. jijiik!”. Akhirnya Nesha sampai di depan rumahnya. Dan pastinya dia turun duluan. “ Byeee!”. Teriak Nesha di luar bus ke Dina. Dina hanya duduk terdiam dan melambaikan tangannya ke sahabatnya itu. Dina merasa hari ini adalah hari tersialnya. Sesampainya Dina dirumah, tidak ada yang membukakan kan pintu rumah. Ternyata pembantu dan mamanya sedang pergi berbelanja di supermarket. Tetapi untungnya kunci rumah dititipkan ke tetangga. Sehingga Dina bisa masuk. Sampai di kamar, Dina melempar tasnya ke kasur lalu membaringkan badannya di kasur. Lalu Dina terdiam sebentar menatap keluar jendela kamarnya. Ya hari itu sangat melelahkan untuknya. Dina sangat bosan dirumah sendirian. “kenapa gue orangnya males ya?”. Dina bertanya pada dirinya sendiri. “Gimana gue udah besar nanti ya? Jadi orang sukses kah gue? Atau hanya menjadi sarjana pengangguran? Huuh.. andaikan gue tau gimana gue nanti besar?”. Lalu dia berjalan keluar kamar. Dina sangat bosan. Dan berfikir, “apakah masih ada barang alm. kakek jaman dulu? Kalau ada, aku mau mencarinya ah! Kan keren pasti” ucap Dina dalam hati. Lalu tujuan dia mencari barang kuno itu ada di gudang. Dina berada di sebuah gudang rumahnya. Lalu Dina berjalan mencari-cari di setiap sudut. Di temuinya banyak barang-barang bekas jaman dulu kakeknya. Entah mengapa, ia melihat satu barang yang menurut Dina paling bagus dari barang yang lain. Yaitu telepon jaman dulu yang cara pemakainnya masih memutar sebuah lingkaran untuk memencet nomor tujuan. Dina tertarik dengan telepon itu. Diambilnya telepon itu dan dibawanya ke kamarnya. Lalu Dina mencoba menyalakan telepon itu. Dan ternyata masih berfungsi! Dina mulai mencoba menekan tombol yang dia tuju, yaitu nomor telepon Nesha. Tetapi tidak ada yang mengangkat sama sekali. Lalu Dina iseng-iseng menekan nomor yang di tuju. Dan ternyata ada yang mengangkat! “ halo.. halo.. spada?” ucap Dina. Tetapi tidak ada yang menjawab yang Dina ucapkan. Akhirnya Dina mengakhiri telepon itu. “kayaknya ngerjain orang seru juga nih.. hahaha”. Ucap Dina jail. “tapi besok aja deh ngerjainnya, atau nanti malam. Sekarang gue tidur dulu aja deh.. hoaamm”. Ucapnya lagi. 2 jam pun berlalu, Dina masih tertidur. Tidak lama kemudian suara klakson mobil berbunyi dan membangunkan Dina. Mamanya telah pulang dari supermarket. Dia bangun dan membukakan pintu gerbang. Tidak terasa hari sudah mau maghrib. Dina akan segera berbuka puasa dan melanjutkan keusilannya lagi. Kali ini Dina benar-benar ngasal menekan nomor yang dituju. Tiba-tiba saja telepon itu tersambung. “ halo..?? spadaa..”. sapa Dina di telepon. “ini dengan Dina, disana siapa ya?” ucapnya melanjutkan pembicaraannya lagi. “ini dengan Dina 30 tahun kedepan.” Ucap wanita yang berbicara di telepon itu. Dina terkejut kaget! Dia tidak percaya dengan wanita yang berbicara dengannya pada saat itu. Kali ini Dina yang kebingungan. Karena orang yang di telepon oleh Dina adalah Dina 30 kedepan nanti. “Ini tidak mungkin!” ucapnya dalam hati. Lalu dia melanjutkan pembicaraannya lagi. “ hah? Maksudnya? Kamu itu aku? Atau? Sumpah aku ga ngerti!” ucap Dina kebingungan. “ iyaa... aku adalah kamu. Di 30 tahun depan nanti kamu akan menjadi orang yang sukses. Aku ini kamu di 30 tahun depan nanti. Kalau kamu tidak percaya, sekarang aku lagi kerja di kantor swasta, selingan kerjaanku adalah guru fisika di SMP. Aku punya apartemen sendiri, aku masih gadis.” Dina tidak percaya! Ternyata dia di 30 tahun depan nanti belum punya cowok! Hell! Dan yang lebih penting lagi adalah dia menjadi guru fisika! Pelajaran yang tidak Dina sukai! “Ini ga mungkin!” Jeritnya dalam hati. “aku belum punya cowok, karena aku orangnya cuek, malas dan terlalu sibuk dengan pekerjaan ku.” Ucap wanita yang mengaku Dina 30 tahun kedepan nanti. “itu benar-benar sama denganku!” ucap Dina dalam hati. Dina benar-benar tidak menyangka. Telepon kuno kepunyaan alm. kakeknya jaman dulu tersambung ke masa depan Dina nanti. “kamu ngga bohong kan ya? Aku serius loh.. memangnya di 30 tahun depan nanti ada apa saja? Sudah semakin berkembangkah teknologi?” kata Dina menguji kebenaran kata-kata wanita itu. “oo tentu saja. Di jaman ku sekarang, aku hanya perlu menggunakan lift yang bisa dituju kemana saja. Tidak bayar lagi. Lalu aku hanya perlu makan sekali 2 hari. Makanannya pun hanya biskuit. Kau masih tidak percaya juga?”. Ucap wanita itu meyakinkan. “baiklah aku akan percaya denganmu. Tetapi sekarang yang aku tanyakan kenapa kita bisa terhubung? Aku ini adalah kamu.” “aku juga tidak tahu kenapa.. mungkin berkat telepon kuno alm. kakekmu ini kita bisa terhubung.” “mungkin saja.. hm.. baiklah.. tetapi untuk apa kita harus terhubung? Apa untuk membuat ku semakin rajin karena aku tahu 30 tahun depan nanti aku akan menjadi orang yang sukses? Tetapi.. ini gila! Aku jadi guru fisika? Ini ga mungkin. Aku kan ga suka sama sekali sama pelajaran itu!” “ya begitulah.. semakin kamu gasuka sama pelajaran itu, mungkin kamu bakal jadi orang yang penting dari pelajaran itu.” Dina semakin bingung. Akhirnya mereka mengakhiri pembicaraan mereka dan akan melanjutinya besok. Pada keesokan harinya, Dina tidak terlambat bangun dan masuk sekolah. Bahkan dia semangat pergi sekolah pagi itu. “gue harus ceritain semua ini sama Nesha!”. Ucap Dina di dalam bus yang dia tumpangi setiap harinya. Sesampainya Dina di sekolah, Dina langsung mencari Nesha sahabatnya. Tak lama kemudian Dina menemukan Nesha di bangku kelas sendirian. “Nesha!! Pokonya nanti lo buka puasa dirumah gue ya! Gue mau ngasih tau lo sesuatu!” “iyaaa..iyaa.. ngasih tau apa?” “gue nemuin gue di 30 tahun nanti lewat telepon kunonya alm. Kakek gue” ucap Dina bersemangat. Nesha tidak percaya dengan omongan Dina. Nesha beranggapan Dina sedang capai. Nesha hanya medengarkan Dina bercerita. “ iyaa..iyaa..”. Setelah mereka pulang sekolah, mereka langsung menuju rumah Dina. Waktu berbuka puasa masih 1 jam setengah lagi. “ ayo Din! Sekarang aja kita teleponnya gue masih engga percaya.” Dina mengambil telepon kunonya di kolong tempat tidurnya. Dina tidak memberi tahu ibunya kalau dia mengambil telepon kuno kakeknya dari gudang. Setelah itu Dina memasangkan kabel teleponnya dan memulai menelepon. “nomornya lo simpan kan Din?” ucap Nesha. “ yaiyalah Nesh.. ya masa gue buang.” Lalu Dina menekan nomor telepon wanita itu yang dia simpan di secarik kertas. Mereka berdua masih menunggu diangkatnya telepon itu. Sudah beberapa kali Dina mencoba meneleponnya, tetapi tidak diangkat-angkat. “mana Din? Kok ga diangkat-angkat sih? Jangan-jangan lo ngigo ya?”. Kata Nesha mulai bosan. “heh! Enak aja lo! Gue ga ngigo! Tapi beneran kemarin diangkat kok, katanya dia itu adalah 30 tahun kedepannya gue! Gue masih mau cari informasi lagi sekarang. Tapi kenapa ga diangkat-angkat ya?”. Tidak lama kemudian telepon itu diangkat juga. “haloo… ini masih Dina 30 tahun ke depan?” “ iya…ini Dina kan?” ucap wanita itu. “Iyaa.. benar.. aku masih ingin bertanya-tanya lagi. Boleh kan? “tentu saja boleh.. mau bertanya apa?” “apakah aku di 30 tahun kedepan nanti benar-benar menjadi orang yang sukses? Apakah aku masih malas?” tanya Dina bersemangat. Sedangkan temannya Nesha hanya bingung dan terdiam melihat temannya itu. “aku tidak tahu.. aku ini bukan peramal. Ingat yaa.. aku ini adalah kau. Jadi aku tidak bisa menilai, kau lihat saja dirimu sendiri bagaimana? Apakah masih mals juga?.” ucap wanita itu. “oiyaya… hem.. maaf deh.. kamu ini sebenarnya benar-benar aku tidak sih?”. “hem.. aku hanya ingin memberi tahumu, lebih baik kau rajin-rajinlah belajar dan bersekolah. Agar masa depanmu tersusun dengan baik dan menjadi orang yang sukses.” “lah.. katanya kau bukan peramal, kau adalah aku kan? Tetapi kenapa kau memberi saran untukku agar aku menjadi lebih baik lagi?” “yaa… karena aku adalah ibumu.” Tidak lama kemudian mama Dina masuk ke kamarnya sambil memegang telepon dan tersenyum. Dina dan Nesha ternganga kaget. “loh mama?” ucap Dina kaget. “iyaa.. mama kemarin menerima telepon dari nomor yang tidak mama kenal di telepon seluler mama. Setelah mama mendengar suaranya, ternyata itu suara mu. Mama tahu pasti kamu akan menjahili orang kan? Dari pada kamu menjahili orang, lebih baik mama yang menjahilimu.” Ternyata selama ini Dina 30 tahun kedepan adalah mamanya Dina sendiri. Mama Dina melakukan itu karena mama Dina sudah pusing dengan tingkah laku Dina yang malas dan tidak bisa berubah. Jadi mama Dina berpura-pura menjadi Dina 30 tahun kedepan untuk memotivasikan Dina agar menjadi tidak malas lagi. Dina tidak marah dengan pengakuan mama ini. Dina dan Nesha tersenyum. “sumpah ma.. aku masih ga percaya kalo selama ini aku berbicara dengan mama. Terimakasih ya ma.. mama udah repot-repot menyamar jadi Dina 30 tahun kedepan hanya untuk membuat aku menjadi rajin lagi. Itu hal yang gila ma. Tapi itu keren” ucap Dina. “awalnya mama hanya iseng mengerjaimu, tetapi mama pikir-pikir tidak ada salahnya mengerjaimu bila itu membuatmu akan lebih baik lagi. Maafin mama ya udah berbohong sama kamu” “gapapa kali ma.. toh itu membuat aku jadi lebih rajin lagi dan termotivasi lagi untuk jadi orang yang sukses. Makasih ya ma untuk semuanya. Mama udah repot-repot banget nyamar-nyamar jadi Dina 30 tahun ke depan. Gila ya. Ternyata semalas itu gue? Ckckck” ucap Dina tidak percaya. “naah.. makanya lo sekarang jangan malas-malas lagi ya Din.. kasian tuh nyokap lo udah susah payah nyamar hanya buat lo untuk jadi lebih baik lagi.” Kata Nesha. “iyaa bu hajii.. hahahaha” mereka tertawa bersama.